Tak Ada Cinta Yang Abadi
Airin menguap lebar-lebar dan meregangkan kedua tangannya..
"Cepat nak.. nanti kamu terlambat loh"..
Suara Mama yang nyaring mulai mengusir kantuknya Erin..
"Iya Ma, ini udah bangun, udah di kamar mandi juga..tapi jiwanya aja, raganya masih selimutan, hahaha" canda Airin..
"Hush.. apaan sih, pagi-pagi udah ngomong ga jelas kamu ini" omel Mama yang masih sibuk ngebalik tahu di teplon.
"Iya siap bunda ratu" balas Airin yang langsung lari ke kamar mandi tidak mau Mamanya pagi-pagi nyerocos terus.
Bu Lusi Santoso, Mamanya Airin adalah seorang orang tua tunggal, dia telah membesarkan Airin seorang diri sejak Papanya Airin meninggal dunia sewaktu Airin masih berumur 12 Tahun.
Bu Santoso sangat gigih membesarkan Airin, sehingga Airin menjadi sesosok wanita yg amat cantik, periang, serta mandiri. Airin telah mendapat pekerjaan sebagai seorang kurator disebuah musium ternama di kota J.
Walaupun Airin telah bekerja, Mamanya sendiri masih bekerja di sebuah toko kue dan roti. Airin telah meminta Mamanya agar berhenti bekerja, namun Mamanya tetap menolak, dan sambil bercanda beliau bilang masih mampu untuk bekerja di 10 (sepuluh) toko roti pun.
Begitulah pagi itu Ibu dan Anak ini berangkat bekerja dengan hati senang, Airin juga sangat senang karena bekal hari ini Mama membuatkan semur tahu dan
telor kesukaan Airin. Walaupun jarak ke kantor memakan waktu lebih dari 40 menit, Airin menempuh perjalanan ke kantornya menaiki kereta api dengan hati bahagia, sudah 5 tahun dia bekerja di kantornya ini. Diusianya yang menginjak 25 tahun ini, Airin bahkan belum memikirkan kekasih hati, setiap ada temannya yang menyatakan perasaan, selalu ditolak dengan halus oleh Airin. Alasannya Airin masih harus membalas budi ke Mamanya yang selama ini berjuang membesarkan dia seorang diri. Menurut Airin ini waktunya untuk membahagiakan Mamanya, Bu Santoso sendiri tidak pernah menuntut apapun dari anak semata wayangnya ini, hatinya sebagai seorang ibu tulus dan selalu berharap agar Airin bahagia.
Di musium J tempat bekerjanya Airin, akan mengadakan sebuah pameran karya seni pelukis ternama dunia, musium J mendapat kehormatan untuk mengadakan pameran lukisan dari pelukis terkenal Gerardo Daves, setelah berbulan-bulan musium J mengajukan proposal pameran ini, akhirnya sang pelukis berkenan untuk memamerkan sebagian lukisan, bahkan ada beberapa yang dijual, dan hasil penjualannya akan disumbangkan kepada lembaga sosial yang membantu anak-anak korban kelaparan da bencana alam.
Pameran yang akan diadakan 2 (dua) minggu lagi ini membuat sibuk Airin dan timnya.
Seharian ini bu Monica ketua Timnya Airin mondar mandir hanya untuk mengecek kesiapan pekerjaan timnya.
"Anton dan Winda bagaimana progress pemasangan spanduk, tempat-tempatnya kenapa belum dipastikan? Ini kan tinggal beberapa hari lagi? Suara tinggi bu Monica memecah kesibukan mengalahkan mesin fhotocopy diruangan itu.
"Kami kan sudah sebar pengumuman via media online Bu, untuk pemasangan spanduk masih kendala izin dari pemda Bu" Anton menjawab kalem.
Alasan saja ya kamu.. cecar Bu Monica, "Spanduknya sudah ada, dan harus dipasang juga, Airin kamu bantu Anton dan Winda, bila perlu pepet itu petugasnya agar dapat izin pasang spanduk"
Airin yang sedang mengecek daftar karya seni akan ditampilkan hanya bisa pasrah menyanggupi.
Siangnya sepulang mereka bertiga dari kantor pemerintah daerah (pemda) dengan hasil pemda menyetujui dan akan memasang spanduk pameran lukisan, Winda mengajak Airin makan bakso di tempat ditempat langganan Winda. Airin yang telah membawa bekal menolak dengan halus, tapi karena kegigihan Anton dan Winda membujuk Airin akhirnya Airin mau mengikuti mereka.
"Lagian Rin makan bakso kayak ngemil aja kan, sampai kantor lagi palingan laper lagi kita kata Winda".
"Kalo ga nanti aku yang makan bekalnya kamu deh, dengan senang hati kumakan" timpal Anton.
"Ga usah aku makan bekalku sore aja, Mamaku masakin kesukaanku, enak aja Anton yang ngabisin" sahut Airin.
Restoran Bakso Mas Slamet ini memang terkenal sangat enak, bahkan cabangnya dimana-mana terkenal sangat laris, sampai pelanggannya rela antri untuk mendapatkan semangkok Baso ini. Walaupun makan di tempat baksonya, Trio sekawan ini pun harus ikutan antri demi mendapatkan bakso yang dimau.
Ketika tiba giliran pesanan mereka mau dilayani, tiba-tiba datanglah dua orang pria yang memesan dua mangkuk bakso, dan oleh pegawai ditempat baksonya langsung dilayani dan baksonya langsung dianter ke meja dua orang tersebut. Melihat hal ini sontak Airin langsung protes, "Bang, kita yang ngantri duluan loh, kok mereka yang dianterin duluan sih baksonya"! "Maaf mba, abis ini mbaknya deh, sebentar saja saya sudah hapal pesenan dua pelanggan tadi" ujar pegawai restoran bakso tersebut. "yah ga bisa gitu dong Bang" balas Airin, masih tidak terima Airin menghampiri dua orang tersebut "hey Mas-Mas yang bajunya necis, antri dong, pelanggan yang lain pada antri, anda maen nyerobot aja, baju doang rapi, kelakuan nol banget" labrak Airin. Teriakan Airin ini membuat pelanggan restoran melihat ke dua orang pengunjung tersebut.
Dua orang yg lagi duduk hendak menikmati baksonya ini menoleh ke Airin, salah seorang yang memakai jaket ala eksekutif menjawab "eh bukan salah kita kali, suka-suka penjualnya dong mau ngasih baksonya kesiapa duluan, kok malah ini Mba ini yang nyolot."
Tidak terima dibilang begitu Airin ngegas membalas "hey biarpun begitu, tetep aja ada yang namanya budaya antri, situ ga diajarin ya disekolah? atau sekolahnya nyogok ya?
Ketika orang yang berjaket mau membalas perkataan Airin, temannya yang sangat tampan dan memakai kemeja biru sangat rapi menghentikan "sudah Rud, biarin aja.. "maaf ya Mba tadi nyela antrian, silahkan tuh, baksonya sudah dianter ke meja Mba, udah dipanggil-panggil tuh ama temannya"
Airin mendadak terkesima melihat wajah tampan dan mendengar permintaan maaf orang yang berbaju biru ini, sampai akhirnya Airin mendadak balik kanan dan jalan seperti orang bingung menghampiri Winda dan Anton.
"Maaf ya Pak, harusnya Bapak makan baksonya ini dikantor saja, jadinya harusnya kena ginian deh", ujar orang yang berjaket. "Tidak apa-apa, justru enaknya memang makan disini, kalau di ruangan harus dihangatkan kembali kan, sudah biarin saja, mereka juga tidak salah, kita memang yang nyela antrian" timpal temannya si orang yang berjaket.
Sekembalinya Airin ke meja tempat Airin duduk, hati Airin masih tidak menentu, sekilas dia melirik kembali ke teman si orang yang berjaket, sampai pandangan kedua orang tersebut bertemu.
Bastian si pria berbaju biru teman dari Rudi pria yang berjaket tidak menyangka hari ini akan bertemu seorang wanita yang berwajah sangat cantik namun berwatak keras kepala di restoran bakso langganannya. Walaupun mereka sempat malu, karena seluruh pengunjung melihat ke mereka berdua, namun dia juga terkesima melihat Airin, Bastian segera menenangkan diri dan berusaha untuk bersikap biasa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments