Beberapa pohon berjejer mengelilingi taman sekolah. Terik matahari hanya mampu menembus celah-celah kecil di daun yang rimbun. Hembusan angin menerpa dedaunan, memaksanya untuk menari-nari. Sesekali ranting ikut bergoyang mengikuti alunan angin yang berhembusan.
SEJUK
Duduk di bawah pohon menikmati semilir angin yang berhembusan, menghirup udara segar tanpa polusi. Betah duduk berlama-lama demi menikmati Ciptaan Sang Maha Pencipta yang hanya bisa dirasakan.
Disalah satu bangku yang tersedia di taman, Ilham duduk bersama anggota clubnya yang berjumlahkan 11 orang. Mereka belum beranjak untuk pulang, mereka masih penasaran dengan apa yang telah terjadi dengan kapten mereka. Ya Kapten, mereka memanggil ketua club dengan sebutan Kapten.
Lebam berwarna biru di bawah mata menahan mereka untuk segera pulang. Marah dan emosi menjadi satu. Mereka ingin segera melampiaskan kemarahan mereka, karena telah berani mengusik kaptennya.
Justru mereka keheranan setelah mendapatkan penjelasan dari Dika yang telah menyaksikan kejadian secara langsung.
FLASHBACK ON
"Cewek bening Kapten, Cantik," Bima berbicara sambil mencolek bahu cewek di depan Ilham yang menuruni tangga bersama.
"Ck, Bima, Bukan muhrim!" Ilham berdecak melihat kelakuan Bima.
"Kebiasaan kamu Bim, gercep liat cewek bening dikit, tapi sayang," Dika menjeda kalimatnya, "Masih JOMBLO" penuh penekanan dikata terahkir.
"Cih, ini juga usaha kali, siapa tau dapet rejeki. gak usah sok ngatain aku jomblo. Padahal kamu lebih parah, JONES!" Bima menjawab tak kalah sengit.
"Udah gak usah rebutin Jomblo, gak penting,"
Ilham mendengus kesal mendengarkan perdebatan kedua temannya yang tidak berfaedah.
Bima mencolek kembali bahu cewek di depan Ilham namun tidak ada respon.
"Kalo cara kamu kayak gitu Bim, Gak bakal dapet rejeki, yang ada dapet cakaran!" Dika berbicara sambil mencakar udara di depannya.
"Iiihhhhh Cucok deh," Bima meledek Dika yang bertingkah seolah wanita jadi-jadian. Setelah itu dia tertawa melihat muka masam temannya.
Ilham malas merespon kedua temannya yang memang ada-ada saja yang mereka perdebatkan. Gak penting.
"Mau coba?"
Dika berusaha mencakar Bima dari balik punggung Ilham, Ilham memang berjalan di tengah diantara mereka berdua.
Dika dan Bima saling membalas, cakar-mencakar. Hingga akhirnya ....
BRRUUUKKK
Ilham terdorong dan terhuyung ke depan. Reflek Ilham pun mendorong cewek di depannya. Ilham sempat melihat cewek di depannya hampir saja oleng, tapi dia masih bisa mengatasi hingga tidak sampai terjatuh.
Semua yang berada di tangga berhenti melangkah, mereka memperhatikan Dua pasang manusia yang sekarang saling bertatapan.
"Cantik," Ilham berguman di dalam hati melihat cewek berhijab berdiri di depan matanya.
"Apa maksud kakak dorong aku!" cewek di depannya berbicara dengan nada tinggi.
Satu sudut bibir Ilham terangkat melihat tatapan cewek tersebut. Sinis, tapi aura kecantikannya tak berkurang bahkan terlihat imut di mata Ilham.
Ilham diam malas harus meladeni sosok yang bernama perempuan. Memang sejatinya Ilham gak suka ribet orangnya. Lagi pula ini juga bukan salahnya.
BUGH
"Cih, kayak Singa Betina aja. Diam tapi berbahaya."
"Boleh juga nih cewek," Ilham tersenyum menyeringai sambil memegangi lengan, tempat mendaratnya sebuah kepalan tangan yang dilayangkan oleh cewek di depannya.
Agak ngilu, tapi Ilham masih bisa menahannya. Ilham masih setia dengan diamnya, masih malas harus meladeni.
Tak berlangsung lama cewek di depannya balik badan hendak melanjutkan langkahnya. Ilham pun tak ingin berlama-lama diam di depan tangga, ia pun melangkahkan kakinya.
Namun naas.
Ilham terhuyung bahkan memeluk cewek di depannya lagi. Gara-gara salah satu tali sepatunya terlepas dan terinjak. Hampir terjatuh namun terselamatkan oleh tubuh di dalam pelukannya.
Dalam hitungan menit Ilham tersadar, dilepaskan pelukannya, lalu mundur selangkah.
BUGH
Dengan gerakan cepat, sebuah pukulan berhasil mendarat di pipi bagian atas. Ilham tidak sempat menghindar, bahkan tubuhnya sampai oleng. Ilham mengerjab-ngerjabkan matanya, pandangannya sedikit buram.
Ilham masih tidak percaya apa yang terjadi barusan. Dipukul? Sama cewek? Ini cewek loh yang mukul, sampek oleng! Masak sih?
Memang kenyataan seperti itu.
Dika dan Bima yang diam dan hanya menonton sedari tadi, tidak bisa menahan emosi. Ini sudah kelewat batas. Kapten mereka dipukul, sama cewek sampek oleng lagi. Harga diri mereka terasa diinjak-injak. Hanya karena kesalah pahaman yang tidak disengaja. Namun mereka juga enggan untuk menjelaskan.
Mereka maju selangkah hendak memberi pelajaran cewek di depannya, agar dia tau sedang berhadapan dengan siapa sekarang.
Tapi tangan Ilham menghadang tubuh Dika dan bima, mengagalkan rencana mereka.
"Cih, SOK SUCI!" Ilham berkata dengan suara tinggi. Kemudian berjalan sambil menyenggol bahu cewek di depannya.
********
"What!" Seluruh anggota club kaget.
"Ciwi kapten?" Rian salah satu anggota Club bertanya.
"Iya, tuh! Gadis kecil," Ilham menunjuk seorang gadis yang berdiri di depan toilet. Memang gadis tersebut tingginya hanya sedagu Ilham.
*
Asma melotot, merasa dirinya yang ditunjuk oleh Ilham. Dan sekarang dia sudah menjadi pusat perhatian anggota Club Ilham.
Sedari tadi Asma memang tau Ilham memperhatikannya, sesekali dirinya pun memandang Ilham yang tak pernah beralih menatap dirinya. Tatapan yang dingin seperti ingin membunuh seseorang, sungguh mengerikan.
"NIA, CEPET! Kamu ngapain di dalem?" Asma berteriak sambil mengedor pintu.
Asma risih harus berdiri terlalu lama di depan kamar mandi, menunggu Sonia yang tak kunjung keluar. Anggota Club yang dipimpin Ilham masih memperhatikan dirinya.
Asma menunduk meratapi bagaimana nasib ke depannya. Kenapa juga dia tidak ingat dengan siapa dia berhadapan barusan. Memang dirinya lah yang terlalu cuek tak pernah memperhatikan hal-hal di sekitarnya.
Selama ini dia selalu mencegah datangnya masalah, dia ingin sekolah dengan tenang. Namun sudah terlambat, malah barusan dirinya lah yang telah membuat masalah.
*
"Asma!" Rian kaget, "beneran dia yang mukul kapten?"
Rian tak percaya, dia terus memandangi Asma dari kejauhan. Rian heran karena mengerti sifat Asma yang cenderung pendiam dan tidak suka bikin ulah. Justru sekarang Asma lah yang menjadi pelakunya.
Anggota Club tidak bisa berbuat apa-apa, mereka hanya mendesah untuk menyalurkan emosi yang tertahan. Salah satu dari prinsip Club mereka, 'Dilarang Melakukan Kekerasan Terhadap Wanita'. sebab itulah mereka hanya bisa mengumpat kesal di dalam hati.
"Kamu kenal?" Ilham penasaran, tanpa menjawab pertanyaan terakhir Rian.
"Iya, dia tetanggaku satu komplek," Rian menjeda sebentar, "sepertinya dia ikut extra Bela Diri di sekolah Kapten. Tingkat sabuk pertama Perguruan XX."
"Kok aku gak tau kalo dia adik seperguruanku."
Ilham heran karena dirinya yang sudah berada di tingkat sabuk terakhir yaitu yang ke-empat, tapi dia tidak pernah melihat Asma di tempat latihan.
"Bener kapten, dia baru bergabung sebulan yang lalu," Hendrik yang merupakan seperguruan dengan Ilham menjelaskan, karena memang dipertemuan hari jum'at kemaren dia melihat Asma.
Pantas saja Ilham tidah pernah melihat, dirinya sudah dua bulan tidak hadir di tempat latihan. Pertemuan yang hanya sekali selama seminggu di hari jum'at.
Ilham tersenyum menyeringai, sambil memandangi Asma yang mulai berjalan dengan temannya meninggalkan kamar mandi.
"Asma, gadis kecil. Tunggu saja pembalasan dariku. Dasar SINGA BETINA!"
.
.
.
.
.ASSALAMMUALIKUM READER.
BERJUMPA LAGI DENGAN KARYA AUTHOR.
MAAF TYPO MASIH BERTEBARAN DIMANA-MANA.
AUTHOR UCAPKAN TERIMAKASIH YANG SUDAH BERKENAN UNTUK HADIR.
LIKE, KOMEN DAN VOTE YAH, BIAR SEMANGAT.
KRITIK DAN SARAN YANG MEMBANGUN DIHARAPKAN AUTHOR, AGAR KEDEPANNYA BISA BUAT CERITA YANG LEBIH MENARIK LAGI.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Nyang Dira
lanjut thor
2022-10-14
0
Riska Cikok
gua mampir thor..😄
2020-11-16
1
De Afekh..
ohhh aku baru menemukan cerita bagus mu ini kaka..lanjuttt
2020-11-15
1