Episode 03

"Asalamualaikum, Mah." sapa Arki baru pulang dari toko kuenya. Tak lupa ia selalu bawa kue kesukaan sang Mamah.

"Waalaikumsalam, Dari mana?" tanya Mamah menerima uluran tangan putra keduanya.

"Ini kue kesukaan, Mamah." ucap Arki meletakkan kue tersebut di atas meja ruang tamu.

"Makasih, Sayang."

"Papah belum pulang?" tanya Arki mengedarkan pandangannya tak menemukan sosok sang ayah.

"Belum, masih ada urusan katanya. Gimana, kakak mu mau ikut kan?" tanya Mamah Nayla ingin tahu jika putra sulungnya itu mau datang atau tidak ke acara tersebut.

"Kakak gak bisa, Mah. Mungkin ada urusan." jawab Arki beralasan seperti itu, ia tak mungkin mengatakan jika ibu dari cucu Tuan Raditya adalah mantan pacar sang kakak belum move on sampai sekarang.

"Sana mandi dulu, nanti malam kita pergi sama-sama dengan Papah mu." titah Mamah Nayla, ia pun bangun dari duduknya untuk bersiap-siap sebelum suaminya datang untuk menjemputnya.

"Iya, Mah." jawab Arki, ia pun bergegas naik ke lantai dua di mana kamarnya berada.

.

.

.

Malam harinya, Papah Rayyan dan Mamah Nayla sudah bersiap untuk pergi ke acara syukuran kelahiran cucu rekan kerjanya. Ia datang karena undangan dari Tuan Raditya sebagai rekan kerjanya.

"Arki mana sih lama banget." gurutu Mamah Nayla sudah kesal menunggu anak keduanya tak turun juga.

"Sabar, Mah."

"Bi," panggil Mamah Nayla menghentikan pembantunya.

"Ya, Nyonya. Ada apa?" tanya seorang pembantu sambil tertunduk.

"Tolong panggilkan Arki ya, suruh cepat." titah Mamah Nayla membuat suaminya menggeleng-gelengkan kepalanya.

Tak berselang lama putra keduanya itu turun dengan stelan formal, ia mengenakan jas berwarna navi begitu pas di tubuhnya.

"Lama deh, Ki. Kaya cewek aja." omel Mamah Nayla pada si bungsu. Ketiganya pergi menggunakan satu mobil, Arki menjadi supir pribadi orang tuanya sudah duduk berdua di belakang.

"Maksudnya Arki jadi supir pribadi Mamah, Papah nih, Pah, pindah ke depan dong." pinta Arki tapi sang Papah menggelengkan kepalanya tanda ia menolak permintaan dari putranya. Ia tak ingin jauh-jauh dari belahan jiwanya sudah menemaninya puluhan tahun.

Arki merengut kesal sambil menyalakan mesin mobilnya untuk ia kemudikan sebagai supir pribadi orang tuanya. Kendaraan pun melaju dengan kecepatan sedang ia tak ingin terjadi sesuatu pada dirinya dan kedua orang tuanya.

30 menit, kendaraannya sampai di bangunan mewah tak kalah mewah dengan rumah orang tuanya. Ia memarkirkan mobilnya di tempat garasi sudah di sediakan oleh pihak rumah.

Kedua orang tuanya sudah lebih dulu turun untuk masuk kedalam acara tersebut, Arki tak langsung turun dari kendaraannya karena ingin mengangkat panggilan dari temannya.

Beberapa menit mengobrol dengan temannya sampai lupa jika ia datang ke kediaman rumah rekan kerja Papahnya untuk menghadiri acara syukuran cucu Tuan Raditya.

Turun dengan langkah yang tegak, Arki pun mengedarkan pandangannya untuk mencari keberadaan orang tuanya. Ia merasa tak nyaman datang telat karena mengobrol dengan temannya.

"Papah, Mamah. Mana sih." gurutu Arki ia mengedarkan pandangannya tapi tak menemukan kedua orang tuanya.

Ketika ia ingin mengambil minum, tangan putih mulus itu sama-sama memegang gelas yang ia pegang saat ini.

"Eh, maaf. Silahkan." ucap gadis cantik itu jadi salah tingkah. Ia pun segera menarik tangannya.

Saat gadis itu ingin pergi tangannya di tahan oleh pria yang ada di hadapannya.

"Kamu bukannya gadis yang kemarin ya." tebak Arki, ia mengingat-ingat dan benar dugaannya jika gadis kemarin di toko kuenya.

Gadis cantik itu mendongak melihat pria bertanya padanya. Ada rasa malu dan takut bertemu dengan pria yang sama pernah bertemu kemarin di toko kue.

"Aku lupa nama mu siapa?" tanya Arki masih belum melepaskan tangannya dari pergelangan tangan gadis itu.

"Raisa, Tuan. Lepasin." pinta Raisa, ia tak enak di lihat orang-orang terutama ibu mertuanya. Takut ada salah paham ia sudah berstatuskan sebagai seorang istri.

Arki pun melepaskan tangannya dari gadis cantik itu, ia tersenyum karena senang bisa bertemu dengan gadis cantik sudah menggetarkan hatinya.

"Kamu datang kesini sama siapa?" tanya Arki lagi, ia ingin mengobrol lebih banyak lagi dengan gadis sudah mencuri perhatiannya.

"Raisa." panggil wanita baya tersebut melihat dari jauh jika mantunya itu sedang mengobrol dengan pria lain.

"Saya permisi." belum sempat Raisa menjawab pertanyaan dari pria itu, ia pun bergegas pergi meninggalkan pria itu masih memandangnya.

"Apa itu Mamahnya ya, gadis cantik." ucap Arki dengan pelan melihat gadis itu di panggil oleh wanita baya ia tebak sebagai ibunya.

Raisa datang ke tempat dimana ibu mertuanya berada dengan tatapan tajam. Tak pernah suka saat ia datang menjadi mantunya.

"Kamu ngobrol sama siapa? Jangan kegatelan jadi wanita. Ingat status mu itu." hina Mamah Maria berbisik pada mantunya.

"Maaf, Mah. Raisa tak sengaja bertemu dengan pria itu." jawab Raisa dengan jujur.

"Dasar wanita murahan." hina lagi sambil terlalu meninggalkan mantunya sedang mematung mendengar hinaan dari ibu mertuanya.

Rasa sakit yang kini ia rasakan tak pernah di anggap layaknya seorang mantu di kehidupan seorang wanita baya tersebut, Raisa hanya bisa meneteskan air matanya karena tak kuat menahan sakit atas perlakuan tak baik padanya.

Dari kejauhan pria masih memperhatikan gadis incaran melihat aneh dengan gadis itu seperti tak bahagia ketika menikmati acara tersebut.

"Kenapa dengan gadis itu?" tanya Arki dalam hatinya bertanya-tanya, ingin sekali ia datang lalu memeluk gadis itu dengan wajah murungnya. Tapi itu tak mungkin karena ia bukan siapa-siapanya.

"Ki, lagi lihatin siapa?" tanya Mamah Nayla mengangetkan putra bungsunya.

"Mamah, apa-apaan sih bikin kaget aja." ucap Arki sambil memegang dadanya.

"Ya kamu malah melamun sambil lihatin apa?" tanya lagi Mamah Nayla begitu penasaran dengan putra bungsunya melamun di acara ini.

"Lagi lihatin calon masa depan," jawab Arki setelah itu pergi begitu saja, ia ingin memberikan selamat pada Tuan Raditya dan wanita masa lalunya sang kakak.

"Selamat ya, Lun. Semoga rumah tangga semakin harmonis." ucap Arki mengulurkan tangannya memberi selamat pada wanita mantan dari sang kakak.

Revan datang menghampiri istri dan anaknya sedang duduk tak jauh darinya, ia menerka jika pria itu adalah masa lalunya sang istri.

