Kaget

Pagi ini Ayah Taruma ijin terlambat ke kantor karena ingin mengantarkan putri sulungnya dan juga menantunya ke bandara. Tuan Anggara pun mengijinkannya karena memang Ayah Taruma sangat jarang bertemu dengan Rain putri sulungnya karena jarak yang memisahkan mereka.

Sementara Arkana putra sulung Rain dan Alvian tak ikut mengantarkan kedua orang tuanya. Arkana berada di rumah bersama Oma dan Onty nya. Airin yang ingin sedikit bersantai dengan bermalas-malasan pun sirna sudah karena kehadiran Arkana keponakan kesayangannya. Air tak mungkin membiarkan Bunda nya kerepotan sendiri mengurus cucu nya.

"Anak gembul sayang makan yang banyak ya." Ucap Air saat menyuapi Arka.

Bunda Kania hanya tersenyum melihat putri bungsunya merawat keponakannya.

"Jika sudah besar nanti jangan jadi cowok nyebelin ya. Harus cool tapi perhatian oke." Ucap Air lagi walaupun tak ada ucapan balasan dari keponakannya selain ocehan-ocehan khas bayi yang keluar dari mulut mungil Arkana.

"Alhamdulillah... Arka anak pintar mam nya habis. Begitu ya. Jadi nanti pas Ayah sama Bunda kamu datang pangling jadinya. Aduuuh,,, anak Bunda di titip Onty jadi makin gembul." Celoteh Air seraya membersihkan sisa makanan pada pipi Arka.

"Setelah itu nanti di mandikan ya dek." Bunda Kania.

"Hah! Emang Air bisa Bun?" Air.

"Harus bisa dong. Air juga kan nanti akan jadi Ibu. Jadi hitung-hitung sekarang belajar sama Arkana." Bunda Kania.

"Aaa... Air takut Bun. Klo nanti Arka jatuh karena licin bagaimana?" Air.

"Ya jangan sampai licin biar Arka tidak jatuh." Bunda Kania.

"Ish Bunda..." Air.

"Lagian kamu itu belum di coba udah mengelak." Bunda Kania.

"Di coba dulu Non. Asik loh mandi sama bayi." Bi Mimin.

"Ih, Bibi lagi ngomporin Bunda." Air.

Air menatap Arkana tak yakin jika dirinya bisa memabdikan bocah gembul di hadapannya. Namun yang di tatap malah menampilkan senyumannya yang manis membuat Air tak tega melihatnya.

"Emang aku bisa ya mandiin kamu?" Tanya Air pada Arkana.

"Ya..." Jawab Arkana tak sengaja mengeluarkan suaranya seolah mengiyakan pertanyaan Onty nya.

"Huh.... Baiklah. Ayo kita coba sekarang. Kamu jangan rewel ya." Air.

Air membawa keponakannya masuk ke dalam kamar mandi di dalam kamarnya sebelumnya Air telah menyiapkan pakaian yang akan di kenakan Arka di atas tempat tidur. Air mengisi bathtub dengan sedikit air hangat agar Arka tidak tenggelam. Kemudian sebelum memasukkan Arka ke dalam bathtub Air membasahi dan menyabuninya terlebih dahulu.

Setelah selesai menyabuni dan membilasnya barulah Air memasukkan Arka ke dalam bathtub. Arka terlihat senang di masukkan ke dalam bathtub tangan dan kakinya bergerak bebas membuat Air senang namun sedikit was-was karena takut Arka terlepas dan menangis.

Selesai sudah acara memandikan Arka. Sekarang Air membawa Arka ke bawah dan memberikannya pada Bunda Kania. Sekarang giliran Air mandi karena setelah memandikan Arka Air merasa gerah dan lengket. Air pun berendam untuk menenangkan syaraf-syarafnya yang kaku karena tegang setelah memandikan Arka.

"Bundaaaa....." Teriak Air.

"Uuuuaaaaa......" Tangis Arka pun pecah karena terkejut mendengar teriakan Air.

"Astaga! Air kenapa kamu mengejutkan Arka. Dia jadi menangis begini." Bunda Kania.

"Lagian Bunda. Udah cape-cape Air mandiin Arka biar wangi biar enak eh malah di jemur nanti Arka bau matahari Bun." Air.

"Ga bakalan. Bayi memang harus di jemur Air biar sehat termasuk kamu juga." Jawab Bunda Kania sambil berlalu meninggalkan Air yang masih terpaku di tempatnya sedangkan Bunda Kania sudah pergi menenangkan cucunya.

"Aish... Bunda... Kenapa ninggalin Air sih." Air.

Air pun mengejar Bunda Kania masuk. Namun tak lama dalam gendongan Bunda Kania Arkana pun tertidur dengan pulas. Bunda Kania meminta Air menemani Arkana tidur di dalam kamar.

Siang hari dua sahabat Air datang menemuinya di rumah. Lala dan Dara datang dengan di antar oleh Ical pacar Dara. Mereka berdua menyapa Bunda Kania yang tengah berada di dapur menyiapkan makan siang. Walau Ayah Taruma tak pernah makan siang di rumah Bunda Kania selalu menyiapkan makan siang untuk Ayah Taruma yang akan di kirimkan oleh Bunda Kania melalui supir mereka.

"Hai Bunda,,, Selamat siang..." Sapa Lala.

"Siang Bun." Dara.

"Siang sayang... Air sedang menemani Arka di kamar kalian langsung aja ke sana ya. Nanti klo masakannya udah siap Bunda panggil." Bunda Kania.

"Bunda ga mau kita bantu nih?" Dara.

"Ga usah. Sudah ada Bibi kok. Sana kalian masuk saja." Bunda Kania.

"Ya udah kita masuk dulu ya Bun." Lala.

Bunda Kania hanya tersenyum dan menganggukkan kepalanya menjawab kata pamit dari Dara dan Lala.

Sampai di kamar Dara dan Lala melihat Arkana yang tertidur di atas perut Air dan Air memeluknya. Entah posisi apa itu namanya namun kedua sahabat Air itu merasa terharu melihatnya.

"Ir, Air..." Bisik Lala membangunkan Air.

Saat Air akan menggerakkan badannya Dara cepet-cepet menahan tubuh Air agar Arka tidak terganggu.7⁷

"Ssstttt... Lu diem aja deh Ir. Kasian jagoan lelap banget tidurnya." Bisik Dara.

"Kalian udah lama?" Tanya Air berbisik.

"Kita baru dateng kok." Dara.

Air memperbaiki posisinya menjadi duduk dengan perlahan supaya Arka tidak terusik tidurnya. Kedua sahabatnya hanya diam memperhatikan bagaimana cara Air memperlakukan putra dari Kakaknya itu.

"Udah pantes lu Ir punya baby." Lala.

"Ceh, punya baby. Calon Papa aja ga punya udah calon baby aja." Dara.

"Iya besok cari calon Papa dulu." Air.

"Lu ikut kita ga ke rumah Alana?" Lala.

"Kapan?" Air.

"Sekarang yuk.." Ajak Lala.

"Eh, besok kayanya ada acara deh di rumah apa di hotel ya gw lupa." Air.

"Acara apaan?" Dara.

"Itu kan Tuan Papi mau lengser di gantiin sama Abang Al." Air.

"Wah,,, pasti banyak pengusaha-pengusaha muda nih." Lala.

"Kita di undang?" Dara.

"Ya ga tau juga sayangku. Gw aja denger dari Ayah pas Ayah bilang ke Bunda." Air.

"Ya lu sih pasti hadir Air." Dara.

"Ya coba aja tanya sama Alana kali aja kita bisa makan gratisan." Lala.

"Ish lu kaya orang susah aja." Air.

"Kan yang kaya bokap gw Ir bukan gw." Lala.

"Iya juga sih."

"Hahahaha..." Tawa mereka pun menggema melupakan Arkana yang tengah tertidur di samping Air. Hingga tangisan Arkana membuat mereka bertiga gelagapan bingung menenangkan bocah gembul itu.

"Huuuaaaaa.... Huuuaaaaa....."

"Astaga!"

"Hah"

"Aduh."

"Cup cup cup sayang nya Onty... Maaf ya Onty-Onty ngagetin Arka ya. Maaf ya sayang cup cup cup...." Bujuk Air.

Namun tangisan Arka masih terus hingga sampai membuat Bunda turun tangan. Beruntung masakannya telah selesai jadi Bunda bisa menenangkan cucu kesayangannya.

🌼🌼 Sabar buat lanjut ya kesayangan....

🌹🌹🌹

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!