Jodoh Dan Cinta

Jodoh Dan Cinta

pertemuan

Pagi itu , Biru dengan penuh semangat, bersiap berangkat kerja.

"Bismillah , semoga diberi kelancaran dan berkah " dengan kemeja biru dan rambut rapi biru semakin percaya diri menyambut hari.

Sebagai seorang kontraktor , yang kini dipercaya membangun sebuah perumahan, dipinggiran kota di Jawa Timur.

Tiba ditempat kerja , Biru terlihat bingung ,

"kemana para pekerja kok sepi sekali "batin biru.

Biru melanjutkan langkahnya, menuju keruanganya .

Ketika sampai didepan pintu ruangan, tiba tiba , ada salah satu pekerjanya lari tergopoh gopoh menghampirinya.

" Maaf bos , ada orang yang mau bunuh diri di bangunan lantai dua blok satu "

Dengan dahi berkerut karna terkejut , Biru, mengikuti pekerjanya ketempat kejadian.

"itu ,itu bos orang yang mau bunuh diri, " pekerja itu menunjuk seseorang yang sedang berdiri dipinggir bangunan tingkat dua.

Terlihat rang orang yang berkumpul , sambil berteriak teriak, untuk mencegah seseorang memjatuhkan diri.

"Minggir semua " biru berteriak, mendekati orang yang mau bunuh diri.

 "Apa yang terjadi" biru bertanya kepada pak amir salah satu tangan kanannya, yang juga berada disitu.

"Itu bos, ada seorang wanita yang ingin mengakhiri hidupnya, sepertinya ingin menjatuhkan diri dari gedung ini " pak Amir l memberi jalan pada Biru

" Hai apa yang kamu lakukan " teriak Biru pada gadis itu , dan dengan perlahan lahan terus mendekat.

"Jangan mendekat kamu" teriak gadis itu.

" Apa kamu sudah tidak waras hee " bentak Biru , semakin gusar dengan tingkah wanita ini.

 "Jangan ikut campur dengan urusan ku"" jawab wanita itu sambil menengok ke bawah.

Biru menangkap ada keraguan, dari wajah wanita itu, ketika menengok kebawah tadi

 " Cepat kamu menjauh dari situ." Biru sedikit tidak sabar.

" Diam kamu ! jangan ikut campur !,pergi kamu! " wanita itu berteriak teriak, mengusir biru, dengan air mata yang mengucur deras, membasahi pipinya yang kemerah merahan.

"Oo kamu benar benar ingin bunuh diri ?" oke oke silahkan " ucap Biru, sedikit meledek, karena filling biru, wanita itu takut, untuk menjatuhkan diri .

Terlihat gadis itu melirik kebawah, " kenapa kok tinggi sekali " dia membatin

" Kenapa ? , kamu takut ?, tidak usah bunuh diri , kena pisau aja kamu pasti nangis India, .sok sokan bunuh diri" Biru geleng geleng kepala, tidak habis pikir, dengan, tindakannya.

"Bukan urusanmu " gadis itu kembali berteriak , mulai frustasi dengan pilihanya sendiri.

Biru memberi kode kepada semua pekerjanya, untuk kebawah , berjaga jaga , kalau wanita ini nekat.

"Apa kamu yakin, ingin terjun kebawah ? " Biru membuat bimbang, gadis di hadapanya ini.

wanita itu diam tak merespon.

" silahkan saja , kalau mau terjun, kalau perlu akan aku bantu. Mending kalo langsung mati , kalau kamu malah cacat seumur hidup, apa kamu siap haa . " biru menjatuhkan mental gadis itu, untuk bisa berfikir lebih jernih.

"Diam kamu ! gak usah banyak ngomong ! " dengan air mata yang terus mengucur deras .

"Benar apa yang dikatakan laki laki ini, iya kalau aku langsung mati, tapi kalau malah cacat , apa aku nggak malah lebih sengsara. " gadis itu membatin.

" Kamu itu masih muda , kenapa mempunyai pikiran yang sedangkal itu" Ucap Biru sedikit lembut.

Biru menghela nafas , melihat gadis itu yang tidak mau berpikir panjang.

"Cukup ! menjauh kamu ! itu bukan urusanmu ".

Gadis itu bertahan dengan pendirianya, dan menyangkal kata hati untuk membatalkan niatnya.

Biru menggeleng ngeleng , dengan sedikit demi sedikit mendekat.

"Dasar gadis keras kepala".

"stop! , jangam mendekat atau aku akan loncat" gadis itu malah mengancam.

"Loncat saja" ucap Biru mulai jengah.

Gadis ini , geram dengan perkataan Biru, dan menoleh ingin menatap Biru , yang malah menyuruhnya menjatuhkan dirinya. Tanpa disadari kakinya tersandung pembatas gedung yang belum jadi.

"aaaaaaaaaaa tolong aku " tubuhnya terpelanting kebawah .

"Ya Allah, apakah aku akan mati,? aku takut. " gadis itu bergumam didalam ketakutan dan kepasrahannya.

Sedangkan Biru , melihat gadis itu terjatuh , langsung berlari untuk meraihnya, tapi sudah sudah tak terjangkau tangannya. Biru menengok kebawah, hatinya lega, dibawah para pekerjanya, berhasil menangkap tubuh gadis itu .

"Syukurlah, dia selamat, " Biru berlari menuruni tangga untuk menghampiri gadis yang baru saja jatuh, dan sekarang dalam keadaan pingsan .

Salah satu pekerja , memberikan minyak kayu putih, dibawah hidung Gadis itu, supaya cepat sadar . Perlahan gadis itu, membuka matanya

"Dimana aku, apakah aku sudah disurga" ucap gadis itu, masih dalam keadaan. ling lung.

"hahahahaha"

Spontan para pekerja , tertawa.

" Surganya mbahmu" jawab perkerja serentak.

Gadis itu, menundukan wajahnya bingung dan malu menjadi satu.

Sedangkan biru , berjalan menghampiri pekerjanya, yang mengerumuni gadis itu.

"Minggir minggir, beri jalan bos Biru" ucap pak amir .

Semua serentak minggir, memberi jalan pada Biru.

"Tolong , semuanya bubar , dan kembali kepekerjaan masing masing , pak amir , bawa dia ke kantor dan tolong handle pekerjaan yang ada dilapangan" dengan suara yang datar, dan dingin, memandang gadis itu dengan pandangan yang tak terbaca.

Biru langsung berbalik, menuju ruanganya.

"baik bos" tanpa banyak kata, segera, pak amir memapah wanita itu , sesuai perintah bosnya.

...****************...

Setiba diruanganya, Biru segera pendudukan pantatnya kekursi kebesaranya.

Biru menghembuskan nafas nya, untuk mengembalikan moodnya yang menurun , gara gara kejadian tadi.

" Ada ada saja " gumam Biru.

Sambil menunggu p amir membawa gadis itu, Biru memijat keningya yang tiba tiba terasa pening.

Dari luar terdengar ada yang mengetuk pintu.

" Permisi bos boleh kami masuk" terdengar suara pak Amir.

" Masuk pak" jawab biru.

Pak amir masuk, sambil menggandeng gadis tadi , terlihat gadis itu sedikit ketakutan.

"Ayo masuk"" pak Amir mengajak wanita itu masuk.

"Kenapa aku dibawa kesini, aku mau pulang saja" gadis itu berusaha menolak, namun, pak Amir dengan sigap, menggandeng tangan gadis itu, untuk masuk keruangan Biru.

" Diam kamu, duduk disini", jangan berulah. " bentak p Amir

":Ada lagi yang bisa saya bantu bos ? kalau tidak ada, saya langsung permisi bos " pamit p Amir.

"Cukup pak Amir , terima kasih, tolong tutup pintunya pak Amir "

"Siap bos" pak Amir betlalu dari ruangan Biru.

Seperginya pak Amir , Biru melanjutkan pekerjaanya yang menumpuk, tanpa menghiraukan gadis ini.

Gadis itu kebingungan.

"Kenapa aku dibawa kesini, kalau hanya untuk melihat dia belkerja , mending aku pulang , tapi gimana bilangnya, dia serem banget kayaknya lebih sereman dia dari pada hitler " batin itu.

Gadis itu terlihat gelisah, karna Biru tak juga berbicara dan menghiraukannya.

"Apasih maunya, nyuruh kesini, tapi diajak bicarapun tidak. Malah sibuk sendiri dengan kertas kertas itu" monolog gadis itu ,didalam hatinya.

Tiba tiba wamita itu betdiri.

"Aku pulang " dia berbalik , tapi ketika dia ingin melangkahkan kakinya.

"Duduk ! " Perintah Biru, tanpa mengalihkan pandangannya , dari berkas berkasnya.

"Apasih maumu , aku bosan melihat orang kerja, tanpa berbuat apa apa" protes gadis itu.

"Duduk " ulang Biru.

Akhirnya wanita itu duduk kembali.

Biru mengangkat wajahnya memandang gadis itu , dengan mata yang tajam , menghunus.

Gadis itu menjadi ciut nyalinya, menatap mata Biru yang tajam.

"Siapa namamu"

Biru bertanya, dengan nada yang sangat datar.

"a.. aassa"jawab wanita itu sambil menunduk

"trus " tanya Biru ambigu

"A apa maksudmu "

Gadis itu kebingungan , dengan pertanyaan biru.

"Apa yang kamu lakukan tadi" tanya Biru gemas dengan gadis manja sok berani ini.

"Bukan urusan mu" jawabnya, dengan wajah cemberut , dan mata berkaca kaca.

"Memang bukan urusanku jika kau melakukan tidak dibangunan ku ini "

Biru mulai terpancing emosinya.

Asa menundukan kepalanya.

"Mmaaf, aku bingung aku terpaksa " jawab Asa, dengan menahan air mata yang mulai mengambang.

"Siapa yang memaksamu" Biru semakin gemas, dengan gadis dihadapanya ini.

Asa bingung harus menjawab apa.

"keadaan" akhirnya dia menemukan jawaban.

Biru menggelengkan kepalanya , dia tak habis pikir , dengan gadis ini

"Terserah kamu mau melakukan apa, tapi jangan ditempat kerjaku ." ucao Biru santai.

Mendengar, perkataan Biru, Asa seakan tak terima .

"Siapa nama kamu tadi?

"Assa""

"Ok asa aku nggak perduli kamu mau melakukan apa tapi...."

tiba tiba.

kruuuuuuk klutu klutuk

Biru menhembuskan nafasnya kasar.

"Assa assa kamu lucu ya "

Asa yang hatinya masih dalam keadaan tidak baik baik saja , seakan dibuat malu dengan perutnya yang protes , karna belum diisi.

"Kenapa sih , harus sekarang, bunyinya. " batin Asa malu.

Biru, menghubungi, pak Amir.

"Pak tolong kemari. "

" Baik bos "

Setelah beberapa saat.

Tok tok "permisi bos"

"Masuk pak" pak Amir masuk dengan menganggukan kepalanya , memberi hormat.

"Pak Amir, tolong belikan makanan dua porsi ya" Biru memberikan, dua lembar uang seratusan.

"Baik bos"

Segera pak Amir keluar , membelikan , apa yang diperintahkan Biru padanya.

"Asa sekarang kamu istirahatlah, disofa itu."

" Jangan memiikirkan yang hal tidak tidak ,aku nggak tau apa masalah mu , tapi, hidup ini sangat berharga, Asa. Banyak orang yang sakit berobat ingin segera sehat . Sedangkan kamu , badan sehat masiih muda lagi, kenapa malah ingin mengakhiri hidup.

bersambung

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!