Who Are My Parents
Tahun 2005 Telah lahir seorang bayi perempuan yang sangat cantik dan menggemaskan.
Hari ini tepat pada Tanggal Cantik 05-05-2005 kelahiran Bayi cantik yang terlahir dari rahim seorang pelayan itu harus di serahkan pada sang majikan yang akan bertanggung jawab atas hidup nya hingga dewasa nanti.
Dengan sangat berat hati dan menahan sesak di dadanya Nina sang Ibu bayi pun menandatangani surat perjanjian hitam di atas putih untuk adopsi sang buah hati.
Dengan mata yang berembun Nina menyerahkan secarik kertas itu pada Nyonya Liana sang majikan yang akan menjadi orangtua baru untuk sang buah hati.
"Ingat ya Nina, jangan sampai kamu keceplosan suatu saat nanti kalau kamu adalah ibunya" ujar Liana dengan tegas menatap intens pada sang pelayan yang terbaring lemah pasca melahirkan.
Nina begitu Kelu untuk mengeluarkan suaranya walaupun hanya satu kata, dia hanya mengangguk pasrah sambil menatap sendu pada Bayi mungil yang kini berada di gendongan sang Majikan.
"Apa Ada yang ingin kamu katakan?, atau kamu ingin memberinya Nama?" ujar Liana demi melihat Nina yang terlihat sedih, Liana tentu saja memiliki perasaan tidak tega karena dia juga seorang ibu, namun demi masa depan Bayi itu Liana harus tegas.
Lagi-lagi Nina hanya terdiam dan menggeleng. kali ini Nina memberanikan diri mengangkat wajahnya menatap Liana sang Majikan.
"Nyonya saja yang memberikannya Nama. saya yakin nama yang nyonya sematkan untuknya itu adalah nama yang baik dan indah" Ujar Nina tersenyum kecut.
Liana menatap lekat wajah Bayi mungil dan cantik itu yang saat ini berada dalam gendongannya. Liana tersenyum tipis sambil mengusap pipi halus Bayi perempuan itu. kemudian Liana kembali menatap pada Nina.
"Aku akan memberikannya Nama. Zea Chasandra,, kelak dia akan menjadi perempuan yang kuat dan hebat" ujar Liana menatap tegas pada Nina.
Nina hanya tersenyum simpul sambil mengusap kepala bayinya yang sebentar lagi berubah menjadi putri seorang bangsawan dan dirinya hanyalah seorang pelayan yang akan menjadi baby sitter untuk putri kandungnya sendiri.
***
Satu bulan berlalu, Nina sudah pulih dan mulai bekerja kembali di rumah Liana orangtua angkat Zea putri kandungnya.
Nina begitu antusias setelah Satu bulan tidak bekerja dan tidak bertemu putrinya, hari ini Nina akan bertemu lagi dan bekerja menjadi Pengasuh sang putri. meskipun hanya menjadi seorang pengasuh untuk baby Zea, namun sudah membuat Nina bersemangat Meski panggilan Ibu itu tidak akan pernah dia dapatkan dari putrinya sendiri. bahkan Baby Zea mungkin akan memanggilnya dengan sebutan Bibi nanti. tidak jadi masalah bagi Nina, yang terpenting adalah dia bisa melihat dan menyaksikan perkembangan sang Putri setiap hari dengan baik.
Nina masuk rumah mewah itu setelah mengucapkan salam dan di persilahkan masuk oleh tuan rumah. Nina melihat majikan dan putra sulung nya sedang bermain dengan Baby Zea.
Nina tersenyum kecut melihat pemandangan yang membuatnya iri namun Nina tidak berani berbuat apa-apa selain menghela nafas berat tersenyum kecut menahan sakit di dadanya!.
"Adek Zea cantik sekali ya Ma" cetus Shaka putra tunggal Liana yang kini sudah berusia 5 tahun itu.
Bocah itu dengan gemas mencubit dan mencium sang adik sambil berceloteh.
"Kakak harus sayang sama Adek ya sampai besar nanti. karena Zea adalah Adik Shaka sekarang" ujar Liana mengusap lembut kepala putranya
"Iya Ma, Kakak akan menjaga Adek dan sayang sama Adek sampai besar nanti!" Shaka tersenyum menatap sang Ibu
Liana dan Suaminya sudah memberi pengertian pada Shaka bahwa Zea adalah adiknya meski mereka bukan saudara kandung. bahkan bocah berusia 5 tahun itupun benar-benar mengerti dan ikut merahasiakan setatus sang Adik yang hanya adik angkat nya, namun Shaka begitu menyayangi Zea karena terlalu gemas pada bayi Cantik itu!
