Amanita phalloides
"Apa yang bisa ayah banggakan dari kamu? Gak ada!!"
^^^"Iya yah, gak ada! Karena sampai kapan pun Aya berusaha. Sampai mana pun Aya berjuang. Itu semua gak akan pernah berharga dimata ayah!!"^^^
...****...
^^^"Jemput gue Rel"^^^
"Gak bisa, gue lagi sama Zyva"
..."Berarti lo ngijinin gue buat minta jemput Kafin"...
"Ganjen banget! pesen ojek online kan bisa"
^^^"Gila lo Rel"^^^
...****...
^^^"Lo lebih milih ngebela Zyva dibanding gue yang pacar lo sendiri Rel?!"^^^
"Karena lo yang salah Aya!!"
^^^"Maksud lo, gue salah kalau ngerasa cemburu? Gue salah kalau gak terima pacar gue sendiri, makan-makanan yang diberikan oleh wanita lain. Sedangkan lo selalu buang makanan yang gue buat?!!"^^^
...****...
^^^"Rel, lo bilang bakalan selalu percaya sama gue!"^^^
"Itu dulu, minggir!"
...****...
^^^"Rel, lo jadian sama Zyva?!!"^^^
"Iya"
^^^"Gue pacar lo Rel!!"^^^
"Memang"
^^^"Terus kenapa lo malah jadian sama Zyva?"^^^
"Karena gue suka sama dia"
^^^"Apa?"^^^
...****...
"Bahagia terus Freya"
^^^"Sejak kapan lo peduli?"^^^
...****...
Freya mengusap kedua lengannya yang terasa dingin karena hembusan angin malam. Hawa dingin seolah masuk kedalam tulang tubuhnya. Apalagi ketika rintik hujan berhasil jatuh membasahi kulitnya.
Rambutnya yang panjang tergerai, terlihat sangat lepek dikarenakan guyuran air hujan yang sempat membasahi tubuhnya tadi. Jari jemarinya secara perlahan naik menyisir rambutnya yang berantakan, karena tadi sempat berlarian membelah hujan yang begitu deras.
Matanya tergerak melihat sekelilingnya yang sudah sangat sepi. Jalanan yang biasanya penuh akan lalu lalang kendaraan, kini hanya terdengar gemercik air hujan yang turun secara beraturan. Gadis tersebut memutuskan untuk mendudukkan tubuhnya, diatas ubin lantai yang kini sudah mulai mendingin. Perlahan dia menyenderkan tubuhnya didepan pintu kafe yang sudah tutup sedari tadi.
Sebuah pikiran jahat muncul dalam benak Freya, dia tiba-tiba memiliki keinginan untuk berdiri di tengah jalan. Dan berharap ada orang baik hati yang menabraknya. Kira-kira akan seperti apa reaksi Farrel? Akankah dia khawatir dengan keadaan Freya atau sebaliknya? Dengan cepat Freya menggelengkan kepalanya.
"Astagfirullah, hidup lo cuman sekali. Ngapain mikir kayak gitu, bagus kalau Farrel merasa sedih. Gimana kalau Farrel justru beryukur karena lo gak ada. Lo mati dan disiksa di neraka, sedangkan Farrel happy-happy aja sama Zyva" monolog Freya mengomeli dirinya sendiri.
Berkali-kali gadis tersebut memesan taksi menggunakan aplikasi online. Namun, sama sekali tidak ada yang menerima permintaannya, karena hujan yang begitu deras dan malam yang semakin larut.
Freya menyerah, dia memberanikan diri untuk menghubungi nomor-nomor yang berada di handphonenya. Lebih tepatnya, nomor dari teman-teman dekatnya.
...Chat...
^^^Freya: ^^^
^^^Kak, hujan. Jemput gue didepan kafe tempat biasa gue kerja part time.^^^
Kak Darpa:
Lo lupa dek? Gue kan lagi di Surabaya buat lamaran.
^^^Freya:^^^
^^^Oh iya bener, sorry kak.^^^
Kak Darpa:
Jam segini lo belum balik? Coba hubungin Kafin, minta dia jemput.
^^^Freya:^^^
^^^Siap^^^
...Chat...
^^^Freya:^^^
^^^Hujan Rel, bisa tolong jemput gue didepan kafe Edelweiss? Kafe tempat biasanya gue kerja part time.^^^
Farrel:
Gue sibuk.
^^^Freya:^^^
^^^Gue takut Rel, udah malem. Untuk kali ini aja Rel, gue minta tolong sama lo.^^^
Farrel:
Gak usah berlebihan, pulang sendiri.
...Chat...
^^^Freya:^^^
^^^Ka, boleh minta tolong? Jemput gue didepan kafe Edelweiss.^^^
Arka:
Maaf Aya, gue lagi tidur
^^^Freya:^^^
^^^Oh oke, good night^^^
...Chat...
^^^Freya:^^^
^^^Fin, jemput gue bisa?^^^
...****...
Sudah hampir satu jam lamanya ia menunggu didepan kafe, bahkan hujan yang semula berjatuhan dengan sangat deras, kini sudah perlahan mereda. Menyisakan ebun yang memberikan kesan dingin bagi tubuh. Namun, hingga detik ini, tidak pernah ada orang yang datang untuk menjemputnya.
Dari sekian banyaknya orang-orang yang dia hubungi untuk meminta tolong kepada mereka, tidak ada satupun orang yang datang menjemputnya untuk membawanya pulang kerumah. Bahkan Kafin sekalipun. Sahabat yang selalu dia andalkan dan yang paling dia percayai tidak datang menjemputnya. Bahkan laki-laki itu tidak membalas pesannya sama sekali.
"Fin, padahal lo bilang bakal selalu ada buat gue. Kalau gue butuh lo, lo bakal dateng. Lo bilang mau tengah malem sekalipun, lo bakal jemput gue. Tapi ternyata lo cuman bohong sama gue"
Freya merasa kecewa dengan Kafin, kenapa dia tidak datang padahal dia adalah satu-satunya harapan bagi Freya saat ini. Yah,,,, mungkin Kafin sedang tidur, makanya dia gak dateng ngejemput.
Freya melirik jam tangan yang bertengger dengan rapihnya pada pergelangan tangannya, pukul 00.00 tertera disana. Tidak terasa malam semakin larut, bergantikan pagi dini hari.
Terlintas dalam benaknya untuk berjalan saja pulang menuju rumah. Namun, matanya tidak sengaja melihat sebuah taksi yang melaju dari kejauhan. Dengan semangat, gadis itupun berjalan kearah pinggir jalan dan melambai-lambaikan tangannya tinggi-tinggi, supaya supir taksi tersebut dapat menghentikan laju taksinya.
Freya menghembuskan napas lega, tatkala taksi tersebut berhenti disebrang jalan. Kemudian dia melirik kanan dan kirinya, memastikan apakah ada kendaraan yang hendak lewat atau tidak. Setelah memastikan tidak ada satupun kendaraan, Freya berjalan menyebrangi jalan menuju tempat taksi itu berhenti.
...****...
Malam itu, sebuah grup SMA Angkasa yang berisikan hampir 1000 anggoga dihebohkan oleh sebuah berita yang tidak mengenakan. Sebuah berita yang mampu membuat hati mereka berpacu ditempat.
Randi:
"Gila, ada kecelakan deket rumah gue"
Dimas:
"Tengah malem gini?"
Aksa:
"Makan korban gak?"
Susan:
"Gimana kronologi kejadiaannya?"
Randi:
"Gue gak tahu kejadiaanya kayak gimana. Soalnya bokap gue yang liat, habis pulang dari kantor"
Farrel:
"Dimana?"
Kafin:
2
Arka:
3
Rafael:
4
Bunga:
5
Susan:
1000
Randi:
"Pertigaan deket kafe Edelweiss"
Arka:
"Jangan bercanda Anj!!"
Kafin:
"Gak lucu bego"
Randi:
“Apa manfaatnya gue bercanda sama lo semua Anj!!”
Rara:
"Makan korban gak?"
Adit:
"Lo ngasih info setengah-setengah Anj! Apa salahnya lo ngetik seluruh kejadiaanya tanpa harus ditanya dulu baru koar-koar"
Rara:
"Malah ngilang lagi nih anak"
Kafin:
"Woy!! Randi!! Jawab"
Arka:
Bego!! Malah ngilang"
Susan:
"Woy!! Mati lo Randi?"
Bunga:
"Wah,wah perlu diruqyah nih anak. Biar jelasin dengan cepat dan tepat"
Arka:
"Babi!! Katanya lo mau jadi presenter. Presenter mana yang ngasih info setengah-setengah Anj!"
Radit:
"Sabar Anj, gue lagi nanya sama bokap"
"Makan korban, meninggal ditempat. Cewek rambut panjang, masih pake seragam sekolah kita, SMA Angkasa"
Kafin:
"Jangan bercanda Anj!!"
Arka:
"Bangsat!!!"
Farrel merasakan seluruh tubuhnya bergetar secara tiba-tiba, dengan gerakan tergesa-gesa dia memasukkan handphonenya kedalam saku celana dan berlari menuju motornya yang terparkir dengan rapi di garasi lantai satu.
Laki-laki itu membawa motornya dengan sangat ugal-ugalan, beberapa kali suara klakson kendaraan terdengar diantara kedua telinganya, dikarenakan dia yang memotong jalan mereka.
Malam yang begitu larut itu, malam dimana Farrel terlihat sangat kesetanan hanya karena sebuah berita. Berita kematian yang dia duga adalah kekasihnya sendiri yaitu Freya, seorang gadis yang begitu baik. Seorang gadis yang tumbuh dengan begitu banyak luka, dan dirinya adalah salah satu diantara banyaknya orang yang memberikan luka yang begitu besar kepada gadis tersebut.
Bukankah penyesalan hanya akan datang diakhir cerita? Bukankah penyesalan hanya akan didapatkan oleh manusia yang menyia-nyiakan sebuah kesempatan, padahal dia mampu untuk menjaganya.
Air yang jatuh dari pelupuk matanya, rasa putus asa yang menguasai seluruh isi hatinya, juga sebuah penyangkalan yang terus bergelut didalam pikirannya. Semakin menbuat Farrel tidak karuan.
Manusia adalah seorang makhluk Allah SWT yang kerap kali menyia-nyiakan sesuatu, juga makhluk yang kerap kali tidak bisa menghargai manusia lainnya.
Skenario tentang bagaimana begitu banyak kejahatan yang dia berikan kepada Freya, tentang bagaimana dirinya menyia-nyiakan cinta tulus yang selalu gadis itu curahkan kepadanya. Juga senyuman lebar Freya yang tiba-tiba memenuhi seluruh isi pikirannya. Semakin menambah rasa penyesalan yang berada didalam hatinya.
"Pasti bukan lo kan Ya? Please jangan lo"
"Jangan lagi, Aya"
"Gue mohon jangan lagi"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
Neng'Wifa Bunda'nya Icha Qilla
kata"nya trllu kasar Thor
2023-10-24
0
YouTube: hofi_03
semangat 🥰 mampir jg yuk kak ke karyaku judulnya Sahabatku Berkhianat 😍
2023-10-23
0