Sementara itu, setelah keluar dari ruangan Biru , Asa berlari tak tentu arah.
":Apa yang harus aku lakukan ,apakah aku akan pulang kerumah. Aku gak mau dinikahkan dengan orang tua itu , kenapa ayah tega menikahkan aku hanya untuk melunasi hutangnya. "Asa terus berjalan menyusuri jalan.
"Tapi kalau tidak pulang , aku harus kemana" kaki Asa terus melangkah. tak terasa hari mulai sore.
Asa benhenti disebuah lapangan yang sepi, badannya luruh kebawah serasa tak bertenaga, lelah hati dan juga badanya.
"Ya Alalh , apa yang harus aku lakukan . Engkau tak mengijinkan aku untuk mengakhiri hidupku iini, tapi Engkau juga tak memberi jalan keluar untuk masalahku ini. " tubuh asa bergetar akibat tangisan yang tak bisa ditahan.
Asa yang menangis sesenggukan dipinggir jalan, menjadi tontonan orang yang lewat, tetapi mereka hanya bisa .memandang kasihan dan menyedihkan, tanpa berani menghampiri.
Tiba tiba , ada seorang lelaki paruh baya menghampiri Asa dengan wajah yang menahan geram , menarik tangan Asa.
"dasar anak yang tau balas budi, disuruh tetap tinggal dirumah, malah kelayapan kemana mana" laki laki itu menyeret tubuh Asa, yang tidak bisa mengimbangi langkahnya.
"Ampun ayah "Asa berusaha mengimbangi langkah laki laki itu, yang ternyata adalah ayahnya.
"Kemana saja seharian ,hah? " ayah Asa yang bernama Tono terus saja menyeret Asa tanpa mau mendengarkan rintihan Asa .
Setelah tiba dirumah Asa , dihempaskan kekursi dengan sangat kuat. Akibatnya kaki asa terbentur sudut meja yang agak lancip.
"sakit yah.ampun" Asa merintih sambil mengelus pahanya yang terbentur meja.
"Bu bu cepat kemari" pak Tono memanggil ibu Aaa yang bernama Denok.
"Iya pak ada apa? "bu Denok melangkah berlahan menghampiri suaminya, yang dibakar api amarahnya.
"itu lihat anakmu, " menunjuk Asa yang duduk dengan tangisan tertahan.
"Asa nduk cah ayu, dari mana saja kamu, seharian tanpa kabar, ibu kawatir terjadi sesuatu sama kamu nduk. " bu Denok menghampiri anak satu satunya dan merengkuhnya dengan sayang.
" Maafkan Asa bu," Asa terus menangis dipelukan ibunya.
"Dengar Asa kamu jangan coba coba melarikan diri dari pernikahan ini , jika tidak ingin ayahmu ini mati. Apakah kamu lupa , apa yang dilakukan pak Iwan untuk keluarga kita? lihat ibumu masih sehat seperti itu, siapa yang telah membiayai rumah sakit ibumu , hah? mau ditaruh dimana muka ayahmu ini" Bentak pak Tono yang dikuasai amarah.
"maafkan Asa ayah, tapi aku tidak menyukai pak Iwan ayah, apakah ayah tega, Asa menikahi orang tua yang seumuran dengan ayah? "jawab Asa yang terus menangis.
"Ayah tidak perduli, pokoknya kamu harus tetap menikah dengan p Iwan. Kamu tau Asa, selain karna kita berhutang budi kita juga hutang uang kepada pak Iwan kita berhutang terlalu banyak asa. seumur hidup kita bekerja , tidak akan pernah bisa membayar nya.:"
Asa memandang ibunya, yang juga menangis seoerti dirinnya.
"Asa biaya pengobatan ibumu sangat banyak ,dan itu semua ,bantuan dari pak Iwan. dan istrinya hanya ingin kamu mau dinikahkan dengan suaminya.
"Andai ayahmu ini punya uang, pasti tidak akan mungkin pinjam uang kepada pak Iwan , untuk biaya pengobatan ibumu.
Asa semakin mengeratkan pelukanya pada ibunya" aku tidak mau menikah ibu gumam Asa lirih.
Bu Denok bingung ,harus berkata apa , karna apa yang dikatakan suaminya adalah benar , tapi dia juga tidak tega kalau asa harus menikah , hanya karna untuk melunasi hutang , apalagi karna dirinyalah mereka harus berhutang banyalk pada pak Iwan.
"Maafkan ibumu ini ya nduk , karna ibu kamu harus menderita"tangan ibu Denok menggegam tangan Asa, seakan mengisyaratkan ibu juga tidak berdaya .
Mereka berpelukan dan menangis untuk meringankan beban yang harus mereka tanggung.
Asa terdiam bingung, sedih terluka, dan tak berdaya.
"Apa yang harus aku lakukan ya Allah "batin Asa.
"Besok pak Iwan akan kesini, untuk melamar kamu , jadi kamu harus mempersiapkan diri, jangan berani berani melarikan diri lagi, kamu akan hidup enak jika menikah dengan pak Iwan meskipun sebagai istri kedua dan juga sudah tua " ucap pal Tono mengjibur Asa.
Setelah memperingatkan Asa, pak tono Segera berlalu, untuk menenanglan hatinya, bagaimanpun Asa adalah putri satu satunya tidak mungkin dia tidak menyayanginya, karna keadaanlah pak Tono harus melakukan itu.
"Maafkan ayahmu ini nduk, semoga kamu akan bahagia dengan keputusan ayahmu ini, "batin pak Tono dengan menahan sesak didadanya .
huuuf
Pak Tono melangkah keluar rumah, entah kemana.
Sedang Asa dan bu Denok melepaskan pelukanya.
"Nduk maaflan ibu ya" bu Denok mengusap kepala asa.
"Tidak apa apa bu, aku akan berusaha menerima semua ini. "
...****************...
Sementara itu Biru yang merasa kurang enak badan, tidak melanjutkan kerjanya , meskipun sudah beristirahat , tetap saja, tidak berkurang sakitnya.
" Pak Amir saya pulang dulu, tolong lanjutkan ya pak yang disini. saya percaya Amir bisa mengatasinya"
"Baik bos , saya akan mengerjakan , apa yang bos perintahkan., setelah nyampek rumah, segera istirahat , makan yang bergizi, dan jangan lupa minum obatnya. "
"iya pak Amir kayak nasehatin anak kecil saja pak pak" Biru tersenyum dengan perhatian , yang diberikan oleh bawahanya tersebut
"Terimakasih pak atas perhatiannya , dengan adanya bapak disini ,seakan saya dekat dengan keluargaku sendiri "
"sama sama bos "bos juga sudah saya anggap anak saya sendiri "
"ya sudah pak saya pamit pulang dulu " Biru keluar dari ruangannya berjalan dengan lesu.
"Hati hati bos" Biru tersenyum dan mengangguk.
Biru mengendarai kendaraan roda dua dengan kecepatan sedang, meskipun Biru sanggup membeli mobil, tapi Biru lebih nyaman mengendarai sepeda motor.
Sesampai dirumah Biru, segera membaringkan tubuhnya diranjang yang berada dikamarnya.
"huuf kenapa kepalaku pusing sekal"
Dia mengambil minum yang ada diatas nakas, dan meminum obat yang telah dibelikan pak Amir di apotik tadi.
Biru memejamkan matanya , berusaha tidur, untuk mengurangi rasa sakit nya. Mungkin karena efek obat , atau karna lelah Biru akhirnya, bisa mengarungi mimpinya.
Setelah beberapa saat.
"astagfirullah "
Bru terbangun , dengan nafas yang memburu.
"Keenpa aku memimpikan gadis itu, padahal aku tidak memikirkanya,Ada apa sebenarnya ?" Biru menarik nafas beberapa kali, membuangnya lewat mulutnya ,dan mengambil minum untuk membasahi tenggorokanya yang terasa kering.
"Semoga hanya bunga ttidur. Mungkin karna aku tidur disaat waktu mullai gelap ,dan memasuki waktu maghrib sehingga aku
mimpi buruk.
Biru bangkit dari tidurnya , dan menuju kearah kanar mandi berniat membersihkan diri dan persiapan untuk beribadah
Biru hidup sendirian dirumah yang dia sewa untuk beberapa tahun. sampai proyek yang ia kerjaankan selesai . Sedang keluarganya bertempat tinggal dikota lain.
Sstelah menyelesaikan ibadahnya Biru menyadari badanya sudah, mulai baikan.
"alhamdulillah kepalaku sudah agak mendingan ,tapi......
kruuuuuuk
Suara terdengar dari perut Biru.
"Ternyata aku kelaparan" segera Biru menuju dapur , untuk makan malam, tapi dia lupa ,dia tidak punya apa apa untuk dimalan.
"Apa aku keluar saja mencari makanan"
Akhirnya Biru keluar mencari makan, di warung langgananya.
,beraambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments