Episode 04

"Asalamualaikum, Mas. Gimana kabar mu?" tanya Raisa begitu senang melihat wajah tampan suaminya hanya lewat sambungan video call saja. Rasa rindu sedikit terobati melihat wajah suaminya ada di layar ponselnya.

"Aku baik-baik saja, sayang. Kamu gimana? Apa ibu memperlakukan mu dengan baik kan?" tanya Reno selalu menanyakan sang istri tinggal dengan ibunya. Ia takut terjadi sesuatu karena sang ibu pernah menolak Raisa.

"Alhamdulillah, Mas. Aku baik-baik saja, ibu juga baik. Kamu tenang saja tak perlu khawatir, fokus saja dengan pekerjaan mu ya, agar cepat pulang, Mas." jawab Raisa tak mengatakan sejujurnya, ia ingin membebankan pikiran suami di luar kota sedang mengerjakan proyek yang bermasalah di tempat kerjanya.

"Syukur lah, sayang. Doakan saja ya, maaf. Mas belum bisa bahagiakan Kamu. Setelah pulang dari di sini kita honeymoon ya untuk menebus apa yang sudah kita lewati." ucap Mas Reno ingin membahagiakan istri baru ia nikahi beberapa hari harus ia tinggalkan demi pekerjaannya di kantor. Ingin rasanya berhenti lalu pulang untuk menemui sang istri tapi pekerjaan tak bisa ia tunda karena atasannya memilihnya untuk di kerjakan secepatnya.

"Iya, Mas. Aku menunggu mu di sini."

"Aku mencintaimu Raisa." setelah mengatakan hal itu sambungan teleponnya pun terputus saat suaminya ingin mandi karena baru pulang dari tempat proyek.

"Aku juga mencintaimu, Mas. Maafkan aku, Aku tak mengatakan sejujurnya jika ibu tak pernah baik pada ku, dia tak pernah menganggap ku ada, Mas. Hanya di anggap sebagai orang asing untuk mengurus rumah ini." lirih Raisa, ia pun bangun setelah video call dengan sang suami.

Ada sekilas senyum saat mengobrol dengan suaminya, sedikit mengikis rindu semakin menggunung. Raisa keluar, ia ingin makan karena pulang dari acara tersebut tak memakan apapun karena tak di perbolehkan untuk mengambil apapun oleh ibu mertuanya.

Ketika berada di dapur ia di kagetkan oleh ibu mertuanya hendak mengambil air minum untuknya.

"Siapa pria itu, Raisa. Apa kamu mengenalnya?" tanya Mamah Maria, ia penasaran dengan mantunya itu ia pergoki mengobrol dengan seorang pria tinggi ganteng dan berwibawa.

"Aku gak tahu, Bu. Kami hanya bertemu saat ingin mengambil minum saja."; jawab Raisa.

"Awas saja jika kamu selingkuh di belakang putraku, akan ku laporkan kamu, biar tahu rasa gimana jadi janda." setelah mengatakan hinaan itu mamah Maria pergi setelah ia mengambil air minum untuknya.

"Aku gak pernah selingkuh, Bu. Aku akan setia pada pasangan ku. Lain hal jika pasangan ku yang lebih dulu menghianati ku." batin Raisa.

Raisa pun mengambil piring untuk mengambil nasi beserta lauk yang tadi sore ia masak, rasa laparnya sedari tadi ia tahan saat di acara itu.

"Mana lauknya, bukannya aku masak banyak ya." ucap Raisa aneh, ia sengaja masak aga banyakan untuk ia makan malam.

Raisa mencari kemana-mana tak menemukan juga, dengan pasrah ia pun makan seadanya hanya nasi ada di dalam piringnya.

"Apa ibu menyimpannya. Tapi dimana ya." tebak Raisa, segitu ibu mertuanya memperlakukannya tak seperti istri dari anaknya.

Di ruang tamu mamah Maria tersenyum senang, ia puas melihat istri dari putranya itu pasti kebingungan mencari lauk yang ia sembunyikan. Ia ingin mengerjai gadis agar tak betah tinggal di rumahnya.

"Rasain kamu Raisa, makan tuh nasi. Hehehe..," setelah itu ia pun masuk kedalam kamarnya sambil membawa air minum.

.

.

Keesokan harinya seperti biasa, Raisa bangun lebih awal setelah menunaikan kewajiban seorang muslim. Ia melihat mukenanya untuk ia simpan kembali. Ia bangun untuk mengecek ponselnya takut jika suaminya sudah kirim pesan untuknya.

"Tumben Mas Reno belum kirim pesan, apa belum bangun ya."

"Apa aku telpon saja ya,"

Raisa lebih dulu menelpon suaminya, ia takut terjadi sesuatu pada suaminya yang jauh darinya.

Tut.. Tut...

hanya suara itu yang ia dengar, mungkin suaminya sedang mandi atau ada yang sedang di kerjakan.

Satu, dua, sampai tiga panggilan tak ada jawaban membuat Raisa khawatir luar biasa, ia mengetik pesan agar suaminya membaca pesan darinya.

"Raisa..," panggil ibu mertuanya dengan berteriak sepagi ini.

"Ya, Bu. Bentar." sahut Raisa, segera ia menyimpan ponselnya kembali lalu menghampiri ibu mertuanya tadi memanggilnya.

"Ada apa, Bu?" tanya Raisa.

"Tolong ke pasar ya, bahan ada di dapur mulai habis." titah Mamah Maria.

"Iya, Bu." jawab Raisa masih mematung.

"Kenapa masih berdiri? Sana belanja bulanan apa kamu tak dengar." bentak Mamah Maria.

"Uangnya, Bu." pinta Raisa dengan pelan.

"Uang, ya uang kamu lah. Putraku memberikan uang kan pada mu." tanya Mamah Maria.

"Jangan seenaknya kamu Raisa memanfaatkan putraku hanya untuk keperluan mu saja, kamu di sini hanya menumpang hidup saja. Jangan so jadi nyonya di sini. Sana cepat belanja," teriak Mamah Maria memarahi Raisa sedang menunduk karena takut.

Raisa pun pergi setelah di marahi habis-habisan oleh ibu mertuanya hanya perkara yang belanja saja, suaminya tak pernah lagi mengirim uang ketika pergi keluar kota.

"Uang ku tinggal sedikit lagi, apa cukup buat belanja keperluan dapur." gumam Raisa melihat tabungan uang ia sendiri hasil ia mengumpulkan ketika ia masih gadis.

Raisa pergi menggunakan ojek online, ia tak mungkin pergi ke pasar menggunakan taksi atau pun angkutan lain agar ia bisa irit sampai di pasar nanti.

"Mang ke pasar ya."

"Siap, neng."

Di perjalanan banyak mobil lalu lalang memadati jalanan ibu kota, Raisa mengingat kenangan bersama dengan suaminya ketika masih pacaran.

"Aku kangen kamu, Mas." lirih Raisa meneteskan air matanya.

Sampai di tempat tujuan, ia turun setelah membayar ojek online itu. Ia masuk kedalam pasar sudah ramai berbagai macam pedagang. Saat ingin memilih sayuran masi segar segar.

"Aduh," rengek wanita baya sepertinya tersandung kakinya.

"Kenapa, Tante. Mari saja bantu." ucap Raisa membantu seorang wanita baya masih cantik.

"Terimakasih, nak. Saya tadi kesandung." jawab wanita baya itu tersenyum pada gadis yang menolongnya.

"Duduk dulu, Tante. Biar saya lihat kakinya." dengan pasrah wanita baya tersebut menurut apa kata gadis itu.

"Ini hanya terkilir, Tante. Apa ingin periksa saja, biar saya antar," tawar Raisa pada wanita baya tersebut.

"Terimakasih, Nak. Sebentar lagi anak Tante akan kesini, dia ada di parkiran. Tante sudah mengabari nya." tolak wanita baya tersebut sambil tersenyum pada gadis cantik yang menolongnya.

Raisa mengangguk tersenyum, ia lega jika wanita baya tersebut ada anaknya untuk di bawa periksa ke rumah sakit terdekat atau klinik.

"Kamu boleh pergi biar Tante di sini tunggu anak Tante," wanita baya tersebut tahu jika gadis cantik itu pasti ingin berbelanja kebutuhan rumah.

"Tidak apa, Tante. Saya akan menunggu jika anak Tante sudah datang. Baru saya pergi." ucap Raisa masih kekeh ingin menunggu wanita baya tersebut.

"Mah, Mamah kenapa? Kan udah Arki bilang belanjanya di swalayan saja kenapa kekeh sekali sih Mamah." omel Arki tak melihat jika ada seorang gadis ada di dekat mamahnya.

"Saya permisi dulu, Tante. Anak Tante kan sudah datang." ucap Raisa.

Arki menoleh dan betapa kagetnya melihat gadis yang sudah mencuri perasaannya.

.

.

.

.

.

Kamu, sedang apa di sini??.. Kita ketemu lagi..

Episodes
1 Episode 01
2 Episode 02
3 Episode 03
4 Episode 04
5 Episode 05
6 Episode 06
7 Episode 07
8 Episode 08
9 Episode 09
10 Episode 10
11 Episode 11
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Episode 23
24 Episode 24
25 Episode 25
26 Episode 26
27 Episode 27
28 Episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30
31 Episode 31
32 Episode 32
33 Episode 33
34 Episode 34
35 Episode 35
36 Episode 36
37 Episode 37
38 Episode 38
39 Episode 39
40 Episode 40
41 Episode 41
42 Episode 42
43 Episode 43
44 Episode 44
45 Episode 45
46 Episode 46
47 Episode 47
48 Episode 48
49 Episode 49
50 Episode 50
51 Episode 51
52 Episode 52
53 Episode 53
54 Episode 54
55 Episode 55
56 Episode 56
57 Episode 57
58 Episode 58
59 Episode 59
60 Episode 60
61 Episode 61
62 Episode 62
63 Episode 63
64 Episode 64
65 Episode 65
66 Episode 66
67 Episode 67
68 Episode 68
69 Episode 69
70 Episode 70
71 Episode 71
72 Episode 72
73 Episode 73
74 Episode 74
75 Episode 75
76 Episode 76
77 Episode 77
78 Episode 78
79 Episode 79
80 Episode 80
81 Episode 81
82 Episode 82
83 Episode 83
84 Episode 84
85 Episode 85
86 Episode 86
87 Episode 87
88 Episode 88
89 Episode 89
90 Episode 90
91 Episode 91
92 Episode 92
Episodes

Updated 92 Episodes

1
Episode 01
2
Episode 02
3
Episode 03
4
Episode 04
5
Episode 05
6
Episode 06
7
Episode 07
8
Episode 08
9
Episode 09
10
Episode 10
11
Episode 11
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Episode 23
24
Episode 24
25
Episode 25
26
Episode 26
27
Episode 27
28
Episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30
31
Episode 31
32
Episode 32
33
Episode 33
34
Episode 34
35
Episode 35
36
Episode 36
37
Episode 37
38
Episode 38
39
Episode 39
40
Episode 40
41
Episode 41
42
Episode 42
43
Episode 43
44
Episode 44
45
Episode 45
46
Episode 46
47
Episode 47
48
Episode 48
49
Episode 49
50
Episode 50
51
Episode 51
52
Episode 52
53
Episode 53
54
Episode 54
55
Episode 55
56
Episode 56
57
Episode 57
58
Episode 58
59
Episode 59
60
Episode 60
61
Episode 61
62
Episode 62
63
Episode 63
64
Episode 64
65
Episode 65
66
Episode 66
67
Episode 67
68
Episode 68
69
Episode 69
70
Episode 70
71
Episode 71
72
Episode 72
73
Episode 73
74
Episode 74
75
Episode 75
76
Episode 76
77
Episode 77
78
Episode 78
79
Episode 79
80
Episode 80
81
Episode 81
82
Episode 82
83
Episode 83
84
Episode 84
85
Episode 85
86
Episode 86
87
Episode 87
88
Episode 88
89
Episode 89
90
Episode 90
91
Episode 91
92
Episode 92

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!