BAB 4

Setelah lama di kamar mandi untuk menenangkan hatinya, perlahan Arin keluar dengan mata tengah mencari cari kesana kemari celingkukan. Perasaan canggung untuk beranjak melangkah usai apa yang terjadi tadi, masih menghiasi dirinya. Namun tiba tiba matanya tertuju pada  Rafa yang tiduran di atas ranjang santai dengan ponsel di tangannya.

"Gila nih cupu ya, ngapain coba Dia tidur disitu? Gue tidur mana coba?" gumam Arin dengan kesal.

Rafa yang sedari tadi melirik kearah Arin hanya bisa diam dan bingung menata kembali perasaannya. Pemandangan menakjubkan dari tubuh Arin masih berhasil membayanginya kuat hingga tubuhnya tak karuan merasakan hawa panas dan dingin bersamaan. Lalu Ia mulai meletakkan hp nya dan memiringkan tubuh untuk tidur sambil berkata,

"Lo mau tidur disini, apa di kamar mandi?" ucap Rafa dengan cool nya.

Mendengar ucapan Rafa, perlahan arin melangkahkan kaki ke arah ranjang dengan perasaan ragu. Namun tak mungkin untuk dirinya keluar, dan hanya ada salah satu pilihan saat ini, yaitu tidur satu ranjang dengan suami yang Ia tak suka. Perasaan takut akan di apa apakan oleh cowok yang kini menjadi suaminya, juga mendera kuat pada batin Arin, hingga menaiki ranjang dengan sangat lirih dan hati hati.

Jantungnya berdetak kencang merasakan ranjang mulai dinaiki cewek barbar yang kini menjadi istrinya. Bibir bawah mulai Ia gigit tipis, dan cepat mengubah posisi menghadap istrinya. Tangannya kuat menarik lengan Arin untuk dipeluk erat, walau cewek di depannya terus meronta dan mengomel namun tak diperdulikan lagi.

"Jangan macam macam, atau Gue teriak sekarang?!" ancam Arin mencoba melepaskan diri, namun dekapan Rafa terlalu kuat dirasakan.

Rasa kantuk terlalu mendera Arin begitu kuat, hingga tak lagi memiliki tenaga untuk meronta. Matanya sayup sayup mulai terpejam pasrah dalam dekapan hangat musuh bebuyutannya. Perasaan nyaman dalam dada bidang tersebut, mengantakan Arin pada tidur lelap mengarungi mimpinya.

"Dasar cewek barbar" gumam lirih Rafa menatap wajah lelap Arin, lalu mencium lembut kening gadis dalam dekapannya itu sembari tersenyum kecil.

Walau tak menginginkan pernikahan karena masih sama sama sekolah SMA, namun tak dipungkiri jika dirinya juga sebenarnya merasa bahagia karena bisa bersatu dengan gadis secantik Arin. Ia pun mulai memjamkan mata dan mengarungi mimpi pertama kalinya bersama Arin.

***

Pagi hari, Arin yang tengah merasakan sesak karena tangan begitu kuat melingkar pada pinggangnya, mulai membuka mata perlahan. Didapatinya wajah lelap Rafa yang langsung di dorong kuat hingga membangunkan cowok tampan masih terlelap di sampingnya.

"Apa sih pagi pagi udah ngomel mulu?" lirih Rafa dengan nada parau mendengar Arin tak henti bergumam penuh makian.

"Lo gila ya ? ngapain Lo peluk peluk Gue? siapa yang kasih ijin ke Lo?!" tanya Arin beruntun kesal, hanya di balas senyuman oleh Rafa dengan wajah bantal.

 

Bergegas keduanya bangun dan bergantian ke kamar mandi, lalu mulai mengenakan seragam sekolah masing masing. Karena memang meraka tidak mau orang tua mereka mengajukan ijin ke sekolah. Takut jika teman-temanya curiga.

Keduanya melangkah menuruni anak tangga menuju ke arah meja makan, dengan mata saling masa bodoh dan memainkan hp mereka masing masing.

Sesampainya di meja makan, mereka hanya menyantap roti dan susu berdua saja. Karena orang tua Rafa harus pergi urusan bisnis tadi subuh ke luar Kota. Tak lama, sepasang suami istri baru itu pun beranjak pergi kesekolah. Namun tidak pergi bersama dalam satu kendaraan.

Keduanya takut kalau sampai ada yang tahu tentang hubungan baru mereka. Keduanya memang sengaja menyembunyikan pernikahan mereka dari semuanya di sekolah. Tapi orangtua mereka sudah memberitahukan pihak sekolah atas pernikahan keduanya. Lagipula sewaktu ijab qabul kepala sekolah mereka juga turut menjadi saksi, akan tetapi teman-teman mereka tidak ada yang mengetahui sama sekali.

Begitu tiba di sekolah, Rafa kembali dengan mata garang yang dilapisi kacamata dengan rambut klimis. Seragam di kancing sampai leher seperti biasanya, mulai tegas  menghukum anak yang telat. Arin mengamati hal itu hanya berdecih kesal tanpa ingin terus memperhatikan sikap menyebalkan Rafa yang kini sudah resmi menjadi penguasa atas dirinya.

"Cih dasar culun nyebelin!" jengkel Arin sambil berlalu masuk ke kelas karena bel sudah berbunyi dan pelajaran akan di mulai.

Terpopuler

Comments

Alanna Th

Alanna Th

teman smaq hml d luar nikah dg kk klsnya 3 tngkt d atasnya, dkeluarin dari sklh, sdgkn cowonya baru lls sma

2022-12-16

0

Anizannex

Anizannex

mungkin bukan negeri sekolahnya deh. klo negeri GK boleh

2021-06-27

0

Lia

Lia

masa anak sma nikah , kepala sekolah jadi saksi 🤦🤦🤦tapi biarlah cuman di novel, klw di duni nyata pasti di keluarin.

2021-05-08

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!