Ketika Aku Dituduh Selingkuh

Ketika Aku Dituduh Selingkuh

KADS 1.

Seperti biasa, setiap malam saat semua sudah terlelap, Renata kembali melakukan rutinitasnya. Yaitu mengetik sebuah novel yang ia terbitkan di salah satu platform.

Tapi siapa sangka di saat Renata baru mengetik beberapa kata, Rendy sang suami justru terbangun dan berusaha merampas ponselnya. Hal itu membuat Renata terkejut dan berusaha mempertahankan ponselnya.

Karena merasa gagal merebut ponsel Renata, akhirnya Rendy memukul dinding di dekat wajah Renata.

Bough!

"Apa yang kamu lakukan tiap tengah malam? Kenapa kamu sibuk sekali dengan ponselmu? Apa benar yang dibilang orang-orang kalau kamu berselingkuh selama ini?" cecar Rendy dengan tatapan tajam. Ia benar-benar terlihat emosi. Dadanya naik turun dan tangan mengepal erat.

Sedangkan Renata, ia berusaha mengatur nafasnya. Ia tak menyangka jika ternyata suaminya belum tertidur. Padahal tadi ia sudah sangat yakin jika Rendy sudah sangat pulas. Bahkan dengkuran halus juga terdengar.

"Ak-aku... aku hanya membaca berita saja, Mas," dusta Renata. Ia berharap jika suaminya akan percaya dengan alasannya.

"Bohong! Sini aku lihat ponselmu. Biar aku pastikan sendiri kalau kamu memang sedang membaca berita seperti yang kamu bilang tadi." hardik Rendy dengan suara cukup lantang. Tangannya menegadah tepat di depan wajah Renata.

Akibat suara Rendy yang sangat lantang, membuat Keyra, putri mereka yang baru berusia 2,5 tahun terjaga dari tidurnya. Keyra menangis ketakutan. Renata, gegas memeluknya dan berusaha membuatnya tenang kembali.

"Mas, tolong jangan teriak-teriak begitu. Kasihan Keyra jadi ketakutan," lirih Renata memohon. Di dalam hati, ia mengucap syukur. Karena dengan Keyra terbangun, maka Rendy pasti akan berhenti mencecarnya.

Benar saja, Rendy gegas keluar dari dalam kamar. Sepertinya malam ini ia memilih untuk tidur di ruang tamu.

"Apakah aku sebaiknya jujur dengan Mas Rendy soal aku menulis ini? Karena aku melakukan ini kan juga awalnya karena Mas Rendy nggak pernah ngasih aku uang jajan lagi? Bahkan uang tabunganku juga sudah habis karena sering di pinjam oleh Mas Rendy tapi nggak pernah di balikin lagi. Kalau aku minta balik pasti jawabnya, 'kan uangnya dipakai buat bayar kontrakan, toh kamu kan juga tinggal disini kan? Jadi apa salahnya kalau uang tabunganmu di pakai? Lagipula uang tabunganmu itu kan dulunya juga dari aku' . Huh, sebal rasanya kalau dia sudah berucap seperti itu." gerutu Renata.

Renata mencoba mempertahankan pendapatnya. Hingga ia memutuskan untuk melanjutkan tidur malam ini.

Namun hingga keesokan paginya, Rendy tak kunjung kembali ke dalam kamar. Renata sendiri juga bangun kesiangan. Lantaran tiba-tiba semalam badannya terasa meriang dan kepalanya terasa sakit.

Jam sudah menunjukkan pukul 09.00, Keyra juga masih tidur pulas di sampingnya. Dengan kepala yang masih sakit, Renata keluar kamar untuk mencari keberadaan Rendy. Tapi sayangnya, ia tak menemukan Rendy baik di depan rumah, atau pun di dapur.

Akhirnya ia memutuskan untuk mulai bersih-bersih rumah. Selagi Keyra masih belum bangun. Selesai menyapu dan mencuci piring sisa semalam, Keyra terlihat berjalan keluar kamar. Ia berjalan ke arah Renata yang mulai sibuk mengupas sayur-mayur.

"Duh, anak Mama sudah bangun, ya? Yuk kita mandi dulu," ajak Renata sembari menciumi anak tersayangnya itu. Bau badan Keyra menjadi candu bagi Renata.

"Ela, dak mau mandi. Ela mau main aja," rengeknya dengan bergelanyut manja.