***
5 tahun kemudian di tanggal Cantik kelahiran Zea, semua orang begitu antusias mempersiapkan pesta ulangtahun gadis kecil itu. Zea benar-benar di perlakukan seperti seorang putri oleh orangtua angkatnya layaknya anak kandung mereka sendiri. bahkan Liana dan Arnold tidak pernah membeda-bedakan antara Shaka dan Zea.
Zea dan Shaka kini berada di kamar nya setelah acara ulangtahun Zea selesai, sepasang kakak beradik itu langsung melipir ke kamar Zea untuk membuka kado-kado yang bertumpuk dari teman-teman sekolah Zea.
"Wah kadonya banyak sekali, boleh kakak minta satu?" Shaka tersenyum manis menggoda sang adik sambil berjalan menghampiri tumpukan kado itu.
"Nggak boleh, itu kan kado untukku kak. aku yang ulangtahun bukan kakak!" Ujar Zea memberengut sambil mengikuti langkah sang kakak.
Shaka hanya terkekeh melihat sang adik yang memberengut mengembangkan pipinya membuat Shaka gemas terhadap Zea.
"Shaka , Zea kalian sedang apa?,, ayo makan dulu, papa sudah menunggu di bawah!" Liana menginterupsi anak-anaknya dari balik pintu kamar Zea yang sudah terbuka lebar.
Shaka dan Zea pun menoleh dan mengangguk, kemudian mereka keluar mengikuti langkah sang ibu untuk makan malam.
Keluarga Arnold pun makan malam seperti biasa. kehadiran Shaka dan Zea yang tidak pernah membuat rumah itu sepi, Dua bocah berbeda usia 5 tahun itu benar-benar membawa kebahagiaan untuk Arnold dan Liana sebagai orangtua.
"Ma, Pa!" Zea mengalihkan perhatian orangtuanya agar menatapnya.
"Ada apa Sayang?" Tanya Arnold sambil mengusap lembut kepala Zea.
"Papa dan Mama kan belum kasih Aku kado, kado apa yang akan kalian berikan untukku?" Zea menatap Arnold dan Liana bergantian dengan wajah yang menggemaskan.
Bocah 5 tahun itu memang selalu berhasil membuat orangtuanya luluh dan tersenyum gemas!
"Papa akan ajak Zea, kakak dan Mama liburan akhir pekan ini ke Bali, bagaimana Zea mau kan?" Arnold dengan semangat dan tersenyum mengajak keluarganya berlibur sebagai kado ulangtahun sang putri.
"Benarkah Pa?" Zea begitu senang dan memeluk sang Ayah dengan sebuah ciuman di pipi membuat Liana dan Shaka tersenyum kecil melihat tingkah gadis kecil itu.
Di balik dinding yang tersekat dengan dapur dan ruang makan. Nina tersenyum kecut melihat sang putri yang begitu bahagia dengan hadiah yang di berikan oleh orangtua angkatnya. Hadiah yang menurutnya sangat mewah untuk seorang gadis kecil berusia 5 tahun itu.
Nina mengangkat kotak kecil di tangannya sambil menitikan air mata yang sejak tadi di tahannya akhirnya jatuh juga. hati seorang ibu yang di paksa kuat melihat sang putri bersama orangtua angkatnya. Nina menatap sendu pada kotak kecil itu. kotak kecil itu berisi kalung yang tidak seberapa harganya di bandingkan dengan barang-barang Zea yang di belikan oleh orangtua angkatnya.
Nina ingin memberikan kalung itu untuk hadiah ulangtahun putrinya namun urung, Nina memilih menyimpannya kembali ke saku rok nya. perempuan itu mengusap air matanya pelan dan menatap sayu pada sang putri yang sedang tertawa riang di pangkuan sang Ayah.
Nina menghela nafas dan tersenyum tipis lalu kembali ke belakang. Sekuat hati Nina harus menerima kenyataan bahwa dia tidak bisa dengan mudah memeluk sang putri seperti saat Zea masih bayi, pada saat Zea berada dalam asuhan nya!
Kini semua terasa berbeda Nina harus tetap fokus pada pekerjaan nya!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments