8 To 4 : Istri Kontrak Sang Walikota

8 To 4 : Istri Kontrak Sang Walikota

Pertemuan

Seorang gadis berlari sekuat tenaga demi menghindari kejaran para pengawal yang berusaha keras untuk mendapatkannya dan membawanya kembali pulang. Ia menyelinap di antara kerumunan wisatawan yang tengah menikmati keindahan kota Siliwangi dari atas Bukit Braksi yang sangat terkenal.

Meskipun telah menghindar sejauh mungkin, tapi Ajeng belum juga menemukan tempat yang aman untuk bersembunyi dari para pengawal yang dikirimkan ayahnya itu. Ia terus berlari tapi seorang pengawal terus saja mengikutinya dengan cepat dan fokus sehingga cukup sulit untuk dikecohkan.

Merasa tidak kuat berlari lebih jauh lagi, Ajeng menepi ke dekat pagar pembatas Bukit Braksi. Nafasnya terengah-engah dan tubuhnya sangat lelah, tapi pengawal itu seolah terus saja kian mendekat ke arahnya. Posisinya sudah terpojok tapi tak juga terlihat ada tempat untuk bersembunyi. Ajeng hampir menyerah, tapi ia kemudian melihat seorang pria berpakaian dinas sedang berdiri memunggunginya, menatap jauh ke hamparan luas Kota Siliwangi yang berada di kaki Bukit Braksi.

Pengawalnya kian mendekat dan tengah mencari-carinya diantara kerumunan pengunjung. Ajeng menarik tangan pria itu lalu menyelinap di depan tubuh tingginya agar tidak terlihat. Pria itu terlihat kaget dan bingung karena seorang wanita yang dikenalnya tiba-tiba saja berdiri di hadapannya dalam radius yang sangat dekat hingga nyaris terlihat seperti sedang berpelukan.

Seolah tak peduli dengan kebingungan pria itu, Ajeng yang tengah panik mengintip pengawalnya dari balik tubuh Wira. Tahu bahwa pria itu kian mendekat ke arahnya, Ajeng menarik tubuh Wira, memeluk lalu menciumnya. Melihat adegan dihadapannya itu, si pengawal yang terlihat canggung memutuskan untuk pergi dan tidak mengganggu mereka.

Merasa lega telah terbebas dari ancama, Ajeng melepaskan tubuh Wira perlahan dan siap untuk menjelaskan duduk persoalannya secara baik-baik.

“Pak Wira?!” beberapa pria berpakaian dinas yang sama dengan Wira berdiri terpaku tidak jauh dari tempat Ajeng dan Wira berdiri. Mereka memandang Wira dengan tatapan kaget dan tak percaya.

Wira buru-buru melepaskan tangan Ajeng dan menjauhkan tubuh gadis itu darinya. Keduanya bertatapan.

“Kamu?!” ujar keduanya bersamaan.

“Siapa ini?” tanya Candra, Walikota Siliwangi. “Istrinya Pak Wira?”

“Bukan.” Sahut keduanya bersamaan lagi.

“Maaf Pak Candra, Pak Wira, kita harus segera kembali ke ruang meeting. Mr. Suzuki akan segera tiba.” Ujar salah seorang pria berpakaian dinas lainnya.

Candra langsung mengikuti rombongan menuju ruang rapat yang berada di salah satu gedung di Taman Wisata Bukit Braksi.

“Urusan kita belum selesai. Awas kalau sampai ketemu lagi!” ancam Wira sebelum pergi mengikuti Candra dan yang lainnya.

***********

Rapat selesai dan para pegawai pemerintah itu dibuat sibuk dengan ketidakpuasan Mr. Suzuki calon investor penting mereka. Sehingga mereka menghabiskan waktu jeda rapat itu untuk mendiskusikan cara untuk membuat Mr. Suzuki tertarik untuk berinvestasi di Siliwangi dan Carang Sewu seperti yang telah direncanakan sebelumnya.

“Kita tidak bisa membiarkan Mr. Suzuki membatalkan niatnya untuk berinvestasi di kota kita.” Ujar Candra, Walikota Siliwangi, cemas.

“Benar. Pak Gubernur sudah berupaya keras untuk mendapatkan mereka. Kita tidak boleh kehilangan mereka hanya karena Mr. Suzuki kurang puas dengan tawaran yang kita sampaikan.” Imbuh Faisal, kabag kerjasama luar negeri Pemprov Jala Brata.

Faisal berdiri dari duduknya dan berjalan-jalan mendekati pagar yang berada tidak jauh dari tempat mereka duduk. “Pak Wira! Bukankah itu istrinya Pak Wira?”

“Istri?” tanya Wira sambil menghampiri Faisal dan melihat ke arah matanya memandang.

Candra dan para pegawai lainnya ikut bergabung untuk melihat apa yang sedang Faisal bicarakan. Ajeng terlihat sedang berbincang santai dan akrab dengan Mr. Suzuki di taman bunga yang berada di bagian bawah tempat para pegawai berdiri. Sementara pria yang sangat sulit diyakinkan dan diambil hatinya itu terlihat sangat senang dan menikmati pembicaraannya dengan Ajeng.

“Oh iya bener. Itu kan perempuan yang ciuman sama Pak Wira tadi? Itu istrinya Pak Wira tho?” sambung pegawai lainnya.

“Istrinya Pak Wira hebat. Sejak bertemu Mr.Suzuki pagi tadi, saya belum pernah melihat beliau tersenyum seperti itu. Saya jadi penasaran dengan apa yang Bu Wira sampaikan kepada Mr. Suzuki.” puji Candra yang ikut-ikutan menyebut Ajeng sebagai istrinya.

“Tapi dia bukan istri saya.” Elak Wira.

“Terus kenapa kalian berciuman di depan umum?” tanya Candra dengan polosnya.

Pak Faisal meneput pundak Candra. “Sudah lumrah kalau suami istri yang sedang perang dingin menolak disebut suami istri.”

“Tapi –“

“Pak Wira, ini kesempatan baik untuk kita. Sepertinya istri Pak Wira bisa membantu kita untuk bicara dan meyakinkan Mr. Suzuki.” Tukas Faisal.

Wira terdiam sejenak.

“Pak Faisal benar, Pak. Kalau istrinya Pak Wira berhasil, Siliwangi dan Carang Sewu akan sangat diuntungkan.” Imbuh Candra penuh semangat.

***********

Para pegawai pemerintah itu menghampiri tempat Ajeng dan Mr. Suzuki berbincang dan si penerjemah langsung bersiaga untuk menengahi pembicaraan mereka.

“Mr. Suzuki ingin melanjutkan pembicaraan di sini. Beliau lebih suka suasana alam terbuka seperti ini.” Ujar si penerjemah setelah mendengar Mr. Suzuki bicara dalam bahasa Jepang.

“Oke.”

Mereka meneruskan pembahasan rencana kerjasama mereka di dekat taman seperti yang diminta Mr. Suzuki. Karena merasa tidak berkepentingan, Ajeng pamit tapi Mr. Suzuki melarangnya. Ia ingin Ajeng membantunya dalam mengambil keputusan penting pada rapat hari itu.

Wira dan timnya terbelalak mendengar Ajeng dan Mr. Suzuki berkomunikasi dengan lancar menggunakan bahasa Jepang. Pria tambun bermata sipit itu juga terlihat nyaman dan percaya kepada Ajeng layaknya orang yang sudah lama saling mengenal.

“Apakah kalian saling mengenal?” tanya si penerjemah mengikuti Mr. Suzuki.

“Iya. Nona ini adalah istri dari Pak Wira, Walikota Carag Sewu.” Jawab Faisal cepat dan penuh percaya diri.

“Apa?!” Ajeng terbelalak mendengar teman Wira memperkenalkannya sebagai istri Wira.

Mr. Suzuki terlihat sangat senang mengetahui bahwa Ajeng adalah bagian dari tim yang akan mengelola investasinya. “Kalau begitu tidak ada masalah lagi. Saya merasa senang dan percaya kepada Nona Ajeng. Dan karena dia adalah istri walikota, maka saya akan mempercayakan investasi kami di Carang Sewu dan Siliwangi.”

Para pegawai pemerintah itu merasa sangat senang dan berterimakasih kepada Mr. Suzuki dan juga Ajeng. Dan sebagai bentuk penghormatan mereka meminta Ajeng untuk ikut hadir di pesta makan malam dan penandatanganan kontrak kerjasama nanti malam bersama Wira.

******************

“Aku ngga mau terlibat sama urusan kamu titik.” Ujar Ajeng ketika Wira mengajaknya bicara empat mata.

“Kamu yang memulai semua ini. Kalau aja kamu ngga tiba-tiba datang dan nyium aku, kesalahpahaman ini ngga bakal terjadi.”

“Kan aku sudah bilang kalau aku ngelakuin itu karena terpaksa.”

“Ngga peduli terpaksa atau karena kamu memang mesum, tapi berita tentang kita sudah menyebar dan sekarang melibatkan nasib kontrak kerjasama dengan perusahaan Mr. Suzuki. Nasib Carang Sewu dan Siliwangi ada di tangan kamu dan aku ngga bisa ngebiarin kamu lari dari tanggung jawab kamu gitu aja.”

Alih-alih mendengarkan penjelasan Wira, mata Ajeng justru terbelalak melihat, jauh di belakang Wira, para pengawalnya kembali untuk mencarinya. Wira berbalik untuk melihat arah pandangan Ajeng. Melihat para pria bersetelan hitam itu menunjuk dan berlari ke arah Ajeng dan wajah Ajeng berubah panik dan ketakutan, Wira langsung menarik tangan Ajeng dan membawanya berlari jauh meninggalkan para pria yang berusaha mengejar mereka.

“Lari!!!!!”

***********************************

Terpopuler

Comments

siti rohaya

siti rohaya

mampir sepertinya menarik..ada candra di sini..

2023-10-16

0

lihat semua
Episodes
1 Pertemuan
2 Persinggahan
3 Bahaya
4 Oke, deal!
5 Pernikahan Kontrak
6 Status & Tugas
7 Jam Kerja
8 Kekerasan
9 Overtime
10 Kopi
11 Sabotase Pasar Wisata
12 Jam Bebas
13 Curiga
14 Orang Kepercayaan
15 Ditikung
16 Cara Kerja Wira
17 Gelagat Tegar
18 Tamu
19 Kepo
20 Timbangan
21 Atas Nama
22 Tugas Akhir Pekan
23 Pengawalan Khusus
24 Obsesi
25 Sunset
26 Dito
27 Sekamar
28 Surat Rahasia
29 Gosip
30 Masa Lalu
31 Publikasi vs Privasi
32 Kerja! Kerja!
33 Kiriman Makan Siang
34 Hari H
35 Lanjut?
36 DPO
37 Makan Malam (1)
38 Makan Malam (2)
39 Rasa Penasaran Monica
40 Pengunduran Diri Abdi
41 Pisah Rumah
42 Diam-Diam Perhatian
43 Surat Balasan
44 Si Licik
45 Terpojok
46 Main Api
47 Bukan Cinta Biasa
48 Keluarga Wira
49 Mertua vs Orang Tua
50 Dilema
51 Jebakan Rega
52 Cinta Sepihak
53 Penyerangan
54 Sang Penolong
55 Pilihan Ajeng
56 Si Kembar
57 Touch Me, please!
58 Nyonya
59 Tamu Agung
60 Aspri Baru
61 Serangan Balik
62 Berita Utama
63 Wait and See
64 Jati Diri
65 Pilihan Nyonya
66 Hanya Seorang Ajeng
67 Pengorbanan
68 Pria Terlemah
69 Korban dan Pelaku
70 Kambing Hitam
71 Kenangan yang Tersisa
72 Cinta yang Salah
73 Secinta Itu
74 Pria Dungu
75 Pasangan Putus Asa
76 Rasa Ingin Tahu
77 Informasi Valid
78 Kenangan yang Membekas
79 Perang Terbuka
80 Kunjungan Calon Keluarga
81 Cinta atau Obsesi?
82 D-Day
83 Efek Jatuh Cinta
84 1 x 24 jam
85 Nusa Beringin
86 Bimbang
87 Awal Baru
88 Cacar
89 Rencana Selanjutnya
90 Resmi Bercerai
91 Kebakaran
92 Bencana Membawa Berkah
93 Awal Yang Baru
94 Desa Baru
95 Aku Maunya Kamu
96 Teman Lama
97 Menguak Tabir
98 Kabar dari Desa
99 Ada Seolah Tiada
100 Black Campaign
101 Like Father Like Daughter
102 Lingkaran Setan
103 Keluarga
104 Memilih Hukuman
105 Pasang Surut
106 Tugas Baru
107 Berkelana
108 Novel Baru : "MY FAKE NYONYA"
109 Novel Baru : CASSANOVA PENCABUT NYAWA
Episodes

Updated 109 Episodes

1
Pertemuan
2
Persinggahan
3
Bahaya
4
Oke, deal!
5
Pernikahan Kontrak
6
Status & Tugas
7
Jam Kerja
8
Kekerasan
9
Overtime
10
Kopi
11
Sabotase Pasar Wisata
12
Jam Bebas
13
Curiga
14
Orang Kepercayaan
15
Ditikung
16
Cara Kerja Wira
17
Gelagat Tegar
18
Tamu
19
Kepo
20
Timbangan
21
Atas Nama
22
Tugas Akhir Pekan
23
Pengawalan Khusus
24
Obsesi
25
Sunset
26
Dito
27
Sekamar
28
Surat Rahasia
29
Gosip
30
Masa Lalu
31
Publikasi vs Privasi
32
Kerja! Kerja!
33
Kiriman Makan Siang
34
Hari H
35
Lanjut?
36
DPO
37
Makan Malam (1)
38
Makan Malam (2)
39
Rasa Penasaran Monica
40
Pengunduran Diri Abdi
41
Pisah Rumah
42
Diam-Diam Perhatian
43
Surat Balasan
44
Si Licik
45
Terpojok
46
Main Api
47
Bukan Cinta Biasa
48
Keluarga Wira
49
Mertua vs Orang Tua
50
Dilema
51
Jebakan Rega
52
Cinta Sepihak
53
Penyerangan
54
Sang Penolong
55
Pilihan Ajeng
56
Si Kembar
57
Touch Me, please!
58
Nyonya
59
Tamu Agung
60
Aspri Baru
61
Serangan Balik
62
Berita Utama
63
Wait and See
64
Jati Diri
65
Pilihan Nyonya
66
Hanya Seorang Ajeng
67
Pengorbanan
68
Pria Terlemah
69
Korban dan Pelaku
70
Kambing Hitam
71
Kenangan yang Tersisa
72
Cinta yang Salah
73
Secinta Itu
74
Pria Dungu
75
Pasangan Putus Asa
76
Rasa Ingin Tahu
77
Informasi Valid
78
Kenangan yang Membekas
79
Perang Terbuka
80
Kunjungan Calon Keluarga
81
Cinta atau Obsesi?
82
D-Day
83
Efek Jatuh Cinta
84
1 x 24 jam
85
Nusa Beringin
86
Bimbang
87
Awal Baru
88
Cacar
89
Rencana Selanjutnya
90
Resmi Bercerai
91
Kebakaran
92
Bencana Membawa Berkah
93
Awal Yang Baru
94
Desa Baru
95
Aku Maunya Kamu
96
Teman Lama
97
Menguak Tabir
98
Kabar dari Desa
99
Ada Seolah Tiada
100
Black Campaign
101
Like Father Like Daughter
102
Lingkaran Setan
103
Keluarga
104
Memilih Hukuman
105
Pasang Surut
106
Tugas Baru
107
Berkelana
108
Novel Baru : "MY FAKE NYONYA"
109
Novel Baru : CASSANOVA PENCABUT NYAWA

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!