"Kamu kan pria brengsek itu kan." tebak Revan tak suka jika pria itu datang untuk menemui sang istri.

"Bukan, Mas. Dia adik kembarannya." sahut Aluna, sang suami salah paham karena menebak pria itu adalah masa lalunya.

"Santai, Bro. Aku Arki bukan Arka. Kaka kembaran ku tak datang. Jadi santai saja ya, saya kesini hanya ingin mengucapkan selamat untuk kalian berdua." ucap Arki, ia tak ingin ada kesalahpahaman karena menebak jika dirinya adalah pria masa lalunya Aluna.

.

.

.

.

.

.

Selamat ya, doakan saja kakak ku cepat menemukan mengganti mu. Agar ia bisa bahagia seperti dirimu...

Episodes
1 Episode 01
2 Episode 02
3 Episode 03
4 Episode 04
5 Episode 05
6 Episode 06
7 Episode 07
8 Episode 08
9 Episode 09
10 Episode 10
11 Episode 11
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Episode 23
24 Episode 24
25 Episode 25
26 Episode 26
27 Episode 27
28 Episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30
31 Episode 31
32 Episode 32
33 Episode 33
34 Episode 34
35 Episode 35
36 Episode 36
37 Episode 37
38 Episode 38
39 Episode 39
40 Episode 40
41 Episode 41
42 Episode 42
43 Episode 43
44 Episode 44
45 Episode 45
46 Episode 46
47 Episode 47
48 Episode 48
49 Episode 49
50 Episode 50
51 Episode 51
52 Episode 52
53 Episode 53
54 Episode 54
55 Episode 55
56 Episode 56
57 Episode 57
58 Episode 58
59 Episode 59
60 Episode 60
61 Episode 61
62 Episode 62
63 Episode 63
64 Episode 64
65 Episode 65
66 Episode 66
67 Episode 67
68 Episode 68
69 Episode 69
70 Episode 70
71 Episode 71
72 Episode 72
73 Episode 73
74 Episode 74
75 Episode 75
76 Episode 76
77 Episode 77
78 Episode 78
79 Episode 79
80 Episode 80
81 Episode 81
82 Episode 82
83 Episode 83
84 Episode 84
85 Episode 85
86 Episode 86
87 Episode 87
88 Episode 88
89 Episode 89
90 Episode 90
91 Episode 91
92 Episode 92
Episodes

Updated 92 Episodes

1
Episode 01
2
Episode 02
3
Episode 03
4
Episode 04
5
Episode 05
6
Episode 06
7
Episode 07
8
Episode 08
9
Episode 09
10
Episode 10
11
Episode 11
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Episode 23
24
Episode 24
25
Episode 25
26
Episode 26
27
Episode 27
28
Episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30
31
Episode 31
32
Episode 32
33
Episode 33
34
Episode 34
35
Episode 35
36
Episode 36
37
Episode 37
38
Episode 38
39
Episode 39
40
Episode 40
41
Episode 41
42
Episode 42
43
Episode 43
44
Episode 44
45
Episode 45
46
Episode 46
47
Episode 47
48
Episode 48
49
Episode 49
50
Episode 50
51
Episode 51
52
Episode 52
53
Episode 53
54
Episode 54
55
Episode 55
56
Episode 56
57
Episode 57
58
Episode 58
59
Episode 59
60
Episode 60
61
Episode 61
62
Episode 62
63
Episode 63
64
Episode 64
65
Episode 65
66
Episode 66
67
Episode 67
68
Episode 68
69
Episode 69
70
Episode 70
71
Episode 71
72
Episode 72
73
Episode 73
74
Episode 74
75
Episode 75
76
Episode 76
77
Episode 77
78
Episode 78
79
Episode 79
80
Episode 80
81
Episode 81
82
Episode 82
83
Episode 83
84
Episode 84
85
Episode 85
86
Episode 86
87
Episode 87
88
Episode 88
89
Episode 89
90
Episode 90
91
Episode 91
92
Episode 92

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!