Hari ini di mana ia tunggu-tunggu selama satu bulan lamanya, ia begitu bahagia karena hari ini sang suami akan pulang. Ia sudah menjanjikan sesuatu begitu manis sampai Raisa tak mengizinkan hal itu, yang ia inginkan hanya tubuh suaminya pulang dengan selamat.
Pagi harinya tak ada telpon atau pun pesan dari suaminya, untuk mengabari jika kepulangan itu benar hari ini.
"Aku gak sabar, Mas. Aku merindukan mu." ucap Raisa.
Ketukan pintu membuyarkan lamunannya sedang duduk di pinggiran ranjang membayangkan jika suaminya pulang ke sini.
"Iya, Bu. Bentar." sahut Raisa, ia pun bangun untuk membuka pintu kamarnya.
"Ada apa, Bu?" tanya Raisa melihat ibu mertuanya tak ada manis-manisnya jika bersamanya.
"Di depan ada paket, katanya untuk mu." ucap Mamah Maria begitu malas memberitahukan ada sebuah paket untuk mantunya.
"Paket, tapi Raisa tak memesannya, Bu." jawab Raisa mengernyitkan dahinya. Ia tak pernah memesan lewat online.
"Lihat aja ke depan siapa tahu itu punya mu." titah Mamah Maria begitu malas, ia pun pergi lagi untuk melanjutkan membaca majalah yang tertunda gara-gara kurir mengantarkan paket.
Raisa pun mengangguk, ia ingin tahu paket apa yang di katakan oleh ibu mertuanya jika itu atas namanya.
"Permisi, pak." ucap Raisa begitu sopan pada kurir sedang berdiri membelakanginya.
"Maaf, Mbak. Dengan Mbak Raisa?" tanya kurir tersebut ia takut salah orang.
"Iya, betul dengan saya, Pak. Ada apa ya,"
"Ini ada paket atas nama Raisa putri Andini. Mohon di terima, Mbak." titah kurir tersebut menyerahkan amplop coklat berukuran besar pada seorang wanita cantik bernama Raisa.
Ia pun mengambil, setelah itu masuk setelah kurir tersebut pamit pergi.
"Paket apa itu?" tanya Mamah Maria.
"Gak tahu, Bu. Tapi atas nama ku." jawab Raisa begitu penasaran juga dengan isinya didalam amplop coklat ini.
"Coba buka," titah Mamah Maria, ia juga penasaran apa isi dalam amplop tersebut.
Dengan pelan Raisa membuka amplop tersebut, ia pun mengambil isi dalam amplop tersebut. Dan betapa kagetnya melihat foto suaminya sedang bersama wanita lain bermesraan.
"Astaghfirullah, apa ini. Apa yang di lakukan kamu, Mas. Di belakang ku." lirih Raisa begitu syok melihat lembar perlembar foto suaminya dengan wanita lain sedang bermesraan.
Mamah Maria bangun, ia pun ingin melihat secara jelas apa yang di katakan oleh mantunya begitu kaget.
"Ada sih," tanya Mamah Maria.
"Lihat, Bu. Mas Reno, Mas Reno sudah menghianati ku." ngadu Raisa pada ibu mertuanya.
Mamah Maria melihat satu persatu foto putranya dengan seorang wanita pernah ia jodohkan dengan putranya. Ia begitu senang karena usahanya berjalan lancar sesuai keinginannya ingin mencari mantu yang selevel dengannya.
"Bu, kenapa senyum. Ibu harus memarahi mas Reno karena telah melukai hati mu." ucap Raisa melihat wajah ibu mertuanya tersenyum lebar.
"Bagus lah, mungkin putra ku sudah sadar apa yang ia miliki itu tak sepadan dengan keluarga kami." jawab Mamah Maria tak henti-henti menjelekkan mantunya. Ia biarkan putranya melakukan hal itu.
"Aku sakit, Bu. Melihat suami ku bermesraan dengan wanita lain. Mas Reno berjanji tak akan menghianati ku selama di sana." ucap Raisa tak bisa membendung air matanya melihat foto-foto suaminya.
Apa karena ini suaminya tak mengabari nya atau pun memberikan satu pesan jika kepulangan hari ini. Raisa pun pergi masuk kedalam kamarnya lalu mencari benda pipih nya untuk mengetahui jika itu tak benar.
Panggilan pertama, kedua, dan ketiga baru suaminya mengangkat dengan suara serak sehabis bangun tidur.
"Halo, Mas. Kamu di mana?" tanya Raisa ingin memastikan langsung.
"Di hotel, seperti biasa sayang. Maaf ya baru ku angkat kepala ku pusing." jawab mas Reno di sebrang sana.
"Sama siapa, Mas. Kamu di hotel?" tanya Raisa penuh selidik.
"Sendirian, kenapa? Kamu kangen ya? Sabar ya, sayang. Aku pasti pulang." jawab Mas Reno sambil menggoda istrinya.
"Kamu jadi kan pulang?" tanya Raisa, ia ingin menanyakan soal foto-foto itu ketika suaminya sudah pulang.
"Maaf, sayang. Bos ku menambahkan jadwal hari ku di sini, gak apa-apa kan? Kamu masih kuat kan menahan rindu. Ini juga demi kebaikan keluarga kita, sayang. Aku ingin memberikan yang terbaik untuk rumah tangga kita ya. Kamu hanya perlu doakan saja suaminya cepat pulang." setelah mengatakan banyak hal Raisa pun memutuskan sambungan telponnya. Ia tak sanggup lagi harus menelan pahitnya kabar yang mengejutkan dua kali.
Yang pertama ia di kejutkan dengan paket berisi foto-foto suaminya dengan wanita lain dan yang kedua suaminya gagal untuk pulang ke rumah ini.
"Hiks... Hiks... Hiks ..,"
"Kenapa kamu tega sekali, Mas. Apa kamu tak memikirkan perasaan ku selama ini."
.
.
.
Di kediaman rumah Tuan Rayyan, Arki senyum-senyum tak jelas, ia sering melamun saat membayangkan wajah cantik sering bertemu dengannya.
"Raisa, nama yang cantik secantik orangnya."
"Susah sekali ya dekat dengannya. Tapi aku suka karena ada tantangannya untuk mendapatkannya." gumam Arki duduk seorang diri di gazebo kolam ikan.
"Mamah perhatikan kamu sering melamun, Ki. Senyum-senyum sendiri. Kenapa?" tanya seorang ibu pada anaknya melihat si bungsu sedikit aneh.
""Gak ada apa-apa, Mah." jawab Arki sedikit kaget karena kedatangan mamahnya.
"Hayo kenapa? Kamu gak mau cerita sama mamah?" desak mamah Nayla, ia ingin menjadi teman untuk kedua putranya agar kedua putranya nyaman saat bercerita dengannya.
"Gak ada apa-apa, Mah. Mamah gak usah khawatir ya " pinta Arki, ia belum bisa bercerita pada sang Mamah karena hubungannya dengan gadis itu masih abu-abu.
"Ya udah mamah tinggal dulu,m ya, jika ada sesuatu cerita sama Mamah ya," pesan Mamah Nayla, ia tahu jika putranya sedang jatuh cinta pada seseorang entah itu pada gadis yang mana. Ia hanya bisa mendoakan agar kedua putranya bisa memilih pasangan hidup yang baik dan menjaga kehormatan keluarganya.
Sepeninggalnya sang Mamah, Arki ingin kesal sendiri karena tak bisa mendapatkan nomor handphon gadis incaran tak pernah meresponnya jika berjumpa dengannya.
"Gue harus gimana ya, untuk mendapatkan Raisa?" tanya Arki pada dirinya sendiri, ia tak pernah di cuekin oleh gadis mana pun termasuk anak rekan kerja Papahnya lebih dulu meminta nomor teleponnya.
"Gue harus cari tahu rumah dan keluarganya. Mungkin dengan cara itu aku bisa mendapatkan gadis itu dengan mudah.' nekad Arki begitu sungguh-sungguh, ia tak tahu jika gadis incaran itu sudah memiliki seorang suami sedang berkerja di luar kota.
.
.
.
.
.
Gimana pun caranya gue harus dapatkan gadis itu, semangat Arki untuk mendapatkan calon makmum mu.. Semangat, semangat...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments