Who Are My Farents Bab 5

Keesokan paginya Zea sudah berada di sekolah, pagi-pagi sekali Zea berangkat dari rumah karena harus menghadap kepala sekolah dan tentu saja Zea tidak ingin teman-temannya menggunjing nya setelah apa yang sudah di lakukannya kemarin!

"Ze!" Dari belakang Namira memanggil Zea, Namira yang ikut terkena sanki karena ikut andil dalam rencana pembolosan Zea kemaren.

Zea menoleh ke belakang dan berhenti di susul oleh Namira.

"Ra, Lo datang sepagi ini?" tanya Zea menatap tak percaya pada Namira.

"Menurut Lo, jelas Gue ikut kena sanki oleh Pak Kepsek lah gara-gara ide busuk Lo!" Namira dengan juteknya memaki Zea yang sama sekali tidak merasa bersalah atas kesalahannya yang telah membawa Sahabatnya dalam masalah!

"Hehe, Sorry Ra" Zea malah tertawa kecil melihat wajah kesal Namira.

"Haishh, Dah lah Yo. udah di tunggu Pak Kepsek kita!" Namira enggan menanggapi Zea dan langsung menarik tangan Zea untuk menghadap Kepala sekolah.

Zea dan Namira pun menghadap langsung pada Kepala sekolah dan mereka siap menerima konsekuensi atas kesalahan mereka yang telah berani bolos sekolah di jam terakhir pelajaran!

"Silahkan bersihkan kaca depan Lobi sampai bersih. kalian berdua tidak boleh mengikuti pelajaran pertama hari ini. Kerjakan sekarang dan jangan berhenti sebelum Bel Istirahat di bunyikan. paham?" Kepala sekolah dengan tegas memberi hukuman pada Zea dan Namira.

Zea dan Namira pun hanya bisa menghela nafas pasrah dan mengangguk mengikuti aturan Sekolah!

"Padahal hari ini ada Perkenalan murid baru pindahan dari SMA Hannyang, lah kita malah di hukum!" ujar Namira sambil tangannya naik turun menggerakkan lap di kaca, Namira menyesali perbuatannya namun Namira tidak juga menyalahkan Zea.

Zea menoleh pada Namira dan menghentikan gerakannya yang sedang mengelap kaca.

"Murid baru?, kok Gue nggak tahu, dan Papa juga nggak ada ngasih tahu ke Gue!" Zea mengerutkan alisnya, namun Zea teringat dirinya sempat bersitegang dengan sang Ayah saat makan malam tadi malam. Zea menghela nafas berat.

"Kenapa Lo menghela nafas?" Namira melirik Zea menatap intens.

"Nggak Papa, lanjutkan!" Zea menginterupsi Namira untuk segera menyelesaikan hukuman nya.

***

Di tempat Lain Shaka dan bima sedang berkumpul bersama geng nya di studio Band Walker. mereka membahas tentang rencana kedepan untuk masa depan mereka yang masih belum terlihat jelas alias masih abu-abu.

Di usia mereka sekarang, harusnya mereka sudah berpikir untuk menentukan masa depan yang baik, namun mereka masih sibuk bermain-main tanpa masa depan yang jelas.

"Jadi Lo bakalan berhenti dari Walker Shak?" Tanya Bima menatap serius pada Shaka.

Bima dan teman-temannya tentu saja kaget saat Shaka menceritakan keinginan sang Ayah yang menyuruhnya berhenti dan meninggalkan Band Walker dan harus segera bergabung dengan perusahaan Ayah nya.

"Gue masih bingung, di satu sisi apa yang Bokap Gue katakan itu ada benar nya, tapi di sisi lain Gue berat ninggalin kalian yang sudah berjalan sama-sama selama 7 tahun, itu bukan perjalanan singkat dan bukan hal mudah buat kita lewati kan!" ujar Bima dengan wajah sendu menatap satu persatu sahabatnya yang berada di studio itu.

Bima dan teman-temannya mengangguk pelan dan mereka Mengingat kembali pada masa perjuangan mereka, bagaimana mereka saling menguatkan untuk mempertahankan Band Walker. namun hari ini Shaka mungkin saja akan pergi lebih dulu meninggalkan Walker dan kenangan mereka dengan banyak nya alasan yang memang masuk akal!

Bima menghela Nafas berat menatap sendu pada Shaka lalu tersenyum tipis. Bima tentu saja berat menerima keputusan sahabatnya yang sangat mendadak itu, namun Bima sangat mengerti dengan keadaan Shaka dan keluarganya. Bima sangat tahu Shaka adalah anak laki-laki satu-satunya di keluarga Grup Jegguk, sama sepertinya, mungkin saja setelah Shaka, Bima lah yang akan keluar ikut meninggalkan Band nya dengan alasan yang sama seperti Shaka!

"It's oke Bro, nggak papa, kita semua memang sudah seharunya mulai menentukan masa depan yang lebih baik bukan?" Bima tersenyum tipis sambil menepuk punggung Shaka.

Shaka mendongak menatap Bima, Bima tersenyum tipis mengangguk mengiyakan. Akhirnya Shaka bisa bernafas lega karena Bima dan teman-temannya bisa menerima keputusannya untuk keluar dari Band Walker. meski begitu Shaka tetap akan berkunjung ke studio mereka sesering mungkin untuk tetap menjaga silahturahmi persahabatan mereka yang sudah terjalin bertahun-tahun itu!

"Bentar, Nyokap gue Telepon nih, gue ijin angkat dulu ya" Bima merasakan ponselnya bergetar di dalam saku celananya, Bima mendapatkan telepon dari Ibunya. Bima pun ijin menepi untuk menjawab telepon sang ibu.

'Bima Jemput Mama sekarang di SMA Jegguk, Mama tunggu!' tanpa basa-basi lagi Ibu dari Bima itu langsung pada intinya menyuruh Bima untuk menjemputnya dan langsung mematikan telepon secara sepihak.

"Ya Ampun Mama!, SMA Jegguk?, ngapain Mama di sana!" Bima menatap tak percaya pada ponselnya yang sudah mati, Bima mengerutkan dahinya merasa heran kenapa sang Ibu berada di SMA Jegguk, sedangkan keluarganya tidak ada yang bersekolah di sana!

Bima pun langsung keluar dari studio setelah berpamitan pada teman-temannya dan langsung mengendarai mobilnya menuju SMA Jegguk untuk menjemput Sang Ibu!

***

HIGHT SCHOOL OF JEGGUK

"Ze, lanjutin ya, gue mau ke toilet dulu, perut gue sakit banget" Namira yang merasakan perutnya melilit ijin ke kamar mandi dan meninggalkan Zea sendirian mengerjakan hukumannya yang belum selesai.

"Huh, ternyata seperti ini ya rasanya bekerja bersih-bersih, ini sangat melelahkan" Zea menyesali perbuatannya yang tanpa pikir panjang mengajak Namira sahabatnya untuk bolos kemarin.

Zea duduk sejenak bersandar pada kaca besar yang belum selesai dia bersihkan, Zea merasa lelah dan haus namun tidak berani untuk melipir ke kantin meninggalkan hukuman yang sedang berlangsung, atau dia akan menerima hukuman yang lebih berat lagi nantinya.

Saat Zea memejamkan mata tiba-tiba seorang wanita paruh baya tidak sengaja menabrak ember berisi air pel yang menghalangi jalan, wanita paruh baya itupun spontan saja terpeleset dan terjatuh di hadapan Zea yang sedang memejamkan matanya. Zea terjingkat kaget dan melebarkan bola matanya menatap wanita itu dan ember juga air yang sudah berceceran di lantai.

Zea segera membantu Wanita paruh baya itu terlebih dulu dan menuntunnya ke bangku pinggir taman lobi sekolah. kemudian Zea segera membersihkan dan membereskan ember dan air yang sudah tumpah di lantai dengan cepat. Zea kembali lagi pada Wanita paruh baya yang terjatuh tadi setelah selesai dengan ember dan pelan.

"Tante Ma'afkan saya, saya sudah ceroboh, saya minta Ma'af, apa ada yang sakit?" Zea merasa sangat bersalah karena dirinya tidak hati-hati dalam bekerja sehingga membuat seseorang celaka.

Wanita paruh baya itu menilik wajah Zea yang terlihat panik dan ketakutan, Zea tentu saja takut terkena sanki kedua dan mendapatkan hukuman yang lebih berat lagi!

"Tidak apa-apa, lain kali hati-hati ya" Ujar Maura sambil tersenyum tipis menatap pada Zea.

Zea pun mengangguk pelan dan menundukkan kepalanya.

"Apa kamu sedang di hukum?, kenapa?" tanya Maura dengan hati-hati.

"Iya Tante, karena saya_" Ucapan Zea terpotong saat tiba-tiba Bima datang dan memanggil Wanita paruh baya itu dengan sebutan Mama!

"Mama, Ternyata Mama di sini, kenapa nggak tunggu aku di depan saja Ma, kan Aku tidak harus masuk kesini!" Bima yang baru saja datang untuk menjemput sang Ibu, langsung memanggil Ibunya saat dirinya sudah melihat sang Ibu duduk di bangku taman lobi sekolah dengan seorang pelajar siswi.

"Bima, tidak usah teriak-teriak, kamu akan mengganggu pelajar di dini yang sedang belajar" Maura mengusap lengan Putranya dan menatap tajam pada Bima.

"Iya ma'af Ma_" Bima melirik Zea dan betapa kaget nya Bima saat melihat Zea yang menundukkan kepalanya sejak tadi.

Bima mengerutkan Alisnya hingga bertaut, Bima mengingat Zea gadis yang kemarin bolos sekolah demi bisa datang ke konser Walker.

"Kamu, Adik yang kemarin kan?" Bima melongok wajah Zea menatapnya Intens.

Zea pun mengangkat wajahnya dan menatap pada Bima. Zea sedikit membuka matanya dan menganga saat menyadari putra wanita yang di hadapannya itu adalah Bima, laki-laki yang di idolakan nya,

Bima dan Zea saling menatap tak percaya, mata mereka bersirobok saling menatap dalam.

Terpopuler

Comments

Bunda Gibran

Bunda Gibran

terimakasih kak.
jangan lupa like ya.🙏

2023-09-11

0

Eren Yeager

Eren Yeager

Pembaca setia datang lagi untuk memintamu mengupdate thor!

2023-09-11

0

lihat semua
Episodes
1 Who Are My Farents Bab 1
2 Who Are My Farents Bab 2
3 Who Are My Farents Bab 3
4 Who Are My Farents Bab 4
5 Who Are My Farents Bab 5
6 Who Are My Farents Bab 6
7 Who Are My Farents Bab 7
8 Who Are My Farents Bab 8
9 Who Are My Farents Bab 9
10 Who Are My Farents Bab 10
11 Who Are My Farents Bab 11
12 Who Are My Parents Bab 12
13 Who Are My Parents Bab 13
14 Who Are My Parents Bab 14
15 Who Are My Parents Bab 15
16 Who Are My Parents Bab 16
17 Who Are My Parents Bab 17
18 Who Are My Parents Bab 18
19 Who Are My Parents Bab 19
20 Who Are My Parents Bab 20
21 Who Are My Parents Bab 21
22 Who Are My Parents Bab 22
23 Who Are My Parents Bab 23
24 Who Are My Parents Bab 24
25 Who Are My Parents Bab 25
26 Who Are My Parents Bab 26
27 Who Are My Parents Bab 27
28 Who Are My Parents Bab 28
29 Who Are My Parents Bab 29
30 Who Are My Parents Ban 30
31 Who Are My Parents Bab 31
32 Who Are My Parents Bab 32
33 Who Are My Parents Bab 33
34 Who Are My Parents Bab 34
35 Who Are My Parents Bab 35
36 Who Are My Parents Bab 36
37 Who Are My Parents Bab 37
38 Who Are My Parents Bab 38
39 Who Are My Parents Bab 39
40 Who Are My Parents Bab 40
41 Who Are My Parents Bab 41
42 Who Are My Parents Bab 42
43 Who Are My Parents Bab 43
44 Who Are My Parents Bab 44
45 Who Are My Parents Bab 45
46 Who Are My Parents Bab 46
47 Who Are My Parents Bab 47
48 Who Are My Parents Bab 48
49 Who Are My Parents Bab 49
Episodes

Updated 49 Episodes

1
Who Are My Farents Bab 1
2
Who Are My Farents Bab 2
3
Who Are My Farents Bab 3
4
Who Are My Farents Bab 4
5
Who Are My Farents Bab 5
6
Who Are My Farents Bab 6
7
Who Are My Farents Bab 7
8
Who Are My Farents Bab 8
9
Who Are My Farents Bab 9
10
Who Are My Farents Bab 10
11
Who Are My Farents Bab 11
12
Who Are My Parents Bab 12
13
Who Are My Parents Bab 13
14
Who Are My Parents Bab 14
15
Who Are My Parents Bab 15
16
Who Are My Parents Bab 16
17
Who Are My Parents Bab 17
18
Who Are My Parents Bab 18
19
Who Are My Parents Bab 19
20
Who Are My Parents Bab 20
21
Who Are My Parents Bab 21
22
Who Are My Parents Bab 22
23
Who Are My Parents Bab 23
24
Who Are My Parents Bab 24
25
Who Are My Parents Bab 25
26
Who Are My Parents Bab 26
27
Who Are My Parents Bab 27
28
Who Are My Parents Bab 28
29
Who Are My Parents Bab 29
30
Who Are My Parents Ban 30
31
Who Are My Parents Bab 31
32
Who Are My Parents Bab 32
33
Who Are My Parents Bab 33
34
Who Are My Parents Bab 34
35
Who Are My Parents Bab 35
36
Who Are My Parents Bab 36
37
Who Are My Parents Bab 37
38
Who Are My Parents Bab 38
39
Who Are My Parents Bab 39
40
Who Are My Parents Bab 40
41
Who Are My Parents Bab 41
42
Who Are My Parents Bab 42
43
Who Are My Parents Bab 43
44
Who Are My Parents Bab 44
45
Who Are My Parents Bab 45
46
Who Are My Parents Bab 46
47
Who Are My Parents Bab 47
48
Who Are My Parents Bab 48
49
Who Are My Parents Bab 49

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!