BAB 3. Teraniaya

Sebuah scooter klasik Vespa Super (VBC), memasuki pintu gerbang besar bercat putih. Memasuki pelataran rumah megah berlantai dua yang berada di kawasan elit. Ilham memarkirkan motor di garasi yang cukup luas, bersebelahan dengan Motor Ninja 250 FI kesayangannya. Di sebelah juga terdapat sebuah mobil mewah terparkir, dan ruang yang masih kosong biasanya tempat parkir mobil Abinya.

Ilham lebih suka menaiki scooter ke sekolah dari pada motor Sport kesayangannya. Naik scooter saja ILham menjadi pusat perhatian, apalagi dia menaiki motor kesayangannya. Mungkin banyak siswa yang histeris bahkan pingsan saking terpesonanya dengan ILham. Ganteng, kendaraannya keren, sungguh idaman wanita jaman sekarang.

"Assalammualaikum," Ilham masuk ke dalam rumah. "Umi," mengeraskan suaranya.

"Waalaikum salam," Umi Halimah menghampiri anak bungsunya.

Ilham hendak mencium tangan Umi namun tertahan.

"Ilham kamu berantem lagi. Umi kan sudah sering memperingatkan, kamu ini bandel, gak pernah dengerin nasehat Umi," Umi marah ketika melihat lebam biru di bawah mata anaknya. Umi meneliti semua bagian tubuh anaknya, khawatir ada lebam di bagian tubuh yang lain.

"Umi jangan marah, istigfar dulu. Ilham capek, baru dateng sudah dimarah-marahin. Nanti Iham jelasin, Oke," berbicara dengan nada manjanya.

Jika di rumah Ilham termasuk anak yang manja dan penurut. Berbanding terbalik jika di luar rumah, Ilham menjadi sosok yang dingin bahkan arogan.

"Astagfirullah, ya udah cepet jelasin"

"Iya, iya."

Ilham mulai menjelaskan dari awal kejadian, dari kejadian dorong-mendorong, berpelukan (cih kayak teletubis aja berpelukan 🤣), lebih tepatnya Ilham yang memeluk. Hingga kejadian kepalan tangan yang mendarat dengan mulus di pipinya sudah diceritakan dengan begitu dramatis.

" Hahahahaha," Umi tertawa terpingkal-pingkal.

"*H*uffhhh, umi kok gak prihatin sih, emang lucu ya," Ilham menggerutu di dalam hati.

"Umi gak kasian ya lihat Ilham teraniaya?.

"Aduh. Kasihan ya anak Umi. Sakit ya sayang," menjeda sebentar, "Hebat juga ya gadis itu bisa buat lebam pipi Ilham," Umi senyam-senyum sendiri. "dia cantik ya?" Umi menggoda

"Asma memang cantik," di dalam hati. "Cantik apanya, galak dibilang cantik, yang bener kayak Singa Betina,, hiiiii, SEREM!" Ilham menyangkal perkataan Umi.

"Tadi siapa namanya?" Umi pura-pura lupa setelah mendengarkan penjelasan Ilham tadi.

"ASMA A.S.M.A, Umi?" Ilham mengucapkan nama Asma dengan penuh penekanan.

"Asma, kalo dilihat dari namanya pasti dia cantik," Umi terus mengoda Ilham.

"Terserah Umi, Ilham mau mandi, Mau sholat Dzuhur," Ilham berlalu meninggalkan Umi yang masih mernertawakan dirinya.

"Heh, Singa Betina," Ilham tersenyum tipis sambil menaiki tangga.

***********

6.05 WIB

"Sekolah nggak?, sekolah nggak?, sekolah pa nggak ya?"

Asma mondar-mandir di dalam kamarnya. Pakaiannya sudah lengkap dan rapi. Namun rasa khawatir menyelimuti hati Asma, khawatir jika harus berhadapan dengan Ilham lagi. Mengingat perkataan Sonia di parkiran kemarin siang.

"Asma, aku gak habis pikir deh sama kamu. Kamu tau kan Kak Ilham itu siapa. Dia itu gak bakal diam, jika ada yang mengusik dia. Meski selama ini dia gak pernah kasar sih sama perempuan. Tapi jujur, aku takut liat kamu seberani gitu sama kak Ilham.

Tadi kamu memang keren banget sih, kayak pendekar wanita yang jago beladiri, Sekali pukul musuh langsung klepek-klepek. Tapi yang kamu pukul itu kak Ilham loh, Most Wanted di sekolah.

Gimana coba, reaksinya para fans kak Ilham kalo denger idolanya dipukul sama kamu?" Sonia merasa frustasi, jika terjadi sesuatu dengan Asma yang pasti dia akan terkena imbasnya.

"Sudahlah, gak usah nakut-nakutin aku. Kita berdo'a saja semoga dia lupa kejadian tadi," terbesit rasa menyesal di hati Asma. Namun ditepisnya jauh-jauh mengingat perilaku Ilham yang memang menurut dia pantas mendapatkan itu.

"Bismillahhirrohmanirrohim, aku harus bisa melewati hari ini, harus bisa, pasti Asma bisa," Asma menyemangati diri sendiri.

"Ya ALLAH tolong selamatkanlah Asma dari manusia-manusia yang TERKUTUK," Berdo'a dan berlalu kaluar kamar.

* * *

"Selamat pagi Bunda, Selamat pagi ayah. Asma kangen sama ayah," mencium pipi bunda dan ayah bergantian. Lalu tersenyum cerah, secerah mentari di pagi ini.

Asma merupakan anak semata wayang pasangan Arifin Mustofa dan Aisyah Az-Zuhra. Asma kerap dimanjakan oleh kedua orang tuanya, namun masih diambang batas wajar. Kedua orang tua Asma Over Protektif dalam mengawasi pergaulan anaknya, mereka khawatir jika terjerumus ke dalam pergaulan bebas.

"Lebih baik mengucapkan Salam terlebih dahulu nak!" Arifin mengingatkan sambil tersenyum gemas melihat tingkah anaknya.

Asma tak menjawab, hanya nyengir menunjukkan sederetan gigi yang terjajar rapi.

"Ayo sarapan dulu sayang," Aisyah menyerahkan sepiring nasi ke Asma.

"Terima kasih bunda."

"Ayah, ayah dapet proyek dimana sekarang?."

Profesi Arifin yaitu Kontraktor rumah dan bangunan, sehingga sering berpindah tempat kerja. Terkadang juga memperoleh proyek di luar kota, yang mengharuskan menginap di dekat lokasi proyek.

"Di jalan XX. Rencananya di sana mau dijadikan Restoran Mewah. Pembangunannya dimulai pagi ini," Arifin berbicara lalu menyuapi nasi ke mulutnya.

"Alhamdulillah, jadi gak usah jauh-jauhan lagi sama ayah kayak kemaren. Kan jadinya Asma rindu. Rindu itu berat loh ayah. Bunda aja gak kuat," Asma berbicara dengan nada manja sambil cengar-cengir.

Aisyah kaget dirinya disebut-sebut, pipinya seketika merah merona.

"Kok Bunda?"

"Emang Bunda gak rindu ya sama Ayah?" Arifin malah tambah menggoda Aisyah.

"Udah-udah makan aja, gak usah ngobrol," Aisyah menyudahi pembicaraan mereka di pagi hari.

Aisyah memang pemalu meski sudah bertahun-tahun hidup dengan Arifin, dia masih malu jika harus menyatakan perasaan dirinya terlebih dahulu.

***

"Hmm aman," clingak-clinguk mengamati siswa yg berlalu-lalang di sekitarnya.

Masih cukup pagi Asma sampai di sekolah. Tapi siswa yang berdatangan sudah lumayan banyak. Jarak rumah Asma dengan sekolah hanya memakan waktu 15 menit.

"Alamak! mati aku," Asma terkejut dari kejauhan melihat orang yang ingin dihindarinya, langkahnya terhenti. Tubuhnya mulai menegang.

Ilham bersama 3 anggota Clubnya sudah standby di lorong depan tangga, mereka berdiri berjejer bersandar di tembok. Ilham terus memandangi Asma dengan muka datar, tanpa ekspresi. Entah bagaimana suasana hati Ilham sekarang, tidak bisa didefinisikan.

Asma berusaha tenang dan mulai berjalan tanpa menghiraukan keberadaan mereka.

Jalan Asma terhenti, Ilham menghadangnya, Sontak Asma mengalihkan jalannya ke sebelah kanan Ilham. Namun dihadang lagi. Pindah kesebelah kiri, Ilham diam tidak ada pergerakan. Asma melanjutkan jalannya.

Namun.........

DBUUGGGHH....

"Aww." Asma terhuyung dan terjatuh bersimpuh di lantai.

Dengan sekuat tenaga Asma bangun, rasa sakit ia tepis jauh-jauh. Kini ia behadapan dengan si empu yang kakinya telah menghadang langkahnya.

"Heh kasihan," Ilham tersenyum kemenangan, puas rencana berhasil,

"Itu belum seberapa, lihat INI!" menunjuk lebam di pipinya yang sudah menghitam. Kemudian berlalu pergi meninggalkan Asma.

"DASAR KEJAM, BERANINYA SAMA PEREMPUAN," Asma berteriak, yang diteriaki tak menghiraukan. "huffhhh, sabar Asma," Asma berjalan dengan lunglai menaiki anak tangga.

"Untung gak ada yang lihat tadi," Asma duduk di kursinya, melamun memikirkan kejadian barusan. "Kenapa aku teriak-teriak, kalo dia tambah marah gimana?"

GUBRAAAKKKKK..

Asma kaget dan langsung terbangun dari lamunannya, matannya terbuka lebar melihat sekelompok kakak kelas mengelilingi mejanya,

Semua perhatian teman sekelasnya yang sudah datang dari tadi tertuju kepadanya. Namun tak ada yang ingin membantu Asma. Mereka takut jika berurusan dengan Clara Sang Primadona di sekolah sekaligus pelaku yang sering membuly siswa lainnya.

"Cih, ini dia, cewek yang sudah berani memukul pacarku!" diangkat dagu Asma, diperhatikan wajahnya, lalu tersenyum miring.

"Maksud kakak apa?"

"Gak usah ngeles kamu," Clara membentak.

PLAKKK....

akkhhh

.

.

.

.

ASSALAMMUALAIKUM

BERJUMPA LAGI DENGAN KARYA AUTHOR.

MAAF JIKA MASIH ADA TYPO DIMANA-MANA.

JANGAN LUPA LIKE, KOMENTAR DAN VOTE YA.

MENURUT KALIAN SIAPA YANG TERANIAYA DIATAS, YANG SESUAI DENGAN JUDUL BAB'NYA?

Episodes
1 BAB 1. Insiden
2 BAB 2. Singa Betina
3 BAB 3. Teraniaya
4 BAB 4. Nambah Musuh
5 BAB 5. Panggilan Menggelikan
6 BAB 6. Dermaga di Sore Hari
7 BAB 7. Kenangan Buruk
8 BAB 8. Minta Maaf Yang Tidak Ikhlas
9 BAB 9. Rindu
10 BAB 10. Senyuman
11 BAB 11. Raja Tega
12 BAB 12. Kebetulan
13 BAB 13. Rainbow Cake
14 BAB 14. Penampakan
15 BAB 15. Ku mau dia.
16 BAB 16. Peseteruan
17 BAB. 17 Buruk sangka
18 BAB 18. Pahlawan Penolong
19 BAB 19. Nomor Baru
20 BAB 20. Kenangan Manis Bertemankan Senja
21 BAB 21. Sehati Dalam Hukuman
22 BAB 22. Meragu
23 BAB 23. Pundak
24 BAB 24. Terbongkar
25 BAB 25. Sama-sama Mencari
26 BAB 26. Menjadi Pelarian
27 BAB 27. Luka Dibabak Penyisihan
28 BAB 28. Sakit Tapi Manis
29 BAB 29. Cerita Luka
30 BAB 30. Suami idaman
31 BAB 31. Sparing Manja
32 BAB 32. Doble Cemburu
33 BAB 33. Cedera
34 BAB 34. Kelicikan Roland
35 BAB 35. Takut Kehilangan
36 BAB 36. Tujuh hari
37 BAB 37. Kenangan Roland
38 BAB 38. Berat Berpisah
39 BAB 39. Hampir
40 BAB 40. Have fun
41 BAB 41. Siapa Dia?
42 BAB 42. Menikah
43 BAB 43, Cita-cita Yang Dulu
44 BAB 44. Pembunuh
45 BAB 45. Berita tentangnya
46 BAB 46. Kesalahan Besar
47 BAB 47. Air mata Bersama Senja
48 BAB 48. Kecemburuan Ilham
49 BAB 49. Kepikiran calon istri
50 BAB 50. Kesurupan
51 BAB 51. Berita tanpa kebenaran
52 BAB 52. Pesonanya
53 BAB 53. Kesayanganku
54 BAB 54. Kiriman foto
55 BAB 55. Marasa gagal
56 BAB 56. Bermimpi dia
57 BAB 57. Berita duka
58 BAB 58. Kenyataan perih
59 BAB 59. Kalut
60 BAB 60. Sulit melupakan
61 BAB 61. Demo
62 BAB 62. Aku kira dia
63 BAB 63. Penyebab luka
64 BAB 64. Personalia
65 BAB 65. Menantu
66 BAB 66. Melihatnya lagi
67 BAB 67. Jailangkung
68 BAB 68. Ibu pengganti
69 BAB 69. Rahasia yang dulu
70 BAB 70. Berhenti berharap
71 BAB 71. Tamu spesial.
72 BAB 72, Pasrah berbuah manis
73 BAB 73. Karma
74 BAB 74. Pengantin dadakan
75 BAB 75. Dekat kembali
76 BAB 76. Suka rela
77 BAB 77. Rindu kamu
78 BAB 78. Pagi pertama
79 BAB 79. Makan Enak
80 BAB 80. Hoby baru
81 BAB 81. Terungkapnya kebenaran
82 BAB 82. Didiamkan
83 BAB 83. Tidak lagi menjadi prioritas
84 BAB 84. Rindu tergadaikan
85 BAB 85. Bahagia berselimut duka
86 BAB 86. Obat sakit
87 BAB 87. Ancaman keguguran
88 BAB 88. Antara terpaksa dan patuh
89 BAB 89. Terima kasih Mas
90 BAB 90. Tentang janji
91 BAB 91. Abang pawang
92 BAB 92. Resepsi pernikahan
93 BAB 93. Overdosis cinta
94 Extra Part
95 Menjanda karena Janda
Episodes

Updated 95 Episodes

1
BAB 1. Insiden
2
BAB 2. Singa Betina
3
BAB 3. Teraniaya
4
BAB 4. Nambah Musuh
5
BAB 5. Panggilan Menggelikan
6
BAB 6. Dermaga di Sore Hari
7
BAB 7. Kenangan Buruk
8
BAB 8. Minta Maaf Yang Tidak Ikhlas
9
BAB 9. Rindu
10
BAB 10. Senyuman
11
BAB 11. Raja Tega
12
BAB 12. Kebetulan
13
BAB 13. Rainbow Cake
14
BAB 14. Penampakan
15
BAB 15. Ku mau dia.
16
BAB 16. Peseteruan
17
BAB. 17 Buruk sangka
18
BAB 18. Pahlawan Penolong
19
BAB 19. Nomor Baru
20
BAB 20. Kenangan Manis Bertemankan Senja
21
BAB 21. Sehati Dalam Hukuman
22
BAB 22. Meragu
23
BAB 23. Pundak
24
BAB 24. Terbongkar
25
BAB 25. Sama-sama Mencari
26
BAB 26. Menjadi Pelarian
27
BAB 27. Luka Dibabak Penyisihan
28
BAB 28. Sakit Tapi Manis
29
BAB 29. Cerita Luka
30
BAB 30. Suami idaman
31
BAB 31. Sparing Manja
32
BAB 32. Doble Cemburu
33
BAB 33. Cedera
34
BAB 34. Kelicikan Roland
35
BAB 35. Takut Kehilangan
36
BAB 36. Tujuh hari
37
BAB 37. Kenangan Roland
38
BAB 38. Berat Berpisah
39
BAB 39. Hampir
40
BAB 40. Have fun
41
BAB 41. Siapa Dia?
42
BAB 42. Menikah
43
BAB 43, Cita-cita Yang Dulu
44
BAB 44. Pembunuh
45
BAB 45. Berita tentangnya
46
BAB 46. Kesalahan Besar
47
BAB 47. Air mata Bersama Senja
48
BAB 48. Kecemburuan Ilham
49
BAB 49. Kepikiran calon istri
50
BAB 50. Kesurupan
51
BAB 51. Berita tanpa kebenaran
52
BAB 52. Pesonanya
53
BAB 53. Kesayanganku
54
BAB 54. Kiriman foto
55
BAB 55. Marasa gagal
56
BAB 56. Bermimpi dia
57
BAB 57. Berita duka
58
BAB 58. Kenyataan perih
59
BAB 59. Kalut
60
BAB 60. Sulit melupakan
61
BAB 61. Demo
62
BAB 62. Aku kira dia
63
BAB 63. Penyebab luka
64
BAB 64. Personalia
65
BAB 65. Menantu
66
BAB 66. Melihatnya lagi
67
BAB 67. Jailangkung
68
BAB 68. Ibu pengganti
69
BAB 69. Rahasia yang dulu
70
BAB 70. Berhenti berharap
71
BAB 71. Tamu spesial.
72
BAB 72, Pasrah berbuah manis
73
BAB 73. Karma
74
BAB 74. Pengantin dadakan
75
BAB 75. Dekat kembali
76
BAB 76. Suka rela
77
BAB 77. Rindu kamu
78
BAB 78. Pagi pertama
79
BAB 79. Makan Enak
80
BAB 80. Hoby baru
81
BAB 81. Terungkapnya kebenaran
82
BAB 82. Didiamkan
83
BAB 83. Tidak lagi menjadi prioritas
84
BAB 84. Rindu tergadaikan
85
BAB 85. Bahagia berselimut duka
86
BAB 86. Obat sakit
87
BAB 87. Ancaman keguguran
88
BAB 88. Antara terpaksa dan patuh
89
BAB 89. Terima kasih Mas
90
BAB 90. Tentang janji
91
BAB 91. Abang pawang
92
BAB 92. Resepsi pernikahan
93
BAB 93. Overdosis cinta
94
Extra Part
95
Menjanda karena Janda

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!