pertemuan kembali

Satu bulan berlalu.

Dirumah Asa.

Pagi itu, Asa sedang berberes tempat tidurnya. Bu Denok masuk kamar Asa, yang tidak tertutup.

"Nduk, " bu Denok melangkah masuk , dan duduk dipinggir tempat tidur Asa, sambil memperhatikan, putrinya, merapikan kamarnya.

"Iya bu, ada apa . " Asa menghentikan kegiatannya, dan ikut duduk disamping ibunya.

"Nduk , ibu ingin membicarakan sesuatu " bu Denok menjeda kalimatnya dan meraih tangan Asa, menggenggamnya erat.

" Iya bu, apakah ada masalah bu,." Asa memperhatikan ibunya dengan yang penasaran ,terlihat kecemasan dalam wajahnya.

"Insyaallah ,sore nanti, pak Iwan dan keluarganya , akan datang kerumah kita nduk. Mereka ingin membicarakan , kelanjutan pinanganya, terhadap kamu ."bu Denok menghembuskan nafasnya kasar untuk melegakan dadanya yang terasa sesak.

Asa diam, menunggu kelanjutan, kalimat ibunya.

"Maafkan ibu ya nduk , kamu harus menjalani semua ini . Ibu tahu, kamu terpaksa menerimanya. "bu Denok merengkuh buah hatinya itu, dengan mata berkaca kaca.

Asa merenggangkan pelukannya, tersenyum tulus , dan memandang wajah ibunya yang memancarkan kesedihan disana, apalagi mata sayunya terus merembeskan air mata keharuan dan ketidak berdayaan seorang ibu.

"Bu jangan dipikirkan lagi, Asa menerima ini semua, yang penting ibu sehat, bisa terus mendampingi anakmu yang cantik dan imut ini " Asa berusaha melucu meski tak bisa membendung air matanya , yang ikut merembes membasahi pipinya.

Mereka berpelukan lagi untuk beberapa saat dan melepaskan pelukannya setelah hati mereka sedikit tenang.

"Terima kasih ya nduk, ibu sangat bersyukur dikaruniai seorang putri sepertimu, dan maafkan ibu , belum bisa membahagiakan kamu sayang" diciumnya seluruh wajah Asa,.

" Nduk, sekarang kamu bersiap ya, kamu belanja kepasar, untuk persiapan nanti "

ujar bu denok, dengan suara yang serak , karna lama menangis , diusapnya , lelehan air mata yang masih tersisa dipipinya.

Tanpa menunggu lebih lama. Asa menganggukan kepalanya.

"Baik bu" Asa bangkit dari duduknya, dan berlahan meninggalkan ibunya, yang masih duduk terpekur.

Sebenarnya Asa sangat malas ,namun hatinya tak tega jika harus menolak permintaan wanita yang telah melahirkannya itu.

Bu Denok menatap putri semata wayangnya , berjalan berjalan menjauh , sampai tak terlihar lagi punggungnya.

"heewwm "

Bu Denok menghembuskan nafasnya berat,

"maafkan ibu nduk, ibu hanya bisa berdoa engkau akan selalu bahagia, meskipun harus menjalani sesuatu yang tidak kamu inginkan. Andai saja ibu bisa memilih, lebih baik ibu tidak usah berobat , asal engkau bahagia nduk " batin bu Denok penuh dengan kesedihan.

Sementara itu diperjalanan.

Asa berjalan dengan hati yang gundah , dan dengan pikiran yang melalang buana , sehingga tidak fokus dengan jalan yang dilaluinya dan tiba tiba,

bruuuuk.

"aishhh sakit, kenapa ada ditroktoar sih, pohonnya " gerutu Asa sambil mengusap ngusap kening dan hidungnya merah karna terbentur.

Asa celingak celinguk, malu kalau ada orang yang melihat tingkah konyolnya.

Sambil memukul keningnya, untuk menyadarkan dirinya.

"Bodoh banget sih, aku ini betjalan sambil ngelamun" cengar cengir dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal untuk menahan malu sendiri.

"Untung tak ada yang lihat, sakit juga ya hidungku. Beruntung nggak patah ,bisa berkurang kecantikanku" Asa berguman lirih kalau keras bisa dianggap gila dia.

Setelah menunggu beberapa saat, ada angkot , yang bisa membawanya kepasar.

Namun, ketika Asa betjalan mendekati angkot itu, tiba tiba...

Bruuk sreet

Asa terhuyung kebelakang, dan hampir menbuatnya mencium aspal.

Ada seseorang yang sengaja, menyerempetnya, dan merebut tas srempang yang dibawanya.

Reflek Asa mempertahankan tas yang dibawanya , dan terjadi tarik menarik antara Asa dan penjambret itu. Namun, Asa tak bisa menahannya, tasnya terlepas , dan dibawa lari menjauh . Asa berbalik dan berteriak ,

"Copeeeeet ada copet tolong tas saya dicopet " sekuat tenaga . Asa mengejar orang yang telah merampas tasnya.

Sedangkan rang orang yang ada diangkot , dan sekitarnya ikut membantu, mengejar orang yang menjambret tas Asa.

Asa terus berlari, sampai nafasnya terasa habis, namun dia tak menyerah, trus mngejar walau dengan nafas tersengal sengal. dan

" bruuuk"

Lagi lagi, Asa menabrak sesuatu yang besar .

"Kenapa tidak sesakit , ketika menabrak pohon tadi ya" Gumam Asa.

Asa mendongak menatap sesuatu, yang dia tabrak kali ini ,terasa empuk , dan hidungnya mencium bau harum maskulin khas laki laki.

"Kau"

Asa terkejut dan membelalakan matanya , ketika mengetahui , seseorang yang dia tabrak , orang pernah menggagalkan percobaan bunuh dirinya, pada saat yang lalu.

Asa sempat terpesona dengan wajah tampan laki laki dihadapanya dan mundur beberapa langkah , setelah tersadar , dia juga dipandangi. Asa menunduk malu, dengan tingkahnya. barusan.

"Dasar gadis ingusan, sukanya masih lari larian . Ceroboh lagi. Apa kamu itu, tidak malu, dilihat banyak orang hah " biru mencibir Asa . sambil tangan ditekuk didepan dada , bersendekap.

"Maafkan saya tuan, saya tak melihat jalan" tangan Asa menggaruk keningnya , yang tak gatal.

" Trus matamu itu, buat apa kalau tidak untuk melihat hah "Biru menyentil kening Asa , agak keras.

"aww sakit " rengek Asa

"Kenapa sih sentil sentil segala," tangan Asa mengusap usap kening nya, yang terasa panas.

"Ini penganiayaan namanya. "

Ketika Asa menunduk otaknya teringat , tadi dia sedang mengajar jambret.

Segera Asa berbalik dan kembali mengejar orang yang telah , mengambil tasnya .

Akan tetapi , ketika asa akan melangkah spontan tangan Asa dicekal oleh Biru untuk menahannya.

"mau kemana kamu ? Jangan langsung pergi begitu saja . Lihat! keringat dan ingusmu mengotori kemejaku"

Asa sekilas melihat kemeja Biru yang memang terlihat sedikit basah karna keringatnya.

"enak aja ingus , kalau keringat sih memang iya, tapi kamu harus bertanggung jawab juga gara gara kamu, jambret itu mengjilang, dan sekarang aku sudan tidak bisa lagi berbelanja" Asa geram kepada Biru. Meskipun bukan salah biru juga janbret itu menghilang.

"sudahlah aku mau pulang aja dan masalah kemejamu tuan kita impas kemeja tuan lotor aku kehilangan jambret itu " Asa ikut ikutan menekukan tangannya didepan dada.

"Enak aja aku gak mau membuat orang susah karna aku ". Biru mengeluarkan dompetnya dan mengambil pecahan seratusan sebanyak sepuluh lembar.

"nih ganti rugi yang kamu bilang, tapi bukan gara gara aku jambret itu pergi, " dan menyerahkan uang itu ketangan Asa.

"karna aku masih ada urusan yang tidak bisa aku tunda , aku lepaskan kamu, dari tanggung jawab ini , tapi, suatu saat , jika kita bertemu lagi, kamu harus melunasi janjimu ini, untuk mencuci kemejaku "

Biru langsung berlalu tanpa menunggu Asa , menjawab perkataannya.

"Dasar tuan arogan , siapa juga yang mau mencuci kemejanya , aku juga nggak minta diganti uangnya , tapi.... .asa melihat uang yang diberikan Biru.

"Ahh tidak papa , kalau sudah rezeki tidak kemana, yang penting aku masih bisa belanja " urusan kemeja tuan sombong itu , dipikirkan nanti saja, semoga saja aku ndak pernah ketemu dia lagi , hehehe" doa Asa.

Asa melanjutkan perjalanannya kepasar , dan melupakan kejadian penjambretan. Toh Tasnya juga hanya berisi uang yang tidak terlalu banyak , dan sudah diganti oleh Biru juga.

Dii tempat lain , Biru bertemu dengan atasanya, untuk melakukan pertemuan, dan langsung kembali ketempat kerjanya, setelah selesai.

Biru masuk keruangannya, dan duduk dikursi kebesarannya.

"Syukurlah , pak Surya menyetujui, semua biaya yang aku ajukan . Semoga saja ,semuanya lancar"

"heem, Biru tersenyum , mengingat pertemuannya kembali , dengan gadis yang pernah ditolongnya diwaktu yang lalu.

"Ngomong ngomong manis juga gadis ingusan itu., tapi , kenapa jadi galak ya kalau mode normal, jadi gemes melihatnya,. Astagfirullah ngomong apa aku ini " Biru membayangkan Kejadian tabrakan tadi. terbit senyuman diwajahnya.

" tapi... kalau diingat ingat, kenapa setiap ketemu dengan nya selalu pas ada masalah, apakah memang hidupnya dipenuhi masalah ."

"ahhhhk"

" kenapa aku jadi memikirkan gadis itu " Biru meenggaruk keningnyA.

"Ah sudahlah , semoga saja dia selalu dalam keadaam baik"

Birupun mengalihkan pikiran dengan melanjutkan pekerjaan nya yang sedikit tertunda.

Sedangkan ditempat asa.

Setelah Asa pulang berbelanja, Asa dan Ibunya mempersiapkan semuanya, untuk menjamu pak Iwan dan keluarganya, yang akan datang kerumah mereka.

"Ibu, apakah..., acara ini tidak bisa ditunda setahun. atau dua tahun lagi? Asa belum siap ibu." Asa mengeluarlan kata hatinya yang selalu ditahan, untuk mengulur waktu , sampai dia benar benar sudah siap.

" Nduk Asa anaku . Maafkan ibu, yang tak bisa menghalangi semua ini." ujar bu Denok sambil mengelus kepala Asa dengan sayang.

Asa sudah tidak bisa lagi berkeluh kesah, kalau ibunya, sudah berkata demikian.

Setelah beverapa saat.

tok tok tok

"Asa.... ini ayah" Pak Tono mengetuk pintu.

ngeeek

Asa membuka pintu kamar , dengan tersenyum menyambut, ayahnya, dan menutupi kegundahan hatinya.

"iya ayah:"jawab Asa .

"Duduk yah" Asa mempersulahkan ayahnya, . duduk .

"Apakah kamu sudah siap nduk , itu keluarga pak Iwan sudah datang" Pak Tono , mendekati Asa dan mengusap kepalanya.

Bersambung

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!