Sebuah scooter klasik Vespa Super (VBC), memasuki pintu gerbang besar bercat putih. Memasuki pelataran rumah megah berlantai dua yang berada di kawasan elit. Ilham memarkirkan motor di garasi yang cukup luas, bersebelahan dengan Motor Ninja 250 FI kesayangannya. Di sebelah juga terdapat sebuah mobil mewah terparkir, dan ruang yang masih kosong biasanya tempat parkir mobil Abinya.
Ilham lebih suka menaiki scooter ke sekolah dari pada motor Sport kesayangannya. Naik scooter saja ILham menjadi pusat perhatian, apalagi dia menaiki motor kesayangannya. Mungkin banyak siswa yang histeris bahkan pingsan saking terpesonanya dengan ILham. Ganteng, kendaraannya keren, sungguh idaman wanita jaman sekarang.
"Assalammualaikum," Ilham masuk ke dalam rumah. "Umi," mengeraskan suaranya.
"Waalaikum salam," Umi Halimah menghampiri anak bungsunya.
Ilham hendak mencium tangan Umi namun tertahan.
"Ilham kamu berantem lagi. Umi kan sudah sering memperingatkan, kamu ini bandel, gak pernah dengerin nasehat Umi," Umi marah ketika melihat lebam biru di bawah mata anaknya. Umi meneliti semua bagian tubuh anaknya, khawatir ada lebam di bagian tubuh yang lain.
"Umi jangan marah, istigfar dulu. Ilham capek, baru dateng sudah dimarah-marahin. Nanti Iham jelasin, Oke," berbicara dengan nada manjanya.
Jika di rumah Ilham termasuk anak yang manja dan penurut. Berbanding terbalik jika di luar rumah, Ilham menjadi sosok yang dingin bahkan arogan.
"Astagfirullah, ya udah cepet jelasin"
"Iya, iya."
Ilham mulai menjelaskan dari awal kejadian, dari kejadian dorong-mendorong, berpelukan (cih kayak teletubis aja berpelukan 🤣), lebih tepatnya Ilham yang memeluk. Hingga kejadian kepalan tangan yang mendarat dengan mulus di pipinya sudah diceritakan dengan begitu dramatis.
" Hahahahaha," Umi tertawa terpingkal-pingkal.
"*H*uffhhh, umi kok gak prihatin sih, emang lucu ya," Ilham menggerutu di dalam hati.
"Umi gak kasian ya lihat Ilham teraniaya?.
"Aduh. Kasihan ya anak Umi. Sakit ya sayang," menjeda sebentar, "Hebat juga ya gadis itu bisa buat lebam pipi Ilham," Umi senyam-senyum sendiri. "dia cantik ya?" Umi menggoda
"Asma memang cantik," di dalam hati. "Cantik apanya, galak dibilang cantik, yang bener kayak Singa Betina,, hiiiii, SEREM!" Ilham menyangkal perkataan Umi.
"Tadi siapa namanya?" Umi pura-pura lupa setelah mendengarkan penjelasan Ilham tadi.
"ASMA A.S.M.A, Umi?" Ilham mengucapkan nama Asma dengan penuh penekanan.
"Asma, kalo dilihat dari namanya pasti dia cantik," Umi terus mengoda Ilham.
"Terserah Umi, Ilham mau mandi, Mau sholat Dzuhur," Ilham berlalu meninggalkan Umi yang masih mernertawakan dirinya.
"Heh, Singa Betina," Ilham tersenyum tipis sambil menaiki tangga.
***********
6.05 WIB
"Sekolah nggak?, sekolah nggak?, sekolah pa nggak ya?"
Asma mondar-mandir di dalam kamarnya. Pakaiannya sudah lengkap dan rapi. Namun rasa khawatir menyelimuti hati Asma, khawatir jika harus berhadapan dengan Ilham lagi. Mengingat perkataan Sonia di parkiran kemarin siang.
"Asma, aku gak habis pikir deh sama kamu. Kamu tau kan Kak Ilham itu siapa. Dia itu gak bakal diam, jika ada yang mengusik dia. Meski selama ini dia gak pernah kasar sih sama perempuan. Tapi jujur, aku takut liat kamu seberani gitu sama kak Ilham.
Tadi kamu memang keren banget sih, kayak pendekar wanita yang jago beladiri, Sekali pukul musuh langsung klepek-klepek. Tapi yang kamu pukul itu kak Ilham loh, Most Wanted di sekolah.
Gimana coba, reaksinya para fans kak Ilham kalo denger idolanya dipukul sama kamu?" Sonia merasa frustasi, jika terjadi sesuatu dengan Asma yang pasti dia akan terkena imbasnya.
"Sudahlah, gak usah nakut-nakutin aku. Kita berdo'a saja semoga dia lupa kejadian tadi," terbesit rasa menyesal di hati Asma. Namun ditepisnya jauh-jauh mengingat perilaku Ilham yang memang menurut dia pantas mendapatkan itu.
"Bismillahhirrohmanirrohim, aku harus bisa melewati hari ini, harus bisa, pasti Asma bisa," Asma menyemangati diri sendiri.
"Ya ALLAH tolong selamatkanlah Asma dari manusia-manusia yang TERKUTUK," Berdo'a dan berlalu kaluar kamar.
* * *
"Selamat pagi Bunda, Selamat pagi ayah. Asma kangen sama ayah," mencium pipi bunda dan ayah bergantian. Lalu tersenyum cerah, secerah mentari di pagi ini.
Asma merupakan anak semata wayang pasangan Arifin Mustofa dan Aisyah Az-Zuhra. Asma kerap dimanjakan oleh kedua orang tuanya, namun masih diambang batas wajar. Kedua orang tua Asma Over Protektif dalam mengawasi pergaulan anaknya, mereka khawatir jika terjerumus ke dalam pergaulan bebas.
"Lebih baik mengucapkan Salam terlebih dahulu nak!" Arifin mengingatkan sambil tersenyum gemas melihat tingkah anaknya.
Asma tak menjawab, hanya nyengir menunjukkan sederetan gigi yang terjajar rapi.
"Ayo sarapan dulu sayang," Aisyah menyerahkan sepiring nasi ke Asma.
"Terima kasih bunda."
"Ayah, ayah dapet proyek dimana sekarang?."
Profesi Arifin yaitu Kontraktor rumah dan bangunan, sehingga sering berpindah tempat kerja. Terkadang juga memperoleh proyek di luar kota, yang mengharuskan menginap di dekat lokasi proyek.
"Di jalan XX. Rencananya di sana mau dijadikan Restoran Mewah. Pembangunannya dimulai pagi ini," Arifin berbicara lalu menyuapi nasi ke mulutnya.
"Alhamdulillah, jadi gak usah jauh-jauhan lagi sama ayah kayak kemaren. Kan jadinya Asma rindu. Rindu itu berat loh ayah. Bunda aja gak kuat," Asma berbicara dengan nada manja sambil cengar-cengir.
Aisyah kaget dirinya disebut-sebut, pipinya seketika merah merona.
"Kok Bunda?"
"Emang Bunda gak rindu ya sama Ayah?" Arifin malah tambah menggoda Aisyah.
"Udah-udah makan aja, gak usah ngobrol," Aisyah menyudahi pembicaraan mereka di pagi hari.
Aisyah memang pemalu meski sudah bertahun-tahun hidup dengan Arifin, dia masih malu jika harus menyatakan perasaan dirinya terlebih dahulu.
***
"Hmm aman," clingak-clinguk mengamati siswa yg berlalu-lalang di sekitarnya.
Masih cukup pagi Asma sampai di sekolah. Tapi siswa yang berdatangan sudah lumayan banyak. Jarak rumah Asma dengan sekolah hanya memakan waktu 15 menit.
"Alamak! mati aku," Asma terkejut dari kejauhan melihat orang yang ingin dihindarinya, langkahnya terhenti. Tubuhnya mulai menegang.
Ilham bersama 3 anggota Clubnya sudah standby di lorong depan tangga, mereka berdiri berjejer bersandar di tembok. Ilham terus memandangi Asma dengan muka datar, tanpa ekspresi. Entah bagaimana suasana hati Ilham sekarang, tidak bisa didefinisikan.
Asma berusaha tenang dan mulai berjalan tanpa menghiraukan keberadaan mereka.
Jalan Asma terhenti, Ilham menghadangnya, Sontak Asma mengalihkan jalannya ke sebelah kanan Ilham. Namun dihadang lagi. Pindah kesebelah kiri, Ilham diam tidak ada pergerakan. Asma melanjutkan jalannya.
Namun.........
DBUUGGGHH....
"Aww." Asma terhuyung dan terjatuh bersimpuh di lantai.
Dengan sekuat tenaga Asma bangun, rasa sakit ia tepis jauh-jauh. Kini ia behadapan dengan si empu yang kakinya telah menghadang langkahnya.
"Heh kasihan," Ilham tersenyum kemenangan, puas rencana berhasil,
"Itu belum seberapa, lihat INI!" menunjuk lebam di pipinya yang sudah menghitam. Kemudian berlalu pergi meninggalkan Asma.
"DASAR KEJAM, BERANINYA SAMA PEREMPUAN," Asma berteriak, yang diteriaki tak menghiraukan. "huffhhh, sabar Asma," Asma berjalan dengan lunglai menaiki anak tangga.
"Untung gak ada yang lihat tadi," Asma duduk di kursinya, melamun memikirkan kejadian barusan. "Kenapa aku teriak-teriak, kalo dia tambah marah gimana?"
GUBRAAAKKKKK..
Asma kaget dan langsung terbangun dari lamunannya, matannya terbuka lebar melihat sekelompok kakak kelas mengelilingi mejanya,
Semua perhatian teman sekelasnya yang sudah datang dari tadi tertuju kepadanya. Namun tak ada yang ingin membantu Asma. Mereka takut jika berurusan dengan Clara Sang Primadona di sekolah sekaligus pelaku yang sering membuly siswa lainnya.
"Cih, ini dia, cewek yang sudah berani memukul pacarku!" diangkat dagu Asma, diperhatikan wajahnya, lalu tersenyum miring.
"Maksud kakak apa?"
"Gak usah ngeles kamu," Clara membentak.
PLAKKK....
akkhhh
.
.
.
.
ASSALAMMUALAIKUM
BERJUMPA LAGI DENGAN KARYA AUTHOR.
MAAF JIKA MASIH ADA TYPO DIMANA-MANA.
JANGAN LUPA LIKE, KOMENTAR DAN VOTE YA.
MENURUT KALIAN SIAPA YANG TERANIAYA DIATAS, YANG SESUAI DENGAN JUDUL BAB'NYA?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments