BAB 16

Usai memesan makanan, Rafa beranjak menuju kamar untuk lebih dulu mandi sebelum makan. Sedangkan Arin masih duduk di sofa, terngiang semua ucapan tulus dari bibir Rafa.

Entah mengapa Ia begitu merasa bersalah mendengar Rafa terus mengucap cinta dalam ketulusan, dan berusaha sebaik mungkin menjadi seorang suami walau usianya masih remaja.

Arin belum bisa memutuskan hubungan dengan Niko, makin membuatnya bersalah. Rencana yang sudah dipersiapkan matang untuk memutuskan Niko hari ini harus gagal, karena Niko tak masuk sekolah. Memutuskan lewat pesan atau telpon pun akan terasa kurang pantas bagi Arin.

30 menit menunggu, bel apartemen pun berbunyi dan bergegas dibuka oleh Arin. Seorang pengantar makanan dengan jaket hijau sudah membawa dua kantung plastik berisi makanan dan minuman. Tanpa perlu lagi membayar, karena Rafa sudah membayar lebih dulu melalui aplikasi.

Perut terasa amat lapar karena sama sekali tak terisi nasi, membuta Arin cepat menyusul Rafa ke kamar karena sudah tak sabar menunggu lagi. Tanpa mengetuk pintu, Arin langsung masuk saja dan seketika matanya membulat melihat Rafa hanya melilitkan handuk di pinggang pada tubuh sedikit basah.

"Ah Maaf, Gue engga tahu" seru Arin langsung menutup kembali pintu dan berlari kebawah dengan wajah merah.

Rafa hanya tersenyum walau sempat terkejut melihat istrinya yang tiba tiba membuka pintu dan masuk. Segera Ia mengenakan kaos dan celana pendek lalu turun kebawah, dimana Arin sudah menyiapkan makanan di atas meja makan.

Wajah tertunduk malu usai melihat tubuh suaminya, di amati terus oleh Rafa yang duduk tepat di hadapannya.

"Lo kenapa?" santai Rafa membuka kotak foam berisi nasi goreng seafood.

Hanya gelengan kepala digunakan Arin untuk menjawab tanpa berani menatap ke arah cowok yang tersenyum di hadapannya. Mulut terus Ia isi dengan makanan agar cepat selesai dan bisa langsung ke kamar, tak mau lagi terjebak dalam perasaan canggung seperti sekarang.

"Kenapa sih?" tanya kembali Rafa menarik makanan istrinya, dan dengan terpaksa Arin harus mengangkat kepala.

"Gue lapar Fa, Gue mau makan kembaliin makanan Gue" memelas Arin di balas senyum oleh Rafa, kembali menyodorkan makanan ke arah istrinya.

"Nih, mulai hari ini Lo yang urus semua keuangan. Semua gaji Gue langsung masuk kesitu" ucap Rafa memberikan kartu ATM pada Arin.

"Lah engga mau Gue, Lo aja yang urus. Yang ada tuh duit Gue habisin buat jajan" seru Arin menolak.

"Engga bakal habis Rin mau Lo pakai belanja apa aja, itu gaji Gue selama Gue kerja engga pernah Gue ambil karena Gue punya uang sendiri dan Gue pegang kartu pribadi Gue kok" terang Rafa tak pernah sedikitpun mengambil gaji dari perusahaan Papanya, karena tiap bulan Ia juga mendapat penghasilan lain dari band bersama Adi dan Alex juga lainnya.

"Gue belum pantas untuk itu Fa, Gue aja belum bisa jalani kewajiban sebagai istri" jelas Arin tetap menolak.

"Kalau yang Lo maksud kewajiban itu hubungan suami istri di kamar, Gue bisa nunggu. Tapi ini Lo jalani kewajiban lainnya aja dulu, yaitu ngurus keperluan Kita" jelas Rafa sendu tetap menikmati makan.

"Rin, kalau Lo belum siap Gue sentuh tolong jangan pakai pakaian kaya gini kalau di rumah, gimanapun juga Gue cowok normal" pinta Rafa selalu melihat Arin hanya mengenakan hotpant dan kaos oblong.

Arin hanya terdiam melanjutkan makan tanpa menjawab apapun perkataan Rafa. Ia tahu jika memang melayani Rafa sudah menjadi kewajibannya, namun Ia belum siap untuk melakukan hal itu sampai sekarang.

Terpopuler

Comments

Maria Magdalena Indarti

Maria Magdalena Indarti

Rafa baik bgt

2023-10-04

0

Alivaaaa

Alivaaaa

Rafa suami idaman banget....... maķin cinta deh bang 😁😁

2021-04-14

4

Happyy

Happyy

💖💖💖

2021-03-18

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!