BAB 5. Panggilan Menggelikan

🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹

*BAHAGIA

Setiap manusia mendefinsikan kata Bahagia itu dengan cara yang berbeda-beda

Bahagia tidak harus diukur dengan materi dan tidak dilihat dari pencapaian seseorang dalam kesuksesan,

Bagiku bahagia itu cukup sederhana bisa menjalani hidup dengan baik dan selalu bisa mensyukuri Nikmat dari ALLAH SWT.

Bahagiaku sebelum terjerat dengan dirimu*

ASMA ALMIRA MUSTHAFA

🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹

"Kamu gak apa-apa Asma?" Sebuah uluran tangan dari seseorang di depan Asma.

Asma menyusuri tangan tersebut, mencari tahu siapa pemiliknya yang berbaik hati ingin menolong. Seorang pria tersenyum tulus memandangi dirinya dari atas. Sosok Pria yang tak lain adalah Rian.

Aneh. Meskipun tetangga, Rian tak pernah bertukar sapa dengan Asma. Dari Awal Mereka mendiami perumahan di komplek yang sama, entah lebih dulu Rian atau Asma, mereka tak pernah berkomunikasi satu sama lain. Untuk pertama kalinya Rian menyapa, bahkan ternyata dia tau nama Asma.

"Aku Rian tetangga kamu?" Berfikir seolah Asma Tak mengenal dirinya. Mengoyangkan tangannya agar segera diraih oleh Asma.

Sejujurnya Asma sudah mengenal Rian dari Sonia. Sejak awal mereka berteman, Sonia selalu bercerita tentang Rian. Entah sejak kapan Sonia mengenal Rian, tapi bisa dipastikan jika cewek tersebut menyukainya.

Buktinya hingga detik ini, sahabat yang biasanya selalu ada tidak menampakkan keberadaan dirinya. Biasanya dia langsung excited melihat sahabat yang lagi kesusahan. Bisa dipastikan dia sedang terpesona dengan Rian.

"Terima kasih kak, Asma bisa sendiri." Menolak secara halus.

Asma belum terbiasa bersentuhan dengan lawan jenisnya yang baru dikenal. Asma langsung berdiri agar semua tahu kalo dirinya baik-baik saja. Kejadian ini tak akan membuat Asma merasa butuh pertolongan seseorang. Dia bukan wanita lemah yang harus dikasihani. Dia bisa melewatinya sendiri.

Tanpa melihat raut wajah kecewa Rian, Asma memperhatikan sang pelaku yang mengambil kursinya tanpa permisi.

Ish,, padahal di sampingnya ada kursi kosong, ngapain coba harus ngambil milik orang.

Asma hendak menarik kursi di samping pelaku yang tak lain adalah ILham. Belum sempat dia menarik kursi tersebut sebuah kaki terangkat dan terduduk di atasnya. Egois kan? ILham sungguh serakah.

"Kak Il, bisa tidak gak usah ganggu aku. Itu kursi aku, ngapain coba ngambil gak permisi! Di samping kakak kan ada yang kosong!" Asma berusaha berbicara dengan tenang, sejujurnya dia sedang menahan emosi sekarang.

Tidak ada respon dari ILham, hanya clingak-clinguk memperhatikan setiap sisi kursi.

"Gak ada namanya!"

"Hah!....."

Asma tercengang atas jawaban ILham. Lagi-lagi dia ditertawakan oleh siswa lainnya, kecuali ILham. Dia masih setia dengan muka tanpa ekspresi, tanpa rasa bersalah dan berdosanya. Sungguh jika membunuh tidak dosa, Asma ingin segera menghabisi nyawa manusia yang tidak tahu diri ini.

"Dasar, JAHAT!. Beraninya sama cewek. Kak Il cemen."

"Hah, Il?.l" teman-teman ILham yang tak lain Dika, Bima dan Rian terkejut mendengar panggilan yang aneh untuk Kaptennya. Mereka menahan tawa, sungguh tidak etis jika harus menertawakan kapten. Mereka sangat sungkan terhadap ILham.

*Il, untuk pertama kalinya ada yang memanggil dirinya dengan Il*. Bisanya panggilan untuk dirinya paling tidak Ham. Sungguh aneh, menggelikan di telinga Ilham.

*I*l? Ilham mengerutkan alis tanda tidak suka.

"Heh Singa betina!"

"Lho kok singa betina?"

"Pikir sendiri!"

"Huffhhh Dasar nyebelin!"

"Sini kursinya!" berusaha menarik kursi yang dihalangi kaki Ilham. Namun tidak berhasil. Kaki Ilham yang berselonjor di atas kursi cukup berat, Semakin ditarik semakin kuat Ilham menahan kursi.

"hufh kak Il keterlaluan!." Reflek Asma mendorong bahu Ilham, namun kekuatan Asma tak mampu menggoyahkan tubuh Ilham. Asma tanpa sengaja sudah melanggar prinsipnya yang tidak akan menyentuh pria yang baru dikenal. Dia sungguh geram ingin sekali dia memukul Ilham, mungkin dengan hal tersebut mampu mengurangi emosinya.

"Gila, sumpah nih anak nyebelin." gerutu Asma.

Sebuah pukulan pelan di bahu Asma mengalihkan perhatiannya,

"Ini, kamu duduk pakai ini saja. Gak perlu ngomong sama dia lagi. Mending kamu minta maaf aja biar urusannya cepet selesai!" Rian memberikan sebuah kursi.

"Gak akan. Dia yang salah ngapain juga harus aku yang minta maaf?" Asma masih dalam mode kesal menjawab perintah Rian. "Ngomong-ngomong makasih kak, kursinya." Asma tersenyum tipis mengambil kursi dari Rian, bicaranya pun kembali ia lembutkan.

Rian hanya membalas dengan tersenyum.

Asma heran memperhatikan temannya yang tidak memperdulikan dirinya. Senyam-senyum gak jelas.

"Astagfirullah, Nia! Kamu lihat apaan sih? Kamu gak lihat temen kamu teraniaya? Bukannya bantuin malah senyam-senyum sendiri." Asma menggoyang-goyangkan tubuh Sonia, berusaha menyadarkannya.

"Ya ampun Asma....... Kak Rian ganteng banget deh. Apalagi pas dia tersenyum. Ummmm manis nya..... Dia seperti pahlawan, datang disaat ada yang butuh pertolongan. Pengen deh aku yang ditolongin sama dia barusan. Hmmm kak Rian."

Sonia berbicara dengan mata yang berbinar-binar. Matanya masih memperhatikan Rian yang sudah duduk kembali ke tempat yang di dudukinya tadi.

"Ish, berhenti menghayal!" menonyor kepala Sonia.

"Ihhh Asma sakit tau!"

"Lagian ya kamu, udah tau aku jatuh malah gak ditolongin!"

"Sorry." Sonia mengangkat kedua jari membentuk huruf V.

"Hay my honey. Aku kangen tau, dari tadi aku nyariin kamu. eh ternyata ada di sini." Clara datang menghampiri Ilham, tanpa permisi langsung duduk di kursi kosong sebelah Ilham. Kursi yang sempat direbutkan oleh Asma.

"Honey, haus gak, nih aku bawain minuman spesial buat kamu. Minuman favorit kamu." Clara menyodorkan sebuah jus Alpukat ke Ilham. Tersenyum semanis mungkin, namun Dika, Bima dan Rian yang melihatnya serasa ingin muntah berjamaah. Muak mereka melihatnya.

Ilham hanya melirik sekilas jus di depannya, tidak ada niatan untuk meminum.

"Buat aku aja dari pada mubazir." Bima tanpa melihat Clara yang melotot, langsung meneguk habis jus di dalam gelas.

"Thanks ya." Clara mamutar bola matanya malas.

Bukan Clara namanya jika dia harus putus asa, dan berhenti menarik perhatian Ilham. Clara mengeluarkan tisu dari saku di baju seragamnya.

"Ilham ada saos di bibir kamu." Clara ingin mengelap namun langsung ditepis oleh Ilham. Ilham mengelap dengan ibu jarinya sendiri.

Clara mengerucutkan bibirnya disaat usahanya gagal lagi, namun setelah itu ia tersenyum kembali memasang muka manis.

Kedatangan Clara tak luput dari perhatian Asma dan Sonia, mereka risih dengan perilaku Clara yang kecentilan kayak cacing kepanasan. Lebay kata mereka berdua. Mereka lebih memilih fokus menghabiskan makanan masing-masing. Takut jika bel berbunyi makanan mereka belum habis. Mubazir jika harus dibuang.

Ilham berdiri meninggalkan Clara tanpa sepatah katapun. Teman yang lainnya ikut berdiri menyusul kapten mereka.

"ILham kamu mau kemana, tunggu aku." Clara berteriak, hendak berdiri namun tertahan karena peringatan dari Dika.

"Diam. Gak usah ikut." Dika berbicara dengan nada agak tinggi. Kemudian meninggalkan Clara yang masih cemberut.

"Kapten kok langsung pergi? Kita belum selesai makan. Mie kapten aja masih ada separuh!" Bima bertanya.

"Gak mood."

"Pasti gara-gara si cacing kremi datang." Bima bisa merasakan kekesalan sang kapten saat Clara datang.

"Sepertinya sudah cukup kapten menjahili Asma, aku yakin dia sudah jera. Apa kapten lupa sama prinsip Club kita untuk tidak menyakiti wanita." Rian mengalihkan topik pembicaraan, dan berusaha meyakinkan Ilham.

"Kamu kira aku pikun. Tunggu saja kalo aku sudah puas bermain dengannya, aku gak akan mengganggu dia lagi." ILham berkata tanpa ekspresi, membuat yang mendengarkan heran dan juga penasaran.

Apa maksud kapten?

Apa dia........

Ah mana mungkin sehari langsung baper

Dika, Bima dan Rian saling memandang satu sama lain, mereka seolah berbicara melalui tatapan mata. Mereka tidak menemukan jawaban, hanya bisa menerka-nerka saja.

"Suatu saat kamu pasti akan menyesal gadis kecil."

.

.

.

ASSALAMMUALAIKUM JUMPA LAGI

MAKASIH YANG SUDAH BERKENAN MEMBACA KARYA SAYA,

JANGAN LUPA LIKE, KOMEN DAN VOTE YA

SEMOGA SEHAT SELALU

SEE YOU

Terpopuler

Comments

SUSANTA

SUSANTA

like ...😍😍
smngatt kaka..💪😊

2020-07-14

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1. Insiden
2 BAB 2. Singa Betina
3 BAB 3. Teraniaya
4 BAB 4. Nambah Musuh
5 BAB 5. Panggilan Menggelikan
6 BAB 6. Dermaga di Sore Hari
7 BAB 7. Kenangan Buruk
8 BAB 8. Minta Maaf Yang Tidak Ikhlas
9 BAB 9. Rindu
10 BAB 10. Senyuman
11 BAB 11. Raja Tega
12 BAB 12. Kebetulan
13 BAB 13. Rainbow Cake
14 BAB 14. Penampakan
15 BAB 15. Ku mau dia.
16 BAB 16. Peseteruan
17 BAB. 17 Buruk sangka
18 BAB 18. Pahlawan Penolong
19 BAB 19. Nomor Baru
20 BAB 20. Kenangan Manis Bertemankan Senja
21 BAB 21. Sehati Dalam Hukuman
22 BAB 22. Meragu
23 BAB 23. Pundak
24 BAB 24. Terbongkar
25 BAB 25. Sama-sama Mencari
26 BAB 26. Menjadi Pelarian
27 BAB 27. Luka Dibabak Penyisihan
28 BAB 28. Sakit Tapi Manis
29 BAB 29. Cerita Luka
30 BAB 30. Suami idaman
31 BAB 31. Sparing Manja
32 BAB 32. Doble Cemburu
33 BAB 33. Cedera
34 BAB 34. Kelicikan Roland
35 BAB 35. Takut Kehilangan
36 BAB 36. Tujuh hari
37 BAB 37. Kenangan Roland
38 BAB 38. Berat Berpisah
39 BAB 39. Hampir
40 BAB 40. Have fun
41 BAB 41. Siapa Dia?
42 BAB 42. Menikah
43 BAB 43, Cita-cita Yang Dulu
44 BAB 44. Pembunuh
45 BAB 45. Berita tentangnya
46 BAB 46. Kesalahan Besar
47 BAB 47. Air mata Bersama Senja
48 BAB 48. Kecemburuan Ilham
49 BAB 49. Kepikiran calon istri
50 BAB 50. Kesurupan
51 BAB 51. Berita tanpa kebenaran
52 BAB 52. Pesonanya
53 BAB 53. Kesayanganku
54 BAB 54. Kiriman foto
55 BAB 55. Marasa gagal
56 BAB 56. Bermimpi dia
57 BAB 57. Berita duka
58 BAB 58. Kenyataan perih
59 BAB 59. Kalut
60 BAB 60. Sulit melupakan
61 BAB 61. Demo
62 BAB 62. Aku kira dia
63 BAB 63. Penyebab luka
64 BAB 64. Personalia
65 BAB 65. Menantu
66 BAB 66. Melihatnya lagi
67 BAB 67. Jailangkung
68 BAB 68. Ibu pengganti
69 BAB 69. Rahasia yang dulu
70 BAB 70. Berhenti berharap
71 BAB 71. Tamu spesial.
72 BAB 72, Pasrah berbuah manis
73 BAB 73. Karma
74 BAB 74. Pengantin dadakan
75 BAB 75. Dekat kembali
76 BAB 76. Suka rela
77 BAB 77. Rindu kamu
78 BAB 78. Pagi pertama
79 BAB 79. Makan Enak
80 BAB 80. Hoby baru
81 BAB 81. Terungkapnya kebenaran
82 BAB 82. Didiamkan
83 BAB 83. Tidak lagi menjadi prioritas
84 BAB 84. Rindu tergadaikan
85 BAB 85. Bahagia berselimut duka
86 BAB 86. Obat sakit
87 BAB 87. Ancaman keguguran
88 BAB 88. Antara terpaksa dan patuh
89 BAB 89. Terima kasih Mas
90 BAB 90. Tentang janji
91 BAB 91. Abang pawang
92 BAB 92. Resepsi pernikahan
93 BAB 93. Overdosis cinta
94 Extra Part
95 Menjanda karena Janda
Episodes

Updated 95 Episodes

1
BAB 1. Insiden
2
BAB 2. Singa Betina
3
BAB 3. Teraniaya
4
BAB 4. Nambah Musuh
5
BAB 5. Panggilan Menggelikan
6
BAB 6. Dermaga di Sore Hari
7
BAB 7. Kenangan Buruk
8
BAB 8. Minta Maaf Yang Tidak Ikhlas
9
BAB 9. Rindu
10
BAB 10. Senyuman
11
BAB 11. Raja Tega
12
BAB 12. Kebetulan
13
BAB 13. Rainbow Cake
14
BAB 14. Penampakan
15
BAB 15. Ku mau dia.
16
BAB 16. Peseteruan
17
BAB. 17 Buruk sangka
18
BAB 18. Pahlawan Penolong
19
BAB 19. Nomor Baru
20
BAB 20. Kenangan Manis Bertemankan Senja
21
BAB 21. Sehati Dalam Hukuman
22
BAB 22. Meragu
23
BAB 23. Pundak
24
BAB 24. Terbongkar
25
BAB 25. Sama-sama Mencari
26
BAB 26. Menjadi Pelarian
27
BAB 27. Luka Dibabak Penyisihan
28
BAB 28. Sakit Tapi Manis
29
BAB 29. Cerita Luka
30
BAB 30. Suami idaman
31
BAB 31. Sparing Manja
32
BAB 32. Doble Cemburu
33
BAB 33. Cedera
34
BAB 34. Kelicikan Roland
35
BAB 35. Takut Kehilangan
36
BAB 36. Tujuh hari
37
BAB 37. Kenangan Roland
38
BAB 38. Berat Berpisah
39
BAB 39. Hampir
40
BAB 40. Have fun
41
BAB 41. Siapa Dia?
42
BAB 42. Menikah
43
BAB 43, Cita-cita Yang Dulu
44
BAB 44. Pembunuh
45
BAB 45. Berita tentangnya
46
BAB 46. Kesalahan Besar
47
BAB 47. Air mata Bersama Senja
48
BAB 48. Kecemburuan Ilham
49
BAB 49. Kepikiran calon istri
50
BAB 50. Kesurupan
51
BAB 51. Berita tanpa kebenaran
52
BAB 52. Pesonanya
53
BAB 53. Kesayanganku
54
BAB 54. Kiriman foto
55
BAB 55. Marasa gagal
56
BAB 56. Bermimpi dia
57
BAB 57. Berita duka
58
BAB 58. Kenyataan perih
59
BAB 59. Kalut
60
BAB 60. Sulit melupakan
61
BAB 61. Demo
62
BAB 62. Aku kira dia
63
BAB 63. Penyebab luka
64
BAB 64. Personalia
65
BAB 65. Menantu
66
BAB 66. Melihatnya lagi
67
BAB 67. Jailangkung
68
BAB 68. Ibu pengganti
69
BAB 69. Rahasia yang dulu
70
BAB 70. Berhenti berharap
71
BAB 71. Tamu spesial.
72
BAB 72, Pasrah berbuah manis
73
BAB 73. Karma
74
BAB 74. Pengantin dadakan
75
BAB 75. Dekat kembali
76
BAB 76. Suka rela
77
BAB 77. Rindu kamu
78
BAB 78. Pagi pertama
79
BAB 79. Makan Enak
80
BAB 80. Hoby baru
81
BAB 81. Terungkapnya kebenaran
82
BAB 82. Didiamkan
83
BAB 83. Tidak lagi menjadi prioritas
84
BAB 84. Rindu tergadaikan
85
BAB 85. Bahagia berselimut duka
86
BAB 86. Obat sakit
87
BAB 87. Ancaman keguguran
88
BAB 88. Antara terpaksa dan patuh
89
BAB 89. Terima kasih Mas
90
BAB 90. Tentang janji
91
BAB 91. Abang pawang
92
BAB 92. Resepsi pernikahan
93
BAB 93. Overdosis cinta
94
Extra Part
95
Menjanda karena Janda

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!