Taman belakang sekolah yang menghadap langsung kearah lapangan basket, selalu menjadi tempat andalan untuk sekedar mengobrol ataupun berduaan dengan pacar. Karena tempatnya yang sangat strategis, juga pemandangan yang dihasilkan ketika duduk disana, menjadikannya tempat favorit yang selalu menjadi rebutan, apalagi bagi jomblo-jomblowati.
Ditaman itu, mereka dapat melihat anak-anak famous sekolah yang sedang berolah raga, ataupun anak-anak klub basket yang sedang berlatih. Sungguh, nikmat tuhanmu yang mana lagi yang kau dustakan.
"Gue buatin roti selai kacang kesukaan lo Ya" ujar Farrel, dengan telaten lelaki itu membuka tempat makan berwarna biru langit, kemudian menyerahkannya kepada Freya yang saat ini sedang duduk disampingnya, menonton anak-anak laki-laki yang sedang bermain basket di lapangan.
"Ini ambil. Kenapa malah diliatin aja?" Farrel kembali menyodorkan tempat makan tersebut, karena dibandingkan mengambilnya, Freya justru hanya menatap roti selai kacang buatannya itu.
Dengan segera Freya mengambil roti tersebut kemudian menyantapnya lahap "lo juga makan dong Rel" pintanya disela-sela kegiatannya menyantap roti selai kacang buatan pacarnya itu.
Farrel menggelengkan kepalanya menolak "gak usah. Walaupun gue suka selai kacang, tapi lo kan lebih suka selai kacang dibandingkan gue. Lagian gue buat bekal ini khusus buat lo" tolaknya.
Freya menggembangkan senyumannya. Dia merasa terharu akan apa yang Farrel ucapkan, karena perhatian kecil seperti inilah yang mampu membuatnya bertahan dalam hubungan ini "utututuu pacar Freya yang ganteng ini sangat-sangat perhatian" ucap Freya gemas.
Farrel memalingkan wajahnya menatap lapangan basket. Dia dapat melihat teman-temannya yang sedang bermain basket dengan kompaknya. "Ya, kalau gue main basket gak papa kan?" Ijinnya.
Freya melirik Farrel sekilas. Dia mengikuti arah pandang pacar disampingnya. "Tumben-tumbenan minta ijin. Biasanya juga lo selalu tiba-tiba lari kesana dan gabung sama mereka" katanya heran. Pasalnya, pacarnya itu bahkan lebih suka meninggalkannya disini sendirian dan bergabung bersama teman-temannya. Dibandingkan menemani Freya menonton pertandingan Basket tersebut.
Bahkan Farrel lebih sering bermain bersama sahabat-sahabatnya, dibandingkan dengan Freya yang notabene nya adalah pacarnya sendiri.
"Habisnya, lo suka marah-marah kalau gue ngelakuin hal kayak gitu"
Setelah mengatakan itu, Farrel menatap Freya yang saat ini sedang menyantap selai roti buatannya dengan sangat lahap.
"Yah, kalau lo gak tiba-tiba lari ninggalin gue sendirian. Gue juga gak bakal marah-marah kali Rel" ujar Freya sembari memberenggut kesal.
"Nah, karena itu gue sekarang minta ijin dulu sama lo. Karena gue gak mau lo ngomel-ngomel sama gue"
"Kan itu salah lo. Yah, gue ngomel lah" ucap Freya tidak terima karena Farrel menyalahkannya.
"Yaudah, udah!! Sekarang gue mau pergi dulu kesana. Jangan lupa abisin bekel buatan gue" setelah mengatakan hal itu, dengan sedikit berlari lelaki, Farrel menghampiri sahabat-sahabatnya, memudian ikut berbaur bersama mereka.
Freya menatap pacarnya itu jengkel, rencana kencannya selalu saja gagal. Secara tiba-tiba, rasa mual dan pening hinggap pada tubuhnya. Dengan sedikit berlari, gadis itupun berlari mencari-cari toilet terdekat.
Begitu tiba, Freya nampak seperti orang yang sedang kesetanan. Dia membuka satu persatu bilik yang ada disana. Setelah memastikan tidak ada siapapun didalamnya, diapun memilih salah satu bilik yang terletak paling ujung. Adegan memilukannya, Freya memuntahkan kembali seluruh isi perutnya kedalam kloset. Ini adalah bagian akhir jika dia memaksakkan diri memakan apapun yang berbau kacang-kacangan.
Beruntungnya, walaupun dia alergi dengan apapun yang mengandung kacang-kacangan. Freya masih bisa kembali sehat jika dia memuntahkan seluruh isi perutnya. Adegan yang paling memilukkannya adalah jika dia tidak memuntahkannya secepat mungkin, akan dipastikan Freya berakhir di rumah sakit dan dirawat disana.
Sebenarnya ini bukan kali pertama Farrel memberinya makanan yang mengandung kacang-kacangan. Bahkan dulu dia pernah diopname hampir satu minggu lamanya, hanya karena memakan eskrim kacang yang diberikan oleh Farrel. Padahal sudah ratusan kali Freya memberi tahu pacarnya itu, bahwa dirinya mempunyai alergi terhadap kacang-kacangan, tapi entah kenapa dia selalu lupa dan lupa.
Hanya begitu saja tubuhnya berakhir lemas, dia duduk meringsut disudut bilik. Matanya berair dan napasnya memburu bersama dadanya yang mendadak sesak. Dengan tangan yang mengepal pada dadanya, Freya menutup matanya mencoba menetralkan kembali pasokan oksigen pada paru-parunya.
Setelah dua menit membiarkan napasnya tenang dan perutnya tak lagi bergemuruh, Freya bangkit dari duduknya. Didepan wastafel, dia mematut wajah pucatnya pada pantulan cermin. Tiga kali dia membasuh wajahnya, tiga kali pula dia berbisik pada dirinya sendiri, bahwa ini bukan apa-apa. Bahwa dia baik-baik saja.
"Dia cuma lupa"
****
"Gak mau bun!! Freya gak mau ke klinik" teriak Freya histeris. Seraya berlarian kesana kemari menghindari sergapan dari satu-satu nya wanita yang sangat dia cintai itu.
"Aya!! Jangan lari kamu" peringat sang bunda.
Dengan tenaga yang sudah menipis, bunda masih saja berlari mengejar-ngejar Freya. Suara decitan pintu menghentikan kegiatan tom and jerry keduanya, sosok laki-laki muda muncul dari balik pintu.
Dia terpaut kaget mendapati adik perempuannya yang saat ini sedang berdiri diatas kursi. Dia juga menatap aneh kearah sang bunda yang saat ini sedang memegang sapu di tangannya.
"Kenapa ini?" Tanyanya penasaran.
"Darpa!! Tangkap adik kamu" perintah sang bunda.
Seakan terhipnotis, Darpa dengan segera menangkap Freya dan menggendongnya seperti karung beras.
Gadis itupun mencoba memberontak dengan memukul-mukul punggung kakaknya itu "gak mau!! Gak mau!! Aya gak mau ke klinik" teriaknya.
"Bawa dia ke klinik. Dia baru aja makan kacang, takutnya dia mati. Cepet bawa" perintah sang bunda.
Darpa menganggukkan kepalanya mengiyakan "oke bunda" ujarnya.
Dia kembali membuka pintu dan membawa adiknya itu kearah motor miliknya "kamu ini, udah tahu alergi masih aja ngeyel"
"Biarin, lagian aya yang makan. Aya juga yang sakit. Ngapain kakak yang ribet"
"Cinta sih cinta, tapi jangan bego juga. Emangnya pacar kamu yang akan repot? Nggak lah, tentu saja kakak yang akan repot, bunda yang akan repot. Bahkan pacar yang sangat kamu cintai itu, gak akan ngebiayain biaya pengobatan kamu" omel Darpa kesal, dia menaikan Freya pada sepeda motor miliknya kemudian memasangkan helm pada kepalanya.
"Kamu itu cuman hidup satu kali, jangan sia-sia in hidup kamu. Kan gak lucu kalau kamu mati gara-gara makan kacang buatan pacar" omel Darpa.
Sepanjang perjalanan, laki-laki itu tidak henti-hentinya mengomeli Freya, dia bahkan beberapa kali menyumpahi Farrel karena saking kesalnya. Udara dingin berhasil menusuk tubuh Freya, dia lupa mengenakan jaket. Dengan pelan, dia memeluk tubuh kakaknya dan bersandar pada punggungnya.
"Udah kak, udah ngomel nya. Aya ngantuk" katanya.
"Woy!! Jangan tidur! Kalau jatuh gimana" Darpa heboh sendiri mendengar penuturan adiknya itu. Padahal saat ini keduanya sedang menaiki sepeda motor bukan mobil, jadi Freya tidak bisa sembarangan tidur. Bisa-bisa nanti adiknya itu terjungkal kebelakang dan berakhir tragis.
"Aya gak tidur kok kak" ucap Freya mencoba menenangkan kakaknya itu.
Sebenarnya tidak ada yang salah dengan semua ucapan kak Darpa, semua yang dia ucapkan memang benar adanya. Freya benar-benar bucin abis kepada Farrel, karena itu dia tidak pernah bisa melepaskan pacarnya itu.
Freya kembali menimbang setiap ucapan kak Darpa, apakah mungkin memang dia lebih baik putus saja dengan Farrel. Ucapan kak Darpa tentang keseimbangan berhasil membuat Freya kepekiran setengah mati. Katanya, "Dek, dalam sebuah hubungan harus dua-duanya yang berjuang, kalau hanya satu orang saja yang berjuang, hanya akan memberikan rasa sakit untuk salah satunya, bahkan bisa jadi untuk keduanya. Ibarat tangan, ada kiri ada kanan. Kalau salah satu sakit, pasti yang satu ngerasain sakit juga. Rumah kalau tanpa pondasi, pasti hancur dek. Mungkin Farrel memang berpacaran dengan kamu, tapi pasti kamu tahu siapa yang dicintai oleh dia. Semua keputusan ada ditangan kamu. Kakak hanya gak mau kamu terluka. Karena kamu juga berharga, kamu berhak mendapatkan cinta sebesar kamu mencintainya"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments