Memori Cinta Zevanno

Memori Cinta Zevanno

Kecelakaan

Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Pagi hari waktu setempat.

Sebuah mobil meluncur dengan kecepatan tinggi melewati ruas jalan raya yang masih tampak sepi dan lengang. Pandangan mata pria itu begitu tajam dan fokus kedepan. Dia sedang mengejar waktu untuk bisa tiba di bandara tepat waktu. Meski gerimis mulai mengguyur namun tidak menyurutkan tekadnya untuk segera pulang. Hari ini adiknya akan menikah, dan seharusnya dia sudah berada disana. Tapi karena masalah proyek yang baru bisa diselesaikan, membuat dia menjadi terlambat.

"Tuan, pesawat akan take off satu jam lagi. Apa kita ambil penerbangan kedua saja?" tanya Deni, asistennya.

"Jangan, aku ingin cepat sampai disana, kita masih sempat," jawabnya.

Zevanno Adiputra, pria berusia 25 tahun yang merupakan putra dari seorang pemilik perusahaan terbesar yang ada di ibukota. Dia pergi ke Kalimantan dua hari yang lalu untuk menangani proyek yang sedang bermasalah menggantikan Ayahnya, karena adiknya hari ini akan menikah. Jadi, dengan keyakinan yang ada Vanno tidak ingin melewatkan momen itu. Bagaimanapun caranya dia harus bisa tiba di Jakarta siang ini juga.

Vanno semakin melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi membelah ruas jalanan itu. Tidak lagi dia perdulikan gerimis yang membuat jalanan sudah menjadi licin. Deni, benar-benar hanya bisa pasrah saat Tuan mudanya yang mengambil alih kemudi.

Namun, beberapa saat kemudian, entah karena sudah lelah atau karena jalanan yang licin, mobil yang dikendarai Vanno oleng, membuat mereka berdua langsung panik.

Deni berteriak kuat saat mobil mereka malah terbalik beberapa kali dan membuat tubuh mereka terpental-pental di dalam mobil. Vanno memejamkan matanya dengan jantung yang terasa terlepas. Mereka sudah pasrah.

Hingga akhirnya mobil yang sudah berguling dijalanan itu menabrak pembatas jalan dan terjun bebas kedalam sungai yang begitu dalam.

...

Sore hari disebuah pedesaan kecil yang begitu damai dan masih terlihat asri. Seorang gadis baru saja pulang dari kebun sayur neneknya. Dia menenteng sebuah bakul purun atau sejenis keranjang yang terbuat dari anyaman daun pandan liar yang tumbuh di rawa.

Gadis itu berjalan menyusuri sungai karena sembari mencari sayuran paku yang biasa di kelola oleh masyarakat di desanya. Bibirnya tidak pernah lepas melantunkan nyanyian-nyanyian kecil sembari memetik sayuran itu.

"Hei, Zura! Nggak takut diculik setan kamu sore-sore gini masih keliaran di sungai?" seru Akmal yang masih menggembala kerbau. Sepertinya dia juga sudah mau pulang.

"Nggak lah bang, bentar lagi Zura pulang kok," jawab Zura.

"Jangan lama-lama, gak baik anak gadis sendirian disini," ujarnya lagi.

"Iya," seru Zura yang kembali mengambil tumbuhan paku. Meski hari sudah hampir senja dan hari juga masih gerimis, namun Zura tidak takut sama sekali. Dia sudah terbiasa disini. Apalagi sambil berjalan-jalan di pinggir sungai yang jernih dan masih begitu asri.

Dari kejauhan, Zura bisa melihat jika jembatan gantung yang melintasi sungai ini sedikit bergoyang. Dia bergidik ngerih dan kembali mengumpulkan sayurannya. Tanpa sadar dia jalan terlalu jauh masuk kedalam semak belukar dimana tumbuhan paku banyak tumbuh disana.

Namun tiba tiba, mata Zura terbelalak kaget saat melihat seonggok tubuh manusia yang tersangkut di pinggiran sungai tepat di semak yang menahan tubuh mayat itu dari arus sungai yang cukup deras.

"Astaga, apa itu mayat," gumam Zura begitu terkejut. Dia menegakkan tubuhnya, menoleh kesana dan kemari mencari orang yang bisa dia panggil. Namun hanya ada Bang Akmal yang masih menggiring kerbaunya di ujung jalan.

"Bang Akmal!" seru Zura begitu kuat. Namun karena dia berada ditepian sungai yang tertutup semak membuat Akmal hanya mendengar samar-samar teriakannya.

"Bang Akmal, ada mayat!" teriak Zura kembali, kali ini lebih kuat hingga membuat Akmal terkesiap dan langsung membalikkan tubuhnya.

Pria muda itu langsung berjalan kembali kearah Zura, "Zura, kamu dimana?" teriak Akmal.

"Disini bang, dibawah! cepetan kemari!" teriak Zura lagi. Tangannya sudah mencoba untuk menggapai semak dan akar pohon yang menggelantung disana. Dia ingin melihat orang itu, seorang pria dengan wajah yang masih tertutup semak.

"Ada apa Zur, kamu dimana sih, gak nampak!" seru Akmal kembali.

"Kebawah lagi bang, Zura di sungai!" teriak Zura. Dia masih kepayahan untuk turun kebawah karena tebing sungai itu sedikit licin.

"Astaga, siapa itu Zur?" tanya Akmal yang begitu terkejut saat melihat seorang pria tersangkut semak disana.

"Orang hanyut mungkin bang, cepetan tolongin!" seru Zura.

"Ish, janganlah. Takut abang, Zur. Itu mayat, kita tunggu orang lain aja," ujar Akmal yang sudah bergidik ngerih.

"Lihat dulu bang, badannya masih bagus. Belum bengkak, ada kemungkinan masih hidup. Cepetan lah," ujar Zura kembali. Dia terlihat kesal sekarang, apalagi ketika melihat Akmal yang ketakutan seperti itu. Tapi, mau tidak mau karena paksaan dari Zura, membuat Akmal juga ikut turun ke sungai. Bahkan dia langsung terjun ke sungai untuk melihat pria itu, sedangkan Zura menunggunya diatas.

Akmal menyingkirkan rumput yang tertempel diwajah pria itu dengan hati-hati dan dengan tangan yang bergetar. " Zur, masih bernafas," seru Akmal saat dia bisa merasakan ada sedikit nafas hangat di hidung pria itu, meski terasa begitu lemah.

"Cepetan angkat, bang. Biar Zura bantu tarik," Zura berucap sembari menjulurkan tangannya dan meraih lengan pria itu. Sekuat tenaga mereka berusaha menaikkan pria itu keatas, hingga beberapa saat kemudian tubuh pria itu berhasil mereka angkat. Zura bahkan sampai terjatuh dan terduduk diatas semak dengan tubuh pria itu yang berada di pangkuannya.

"Aduh, bang Akmal keterlaluan," gerutu Zura saat dia merasa keberatan dengan tubuh besar pria ini.

Namun, saat dia memandang wajah itu. Zura langsung tertegun. Apalagi saat melihat wajah pria itu yang sangat pucat dan penuh luka. Tapi yang membuat dia terpana adalah, pria itu ... terlihat sangat tampan.

....

Beberapa saat kemudian, disinilah Zura berada. Disebuah klinik kecil yang ada di desa itu. Dia duduk dengan pakaian yang sedikit kotor dan basah. Beruntungnya ada warga sekitar yang lewat dan membantu Zura untuk membawa pria asing itu ke klinik hingga dia bisa mendapatkan perawatan.

"Gak ada tanda pengenalnya sama sekali Zur, kita gak bisa menghubungi keluarganya," ucap Akmal yang baru datang dari dalam. Dia membantu perawat disana untuk memindahkan pria itu sekaligus untuk mengecek tanda pengenal.

"Yaudah, kita tunggu dia bangun aja, bang," jawab Zura.

Akmal mengangguk pelan, namun wajahnya terlihat sedikit cemas. "Kamu gak apa-apa aku tinggal bentar kan Zur. Kerbau ku masih di sungai, kalau hilang mati aku dibuat Pak Bandi," ucap Akmal.

Zura tersenyum tipis dan mengangguk pelan. " Nggak apa-apa, bang. Nanti tolong kerumah Zura ya, bilang sama nenek kalau Zura disini," ujar Zura.

"Iya, aku tinggal dulu." Akmal langsung pergi meninggalkan Zura sendiri disana. Menunggu pria asing yang entah siapa, namun melihat wajah dan penampilannya dia seperti orang kota.

Hingga tidak lama kemudian, perawat yang memeriksa pria itu keluar. " Gimana mbak?" tanya Zura langsung.

"Luka-lukanya cukup parah, Zur. Matanya juga terluka, apalagi kepalanya. Kayaknya dia perlu dibawa ke kota deh, takut kenapa-kenapa," ucap Mbak Diyah, perawat yang bertugas di klinik itu.

Zura meringis, dia mengusap wajahnya dengan bingung." Duh, bawa ke kota kan biayanya besar. Sementara saya gak tahu siapa pria ini, tanda pengenalnya juga nggak ada. Ini aja kalau dia gak bangun saya bayar uang klinik bingung, mbak," ungkap Zura dengan sedih.

"Gimana ya Zur, mbak takut dia kenapa-kenapa. Lemah banget soalnya," ucap mbak Diyah lagi.

"Entar deh, mbak. Saya ngomong sama nenek dulu, siapa tahu nenek bisa bantu tanpa bawa kerumah sakit. Selagi nunggu dia bangun," pinta Zura.

"Sayangnya kita nggak tahu kapan dia bangun Zur," jawab mbak Diyah.

Azzura Maharani, gadis berusia 20 tahun itu benar-benar bingung sekarang. Ingin meninggalkan pria itu, tapi dia tidak tega, apalagi dia yang menemukannya. Minta tolong pada orang lain, siapa yang akan mau menolongnya. Semua warga disini tidak menyukai Zura. Apalagi Zura hidup dari seorang wanita bekas pekerja malam.

..

Selamat datang di cerita baruku, bantu dukung lagi ya guys.

Terpopuler

Comments

Oviyenti Hijrah

Oviyenti Hijrah

lanjut

2024-02-07

0

Fajar Ayu Kurniawati

Fajar Ayu Kurniawati

.

2024-01-13

1

Ambar Wati

Ambar Wati

/Good/

2024-01-07

1

lihat semua
Episodes
1 Kecelakaan
2 Mulai Sadar
3 Aku Akan Memanggilmu, Evan
4 Kesedihan Keluarga Adiputra
5 Seorang Malaikat
6 Saling Melengkapi
7 Aku Merasakan Kehadiranmu
8 Kedatangan Dokter Magang
9 Kekhawatiran Zura
10 Rencana Ke Pasar Malam
11 Perasaan Aneh
12 Secercah Memori
13 Cerita Dipasar Malam
14 Insiden Mengerihkan
15 Aku Saudaramu (Daffa)
16 Malam Terakhir
17 Perpisahan
18 Kembali Kerumah
19 Kebahagiaan Keluarga Adiputra
20 Mulai Pengobatan
21 Kekhawatiran Evan
22 Bisa Melihat Lagi
23 Memulai Usaha
24 Kenangan Bersama Zura
25 Kerinduan Vanno
26 Bertemu Mas Aldi
27 Tawaran Kerja
28 Pertemuan
29 Tunggu Sampai Siap Untuk Bertemu
30 Gadis Pembawa Bunga
31 Dia Zevanno, Bukan Evan
32 Tunggu Besok Hari
33 Datang Kerumah Keluarga Adiputra
34 Aku Merindukanmu
35 Sambutan Keluarga Adiputra
36 Ungkapan Hati Vanno
37 Apa Dia Cemburu
38 Senja Di Taman Bunga
39 Niat Melamar
40 Aldi Dan Zoya
41 Niat Untuk Sebuah Impian
42 Dilema OrangTua Zevanno
43 Penampilan Zura
44 Makan Malam Romantis
45 Malam Romantis
46 Jalan Pagi
47 Kerumah Uncle Arya
48 Nara Masuk Rumah Sakit
49 Darah Langka
50 Pelukan Zura
51 Dilema
52 Pelukan Terakhir
53 Usai Sudah
54 Permintaan Zura
55 Huru Hara Di keluarga Adiputra
56 Tanggung Jawab
57 Membuka Hati
58 Calon Tunangan
59 Menerima Tawaran Boby
60 Pernikahan Akmal
61 Untuk Yang Terakhir Kali
62 Kehancuran Vanno
63 Rasa Bimbang Reynand
64 Pergilah, Ra!
65 Bangun Van!
66 Lemas Dan Tidak Berdaya
67 Vanno Sadar
68 Mereka Harus Bahagia
69 Cerita Tentang Zoya
70 Permintaan Gila Vanno
71 Berpamitan
72 Pulang Kerumah
73 Kebahagiaan Diruang Keluarga
74 Melukis
75 Makam Zoya
76 Gugup Dan Terharu
77 Akhirnya Sah!
78 Malam Yang Indah
79 Hanya Milikmu
80 Bulan Madu
81 Cinta Yang Semakin Bertambah
82 Datang Ke Desa Nateh
83 Tamat
84 Demi Anakku (Turun Ranjang Adik Ipar)
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Kecelakaan
2
Mulai Sadar
3
Aku Akan Memanggilmu, Evan
4
Kesedihan Keluarga Adiputra
5
Seorang Malaikat
6
Saling Melengkapi
7
Aku Merasakan Kehadiranmu
8
Kedatangan Dokter Magang
9
Kekhawatiran Zura
10
Rencana Ke Pasar Malam
11
Perasaan Aneh
12
Secercah Memori
13
Cerita Dipasar Malam
14
Insiden Mengerihkan
15
Aku Saudaramu (Daffa)
16
Malam Terakhir
17
Perpisahan
18
Kembali Kerumah
19
Kebahagiaan Keluarga Adiputra
20
Mulai Pengobatan
21
Kekhawatiran Evan
22
Bisa Melihat Lagi
23
Memulai Usaha
24
Kenangan Bersama Zura
25
Kerinduan Vanno
26
Bertemu Mas Aldi
27
Tawaran Kerja
28
Pertemuan
29
Tunggu Sampai Siap Untuk Bertemu
30
Gadis Pembawa Bunga
31
Dia Zevanno, Bukan Evan
32
Tunggu Besok Hari
33
Datang Kerumah Keluarga Adiputra
34
Aku Merindukanmu
35
Sambutan Keluarga Adiputra
36
Ungkapan Hati Vanno
37
Apa Dia Cemburu
38
Senja Di Taman Bunga
39
Niat Melamar
40
Aldi Dan Zoya
41
Niat Untuk Sebuah Impian
42
Dilema OrangTua Zevanno
43
Penampilan Zura
44
Makan Malam Romantis
45
Malam Romantis
46
Jalan Pagi
47
Kerumah Uncle Arya
48
Nara Masuk Rumah Sakit
49
Darah Langka
50
Pelukan Zura
51
Dilema
52
Pelukan Terakhir
53
Usai Sudah
54
Permintaan Zura
55
Huru Hara Di keluarga Adiputra
56
Tanggung Jawab
57
Membuka Hati
58
Calon Tunangan
59
Menerima Tawaran Boby
60
Pernikahan Akmal
61
Untuk Yang Terakhir Kali
62
Kehancuran Vanno
63
Rasa Bimbang Reynand
64
Pergilah, Ra!
65
Bangun Van!
66
Lemas Dan Tidak Berdaya
67
Vanno Sadar
68
Mereka Harus Bahagia
69
Cerita Tentang Zoya
70
Permintaan Gila Vanno
71
Berpamitan
72
Pulang Kerumah
73
Kebahagiaan Diruang Keluarga
74
Melukis
75
Makam Zoya
76
Gugup Dan Terharu
77
Akhirnya Sah!
78
Malam Yang Indah
79
Hanya Milikmu
80
Bulan Madu
81
Cinta Yang Semakin Bertambah
82
Datang Ke Desa Nateh
83
Tamat
84
Demi Anakku (Turun Ranjang Adik Ipar)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!