Bab. 15

  Mereka tiba di lantai tiga dan Zaky membawa Inara masuk ke dalam kamar, Inara memindai seisi kamar. Sangat adem dan tentunya aroma yang sangat maskulin, dan kamar ini sangat menggambarkan karakter seorang laki-laki. Tapi tunggu, dari semua fasilitas kamar kenapa ada yang sangat mencolok sekali batin Inara. Ya, meja rias yang berwarna biru sangat kontras sekali dengan aksen kamar ini yang berwarna hitam dan hijau botol.

" mas dari semua warna yang ada di kamar ini yang terkesan gelap, kenapa meja rias nya berwarna biru " tanya Inara yang melihat warna kesukaan nya. Ya,,,, Inara menyukai warna biru, entah benda atau apapun itu.

" karena istri saya suka warna biru,,,, betulkan? " jawab Zaky. Posisi mereka sekarang Inara yang sibuk membuka koper untuk memindahkan pakaiannya ke lemari yang terdapat di ruang ganti atas perintah Zaky. Sementara Zaky yang duduk di sofa sambil mengecek email di ponselnya.

" mas tau dari mana kalau aku suka warna biru ? "

" ya tau aja "

" ish,,, kasih tau dong mas,,,,,! " rengek Inara yang sudah duduk di samping Zaky. Sementara Zaky masih fokus dengan ponselnya meski selalu menyahuti omongan inara.

" mau tau aja, atau mau tau banget? " ucap Zaky menggoda Inara setelah meletakkan kembali ponselnya dan kini tatapan nya fokus ke Inara.

" ah, gak seru ah,,,, mas Zaky gak asik "Inara lalu berdiri dan melangkah menuju ranjang king size milik suaminya. dulu memang hanya milik Zaky tapi setelah menikah dengan Inara, itu menjadi milik mereka ber dua.

 Awalnya Inara menolak untuk satu kamar dengan Zaky. Tapi setelah Zaky memberi pengertian dengan kelemah lembutan, akhirnya Inara pun setuju untuk tidur satu ranjang dengan Zaky.

Flash back

" mas apa kita akan tidur satu kamar? " tanya Inara saat mereka masih berada di rumah orang tua Inara.

" pertanyaan macam apa itu ?! " tanya Zaky menatap tajam Inara. Inara yang di tatap seperti itu, segera menundukkan kepala nya.

' seram amat natap nya,, udah kaya mau mutilasi gue aja ih,,, ' tentunya Inara hanya bisa menggerutu di dalam hatinya.

" kamu pikir pernikahan kita ini hanya bahan candaan?, kamu pikir pernikahan ini drama sinetron yang setelah menikah tidur dikamar terpisahlah, diam diaman lah. Saya tidak pernah ada niatan main-main dengan pernikahan ini Inara Anggraeni,,,!!, kamu paham ? " Zaky yang kesal pada Inara menaikkan nada bicaranya satu oktaf.

Inara langsung terdiam tidak berani membantah dan tidak berani melihat Zaky yang menatapnya marah. Dia pun semakin menundukkan kepalanya saat Zaky mendekatinya yang duduk di atas bed. Tanpa di duga airmata yang ditahannya pun menetes juga. Inara takut akan semua hal, dia takut Zaky menjadikannya hanya pemuas nafsu saja, dia takut Zaky akan semena-mena padanya bahkan takut kalau Zaky orang yang tempramen. Tapi yang lebih inara takutkan adalah, Zaky akan meninggalkannya atau akan menduakannya disaat dia sudah memberikan semuanya pada Zaky. Walau pun dia tau, semua yang ada padanya adalah sudah halal bagi Zaky.

" kamu menangis? " tanya Zaky ketika sudah duduk di hadapan Inara. Dia menggeser duduk Inara menjadi berhadapan dengan nya. Inara yang di tanya bukannya tangisnya mereda malah semakin terisak.

" hiks,,,hiks,,ma,,,maaf kan A,,Ara mas,,,hiks,,," Isak Inara masih menunduk.

" mas yang minta maaf, mas yang salah karena sudah membentak kamu " ucap Zaky mengusap pipi Inara. Sedetik pandangan mereka saling mengunci. Inara buru-buru memutus tatapan nya dan kembali menundukkan kepalanya.

" lihat mas Inara " Zaky menjapit dagu Inara dengan ibu jari dan telunjuknya agar melihatnya.

" seperti kata mas tadi, mas tidak pernah ingin main-main dengan hubungan ini, usia kamu juga sudah duapuluh tahun Ra, jadi sudah seharusnya kamu berpikir dengan dewasa. Mas bukan untuk memaksa kamu, setiap orang itu pasti ada sifat nya yang masih kekanak-kanakan. Siapapun pasti memiliki sifat itu. Tapi kali ini mas minta sama kamu, mari kita saling menerima di status kita yang sekarang ini, mari kita saling terbuka dalam hal apapun, jngn jadikan pernikahan ini beban buat kamu ya. Mas tidak menuntut kamu ini itu, mas hanya ingin mulai saat ini berpikirlah secara dewasa. Mas minta maaf kalau terkesan memaksa kamu. Mas hanya ingin, kita jalani hubungan kita yang baru ini dengan suka cita. Mas ingin kamu selalu ada untuk mas dalam kondisi apapun dan selamanya. begitu juga dengan mas, mas janji akan selalu ada buat kamu.

kamu mau kan Ra ? " tanya Zaky di akhir kalimatnya setelah memberi penjelasan panjang kali lebar.

" mas Ara boleh jujur sama mas ? " tanya Inara setelah mendengar kalimat Zaky.

" tentu boleh sayang,,,,, justru mas senang kalau kamu jujur soal apapun sama mas " jawab Zaky memberikan senyuman manisnya. Inara sempat terpaku dengan senyuman itu, karena ini kali pertama melihat Zaky tersenyum seperti itu.

" apa yang ingin kamu bicarakan Ra? " tanya Zaky yang melihat Inara sepersekian detik menatapnya tanpa berkedip. mendengar suara Zaky mengembalikan kesadaran Inara ke mode awal.

" jujur, sebenarnya Ara takut!, takut kalau mas akan meninggalkan aku disaat aku sudah melakukan kewajiban aku sebagai istri, takut kalau suatu saat mas akan menduakan aku dan meninggalkan aku dan lebih memilih perempuan lain, takut kalau akan melakukan kekerasan fisik sama aku mas. Maaf kalau kata-kata ku ini menyinggung perasaan mas " akhirnya Inara mengungkapkan isi hatinya.

" dengarkan mas baik-baik ya Ra, meskipun mas ini terlihat tegas atau bahkan terlihat menyeramkan bagi kamu, tapi percayalah, mas bukan laki-laki seperti yang kamu bicarakan tadi. Mas tidak pernah pacaran, dan mas juga bukan orang yang tempramen dan mas juga bukan tipe lelaki yang mudah goyah dan mudah terpikat dengan apapun. Kamu percaya atau tidak, ini kali kedua mas, berbicara sedekat ini pada perempuan setelah mama dan kak Syifa. Mas tau hati perempuan itu seperti kaca, kalau sudah pecah akan sulit untuk mengembalikan seperti semula. Kalaupun bisa pasti tidak akan bisa sempurna. Itulah kenapa mas sebisa mungkin menjaga interaksi dengan perempuan, karena mas tidak ingin memberikan mereka harapan untuk perempuan-perempuan di luar sana dan yang pada akhirnya akan berujung menyakiti mereka " ucap Zaky meyakinkan Inara.

" memberikan harapan pada perempuan?, gimana maksud mas ? " tanya Inara tidak paham.

" iya,,, mas tidak ingin memberikan mereka harapan karena terpikat dengan ketampanan mas " jawab Zaky menggoda Inara.

" ihh,,,, apaan sih mas, jangan sok narsis deh " Inara terkekeh geli melihat kenarsisan suami nya itu.

Flash back off

" mas tau warna favorit kamu itu biru karena dari kecil kamu selalu menggunakan apapun itu dan selalu warna biru. Bahkan kamar kamu aja dinding nya warna biru, meja ria, meja belajar, lemari dan bahkan motor kamu juga kan warnanya biru " terang Zaky yang mencegah Inara dan kembali mendudukkan nya di sampingnya.

Terpopuler

Comments

Yani Hendayani

Yani Hendayani

so sweet sih kamu mas, love you full❤️❤️

2023-10-15

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!