3. HAMPIR TIDAK WARAS

Tercium wangi semerbak menyelinap masuk kedalam kamar Alina. Alina yang masih tertidur lelap terbangun karenanya. Wangi ini menandakan ayahnya sudah pulang. Entah jam berapa ayahnya pulang semalam tetapi, ini bukanlah hal yang baru terjadi.

Ayahnya sering pulang hingga larut malam bahkan menginap di kantornya. Pagi ini seperti biasanya ayah Alina memasak nasi goreng spesial khusus anak perempuannya tercinta. Hari ini Alina harus pergi ke kampus karena ada urusan penting dengan dosen pembimbingnya.

Sudah beberapa saat tugas akhirnya terus tertunda. Alina selalu beralasan uang penelitiannya belum cukup, sehingga dosennya tidak punya pilihan lain selain membiarkan Alina. Namun, hari ini sepertinya sudah tidak ada keringanan lagi dari dosen pembimbingnya.

"Sudah ditagih ya Al," tanya ayahnya pada Alina.

"Harus cepet diberesin Yah, kalo engga uang mulu."

"Butuh berapa emangnya? kalo Ayah ada pake dulu aja," ucap ayahnya.

Alina sebenarnya tidak mau merepotkan ayahnya. Sejak awal kuliah Alina sudah berjanji akan mengusahakan semuanya sendiri. Alina tidak pernah meminta uang kepada ayahnya untuk keperluan kuliah. Namun, saat ini Alina terpaksa memakai uang ayahnya untuk melanjutkan tugas akhirnya.

"Maafin Alina ya Yah ... malah jadi ngerepotin kan," ucap Alina lesu.

"Gapapa, sudah seharusnya Ayah biayain kamu Al ... " jelas ayahnya tidak mau anaknya merasa bersalah.

Didalam bis, Alina terus memikirkan apa yang akan terjadi saat dirinya mulai bekerja dengan Baskara. Banyak hal yang kini ada dipikirkannya. Dari tugas akhirnya hingga bekerja di keluarga Miller. Tepat saat Alina memikirkan keluarga Miller, di layar besar pinggir jalan terpampang dengan jelas iklan rumah sakit yang sedang masa pembangunan oleh keluarga Miller.

"Ah ... kacau nih kacau."

"Gapapa Al, selangkah mencapai tujuan kamu ... pasti bisa," ucap Alina menyemangatinya dirinya sendiri.

Sampai di halte bis, sudah ada Tari yang menunggu Alina untuk ke kampus bersama. Keduanya berada di jurusan dan kelas yang sama. Namun, bedanya Tari sudah hampir menyelesaikan tugas akhirnya. Hari ini kebetulan Tari juga ada urusan dengan dosen yang sama dengan Alina.

Alina sudah tidak sabar ingin menceritakan semua hal yang terjadi kemarin malam kepada sahabatnya itu. Dari melihat tatapan mata Alina, Tari sudah menebak kalau sahabatnya berada dalam masalah besar.

"Aku ga nyangka akhirnya bakal kayak gitu Tari ... "kesal Alina.

"Lagian si Agung itu kok pengecut banget sih dia juga kan harusnya tanggung jawab," ucap Tari terbawa emosi.

"Gapapa tapi gapapa ... hahaha." Tawa Alina terdengar menyeramkan. Alina seperti kehilangan kewarasannya karena kejadian kemarin.

Baskara yang masih belum menghubunginya membuat Alina semakin cemas. Alina yakin Baskara sengaja melakukan ini untuk membuatnya semakin tertekan. Bisa saja Baskara dengan tiba-tiba menghubunginya saat Alina sedang berenang-senang dengan Tari.

Membayangkannya saja seperti sebuah teror baginya. Alina berniat menghubungi Baskara lebih dulu, tetapi ia tidak punya kontaknya. Karena itu Alina harus menerima saja keadaannya sekarang.

"Semangat dong Al, senyum gitu senyum," ucap Tari menyemangati sahabatnya.

Alina tertawa, tetapi dengan wajah penuh kecemasan. Tari kini takut sahabatnya benar-benar tidak waras.

Benar saja saat mereka sedang mengobrol hal lain untuk mengalihkan pikiran Alina, tiba-tiba ponselnya berbunyi. Telepon masuk dari nomor yang tidak dikenal. Nomor Baskara memang tidak sempat Alina simpan. Karena sebenarnya kemarin pun pengawalnya lah yang meminta nomor Alina.

"Halo ... " jawab Alina mengangkat teleponnya.

"Besok datang ke rumah jam satu siang, nanti alamatnya saya kirimkan." Tutup Baskara.

Alina terdiam kebingungan. Baskara sama sekali berbicara tanpa bas-basi, hanya menyampaikan apa yang harus dikatakannya lalu menutup telepon. Jantung Alina berdegup kencang, ia takut apa yang akan dilakukannya besok dirumah keluarga Miller.

Tidak lama terlampir alamat lengkap rumah keluarga Miller yang dikirimkan Baskara lewat pesan singkat. Rumah mereka cukup jauh jaraknya dari rumahnya. Jika sesuai dengan apa yang diberitakan, rumah keluarga Miller mengambil hampir seluruh wilayah bukit tidak jauh dari pinggiran kota.

Besarnya rumah mereka hanya dihuni oleh keluarga inti dan beberapa pelayan dan staff yang dipilih langsung oleh Rose. Ini adalah pertama kalinya ada orang asing yang masuk dan bekerja disana tanpa proses seleksi ketat.

"Ah ... besok aku harus gimana Tar," bingung Alina.

"Besok mau aku anter aja? nanti aku biar pinjem mobil papah."

Alina tersenyum lebar mendengar penawaran dari sahabatnya itu, ini artinya ia tidak akan merasa kesepian selama perjalanan kesana.

Sebenarnya ada satu hal lagi yang menjadi pikiran baginya. Apakah Alina akan tinggal disana atau pulang kerumahnya. Karena jika Alina harus bolak balik ke rumahnya, biaya transportasinya akan cukup besar.

Sesampainya dirumah, Alina terus memikirkan bagaimana caranya memberitahukan ini kepada ayahnya. Sudah pasti ayahnya akan kaget mendengar hal ini. Tidak ada angin badai tiba-tiba anak perempuan satu-satunya harus menjadi pelayan di keluarga Miller.

"Kenapa Al?" tanya ayahnya seperti sudah bisa membaca raut wajah Alina.

"Alina mau cerita sesuatu, tapi ayah janji jangan kaget biarin aku beresin ceritanya dulu."

Seperti yang sudah dibayangkan oleh Alina, ayahnya benar-benar kaget mendengar cerita anaknya itu. Ayahnya bahkan tidak tahu harus berkomentar apa. Keluarga Miller adalah keluarga terpandang tidak hanya di kota mereka bahkan lebih besar lagi. Jadi sudah pasti ayahnya kaget jika anaknya harus bekerja sebagai pelayan disana.

"Tapi kamu pulang kerumah kan? ga tinggal disana kan?" tanya Ayah Alina kebingungan dengan semua ini.

"Nah itu yang aku masih belum tahu, tapi tenang ya Alina pasti kabarin ayah terus kok."

Ayahnya kemudian bangun dari duduknya lalu memeluk erat anak perempuannya itu. Sungguh berat kehidupan mereka bahkan ayahnya tidak punya pilihan lain selain mengizinkan anaknya itu bekerja sebagai pelayan disana.

"Janji tapi kabarin Ayah terus." Ayahnya memegang kedua pipi Alina dan menatap matanya dalam.

"Janji," ucap Alina meyakinkan ayahnya.

Di kamarnya Alina bingung dengan apa yang harus dibawanya besok. Baskara benar-benar tidak memberitahu apapun lagi selain jam dan alamat kesana. "Baskara ... " ucap Alina kesal. Lagi-lagi Baskara membuat Alina kesal dengan perilakunya. Kedepannya Alina sepertinya harus banyak bersabar menghadapi Baskara.

Besok entah apa yang akan terjadi kepada Alina setelah tiba disana. Namun, yang pasti ada sebuah hal yang membuat Alina tidak gentar untuk pergi kesana. Sebuah hal yang lebih penting dari kecemasan dan ketakutannya.

Dengan perasaan itu Alina membereskan tas ransel yang akan dirinya bawa besok. Sesekali dirinya melihat sebuah foto keluarga yang tersimpan diatas meja belajarnya. Dengan melihat itu muncul sebuah senyuman diwajah Alina. Seakan menguatkan dirinya bahwa semuanya akan baik-baik saja.

Episodes
1 1. PESTA SEMALAM
2 2. KESALAHAN FATAL
3 3. HAMPIR TIDAK WARAS
4 4. PERJALANAN SATU JAM
5 5. SUASANA CANGGUNG
6 6. AKHIRNYA TAU NAMANYA
7 7. PRIVASI KELUARGA
8 8. KEBUN BUNGA
9 9. BERTEMU MANUSIA YANG LAIN
10 10. SENSUS PENDUDUK
11 11. HEATER
12 12. KODE ISYARAT
13 13. FAMILIAR
14 14. FOTO
15 15. BOSTON
16 16. HEMBUSAN NAFAS
17 17. BAR
18 18. TIDAK BISA DIPERINTAH
19 19. BEKAS LUKA
20 20. JOHN MILLER
21 21. KEMBALI
22 22. SISI LAIN
23 23. MENJAGA DARIMANA PUN
24 24. MARAH BESAR
25 25. 7 JAHITAN
26 26. BUKAN KEBETULAN
27 27. DEMAM
28 28. TERLALU DEKAT
29 29. TAMU TIDAK DIUNDANG
30 30. WANITA ITU DATANG
31 31. BINTANG
32 32. LEBIH BAIK
33 33. PRIORITAS
34 34. BEKERJA SAMA
35 35. DIAWASI
36 36. SIDANG TUGAS AKHIR
37 37. BERLARI TANPA TUJUAN
38 38. SENYUMAN
39 39. NAIK MOTOR
40 40. SUASANA BERBEDA
41 41. NISAN
42 42. YAYASAN
43 43. KEBOHONGAN
44 44. MEMULAI LANGKAH
45 45. BERTEMU MIRNA
46 46. RUANGAN TUAN MILLER
47 47. MEMPERCAYAINYA
48 48. ES BATU MENCAIR
49 49. JANGAN LIHAT KEBELAKANG
50 50. SAAT ITU
51 51. PERUBAHAN BASKARA
52 52. GEGABAH
53 53. BAR MIRNA
54 54. TETAP WASPADA
55 55. RASA AMAN
56 56. ANAK BUNGSU ROSE
57 57. HUBUNGAN AMBIGU
58 58. KEADAAN TIDAK TERDUGA
59 59. JAMINAN
60 60. TURUN GUNUNG
61 61. DIUSIR
62 62. KEJADIAN MALAM ITU
63 63. CEMBURU
64 64. BAJU PANTAI
65 65. MEDICAL CHECK UP
66 66. PANTAI
67 67. PULANG KERUMAH
68 68. TERUNGKAP
69 69. HUJAN DERAS
70 70. SARAPAN SPESIAL
71 71. TAMAN HIBURAN
72 72. DITINGGAL SENDIRI
73 73. KEBENARAN
74 74. TAKDIR YANG KEJAM
75 75. MENCARI BUKTI
76 76. SALING MEMBERI WAKTU
77 77. KONSELING
78 78. KETUA TIM BASKET
79 79. EKSTRAKULIKULER
80 80. KEKACAUAN
81 81. MENYEBAR LUAS
82 82. ARKANA
83 83. SIAPA YANG TERKUAT
84 84. BAR MIRNA
85 85. DALANG SEBENARNYA
86 86. TENANG SEBELUM BADAI
87 87. UGD
88 88. PIKNIK DI RUMAH SAKIT
89 89. PAHLAWANKU
90 90. HAL MENGEJUTKAN
91 91. TOKO KUE
92 92. NARSISTIK
93 93. VIP
94 94. VIP 2
95 95. KEBENARAN MIRNA
96 96. SURAT ANCAMAN
97 97. MENDUKUNG ARKANA
98 98. SAMBUNGAN TELEPON
99 99. TATAPAN ARKANA
100 100. PENYELESAIAN
101 101. FINAL
Episodes

Updated 101 Episodes

1
1. PESTA SEMALAM
2
2. KESALAHAN FATAL
3
3. HAMPIR TIDAK WARAS
4
4. PERJALANAN SATU JAM
5
5. SUASANA CANGGUNG
6
6. AKHIRNYA TAU NAMANYA
7
7. PRIVASI KELUARGA
8
8. KEBUN BUNGA
9
9. BERTEMU MANUSIA YANG LAIN
10
10. SENSUS PENDUDUK
11
11. HEATER
12
12. KODE ISYARAT
13
13. FAMILIAR
14
14. FOTO
15
15. BOSTON
16
16. HEMBUSAN NAFAS
17
17. BAR
18
18. TIDAK BISA DIPERINTAH
19
19. BEKAS LUKA
20
20. JOHN MILLER
21
21. KEMBALI
22
22. SISI LAIN
23
23. MENJAGA DARIMANA PUN
24
24. MARAH BESAR
25
25. 7 JAHITAN
26
26. BUKAN KEBETULAN
27
27. DEMAM
28
28. TERLALU DEKAT
29
29. TAMU TIDAK DIUNDANG
30
30. WANITA ITU DATANG
31
31. BINTANG
32
32. LEBIH BAIK
33
33. PRIORITAS
34
34. BEKERJA SAMA
35
35. DIAWASI
36
36. SIDANG TUGAS AKHIR
37
37. BERLARI TANPA TUJUAN
38
38. SENYUMAN
39
39. NAIK MOTOR
40
40. SUASANA BERBEDA
41
41. NISAN
42
42. YAYASAN
43
43. KEBOHONGAN
44
44. MEMULAI LANGKAH
45
45. BERTEMU MIRNA
46
46. RUANGAN TUAN MILLER
47
47. MEMPERCAYAINYA
48
48. ES BATU MENCAIR
49
49. JANGAN LIHAT KEBELAKANG
50
50. SAAT ITU
51
51. PERUBAHAN BASKARA
52
52. GEGABAH
53
53. BAR MIRNA
54
54. TETAP WASPADA
55
55. RASA AMAN
56
56. ANAK BUNGSU ROSE
57
57. HUBUNGAN AMBIGU
58
58. KEADAAN TIDAK TERDUGA
59
59. JAMINAN
60
60. TURUN GUNUNG
61
61. DIUSIR
62
62. KEJADIAN MALAM ITU
63
63. CEMBURU
64
64. BAJU PANTAI
65
65. MEDICAL CHECK UP
66
66. PANTAI
67
67. PULANG KERUMAH
68
68. TERUNGKAP
69
69. HUJAN DERAS
70
70. SARAPAN SPESIAL
71
71. TAMAN HIBURAN
72
72. DITINGGAL SENDIRI
73
73. KEBENARAN
74
74. TAKDIR YANG KEJAM
75
75. MENCARI BUKTI
76
76. SALING MEMBERI WAKTU
77
77. KONSELING
78
78. KETUA TIM BASKET
79
79. EKSTRAKULIKULER
80
80. KEKACAUAN
81
81. MENYEBAR LUAS
82
82. ARKANA
83
83. SIAPA YANG TERKUAT
84
84. BAR MIRNA
85
85. DALANG SEBENARNYA
86
86. TENANG SEBELUM BADAI
87
87. UGD
88
88. PIKNIK DI RUMAH SAKIT
89
89. PAHLAWANKU
90
90. HAL MENGEJUTKAN
91
91. TOKO KUE
92
92. NARSISTIK
93
93. VIP
94
94. VIP 2
95
95. KEBENARAN MIRNA
96
96. SURAT ANCAMAN
97
97. MENDUKUNG ARKANA
98
98. SAMBUNGAN TELEPON
99
99. TATAPAN ARKANA
100
100. PENYELESAIAN
101
101. FINAL

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!