Saat Takdir Bertemu
Sebuah pesta meriah dengan banyaknya tamu undangan VIP diadakan untuk merayakan keberhasilan digelarnya pameran lukisan perdana milik Baskara Miller. Baskara menghampiri semua tamu undangan yang tidak lupa memberinya selamat atas kelancaran pamerannya siang tadi. Malam ini Baskara memastikan semua orang merasakan kebahagiaan yang dirasakannya.
Beberapa pelayan sibuk wara-wiri membawa minuman dan kue-kue yang sengaja dibawa mengelilingi seluruh tamu undangan. Salah satu wanita yang berdiri di pusat keramaian acara tampak serius mengawasi seluruh pelayan itu. Tidak boleh ada satu pun kesalahan, karena resiko yang akan mereka tanggung cukup besar.
Acara hari ini sengaja dibuat formal karena banyak tamu undangan yang berasal dari rekan kerja Tuan Miller. Baskara harus menjaga agar beberapa temannya tidak membuat masalah disana. Tuan Miller berjalan berkeliling sembari mengenalkan anaknya kepada teman-temannya.
Dengan bangga Tuan Miller memamerkan keberhasilan anaknya mengadakan pameran lukisan perdananya. Baskara sendiri tampak tidak canggung ketika sang ayah melakukan hal itu. Bahkan dirinya menikmati seluruh perhatian yang diberikan semua tamu undangan padanya.
Berbeda dengan keadaan ditengah aula acara, di dapur seluruh pekerja tampak sibuk bergantian dengan tugasnya masing-masing. "Jangan lupa semua minuman yang dibawa harus terisi sama rata ... Alina!" teriak salah satu pelayan bertubuh besar itu kepada seorang wanita muda sesama pelayan disana.
"Iya Kak ... " jawab gadis itu seraya berjalan keluar membawa nampan berisi minuman.
Keadaan cukup kondusif. Tuan Miller asyik bercengkrama dengan teman-temannya di sebuah sofa dekat grand piano yang memainkan sebuah lagu klasik. Sedangkan Baskara sibuk memperkenalkan beberapa hasil karyanya yang sengaja dibawa kesana dari ruang pameran.
Sesuai rencana beberapa saat lagi akan dipamerkan lukisan utama Baskara didepan seluruh tamu undangan. Lukisan ini dibawa khusus ke aula pesta sebagai inti acara pesta malam ini. Seluruh pekerja dan pelayan disana disiapkan sesuai posisinya masing-masing saat lukisan utama diperlihatkan.
"Alina dan Agung siap-siap diposisi ... jangan sampai terjadi sesuatu sama lukisannya." Lagi-lagi pelayan bertubuh besar tadi yang memberikan mereka arahan. Sepertinya dialah pemimpin dari seluruh pelayan yang hari ini bertugas.
Alina dan Agung bersiap-siap pergi ke ruangan pameran yang tidak jauh dari aula pesta untuk membawa lukisan utama. Sebenarnya tidak hanya mereka yang pergi kesana, ada dua orang lagi petugas keamanan yang membantu mereka membawa lukisan itu ke aula pesta.
"Kenapa Na?" tanya Agung melihat gerak-gerik Alina terlihat gelisah.
"Hah? Oh ... gapapa kok, tapi perutku agak ga enak," jawab Alina sedikit memegang perutnya.
"Tapi kita ga ada waktu kalo kamu ke kamar mandi dulu," ucap Agung.
"Gapapa kok, ga separah itu." Mereka kembali berjalan menuju ruang pameran.
Sebelumnya para tamu undangan telah diberi bocoran akan ada sebuah kejutan sebagai inti acara. Sehingga beberapa orang tampak saling berisik tidak sabar dengan kejutan apa yang akan disiapkan untuk mereka.
Sembari menunggu Tuan Miller bersama dengan istrinya berjalan berkeliling menyapa satu persatu tamu undangan. Bermaksud agar tidak membuat mereka menunggu. "Kok ga keliatan ya?" tanya istrinya kepada Tuan Miller seraya berusaha melihat ke sekeliling.
"Ga usah dicari. Biasanya juga tidak ada," ucap Tuan Miller terdengar acuh.
"Tapi dia sudah janji mau datang hari ini." Ucap Rose dalam hati.
Dengan cukup terburu-buru Alina dan Agung membawa lukisan yang telah ditunggu semua orang. Meskipun sedikit berlari keduanya tetap membawanya dengan hati-hati. Lukisan itu cukup besar sehingga terkadang membuat Alina kesulitan membawanya.
Genggamannya sesekali tergelincir dari pegangan kotak berisi lukisan utama karena tidak kuat menahan bebannya. Namun begitu dirinya tetap berusaha membawa lukisan ini dengan aman sampai di aula pesta.
Sampai dipintu belakang aula beberapa rekan kerja sesama pelayan sudah berdiri menyambut Alina dan Agung kemudian sedikit membantu keduanya masuk. Sebelum masuk, Alina melihat seseorang yang berdiri di kegelapan. Hanya disinari oleh sorotan ponsel yang dimainkannya.
"Na, ayo buruan masuk ini harus langsung dibawa kedepan ... " ucap salah satu rekannya.
"Iya." Mengabaikan orang itu, Alina pun segera masuk kedalam.
Setelah lukisan utama siap, para petugas saling memberi kode untuk segera mengeluarkannya ke hadapan seluruh tamu undangan. Baskara pun pergi ke belakang untuk memastikan lukisannya aman saat dipamerkan nanti.
Melihat dengan serius ke setiap detail lukisan, Baskara pun menunjuk dua orang pelayan yang membawa lukisan dari ruang pameran tadi untuk membawa lukisan ini keluar. Tanpa berlama-lama Alina dan Agung bersiap-siap untuk membawa lukisan tadi keluar.
Saat itu seluruh wajah Alina sudah terlihat pucat, keringat dingin mulai keluar dari pelipisnya. Agung yang sedari tadi memperhatikan Alina sekali lagi memastikan keadaan rekannya itu baik-baik saja. Namun sayangnya mau bagaimanapun keadaannya Alina harus tetap menuruti perintah Baskara.
Dengan hati-hati dan tetap menjaga keadaannya baik-baik saja Alina bersama Agung membawa lukisan itu keluar untuk diperlihatkan kepada seluruh tamu undangan. Diiringi dengan alunan grand piano sebuah kejutan yang telah dijanjikan pun keluar.
Semua mata tertuju pada lukisan yang dibawa oleh Alina dan Agung. Riuh tepuk tangan menyambut lukisan utama karya Baskara Miller. Dengan bangga Baskara berjalan menuju lukisan itu. Ayah dan ibunya turut tersenyum bangga melihat keberhasilan anaknya.
Baskara berdiri disamping lukisannya sembari menceritakan arti dari lukisan tersebut. Seluruh tamu undangan mendengarkan penjelasan Baskara dengan seksama. Namun berbeda dengan Alina.
Dengan sekuat tenaga Alina menahan dirinya agar tidak tumbang. Keringat dingin semakin membasahi tubuhnya. Tangannya dikepalkan sekuat mungkin untuk menjaga dirinya tetap tersadar.
Tanpa Alina sadari ada sepasang mata yang tiada memperhatikan penjelasan Baskara, melainkan memperhatikan dirinya. Seseorang yang berdiri ditengah-tengah para tamu, namun dengan aura yang berbeda.
Sepertinya hanya orang itu yang menyadari keadaan Alina saat itu. Meskipun sakit di perutnya sudah tidak tertahankan Alina tetap tersenyum dihadapan para tamu. Posisinya yang tepat berada dibelakang lukisan itu membuatnya mau tidak mau ikut terlihat oleh para tamu.
"Terima kasih dan selamat menikmati acara hari ini hingga akhir," tutup Baskara yang disambut tepuk tangan dari para tamu.
Alina dan Agung kemudian membawa lukisan itu ke tempat yang cukup aman untuk sesekali dilihat para tamu. Untuk sesaat pandangan Alina sempat kabur. Agung yang berada diseberang Alina tidak memperhatikan dan terus saja berjalan membawa lukisan itu.
Kemudian tiba-tiba terdengar suara sesuatu yang terjatuh dan ambruk. Agung berdiri terpaku dan tidak bisa berkata apapun, hingga Baskara dan beberapa pengawal disana menghampirinya.
Terlihat Alina yang terduduk dibawah sembari menundukkan wajahnya bersama dengan lukisan yang ambruk didepannya. Kedua mata Baskara melotot, wajahnya memerah diliputi kemarahan. Tuan Miller dan istrinya yang mendengar keributan kemudian berjalan menghampiri.
"Apa yang kau lakukan!" teriak Baskara cukup mengangetkan para tamu yang lain.
Pengawalnya mencoba menenangkan Baskara yang marah dan menunjuk Alina. Alina masih menunduk, terasa matanya mulai berair mendengar teriakan Baskara.
"Ada apa ini?" ucap Tuan Miller yang baru datang dan langsung berdiri disamping Baskara.
Mendengar suara Tuan Miller membuat Alina semakin bergetar ketakutan. Dalam pikirannya sudah tidak ada harapan lagi dirinya akan aman setelah ini.
Alina yang tertunduk melihat sepasang sepatu sneakers yang tampak familiar baginya. Sepatu yang mengingatkannya pada kejadian yang sama memalukannya dengan hari ini. Sedikit mendongakan kepalanya Alina melihat pemilik sneakers tadi dan berkata dalam hati, "Kamu ... kok ada disini?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Mukmini Salasiyanti
salken dan
nyimak thor.... ☺
2023-10-31
1
mirielle
itu alina nya lagi sakit baskaraaa.
btw, jangan lupa mampir juga ya kak 🤗
2023-09-21
1