ANAGATA
Di sebuah sekolah menengah atas, seorang lelaki sedang menjadi ketua panitia pada penerimaan siswa baru. Ada ratusan pendaftar calon siswa baru, namun ada satu perempuan yang mampu menarik perhatian nya, namanya Juli Shaquille F.
Lelaki itu namanya Adnan Alexandro, si ketua umum MOS angkatan tahun tersebut. Adnan memandang lama formulir yang berada ditangannya, seolah ia tidak ingin mengumpulkan nya bersama tumpukan formulir yang lain, sebab di sana terdapat foto perempuan itu
Waktu berjalan, perempuan incaran Adnan berhasil ia dapatkan saat studi tour sekolah ke kota sebelah.
"Namaku Adnan, nama kamu Juli, kan? Ayo jadi pacarku" ucap Adnan di dalam bus. Kebetulan sekali ia berada di bus yang sama dengan Juli.
Adnan bisa melihat garis heran pada kening itu.
"Jokes kakak nggak lucu" ucapnya.
Adnan kemudian duduk berjongkok di sebelah Juli, yang posisinya Juli sedang duduk di kursi bus.
"Nggak nge-jokes. Habis dari sini, aku akan ke rumah mu, dan ngomong dengan papa mu" ucap Adnan dengan suara yang cukup kecil, tapi ia pastikan Juli bisa mendengar nya. Adnan berjalan ke belakang, duduk di sebelah temannya yang sejak tadi memetik gitar, membuat perjalanan terasa seru.
Akhir weekend selanjutnya, Adnan benar-benar mendatangi rumah Juli. Tatapan mata Juli saat itu membuat Adnan terkekeh.
"Gak nerima tamu" galak Juli.
"Nak, gak boleh ngomong gitu sama temannya" seorang lelaki paruh baya keluar dan menyapa Adnan.
Mata Adnan membulat saat melihat sosok di depannya. Ia refleks menyodorkan tangannya dan mencium punggung tangan di depannya.
"Selamat pagi, Tuan Fenerdic" sapa Adnan ramah.
Tuan Fenerdic terkekeh mendengar sapaan formal Adnan.
"Mau jemput anak saya?"
"Nggak papaaa" rengek Juli. Perempuan itu bahkan menggandeng papanya agar segera memasuki rumah dan ia bisa menutup pintu.
Fenerdic terkekeh.
"Sayang, siap-siap gih. Kasihan temannya udah nungguin"
Juli menatap tajam ke Adnan, yang kira-kira bunyinya seperti ini 'awas kamu kak' . Tanpa membantah, Juli memasuki rumahnya, meninggalkan papanya dan kakak kelasnya di teras.
Entah apa yang dua lelaki itu bicarakan, hingga saat Juli kembali, keduanya sama-sama mengeluarkan tawa yang ringan.
"Udah siap rupanya" Ucap Fenerdic saat menyadari keberadaan anaknya.
"Hati-hati bawa anak saya yah" ucapnya lagi.
"Terima kasih, tuan" Adnan mencium punggung tangan Fenerdic.
Juli juga melakukan hal yang sama kepada Fenerdic, tapi bedanya, sebagai balasan, Fenerdic mencium kening putri nya.
"Bye-bye papa"
Selama hidup Juli, baru kali ini seorang lelaki bertandang mendatangi rumahnya. Tidak, Fenerdic atau pun mamanya bukan sosok orang tua yang posesif. Menjadi perempuan cantik dan terkenal di masanya tentu menjadi tantangan sendiri bagi setiap laki-laki yang berniat dekat dengan seorang Juli Shaquille.
"Kakak ngapain sih ke rumah? Aku tuh mau nangkap kupu-kupu" gerutu Juli sepanjang jalan.
Adnan terkekeh, senang saja melihat ekspresi Juli yang lain, biasanya hanya wajah datarnya saja.
"Kan aku udah bilang, bakal ke rumahmu. Ehh nggak tahunya malah di kasih rejeki lain, tuan Fenerdic izinkan aku bawa anaknya"
"Kalau di bawa ke pelaminan, di izinkan juga nggak yah?" tanya Adnan.
Tangan Juli mendaratkan cubitan kecil di pinggang Adnan.
"Ngawur terus. Fokus berkendara saja"
"Sakit, Julii" Adnan mengelus cubitan Juli di pinggang nya yang terasa sedikit panas.
