Suami Pilihan Ayah

Suami Pilihan Ayah

Perkenalan

Airin Taruma anak kedua dari pasangan Taruma Kusuma dan Kania. Taruma bekerja di salah satu perusahaan besar sebagai asisten pribadi pemilik perusahaan tersebut. Taruma sudah bekerja sejak Anggara merintis mendirikan perusahaan tersebut. Bisa di katakan Taruma adalah tangan kanan Anggara. Anggara memiliki seorang istri Kamelia dan di karuniai Dua orang putri dan satu orang putra penerus kerajaan bisnisnya.

Airin Taruma gadis periang dan mudah bergaul dimana saja. Airin baru saja menyelesaikan ujian akhirnya di sekolah menengah atas. Kakak pertama Airin Raina atau biasa di sapa Rain telah menikah. Suami Rain merupakan pilihan Taruma yang tak lain adalah putra dari salah satu rekan bisnis Anggara.

Rain berteman baik dengan putri pertama dari Anggara yakni Alexa. Alexa dan Rain hanya terpaut usia 2 tahun. Alexa lebih tua dari Rain, namun kedekatan mereka berdua tak terhalang usia. Lexa memiliki dua adik Alrik dan Alana. Alrik satu tahun lebih tua dari Rain sedangkan Alana satu usia dengan Airin.

Kania pun sangat dekat dengan Kamelia istri dari Anggara karena Kania merupakan adik kelas Kamelia saat sekolah dulu. Kania pun dekat dengan Taruma karena campur tangan Kamelia. Kamelia merasa Kania sangat cocok dengan Taruma yang tegas dan berwibawa seperti hal suaminya Anggara.

"Air, pulang dari sekolah nanti jangan pergi main ya. Kakak akan pulang siang ini." Bunda Kania.

"Oke Bunda. Air sebentar saja ke sekolah nanti langsung pulang." Air.

"Nanti tolong ambilkan pesanan Bunda ya Nak di toko kue biasa." Bunda Kania.

"Siap Bunda." Air.

"Ayo cepat nanti Ayah terlambat." Ayah Taruma.

"Siap Ayah... Bye Bunda." Air.

Air pun pergi ke sekolah bersama Taruma seperti biasa karena Taruma tidak akan membiarkan putrinya pergi sendiri atau menggunakan angkutan umum. Taruma akan selalu mengantarkannya. Jika dirinya berhalangan maka orang suruhannya yang akan mengantarkan Air ataupun Rain dulu.

Sampai di sekolah Air berpamitan pada Taruma. Air mencium pipi kanan dan kiri Taruma tak lupa mencium punggung tangan Taruma sebelum turun dari mobil.

"Nanti Sopir Ayah yang akan menjemput ya sayang." Taruma.

"Siap Ayah. Jam 10 ya Yah." Air.

"Siap laksanakan." Taruma.

"Bye Ayah sayang..." Air.

"Bye sayang."

Taruma pun menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang. Tak lupa Taruma memerintahkan orang kepercayaannya untuk menjemput Air jam sepuluh nanti dan tentunya seorang perempuan yang akan bertugas menjemput Air.

"Air,,,"

"Dara..."

"Ish... Lebay deh kalian." Lala.

"Hahaha... Tinggal ikutin sih La." Dara.

"Dih, ngapain. Ir, lu bawa buku perpus yang lu pinjem dari gw kan?" Lala.

"Tentu nona manis..." Air.

"Ir, lu di tanyain Dimas tuh." Dara.

"Bodo amat gw ga punya utang sama dia." Air.

"Ga boleh gitu Air nanti jatuh cinta loh." Lala.

"Ga bakal." Air.

"Lu beneran ga suka Ir sama Dimas? Gila lu, cowok sekeren dia lu ga suka?" Dara.

"Ga munafik dia memang kece tapi gw ga tertarik." Air.

Walau sebenarnya Air menyukai Dimas akan tetapi Air tidak berani membalas rasa pada Dimas karena tidak berani membantah Ayah nya yang melarang dirinya berpacaran. Air pun cukup menjadikan kisah Kakaknya dulu sebagai pelajaran ketika Rain diam-diam memiliki kekasih di belakang Ayah mereka.

"Lu, mau yang kaya gimana sih Air?" Dara.

"Yang gimana ya... Belum kefikiran Ra gw." Air.

"Sikat Ra." Lala.

"Lu suka Ra?" Air.

"Astaga kalian. Ngga lah. Mau di kemanain Ical gw.." Dara.

"Ceh, yakin tu babang setia?" Lala.

"Ampe ketauan selingkuh jangan harap senjata dia aman." Dara.

"Serem amat lu Ra." Air.

"Eh, kemana Al?" Tanya Air.

"Dia ga pergi. Nih bukunya di titipin gw." Lala.

"Kemana dia?" Air.

"Abangnya datang dari LN." Dara.

"Oalah... Baiklah.. Ya udah yuk.." Air.

Persahabatan keempatnya yang telah terjalin sejak bangku smp pun terjalin begitu baik. Bahkan Air dan Alana sudah bersahabat sejak keduanya berada di dalam kandungan ibu mereka.

Jam sepuluh tepat Ela yang bertugas menjemput Air sudah standby di depan sekolah Air. Air pun segera berpamitan kepada ke dua sahabatnya. Dara dan Lala sudah terbiasa dengan Air dan Alana yang akan pergi dan pulang di jemput bodyguard.

"Kak, ke toko kue biasa dulu ya. Air mau bawa pesanan Bunda." Air.

"Baik." Ela.

Tak butuh waktu lama mobil yang di kendarai Ela pun sudah terparkir dengan cantik di halaman parkir toko kue langganan Bunda Kania. Ela melihat ada mobil milik Mami Kamelia telah terparkir dengan baik di sana.

"Sepertinya ada Nyonya Kamelia di dalam." Ela.

"O ya... Dari mana Kak Ela tau?" Air.

"Itu mobilnya Nona." Ela.

"Wah betul. Air ga lihat. Ya udah Air masuk dulu ya Kak. Kak Ela tunggu saja Air cuma mau ambil kue saja kok." Air.

"Baik Nona." Ela.

Air masuk ke dalam toko kue dan benar saja di dalam sudah ada Nyonya Kamelia sedang berbincang bersama pemilik toko dan sepertinya Nyonya Kamelia pun sedang mengambil kue pesanannya.

"Nyonya Mami.." Panggil Air.

"Hai Air sayang. Sama siapa?" Sapa Nyonya Kamelia.

"Diantar Kak Ela Nyonya. Air mau bawa kue pesanan Bunda." Air.

"Ini mau ke sekolah atau pulang?" Nyonya Kamelia.

"Pulang Nyonya. Tadi hanya mengembalikan buku milik sekolah saja." Air.

"Alana ke bandara jemput Abang nya jadi ga sekolah." Nyonya Kamelia.

"Iya Nyonya tadi Air tau dari Lala." Air.

"Main ke rumah yuk sayang. Sepertinya sudah lama Air ga main ke rumah Mami." Nyonya Kamelia.

"Lain kali Air main ya Nyonya Mami." Air.

"Baiklah Mami tunggu ya. Pokoknya nanti Mami bakal tanyain terus sama Alana kalo Air ga main-main ke rumah." Nyonya Kamelia.

"Siap Nyonya Mami.." Air.

Setelah mendapatkan pesanannya Air pun berpamitan pada Nyonya Kamelia dan pemilik toko kue sekaligus namun ternyata Nyonya Kamelia pun sekalian berpamitan juga akhirnya Air berjalan beriringan ke luar dari toko kue bersama Nyonya Kamelia.

Ela keluar dari mobil dan membungkukkan badannya menghormati Nyonya Kamelia. Dan Nyonya Kamelia membalas sapaan Ela dengan baik. Bukan hanya Air Alana pun kerap di antar jemput oleh Ela karena Ela merupakan orang kepercayaan Taruma dan Anggara.

"Bawa mobilnya hati-hati Kak Ela." Nyonya Kamelia.

"Baik Nyonya. Mari Nyonya kami permisi." Ela.

"Silahkan. Saya juga harus segera pulang." Nyonya Kamelia.

Mereka bertiga pun memasuki mobil masing-masing. Nyonya Kamelia dengan supir sekaligus bodyguard nya juga. Mobil mereka sama-sama keluar dari halaman toko kue. Hanya saja saat di persimpangan mobil yang di kemudikan Ela harus berbelok ke kiri karena arah rumah mereka yang berbeda sementara mobil Nyonya Kamelia masih terus lurus.

🌼 Terima kasih telah membaca karya Author...

🌼 Ikutin terus ceritanya ya... Jangan lupa like dan komennya ya...

🌼 Terima kasih 👏

Terpopuler

Comments

kinanti

kinanti

mampir di karya baru lg thor

2023-09-16

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!