"Iya, nanti abis mandi kita main sama-sama ya. Sekarang Keyra harus mandi dulu, terus gosok gigi. Biar bau harum dan gigi Keyra tetap sehat." bujuk Renata, lalu mencium pipi gembul Keyra. "Kalau sekarang Keyra bau acem," sambungnya lagi sambil pura-pura menutup hidungnya.

Keyra pun akhirnya mau menuruti ajakan Renata. Ya, Keyra termasuk anak yang sangat penurut dengan kedua orang tuanya. Perkembangan Keyra sangat bagus, meskipun sedari kecil Renata mengurusnya seorang diri tanpa bantuan dari siapapun. Rendy hanya membantunya sesekali di saat tak ada pekerjaan di luar rumah.

Tapi untuk urusan mencuci baju, belanja, Rendy lah yang mengerjakannya. Jadi Renata lebih sering berada di dalam rumah. Ia keluar rumah jika ada kegiatan dari warga kampungnya saja.

Tepat pukul 12.00 siang, terdengar suara motor Rendy parkir di teras rumah kontrakan. Ingin rasanya Renata menyambut, tapi rasa kesal akibat tuduhan selingkuh semalam, masih menyelimutinya. Akhirnya Renata memilih untuk tetap duduk di ruang tamu sambil menyuapi Keyra makan siang.

"Papa, pulang!" seru Keyra seraya berjalan ke arah Rendy.

"Keyra makan dulu sana!" ucap Rendy sedikit tegas, lalu berjalan masuk ke dalam. Hingga membuat Keyra beringsut mundur.

Renata yang melihat putrinya di cuekin, semakin kesal dengan Rendy. Tapi untuk bicara, rasanya bibirnya kelu.

"Keyra, sini Sayang. Kita makan dulu ya, nanti kita main. Keyra mau main apa abis ini?" bujuk Renata agar putrinya itu tak menangis karena di cuekin papanya.

"Ela mau es kim, Ma." rengek Keyra dengan tatapan memohon.

Inilah yang Renata takutkan. Keyra meminta beli jajan, tapi Renata tak memiliki uang sepeserpun. Biasanya Keyra selalu minta langsung ke Rendy. Tapi karena tadi Rendy mengabaikannya, akhirnya Keyra meminta pada Renata.

"Keyra, beli eskimnya besok aja ya? Gimana kalau kita bikin kue aja setelah ini? Atau Keyra mau mama bikinin es buah?" lagi-lagi, Renata hanya bisa membujuk Keyra.

"Ela mau inum cucu dele aja, Mama."

"Okeh, abis ini kita bikin susu kedelai. Sekarang makan dulu ya, Nak."

Di saat bersamaan, Rendy kembali memakai helmnya. Entah mau ambil kerjaan apa lagi di jam siang-siang begini. Rendy adalah pegawai freelance. Semua kerjaan akan dia kerjakan asal bisa menghasilkan uang yang halal untuk anak istrinya. Rendy tipikal lelaki yang pekerja keras, tapi anehnya uang itu selalu terasa kurang. Padahal Rendy hampir seharian kerja. Berbeda saat keuangan Renata yang pegang. Rendy lebih sering berada di rumah, tapi Renata bisa punya banyak tabungan dan perhiasan. Sekarang? Boro-boro tabungan, Renata minta uang jajan aja sudah di bilang boros.

Dulu Rendy sempat memiliki sebuah usaha, namun semua hanya tinggal kenangan karena di tipu oleh temannya sendiri.

...****************...

Malam harinya, tepat pukul 23.30, Rendy baru kembali pulang. Sedangkan Renata dan Keyra masih asik bermain di dalam kamar. Keyra juga terlihat enggan menghampiri Papanya. Mungkin ia masih trauma dengan kejadian tadi siang.

Renata juga mengabaikan Rendy yang terlihat sibuk mengambil baju ganti.

"Ren, aku mau bicara soal kita!" celetuk Rendy saat ia sudah duduk di hadapan Renata.

"Tapi selama aku bicara, tolong jangan kamu sela sedikitpun sampai aku selesai bicara. Kamu hanya cukup mendengarkannya saja. Setelahnya, kalau kamu juga mau bicara silahkan, nggak juga nggak masalah."

Renata hanya melirik sekilas. Dalam hatinya tiba-tiba merasa risau.

"Okeh!" sahut Renata malas.

"Aku ingin kita pisah tempat tinggal!" ucapnya penuh penekanan di setiap kata.

Terpopuler

Comments

Uthie

Uthie

seru niii kayanya 👍👍👍

2023-10-17

0

Akun Baru

Akun Baru

suda. baca

2023-10-15

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!