✨✨✨
Rupanya pertemuan pertama Adnan dengan Fenerdic di akhir weekend saat itu, membawa mereka pada pertemuan-pertemuan lain. Mereka kadang bertemu di kursi penonton saat menonton bola atau di lapangan badminton.
"Nggak mau jemput anak om lagi?" tanya Fenerdic pada Adnan.
Mata Adnan berkedip, ia diam sesaat sebelum menjawab,
"Kalau di jemput nya terus di bawa ke pelaminan, bisa om?"
Tawa Fenerdic lepas begitu saja saat mendengar pertanyaan anak muda di depannya.
"Kalau untuk itu, tunggu sampai anak om lulus sekolah. Memangnya kamu sudah siap menjadi kepala keluarga?"
"Siap, om. Bulan depan aku udah lulus SMA, habis itu cari kerja dan ngumpulin uang"
Fenerdic benar-benar kagum dengan semangat seorang Adnan.
"Akhir pekan nanti, jemput anak saya lagi deh. Kasihan dianya, setiap hari ngejar kupu-kupu mulu"
Mata Adnan berbinar mendengar ucapan Fenerdic.
"Terima kasih, om"
Adnan mengangguk.
Setelahnya, nyaris setiap weekend Adnan akan menjemput Juli, tentu saja dengan izin Fenerdic.
"Kakak mau apa dari aku?" tanya Juli di suatu kesempatan.
"Mau jadikan kamu istri "
"Tapi aku masih ingin sekolah, mau jadi dokter" ucap Juli.
Adnan mengangguk.
"Aku juga masih mau sekolah, mau jadi pengusaha muda"
"Terus kenapa sekarang ngomongin nikah?"
"Kan bentar lagi kamu lulus SMA. Om Fenerdic bilang, aku boleh nikahin kamu saat lulus nanti"
Dan benar saja, penyatuan dua keluarga raksasa itu menjadi berita utama di setiap tayangan televisi, dengan judul hide line PENYATUAN KELUARGA HARRISON DAN FENERDIC.
Keduanya hidup bahagia, meskipun harus menunda beberapa tahun untuk memiliki keturunan. Tahun ke-3 pernikahan mereka, barulah Juli hamil. Anak pertamanya ia beri nama Arrayan Alexander Harrison. Jelang beberapa tahun kemudian, seorang bayi perempuan lahir dari rahim Juli, dimana bayi perempuan itu hanya mempunyai sedikit waktu dengan ibunya.
"Kak, tolong jaga bayi mungil ini. Berikan kasih sayang yang banyak kepadanya. Aku titip anak-anak kepada kakak. Aku tunggu kakak di keabadian" ucap Juli saat ia sudah diambang kematian.
Tangis Adnan pecah saat itu. Begitupun tangis anak laki-laki yang berusia 8 tahun di sisi Adnan.
Hoek hoek
Ikatan batin diantara mereka cukup kuat, bahkan si bayi merah yang belum berumur satu hari itu juga ikut menangis.
"Tuhan selalu punya alasan-Nya sendiri untuk setiap ketetapan nya. Yang pergi bukan hanya istri kamu, tapi juga putri semata wayang saya dan juga ibu dari 2 anak. Semoga kamu selalu bijaksana dalam mengemban amanah, bisa menjadi ayah sekaligus ibu untuk mereka." Fenerdic menepuk-nepuk bahu menantu nya yang terlihat sedang melamun di suatu sore.
Adnan mengambil langkah lain untuk menjaga kesehatan dirinya dan juga jiwanya. Lelaki itu memilih Vineland sebagai tempat sembuh nya. Kedua anaknya ikut bersamanya. Hidup di sebuah rumah dengan halaman yang luas. Di bagian depan dibuat seperti lapangan, sementara di sisi kiri kanannya terdapat pohon mangga dan pohon jeruk yang tumbuh subur, dibagian belakang rumah terdapat kolam renang dan juga taman bunga. Di sela-sela kesibukan nya, Adnan seringkali terlihat merawat tanaman bunga.
"Dek, masuk. Papa udah pulang" ajak si kakak kepada adiknya.
"Bental dulu ta ta Yan" bayi kecil itu sudah berusia 4 tahun, namanya Arsyana Vyastri. Ia sedang berlari-larian di taman untuk menangkap kupu-kupu.
Jangan lupa like, komen dan subscribe nya kakak :)
Terima kasih sudah mampir di ceritaku. Semoga nggak bosan yah bacanya ✨
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 249 Episodes
Comments
LISA
Aq mampir Kak
2023-10-10
0