Takdir

Dirumah asa.

Sore itu rumah asa ramai , ada tetangga bu denok dan pak tono , serta ada beberapa saudara dekat membantu acara yang akan diadakan dirumah itu.

Dikamar , Asa hanya duduk diam didepan cermin, merenungi hidupnya yang tak sesuai dengan yang keinginnannya.

"Apakah memang ini takdir hidup yang harus aku jalani, menikah dengan orang tua yang sudah beristri. Ya Allah kenapa jalan ini yang Kau pilihkan untuku. " keluh asa didalam hatinya .Dipandangi wajah dirinya didalam cermin , kuyu, sayu , pucat tak bergairah , tak seindah bulan purnama yang bersinar dilangit malam itu.

tok tok tok

"Asa buka pintunya, apakah kamu sudah siap nduk?

tok tok tok

" nduk buka pintunya"

Asa membuka pintu kamarnya, dengan malas, seakan tak rela untuk melangkah , akan tetapi, ibunya yang mengetuk pintu itu, dia takut dosa bila mengabaikannya.

ngeeeek

"Asa kenapa kamu belum siap "

Bu denok memandang wajah anaknya yang kuyu tak bersemangat, langsung terdiam tak melanjutkan kata katanya . Dia tahu sekarang putrinya sedang tidak baik baik saja, bahkan dia sangat tahu keadaan ini dialah yang menjadi penyebabnya.

"Asa putriku " bu denok mendekati putrinya, memeluknya dan mencium pucuk kepala Asa penuh kasih.

"jika ini memang sangat sulit untukmu kamu bisa pergi dan menjauh .ibu tidak akan sanggup melihatmu selalu sedih tak bahagia seperti ini."

Ayah Asa, pak Tono tiba tiba masuk, memandang wajah kedua wanita itu, dengan pandangan yang sangat tajam.

"Apa yang kamu katakan bu, apa ibu sadar dengan perkataan ibu tadi, kita tak bisa mundur bu , taukan konsekuensi apa yang harus kita tanggung jika pernikahan ini kita batalkan" Pak Tono gusar dengan pernyataan istrinya tersebut.

Bu Denok , semakin tak bisa menahan kesedihan atas keadaan yang menimpa putrinya . Bercucuranlah air mata bu Denok seperti air bah yang tak terbendung lagi.

"Lebih baik ibu mati saja pak, dari pada ibu sembuh tapi melihat putri kita sengsara. " bu Denok semakin menangis tersedu sedu.

Pak Tono mengacak ngacak dan menjambak rambutnya , bingung dan frustasi harus memilih kebahagiaan putrinya atau kehidupan istrinya.

"ahhhhhhk kenapa harus begini "pak tono terduduk memegangi kepalanya dan menangis tergugu.

Asa berdiri mendekati ayahnya, dia tau meskipun sikap pak Tono keras dan terkadang kasar , ayahnya itu sangat menyayaninya.

"Ayah maafkan Asa membuat ayah bingung seperti ini, ayah jangan kawatir , Asa akan terima dengan ikhlas, semua keputusan yang akan ayah ambil. Asa akan berusaha kuat dan mensyukuri , semua nya . Mungkin ini takdir yang digariskan Allah, dan terbaik untuk Asa. " Asa mengatakan itu dengan air mata yang terus membasahi pipi untuk menenangkan ayahnya , meskipun itu keputusan ini berat untuk dirinya..

Pak Tono merengkuh tubuh putri semata wayangnya , dengan erat dan memandangnya dengan penuh haru.

"Terima kasih Nduk , kamu membantu beban ayah , "

Dijawab Asa, dengan tersenyum.

Pak Tono berdoa dalam hati, semoga keputusan ini yang terbaik, untuk semua ,dan putrinya , bisa meraih kebahagiaan dalam hidupnya.

Pak Tono berdiri memegang bahu Asa , dan mengangkatnya.

"Sekarang bersiaplah , sebentar lagi pak Iwan dan keluarganya, akan datang .Jangan terlihat sedih ."

Pak Tono segera berlalu , tangannya mengusap air mata yang sempat merembes keluar. melalui matanya.

Asa berbalik memandang ibunya

"Ibu jangan bersedih lagi , Asa ikhlas. Ibu jangan berfikiran Asa terpaksa,, Asa sayang ibu dan bapak , Asa tidak mau kehilangan ibu " Asa memeluk ibunya erat, seakan tak ingin terlepas.

"Terima kasih Asa, ibu juga menyayangimu , melebihi nyawa ibu," bu denok membalikan tubuh Asa dan menghadapkan kecermin.

"Lihat putri cantik ibu, sekarang sedikit kurang cantik, gara gara ini ","menunjuk mata dan hidung asa .

"Matanya sembab, dan hidungnya merah kayak badut" bu Denok mengjibur Asa dan juga dirinya,. Diusab air mata yang masih merembes di ipipi asa dan pipinya

Asa tersenyum pada ibunya.

"ibuuuu "rengek asa manja

"Sekarang ibu temani ayah didepan, jangan sedih lagi, oke " Asa berusaha untuk tersenyum dan menerimanya.

"iya kamu cepat bersiap dan berdandan secantik mungkin "bu Denok mencium pipi putrinya dengan sayang.

Setelah ibu Denok meninggalkan kamarnya.

Asa menguatkan hatinya bahwa semua ini untuk ibunya

"aku harus kuat dan bahagia, ya Allah selalu dampingi aku melalui semua ini"

Asa pun bersiap , berdandan dengan baju yang sederhana namun tetlihat manis.

Setelah beberapa saat, terlihat rombongan, memasuki halaman rumah pak Tono.

"assalamualaikum "

Terdengar suara laki laki dan perempuan yang tengah berjalan menghampiri pak tono dan bu Denok

Mereka saling berjabat tangan diikuti keluarga pak Iwan lainya yang ikut serta dalam rombongan itu.

"monggo monggo pinarak (silahkan duduk) b Denok mempersilahkan tamu tamunya untuk duduk .

Bu Denok pamit kebelakang untuk mempersiapkan hidangan yang akan disuguhkan pada tamunya.

Sementara itu di ruang tamu pak tono oan pak Iwan sekeluarga terlihat berbincang , sambil menunggu bu Denok beserta asa.

Setelah beberapa saat , munculah Asa bersama bu Denok dengan senyum yang dipaksakan.

"ini dia , yang sudah kita tunggu "

Istri pak Iwan berdiri , menyambut dan menggandeng Asa untuk duduk disampingnya. diikuti bu Denok yang juga duduk disamping Asa.

Asa tetlihat tegang tapi tetap menyungingkan semyumnya.

Setelah Asa duduk disamping istri pak Iwan yang bernama ibu Aisyah itu , untuk beberapa saat keadaan menjadi hening.

Bu Aisyah terlihat memberi kode kepada suaminga , supaya mengatakan maksut tujuananya datang kemari.

Pak Iwan mengerti , namun ada sedikit keraguan dihatinya, tapi dia tetap harus mengatakanya.

"Pak Tono sekeluarga , saya kesini beserta keluarga , yang pertama kami ingin bersilaturohmi .

"

Yang kedua saya dan keluarga ingin mempererat silaturrahmi keluarga kita, dengan melamar putri pak Tono untuk saya sendiri. Sekiranya pak Tono sekeluarga beserta Asa mau menerima lamaran ini"

Mendengar pak Iwan mulai berbicara , Asa semakin menundukan kepalanya , untuk mennyembunyikan kesedihan yang ia rasakan.

"Ya Allah kuatkan aku" batin Asa

"Bagamana pak Tono , Asa " sekarang ganti bu Aisyah yang bertanya.

heaaah

Terdengar pak Tono menghembus kan nafasnya , untuk melegakan dadanya yang terasa sesak.

"Baik pak Iwan beserta istri ,sebagai ayah dari putri saya yang bernama Asa , Saya, " pak Tono menjeda ucapanya dan melirik kepada putrinya., terbersit keraguan untuk menerima pinangan pak Iwan ,ketika melihat air mata putrinya yang merembes .Tapi,...

ketika ia menoleh kepada wajah pucat istrinya, pak Tono memantapkan hatinya, kembali menghadap pak Iwan dan meneruskan perkataannya.

"maaf ,

"Saya menerima lamaran pak Iwan untuk putri saya , semoga ikatan ini, bisa menambah erat tali persaudaraan kita.

Pak Iwan beserta istri terlihat menganggukan kepalanya, dan tersenyum mendengar lamaran mereka diterima.

"Sekarang bagaiman dengan mu Asa ? apakah kamu mau menerima "pak Iwan mengalihkan pandangan kepada asa .

Pak Iwan ingin mendengar jawaban gadis belia yang dilanarnya itu.

Setelah beberapa saat tidak terdengar ada jawaban yang keluar dari mulut asa pak Iwan mengulangi pertanyaannya dengan kegi.

"bagaimana jawabanmu Asa"

tetap tidak ada jawaban dari Asa.

Semua yang ada diruang tamu, mengerutkan kening nya penasaran , dengan jawavan yang akan keluar dari mulut Asa.

"Asa, nduk cah ayu" bu denok menggoyangkan lengan Asa , untuk segera menjawab lamaran yang disampaikan pak Iwan. dan itu membuat Asa tersadar dari lamunanya.

bersambung

Terpopuler

Comments

Fastandfurious

Fastandfurious

Aku suka banget sama cerita ini, jangan berhenti menulis author!

2023-09-22

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!