Jatuh Cinta Pada Istri Orang
Seorang pria bertubuh tinggi putih itu turun dari kendaraannya yang mewah, ia baru menginjakkan kakinya di restoran akan menjadi miliknya suatu saat nanti. Sang Papah menyuruhnya untuk melihat keadaan bisnis kuliner sudah berdiri di saat sang Mamah masih muda.
"Selamat siang, Tuan muda." sapa kepercayaan Papah Rayyan telah mempercayakan pada asistennya selalu ada untuknya.
"Dimana ruangan ku." tanya Arki begitu angkuhnya, ia menatap sekeliling di mana restonya mulai banyak pengunjung.
"Mari saya antar." jawab pria baya tersebut sudah setia selama belasan tahun dengan atasannya yang tak lain adalah pak Rayyan.
Arki Putra Mahesa Wijaya adalah Putra kedua pasangan Papah Rayyan dan Mamah Nayla kembaran dari anak sulungnya bernama Arka. Mereka kembar identik tak ada yang berbeda di antara mereka.
Dengan langkah kaki begitu angkuh, Arki mengikuti langkah pria baya yang akan menunjukkan di mana ruangannya sekarang. Saat ingin membelokkan tubuhnya ia di tabrak oleh seseorang sedang buru-buru.
Brukkkk..
"Maaf, saya tak sengaja." ucap gadis cantik, ia mengaku salah karena telah buru-buru ingin segera pergi dari resto tersebut.
Arki sedikit terhuyung ke depan, ia masih bisa menahan tubuhnya karena kecerobohan gadis itu lakukan.
"Apa kamu tak punya mata?" ucap Arki begitu tegas, ia memandang gadis itu dari atas sampai bawah.
"Iya, saya minta maaf, Tuan. Saya buru-buru." tanpa mendengar jawaban dari Arki gadis itu pergi begitu saja. Ia sudah di tunggu oleh orang yang telah datang.
Arki tak langsung pergi, ia masih menatap punggung gadis sampai tak terlihat lagi. Ia begitu penasaran dengan sosok yang ia temui barusan.
"Kenapa, Tuan muda? Apa ada sesuatu?" tanya pria baya tersebut sedang memperhatikan Tuan mudanya.
Ayo tunjukkan aku ingin segera istirahat." titahnya, bukannya menjawab pertanyaan dari kepercayaan Papahnya Arki malah ingin segera masuk ke ruangan barunya.
Melanjutkan tujuan untuk mengecek resto sang Papah sebentar lagi akan menjadi miliknya. Arki melihat satu persatu saat sudut ruangan yang harus ia ganti agar tak bosan di pandang oleh pengunjung.
Sampai di ruangannya yang tadi di tunjuk oleh pria baya tersebut, Arki memerintahkan pria baya tersebut untuk meninggalkannya seorang diri, ia ingin sendiri tanpa ada yang menggangu.
"Cantik sih, tapi sayang gue gak kenalan Ama tuh gadis." gurutu Arki, ia baru pertama kali melihat gadis yang bisa menggetarkan hatinya masih sendiri sampai sekarang.
Bukan ia tak laku atau tak ada seorang wanita yang dekat dengannya tapi belum ada menggetarkan hatinya. Tak ada tantangan dari sekian banyak gadis menghampirinya dan menggodanya.
"Ka Arka ada di kantor gak ya, males banget sendirian di sini." bosan Arki di ruangan sang Papah sebentar lagi akan menjadi miliknya. Ia yang di tugaskan untuk mengurus restoran milik sang Papah yang sudah di rintis sejak muda dulu. Papahnya menyukai hobi kuliner dan di situlah ia membuka satu cabang untuk ia rintis saat sang kakek tak memperdulikannya sejak itu.
Tiga jam sudah Arki melihat ruangan lalu berkeliling di resto begitu luas dan modern. Arki sedang dengan interior design yang di pilih di resto ini membuat siapa saja akan terpukau saat mengunjungi restoran ini. Desainnya begitu cantik dan elegan dengan suasana lumayan nyaman dan besar. Arki suka ada halaman samping banyaknya bunga segar kesukaan sang Mamah.
"Den Arki. Mau makan sekarang atau tunggu satu jam lagi?" tanya seorang kepala pelayan di restoran ini. Pria baya di tugaskan sebagai kepercayaan di restoran milik Papahnya.
"Nanti saja, aku masih ingin berkeliling." tolak Arki, ia belum merasakan lapar hanya ingin melihat lihat ruangan dari sudut ke sudut.
Selesai berkeliling, Arki kembali lagi ke ruangannya. Ia akan menelpon pemilik surganya setelah ia mendapatkan pesan darinya.
"Halo, Mah. Ada apa?" tanya Arki setelah sambungan teleponnya di angkat.
"Tolong bilangin pada kakak mu, Ki. Besok ada acara syukuran kelahiran bayi dari cucu Tuan Raditya. Jika ingin datang kita ke sana sama-sama ya." titah Mamah Nayla sangat susah menghubungi si sulung, ia pun menelpon adiknya untuk memberitahukan undangan tersebut.
"Baik, Mah." setelah mengatakan hal itu sambungan telepon terputus, Arki menarik panasnya berkali-kali lalu membuangnya dengan perlahan. Ia tak mungkin jika sang kakak akan datang ke acara tersebut ada masa lalunya sudah bahagia dengan pasangannya dan sekarang mereka sudah memiliki seorang bayi.
Berkali-kali Arki menelpon sang kakak tak ada jawaban dari sang empunya. Nomor handphonenya online menandakan jika nomor kakak aktif.
"Kemana sih kakak, gini nih jika orang belum move on dari masa lalu, bawaannya kacau Mulu." gurutu Arki mengomel sendiri, ia pun bangun dari duduknya untuk pergi ke kantor Papahnya. Ia ingin memastikan jika sang kakak ada di kantor tersebut.
"Bikin ribet aja sih, ngapain punya handphone sih."
"Den Arki mau kemana?" tanya kepala pelayan melihat majikannya akan keluar dari restoran ini. Ia akan mengantarkan makan siangnya pada Tuannya.
"Keluar, jangan bawakan makanan. Saya mau makan siang di luar." titah Arki saat pria baya tersebut akan memerintahkan pelayan untuk menghantarkan makan siangnya.
"Baik, Tuan muda."
Arki keluar dari restoran menuju tempat parkiran di mana mobilnya berada. Ia akan melajukan kendaraannya menuju tempat sang kakak berada.
.
.
.
Tak sampai 30 menit Arki sampai di kantor milik kakeknya sudah lama tiada. Kini perusahaan turun menurun sedang di pimpin oleh sang Papah sebagai direktur utama.
"Selamat siang, Tuan muda." sapa resepsionis saat bertemu dengan anak dari pemilik perusahaan ini.
"Hem," Arki hanya menjawab seperlunya saja, ia pun menuju kotak besi mengantarkan ke tempat di mana ruangan sang kakak berada.
******Tring******...
Kotak besi itu pun menandakan jika tujuannya sampai ditempat yang ia tuju, Arki pun berjalan ke ruangan sang kakak.
******Cek lek******.
Tanpa mengetuk atau permisi Arki masuk ke dalam ruangan, ia merengut kesal dengan kelakuan sang kakak sedang santai di meja kerjanya tak melakukan apapun termasuk mengangkat teleponnya.
"Enak ya, makan gajih buta dari Papah." sindir Arki menghempaskan bokongnya di sofa tak jauh dari meja sang kakak.
Arka menoleh sekilas lalu menatap layar laptopnya lagi tapi tak melakukan apapun, ia mengabaikan telpon dari Mamah dan adiknya pasti sedang mencarinya.
Ada apa datang ke sini?" tanya Arka begitu dingin.
"Mau datang gak, Kak. Ada undangan dari Tuan Raditya, syukuran kelahiran cucunya."
"Aku mau, kalian datang sana ke sana. Aku tak akan datang." tolak Arka sudah tahu sejak kemarin di mana sang asisten pribadinya itu memberitahukan soal undangan.
"Beneran kakak gak mau ikut? Di sana ada Luna loh." goda Arki ingin melihat reaksi sang kakak.
.
.
.
.
.
.
Kata ku gak ya gak. Kamu paham gak sih...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
Ira
.
2024-07-07
0
SUKARDI HULU
Nih sudah mampir kk, jangan lupa follow, like, dan beri hadiah y thor saling membantu🫰❣️🙏
2023-09-16
1