BAB 2. Singa Betina

Beberapa pohon berjejer mengelilingi taman sekolah. Terik matahari hanya mampu menembus celah-celah kecil di daun yang rimbun. Hembusan angin menerpa dedaunan, memaksanya untuk menari-nari. Sesekali ranting ikut bergoyang mengikuti alunan angin yang berhembusan.

SEJUK

Duduk di bawah pohon menikmati semilir angin yang berhembusan, menghirup udara segar tanpa polusi. Betah duduk berlama-lama demi menikmati Ciptaan Sang Maha Pencipta yang hanya bisa dirasakan.

Disalah satu bangku yang tersedia di taman, Ilham duduk bersama anggota clubnya yang berjumlahkan 11 orang. Mereka belum beranjak untuk pulang, mereka masih penasaran dengan apa yang telah terjadi dengan kapten mereka. Ya Kapten, mereka memanggil ketua club dengan sebutan Kapten.

Lebam berwarna biru di bawah mata menahan mereka untuk segera pulang. Marah dan emosi menjadi satu. Mereka ingin segera melampiaskan kemarahan mereka, karena telah berani mengusik kaptennya.

Justru mereka keheranan setelah mendapatkan penjelasan dari Dika yang telah menyaksikan kejadian secara langsung.

FLASHBACK ON

"Cewek bening Kapten, Cantik," Bima berbicara sambil mencolek bahu cewek di depan Ilham yang menuruni tangga bersama.

"Ck, Bima, Bukan muhrim!" Ilham berdecak melihat kelakuan Bima.

"Kebiasaan kamu Bim, gercep liat cewek bening dikit, tapi sayang," Dika menjeda kalimatnya, "Masih JOMBLO" penuh penekanan dikata terahkir.

"Cih, ini juga usaha kali, siapa tau dapet rejeki. gak usah sok ngatain aku jomblo. Padahal kamu lebih parah, JONES!" Bima menjawab tak kalah sengit.

"Udah gak usah rebutin Jomblo, gak penting,"

Ilham mendengus kesal mendengarkan perdebatan kedua temannya yang tidak berfaedah.

Bima mencolek kembali bahu cewek di depan Ilham namun tidak ada respon.

"Kalo cara kamu kayak gitu Bim, Gak bakal dapet rejeki, yang ada dapet cakaran!" Dika berbicara sambil mencakar udara di depannya.

"Iiihhhhh Cucok deh," Bima meledek Dika yang bertingkah seolah wanita jadi-jadian. Setelah itu dia tertawa melihat muka masam temannya.

Ilham malas merespon kedua temannya yang memang ada-ada saja yang mereka perdebatkan. Gak penting.

"Mau coba?"

Dika berusaha mencakar Bima dari balik punggung Ilham, Ilham memang berjalan di tengah diantara mereka berdua.

Dika dan Bima saling membalas, cakar-mencakar. Hingga akhirnya ....

BRRUUUKKK

Ilham terdorong dan terhuyung ke depan. Reflek Ilham pun mendorong cewek di depannya. Ilham sempat melihat cewek di depannya hampir saja oleng, tapi dia masih bisa mengatasi hingga tidak sampai terjatuh.

Semua yang berada di tangga berhenti melangkah, mereka memperhatikan Dua pasang manusia yang sekarang saling bertatapan.

"Cantik," Ilham berguman di dalam hati melihat cewek berhijab berdiri di depan matanya.

"Apa maksud kakak dorong aku!" cewek di depannya berbicara dengan nada tinggi.

Satu sudut bibir Ilham terangkat melihat tatapan cewek tersebut. Sinis, tapi aura kecantikannya tak berkurang bahkan terlihat imut di mata Ilham.

Ilham diam malas harus meladeni sosok yang bernama perempuan. Memang sejatinya Ilham gak suka ribet orangnya. Lagi pula ini juga bukan salahnya.

BUGH

"Cih, kayak Singa Betina aja. Diam tapi berbahaya."

"Boleh juga nih cewek," Ilham tersenyum menyeringai sambil memegangi lengan, tempat mendaratnya sebuah kepalan tangan yang dilayangkan oleh cewek di depannya.

Agak ngilu, tapi Ilham masih bisa menahannya. Ilham masih setia dengan diamnya, masih malas harus meladeni.

Tak berlangsung lama cewek di depannya balik badan hendak melanjutkan langkahnya. Ilham pun tak ingin berlama-lama diam di depan tangga, ia pun melangkahkan kakinya.

Namun naas.

Ilham terhuyung bahkan memeluk cewek di depannya lagi. Gara-gara salah satu tali sepatunya terlepas dan terinjak. Hampir terjatuh namun terselamatkan oleh tubuh di dalam pelukannya.

Dalam hitungan menit Ilham tersadar, dilepaskan pelukannya, lalu mundur selangkah.

BUGH

Dengan gerakan cepat, sebuah pukulan berhasil mendarat di pipi bagian atas. Ilham tidak sempat menghindar, bahkan tubuhnya sampai oleng. Ilham mengerjab-ngerjabkan matanya, pandangannya sedikit buram.

Ilham masih tidak percaya apa yang terjadi barusan. Dipukul? Sama cewek? Ini cewek loh yang mukul, sampek oleng! Masak sih?

Memang kenyataan seperti itu.

Dika dan Bima yang diam dan hanya menonton sedari tadi, tidak bisa menahan emosi. Ini sudah kelewat batas. Kapten mereka dipukul, sama cewek sampek oleng lagi. Harga diri mereka terasa diinjak-injak. Hanya karena kesalah pahaman yang tidak disengaja. Namun mereka juga enggan untuk menjelaskan.

Mereka maju selangkah hendak memberi pelajaran cewek di depannya, agar dia tau sedang berhadapan dengan siapa sekarang.

Tapi tangan Ilham menghadang tubuh Dika dan bima, mengagalkan rencana mereka.

"Cih, SOK SUCI!" Ilham berkata dengan suara tinggi. Kemudian berjalan sambil menyenggol bahu cewek di depannya.

********

"What!" Seluruh anggota club kaget.

"Ciwi kapten?" Rian salah satu anggota Club bertanya.

"Iya, tuh! Gadis kecil," Ilham menunjuk seorang gadis yang berdiri di depan toilet. Memang gadis tersebut tingginya hanya sedagu Ilham.

*

Asma melotot, merasa dirinya yang ditunjuk oleh Ilham. Dan sekarang dia sudah menjadi pusat perhatian anggota Club Ilham.

Sedari tadi Asma memang tau Ilham memperhatikannya, sesekali dirinya pun memandang Ilham yang tak pernah beralih menatap dirinya. Tatapan yang dingin seperti ingin membunuh seseorang, sungguh mengerikan.

"NIA, CEPET! Kamu ngapain di dalem?" Asma berteriak sambil mengedor pintu.

Asma risih harus berdiri terlalu lama di depan kamar mandi, menunggu Sonia yang tak kunjung keluar. Anggota Club yang dipimpin Ilham masih memperhatikan dirinya.

Asma menunduk meratapi bagaimana nasib ke depannya. Kenapa juga dia tidak ingat dengan siapa dia berhadapan barusan. Memang dirinya lah yang terlalu cuek tak pernah memperhatikan hal-hal di sekitarnya.

Selama ini dia selalu mencegah datangnya masalah, dia ingin sekolah dengan tenang. Namun sudah terlambat, malah barusan dirinya lah yang telah membuat masalah.

*

"Asma!" Rian kaget, "beneran dia yang mukul kapten?"

Rian tak percaya, dia terus memandangi Asma dari kejauhan. Rian heran karena mengerti sifat Asma yang cenderung pendiam dan tidak suka bikin ulah. Justru sekarang Asma lah yang menjadi pelakunya.

Anggota Club tidak bisa berbuat apa-apa, mereka hanya mendesah untuk menyalurkan emosi yang tertahan. Salah satu dari prinsip Club mereka, 'Dilarang Melakukan Kekerasan Terhadap Wanita'. sebab itulah mereka hanya bisa mengumpat kesal di dalam hati.

"Kamu kenal?" Ilham penasaran, tanpa menjawab pertanyaan terakhir Rian.

"Iya, dia tetanggaku satu komplek," Rian menjeda sebentar, "sepertinya dia ikut extra Bela Diri di sekolah Kapten. Tingkat sabuk pertama Perguruan XX."

"Kok aku gak tau kalo dia adik seperguruanku."

Ilham heran karena dirinya yang sudah berada di tingkat sabuk terakhir yaitu yang ke-empat, tapi dia tidak pernah melihat Asma di tempat latihan.

"Bener kapten, dia baru bergabung sebulan yang lalu," Hendrik yang merupakan seperguruan dengan Ilham menjelaskan, karena memang dipertemuan hari jum'at kemaren dia melihat Asma.

Pantas saja Ilham tidah pernah melihat, dirinya sudah dua bulan tidak hadir di tempat latihan. Pertemuan yang hanya sekali selama seminggu di hari jum'at.

Ilham tersenyum menyeringai, sambil memandangi Asma yang mulai berjalan dengan temannya meninggalkan kamar mandi.

"Asma, gadis kecil. Tunggu saja pembalasan dariku. Dasar SINGA BETINA!"

.

.

.

.

.ASSALAMMUALIKUM READER.

BERJUMPA LAGI DENGAN KARYA AUTHOR.

MAAF TYPO MASIH BERTEBARAN DIMANA-MANA.

AUTHOR UCAPKAN TERIMAKASIH YANG SUDAH BERKENAN UNTUK HADIR.

LIKE, KOMEN DAN VOTE YAH, BIAR SEMANGAT.

KRITIK DAN SARAN YANG MEMBANGUN DIHARAPKAN AUTHOR, AGAR KEDEPANNYA BISA BUAT CERITA YANG LEBIH MENARIK LAGI.

Terpopuler

Comments

Nyang Dira

Nyang Dira

lanjut thor

2022-10-14

0

Riska Cikok

Riska Cikok

gua mampir thor..😄

2020-11-16

1

De Afekh..

De Afekh..

ohhh aku baru menemukan cerita bagus mu ini kaka..lanjuttt

2020-11-15

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1. Insiden
2 BAB 2. Singa Betina
3 BAB 3. Teraniaya
4 BAB 4. Nambah Musuh
5 BAB 5. Panggilan Menggelikan
6 BAB 6. Dermaga di Sore Hari
7 BAB 7. Kenangan Buruk
8 BAB 8. Minta Maaf Yang Tidak Ikhlas
9 BAB 9. Rindu
10 BAB 10. Senyuman
11 BAB 11. Raja Tega
12 BAB 12. Kebetulan
13 BAB 13. Rainbow Cake
14 BAB 14. Penampakan
15 BAB 15. Ku mau dia.
16 BAB 16. Peseteruan
17 BAB. 17 Buruk sangka
18 BAB 18. Pahlawan Penolong
19 BAB 19. Nomor Baru
20 BAB 20. Kenangan Manis Bertemankan Senja
21 BAB 21. Sehati Dalam Hukuman
22 BAB 22. Meragu
23 BAB 23. Pundak
24 BAB 24. Terbongkar
25 BAB 25. Sama-sama Mencari
26 BAB 26. Menjadi Pelarian
27 BAB 27. Luka Dibabak Penyisihan
28 BAB 28. Sakit Tapi Manis
29 BAB 29. Cerita Luka
30 BAB 30. Suami idaman
31 BAB 31. Sparing Manja
32 BAB 32. Doble Cemburu
33 BAB 33. Cedera
34 BAB 34. Kelicikan Roland
35 BAB 35. Takut Kehilangan
36 BAB 36. Tujuh hari
37 BAB 37. Kenangan Roland
38 BAB 38. Berat Berpisah
39 BAB 39. Hampir
40 BAB 40. Have fun
41 BAB 41. Siapa Dia?
42 BAB 42. Menikah
43 BAB 43, Cita-cita Yang Dulu
44 BAB 44. Pembunuh
45 BAB 45. Berita tentangnya
46 BAB 46. Kesalahan Besar
47 BAB 47. Air mata Bersama Senja
48 BAB 48. Kecemburuan Ilham
49 BAB 49. Kepikiran calon istri
50 BAB 50. Kesurupan
51 BAB 51. Berita tanpa kebenaran
52 BAB 52. Pesonanya
53 BAB 53. Kesayanganku
54 BAB 54. Kiriman foto
55 BAB 55. Marasa gagal
56 BAB 56. Bermimpi dia
57 BAB 57. Berita duka
58 BAB 58. Kenyataan perih
59 BAB 59. Kalut
60 BAB 60. Sulit melupakan
61 BAB 61. Demo
62 BAB 62. Aku kira dia
63 BAB 63. Penyebab luka
64 BAB 64. Personalia
65 BAB 65. Menantu
66 BAB 66. Melihatnya lagi
67 BAB 67. Jailangkung
68 BAB 68. Ibu pengganti
69 BAB 69. Rahasia yang dulu
70 BAB 70. Berhenti berharap
71 BAB 71. Tamu spesial.
72 BAB 72, Pasrah berbuah manis
73 BAB 73. Karma
74 BAB 74. Pengantin dadakan
75 BAB 75. Dekat kembali
76 BAB 76. Suka rela
77 BAB 77. Rindu kamu
78 BAB 78. Pagi pertama
79 BAB 79. Makan Enak
80 BAB 80. Hoby baru
81 BAB 81. Terungkapnya kebenaran
82 BAB 82. Didiamkan
83 BAB 83. Tidak lagi menjadi prioritas
84 BAB 84. Rindu tergadaikan
85 BAB 85. Bahagia berselimut duka
86 BAB 86. Obat sakit
87 BAB 87. Ancaman keguguran
88 BAB 88. Antara terpaksa dan patuh
89 BAB 89. Terima kasih Mas
90 BAB 90. Tentang janji
91 BAB 91. Abang pawang
92 BAB 92. Resepsi pernikahan
93 BAB 93. Overdosis cinta
94 Extra Part
95 Menjanda karena Janda
Episodes

Updated 95 Episodes

1
BAB 1. Insiden
2
BAB 2. Singa Betina
3
BAB 3. Teraniaya
4
BAB 4. Nambah Musuh
5
BAB 5. Panggilan Menggelikan
6
BAB 6. Dermaga di Sore Hari
7
BAB 7. Kenangan Buruk
8
BAB 8. Minta Maaf Yang Tidak Ikhlas
9
BAB 9. Rindu
10
BAB 10. Senyuman
11
BAB 11. Raja Tega
12
BAB 12. Kebetulan
13
BAB 13. Rainbow Cake
14
BAB 14. Penampakan
15
BAB 15. Ku mau dia.
16
BAB 16. Peseteruan
17
BAB. 17 Buruk sangka
18
BAB 18. Pahlawan Penolong
19
BAB 19. Nomor Baru
20
BAB 20. Kenangan Manis Bertemankan Senja
21
BAB 21. Sehati Dalam Hukuman
22
BAB 22. Meragu
23
BAB 23. Pundak
24
BAB 24. Terbongkar
25
BAB 25. Sama-sama Mencari
26
BAB 26. Menjadi Pelarian
27
BAB 27. Luka Dibabak Penyisihan
28
BAB 28. Sakit Tapi Manis
29
BAB 29. Cerita Luka
30
BAB 30. Suami idaman
31
BAB 31. Sparing Manja
32
BAB 32. Doble Cemburu
33
BAB 33. Cedera
34
BAB 34. Kelicikan Roland
35
BAB 35. Takut Kehilangan
36
BAB 36. Tujuh hari
37
BAB 37. Kenangan Roland
38
BAB 38. Berat Berpisah
39
BAB 39. Hampir
40
BAB 40. Have fun
41
BAB 41. Siapa Dia?
42
BAB 42. Menikah
43
BAB 43, Cita-cita Yang Dulu
44
BAB 44. Pembunuh
45
BAB 45. Berita tentangnya
46
BAB 46. Kesalahan Besar
47
BAB 47. Air mata Bersama Senja
48
BAB 48. Kecemburuan Ilham
49
BAB 49. Kepikiran calon istri
50
BAB 50. Kesurupan
51
BAB 51. Berita tanpa kebenaran
52
BAB 52. Pesonanya
53
BAB 53. Kesayanganku
54
BAB 54. Kiriman foto
55
BAB 55. Marasa gagal
56
BAB 56. Bermimpi dia
57
BAB 57. Berita duka
58
BAB 58. Kenyataan perih
59
BAB 59. Kalut
60
BAB 60. Sulit melupakan
61
BAB 61. Demo
62
BAB 62. Aku kira dia
63
BAB 63. Penyebab luka
64
BAB 64. Personalia
65
BAB 65. Menantu
66
BAB 66. Melihatnya lagi
67
BAB 67. Jailangkung
68
BAB 68. Ibu pengganti
69
BAB 69. Rahasia yang dulu
70
BAB 70. Berhenti berharap
71
BAB 71. Tamu spesial.
72
BAB 72, Pasrah berbuah manis
73
BAB 73. Karma
74
BAB 74. Pengantin dadakan
75
BAB 75. Dekat kembali
76
BAB 76. Suka rela
77
BAB 77. Rindu kamu
78
BAB 78. Pagi pertama
79
BAB 79. Makan Enak
80
BAB 80. Hoby baru
81
BAB 81. Terungkapnya kebenaran
82
BAB 82. Didiamkan
83
BAB 83. Tidak lagi menjadi prioritas
84
BAB 84. Rindu tergadaikan
85
BAB 85. Bahagia berselimut duka
86
BAB 86. Obat sakit
87
BAB 87. Ancaman keguguran
88
BAB 88. Antara terpaksa dan patuh
89
BAB 89. Terima kasih Mas
90
BAB 90. Tentang janji
91
BAB 91. Abang pawang
92
BAB 92. Resepsi pernikahan
93
BAB 93. Overdosis cinta
94
Extra Part
95
Menjanda karena Janda

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!