Episode 02

"Aku tak pernah mencuri, aku sudah membelinya." ucap gadis cantik begitu malang karena di tuduh mengambil kue di tempat toko kue lumayan ramai.

"Mana buktinya jika anda membelinya, nona." tanya pelayan kue tersebut meminta bukti pembelian dari toko ini.

Raisa, nama gadis cantik yang di tuduh mengambil kue dari toko tersebut adalah Raisa. Ia lupa menyimpan bukti pembelian kue entah di mana.

"Aku lupa menaruhnya, Mbak. Aku membelinya." ucap Raisa kekeh dengan apa yang ia beli saat ini, ia di layani oleh pelayan toko saat toko kue sedang ramai membeli jadi pelayan yang menjaga toko ini tak teliti ketika melayani pembeli.

"Ada apa ini?" tanya pria tinggi putih datang ke tokonya untuk mengecek keadaan toko kue yang ia rintis sendiri tanpa campur tangan orang tuanya.

"Ini, Tuan. Ada seorang wanita mengaku membeli kue, sedang kan dia tak pernah membelinya." ucap salah satu pelayan itu masih kekeh jika gadis bernama Raisa itu mengambil kue dari toko ini.

"Apa benar?" tanya pria itu rasa-rasanya pernah melihat gadis yang ada di hadapannya sekarang.

"Gak, Tuan. Saya membelinya, saya ke sini untuk membeli kue pesanan nyonyaku." jawab gadis cantik itu tak mau di tuduh seperti ini. Ia datang ke toko ini untuk membeli pesanan nyonya sekaligus ibu mertuanya.

"Biarkan saja, itu akan jadi urusan ku." ucap Arki melihat tatapan gadis begitu gemes saat berbicara seperti itu, ia pun membiarkan apa yang gadis itu inginkan.

"Tapi, Tuan." sahut pelayan toko kue itu, ia tak suka kedatangan gadis sok cari muka pada majikannya yang punya toko kue ini.

Arki pun meng kode dengan mengangkat tangannya. Mungkin gadis itu menginginkan apa ia mau saat ini. Dari tatapannya Arki tak pernah sedetikpun teralih dari pandangannya.

"Terimakasih, Tuan. Saya permisi dulu." saat Raisa ingin pergi tangan di cekal oleh Arki karena tujuannya membebaskan gadis itu dari tuduhan karyawannya adalah ingin mengenal lebih dekat lagi gadis yang pernah menabrak dirinya di restonya kemarin.

"Ada apa, Tuan? Apa saya melakukan kesalahan lagi. Bukannya saya sudah menjelaskan jika saya membeli kue ini tidak mencurinya." jelas gadis cantik itu, ia takut sampai pemilik toko kue ini mencegahnya untuk pergi.

"Kamu siapa namanya?" tanya Arki begitu berani, ia sudah terpesona dengan kecantikan gadis yang ia temui sudah 2 kali dengan ini.

"Raisa, Tuan. Saya permisi dulu." setelah mengatakan namanya. Raisa pergi tanpa menatap pria itu, ia takut di marahi oleh ibu mertuanya karena telat membeli kue kesukaannya.

.

.

.

Sampai di rumah berlantai dua, Raisa segera berlari ke dalam bangunan dua lantai tersebut. Ia tak ingin di marahi habis-habisan oleh ibu mertuanya tak pernah menganggap dirinya sebagai mantunya.

"Lama banget sih, apa yang kamu lakukan di luar sana, hah." bentak ibu mertuanya bernama ibu Maria. Ia tak suka dengan mantunya yang di pilih oleh putranya dari kalangan biasa saja.

"Maaf, ibu. Di jalan macet." jawab Raisa berbohong, ia tak mungkin mengatakan dengan jujur apa yang ia alami di toko kue.

"Dasar mantu tak becus, tak ada gunanya. Kenapa putraku memilih kamu sebagai istrinya." hina Mamah Maria. Dari dulu ia tak suka pasa mantunya ini. Ia sudah punya calon mantu dari kalangan sederajat dengan dan masih anak dari teman arisannya.

Cacian, hinaan, dan memarahi ia tak ada habis-habisnya. Ia tak di perlakukan selayaknya seorang istri dari putranya telah mengikrarkan janji suci padanya.

"Pergi sana, cucian piring masih menumpuk." usir mamah Maria. Ia pun menikmati kue yang tadi Raisa beli.

Di ruang dapur, Raisa menitikkan air matanya. Ia begitu merindukan sosok suami untuk mendampingi dirinya, sebagai istri yang di tinggal di malam pertama oleh suaminya untuk berkerja di kantor milik teman ibu mertuanya. mau tak mau suka tak suka suami harus pergi ke luar kota untuk menyelesaikan pekerjaan sedikit kacau. Raisa sedih sekaligus kaget apa yang sudah suaminya putuskan.

Ia dan suaminya baru beberapa jam menjadi sepasang suami istri harus terpisah di saat malam pertama, Raisa belum menyerahkan hak suami sebagai mestinya istri harus melayani suaminya.

Rindu, sudah pasti. Sang suami hanya mengabari lewat sambungan telepon saja kadang video call jika suami sudah pulang kerja baru ia bisa melepas rasa rindunya walaupun tak seperti berhadapan langsung yang ia inginkan.

Duduk seorang diri sambil memeluk lututnya, ia tak pernah memberitahukan pada suaminya tentang kelakuan ibu mertuanya pada suaminya di luar kota. Ia sudah berjanji akan setia dan menunggu suaminya pulang.

"Raisaaaa...,"teriak Mamah Maria memanggil mantunya.

Ia pun bangun lalu menghapus cairan masih mengalir di pipi mulusnya. Ia harus segera datang untuk menemui ibu mertuanya.

"Ada apa, Bu?" tanya Raisa sambil menunduk.

"Tolong pijitin kaki saya." titah Mamah Maria tak henti-henti memerintahkan pada Raisa. Rasa capek dan lelah sudah biasa Raisa rasakan saat ini. Tapi rasa rindu pada sosok suaminya belum ia obati sampai sekarang sang suami tak pulang.

"Kenapa diam, apa kamu tuli, hah. Cepetan." titahnya lagi, ia tersenyum begitu senang pada mantunya itu. Ia memang membiarkan putranya lebih lama lagi di luar kota agar mantunya merasakan nikmatnya di tinggal suami pada malam pertama.

"Iya, Bu." jawab Raisa, di dapur saja belum ia kerjakan di tambah ia harus memijit kaki ibu mertuanya. Ia pun berjongkok ingin memulai memijit kaki ibu mertuanya.

"Yang kencang," titahnya lagi.

Raisa pun menurut, ia memijit sesuai apa keinginan ibu mertuanya. Rasa lelah, kantuk dan lapar membuat perutnya mulai keroncongan.

"Bu." panggil pelan Raisa.

"Boleh istirahat sebentar, Raisa lapar." pinta Raisa.

Mamah Maria menatap lekat-lekat mantunya, ia begitu benci karena putranya memilih dia dibandingkan dengan pilihannya sejak itu.

"Pergi sana. Dasar tak becus. Putra ku tuh orang hebat bisa memilih istri seperti mu." usir Mamah Maria, ia masih kasihan pada istri putranya itu jika tahu istrinya ia perbudak karena ia benci.

Raisa bangun lalu berlalu meninggalkan menuju ke dapur, ia membuka tutup saji hanya ada dua potong tempe goreng dan nasi saja. Raisa sudah biasa di perlakukan seperti ini, ia hanya mensyukuri apa yang ia dapat sekarang. Segera ia mengambil piring lalu mengambil nasi beserta tempe hanya tinggal dua.

"Mas Reno, apa kamu sudah makan. Kapan kamu pulang, Mas. Aku merindukan mu." lirih Raisa meneteskan air matanya. Sudah satu bulan tak ada selesainya di tempat kerja suaminya di sana. Ia begitu cemas dan khawatir jika suaminya betah di sana.

.

.

.

.

.

Cepat pulang, Mas. Aku di sini menunggu mu...

Terpopuler

Comments

Muztafa Aly

Muztafa Aly

baru mampir kk

2023-09-25

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 01
2 Episode 02
3 Episode 03
4 Episode 04
5 Episode 05
6 Episode 06
7 Episode 07
8 Episode 08
9 Episode 09
10 Episode 10
11 Episode 11
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Episode 23
24 Episode 24
25 Episode 25
26 Episode 26
27 Episode 27
28 Episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30
31 Episode 31
32 Episode 32
33 Episode 33
34 Episode 34
35 Episode 35
36 Episode 36
37 Episode 37
38 Episode 38
39 Episode 39
40 Episode 40
41 Episode 41
42 Episode 42
43 Episode 43
44 Episode 44
45 Episode 45
46 Episode 46
47 Episode 47
48 Episode 48
49 Episode 49
50 Episode 50
51 Episode 51
52 Episode 52
53 Episode 53
54 Episode 54
55 Episode 55
56 Episode 56
57 Episode 57
58 Episode 58
59 Episode 59
60 Episode 60
61 Episode 61
62 Episode 62
63 Episode 63
64 Episode 64
65 Episode 65
66 Episode 66
67 Episode 67
68 Episode 68
69 Episode 69
70 Episode 70
71 Episode 71
72 Episode 72
73 Episode 73
74 Episode 74
75 Episode 75
76 Episode 76
77 Episode 77
78 Episode 78
79 Episode 79
80 Episode 80
81 Episode 81
82 Episode 82
83 Episode 83
84 Episode 84
85 Episode 85
86 Episode 86
87 Episode 87
88 Episode 88
89 Episode 89
90 Episode 90
91 Episode 91
92 Episode 92
Episodes

Updated 92 Episodes

1
Episode 01
2
Episode 02
3
Episode 03
4
Episode 04
5
Episode 05
6
Episode 06
7
Episode 07
8
Episode 08
9
Episode 09
10
Episode 10
11
Episode 11
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Episode 23
24
Episode 24
25
Episode 25
26
Episode 26
27
Episode 27
28
Episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30
31
Episode 31
32
Episode 32
33
Episode 33
34
Episode 34
35
Episode 35
36
Episode 36
37
Episode 37
38
Episode 38
39
Episode 39
40
Episode 40
41
Episode 41
42
Episode 42
43
Episode 43
44
Episode 44
45
Episode 45
46
Episode 46
47
Episode 47
48
Episode 48
49
Episode 49
50
Episode 50
51
Episode 51
52
Episode 52
53
Episode 53
54
Episode 54
55
Episode 55
56
Episode 56
57
Episode 57
58
Episode 58
59
Episode 59
60
Episode 60
61
Episode 61
62
Episode 62
63
Episode 63
64
Episode 64
65
Episode 65
66
Episode 66
67
Episode 67
68
Episode 68
69
Episode 69
70
Episode 70
71
Episode 71
72
Episode 72
73
Episode 73
74
Episode 74
75
Episode 75
76
Episode 76
77
Episode 77
78
Episode 78
79
Episode 79
80
Episode 80
81
Episode 81
82
Episode 82
83
Episode 83
84
Episode 84
85
Episode 85
86
Episode 86
87
Episode 87
88
Episode 88
89
Episode 89
90
Episode 90
91
Episode 91
92
Episode 92

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!