Malam harinya keluarga Arnold seperti biasa makan malam bersama di meja makan. Mereka makan dengan tenang masih tidak ada yang bersuara selama makan. Namun Arnold tiba-tiba menghentikan Makan nya dan melirik Zea sang putri dengan tatapan menyelidik. Liana dan kedua anaknya pun ikut menghentikan makan mereka dan secara bersamaan menoleh pada Arnold dengan tatapan bingung!
"Zea!" masih dengan nada halus Arnold memanggil putrinya menahan emosi.
"Iya Pa!" Zea sudah mengepalkan tangannya yang sudah berkeringat dingin di bawah meja, Zea sudah memahami raut wajah sang Ayah yang menatap nya intens, gadis itu merasa takut karena pasti sang Ayah akan menyidangnya malam ini.
Liana menatap Putrinya dengan tatapan bingung namun Shaka menatap Sang Adik dengan tatapan khawatir karena Shaka sudah tahu apa yang akan Ayahnya bicarakan!
"Papa mendapatkan Telepon tadi siang dari ketua Sekolah!" Arnold menatap tajam pada Zea membuat Zea semakin takut mengangkat wajah nya untuk menatap sang Ayah.
Liana mulai gelisah karena dia juga mendapatkan telepon dari pihak sekolah tadi siang tapi tidak sempat menjawabnya karena terlalu sibuk dengan pelanggan di Butik nya.
"Kenapa kamu berani Bolos Zea, apa Papa menyekolahkan kamu di SMA Jegguk untuk bolos?" Arnold meninggikan suaranya menatap Zea dengan nafas yang naik turun masih menahan emosinya.
"Pa!"Liana mengusap lengan atas Suaminya untuk sedkit menenangkannya "Zea, apa benar yang di katakan Papa?" Tanya Liana dengan lembut melirik pada Zea.
Zea pun mengangguk pelan dengan mata yang sudah berkaca-kaca.
"Bagaimana bisa Mama tidak tahu kalau anaknya Bolos. harusnya Mama yang lebih dulu mendapat telepon dari pihak sekolah kan?" Arnold menatap sang Istri penuh selidik
"Iya Pa. ma'afkan Mama, Mama tidak sempat menjawab telepon dari kepala sekolah karena Mama sangat sibuk tadi siang!" Jelaskan Liana dengan jujur.
"Ma'afkan aku Pa, Ma. aku tidak akan mengulanginya lagi!" Zea mengangkat Wajahnya memberanikan diri untuk menatap sang Ayah dan Ibunya dan berjanji dengan kesalahannya untuk tidak mengulangi lagi!
"Apa alasan yang membuat kamu sampai berani Bolos di jam terakhir pelajaran Zea?" Arnold mulai melembutkan suaranya kembali karena Arnald selalu lemah ketika sudah melihat putrinya hampir menangis.
"Aku_" Zea menunduk
"Zea bolos karena Aku Pa!" Shaka menyela di tengah-tengah ketegangan antara Ayah dan adiknya.
Tentu saja Shaka akan membela sang adik meskipun dirinya sendiri juga telah memarahi Zea tadi pagi namun kemarahan sang Ayah akan lebih menyakitkan untuk Adiknya. maka Shaka tidak akan membiarkan masalah itu berlarut dan membuat Adiknya merasa tertekan!
"Shaka apa maksudnya?" Liana melirik Shaka dengan dahi berkerut.
Arnold menatap tajam pada Shaka dan Shaka mulai menjelaskannya, Alasan yang jujur namun sedikit berbohong tentang niat Zea yang bolos sekolah demi ingin menemui Bima sahabatnya!
"Zea punya buktinya kok Pa,. Dek mana sini handphone kamu" Shaka meminta Zea untuk menunjukan handphone nya.
Zea melirik sang kakak dengan tatapan bingung namun Shaka mengkode dan akhirnya Zea mengerti dan langsung menyerahkan Handphone nya pada Shaka!
"Ini Pa buktinya, Zea datang ke konser Aku tadi pagi" Shaka menunjukan foto dirinya dengan Zea di atas panggung hasil jepretan Bima tadi pagi.
Inilah alasan Shaka tidak membiarkan Adiknya berfoto dengan Bima dan lebih memilih dirinya yang berfoto dengan sang adik. foto itu bisa menjadi bukti untuk sebuah alasan kenapa Zea sampai berani bolos sekolah, meskipun Shaka tidak yakin sang Ayah akan menerima alasan itu atau tidak, tapi setidaknya Zea bisa bebas dari amukan sang Ayah!
Arnold menatap tajam pada Shaka!
"Jadi kamu masih saja bergabung dengan Band itu Shaka. sudah berapa kali Papa bilang tinggalkan band kamu itu dan mulailah belajar bisnis di perusahaan" Arnold semakin kesal dengan pengakuan Shaka.
"Ma'afkan aku Pa, tidak segampang itu aku keluar dari grup Walker, aku bergabung dengan mereka sejak kami SMA. tolong mengerti Pa!" Shaka yang tidak ingin di paksa untuk berbisnis seperti Ayah nya mencoba membela diri dan mempertahan kan Grup Band nya yang sudah berjalan selama 7 tahun itu!
"Shaka kamu ini sudah dewasa, sebentar lagi kamu lulus kuliah, sudah waktunya kamu ikut bergabung di kantor dan menggantikan Papa kalau Papa pensiun nanti siapa yang akan menggantikan Papa, kamu Ini anak laki-laki di rumah ini. kalau Papa sudah tidak ada, siapa yang akan melindungi Mama dan Adik kamu Shaka!" Arnold panjang lebar menegaskan pada Shaka kalau Shaka harus berhenti bermain-main.
Shaka menunduk sambil berpikir keras, Sedangkan Liana dan Zea menatap kasihan pada Shaka namun tidak berani membela Shaka di depan Arnold yang sedang emosi.
Shaka mengangkat wajahnya dan melirik Sang Ibu dan juga Adiknya yang sedang menatapnya sendu, Shaka menghela nafas berat dan langsung berdiri.
"Shaka, kamu mau kemana, makanan kamu belum habis Nak!" tanya Liana demi melihat pergerakan Shaka yang hendak meninggalkan meja makan.
"Aku sudah kenyang Ma, silahkan di lanjutkan makan malam kalian. Aku permisi!" Shaka masih dengan sopan berpamitan pada Orangtuanya untuk meninggalkan meja makan.
Shaka beranjak ke kamarnya dengan perasaan entah, Kata-kata sang Ayah barusan masih terngiang-ngiang di telinga Shaka dan Wajah sendu Sang Ibu dan juga Adiknya membuat Shaka merasa harus memutuskan rencana masa depannya.
Zea yang sudah tidak berselera makan pun ikut pamit undur diri dari meja makan dan menyusul sang Kakak ke kamarnya!
"Pa, jangan terlalu keras terhadap anak-anak. lihatlah mereka jadi tidak berselera makan kan!" Liana menghela nafas berat menatap semua makanan di meja yang masih penuh hanya tersentuh sedikit yang termakan.
Arnold tidak menyahut perkataan Istrinya, Ayah dua anak itu memilih menepi meninggalkan ruang makan. Liana menatap tak percaya pada Suaminya sambil geleng-geleng kepala!
"Oh ya Ampun kenapa jadi seperti ini" Liana tidak habis pikir hanya karena masalah Zea yang bolos sekolah jadi merembet kemana-kemana. Liana hanya mampu menghela nafas panjang dan membiarkan saja Suami dan Anak-anaknya dengan pikirannya masing-masing.
"Bi. tolong bereskan ini!" Liana akhirnya berdiri dan menginterupsi pelayan untuk mengemasi makanan di meja.
Shaka yang masih kepikiran dengan perkataan sang Ayah memilih menepi di balkon kamarnya dengan sebungkus Rokok yang menemaninya. Raka selalu merokok di saat pikirannya sedang tidak baik-baik saja.
"Kakak!" Zea masuk tanpa mengetuk pintu, gadis itu sudah terbiasa masuk ke kamar sang kakak tanpa permisi.
Zea melihat Sang kakak berdiri di balkon, Zea langsung menghampirinya, namun Zea mengerutkan dahinya saat melihat bungkus rokok di meja, Zea melirik sang kakak sambil menghela nafas!
"Kak, ma'afkan aku" Zea menyentuh pundak sang kakak dan Shaka pun berbalik badan menghadap ke arah Zea.
"Untuk apa?" Shaka berjalan dan duduk di kursi sambil mengambil lagi sebatang rokok dan menyalakannya namun Zea dengan cepat mengambil rokok itu yang hampir di hisap oleh Shaka.
Sontak saja Shaka melotot pada Zea dan Zea menatap tajam pada sang kakak!
"Kakak stop merokok. ini gak baik untuk kesehatan kakak!" Zea mematikan rokok itu dan melemparnya ke bawah.
"Zea, tahu apa kamu tentang kakak, kamu hanyalah anak kecil yang tidak tahu apa-apa tentang orang dewasa, jadi jangan halangi kakak untuk melakukan apa yang kakak suka!" Shaka menegaskan pada Zea kalau dirinya tidak ingin di paksa-paksa.
Namun Shaka tetap dengan nada yang rendah saat bicara dengan sang adik, Shaka tetap menjaga perasaan Adiknya, Shaka hanya tidak ingin Adiknya menjadi gadis yang lemah. yang selalu bergantung pada keluarga!
Zea pun terdiam dan berdiri, Zea menatap intens pada sang kakak dengan mata yang sudah memerah.
"Baiklah, terserah kakak saja. tapi tolong pikirkan permintaan Papa tadi!" Zea dengan cepat memutar tubuhnya dan meninggalkan Shaka sambil membanting pintu kamar Shaka dengan keras.
Niat Zea ingin meminta ma'af pada sang Kakak karena masalah Dirinya bolos, sang Kakak jadi ikut terkena marah oleh sang Ayah, namun Niat itu Zea urungkan karena perkataan sang kakak telah menyakiti hatinya!
Shaka terjingkat dan menghela nafas berat sambil menatap pintu yang sudah tertutup rapat itu.
"Aakkhh, ini membuatku Gila!" Shaka mengusap wajahnya dengan kasar, Shaka di buat frustasi oleh Sang Adik dan Ayah nya!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments