Pagi harinya mereka sarapan bersama. Masih berada di Dewantara Resort and Hotel, hari ini Airin mau mencoba lagi apa yang mereka lakukan semalam.
Setelah selesai sarapan dan berjarak beberapa waktu, Airin mendekatkan tubuhnya kepada Akhza. Akhza mengerutkan alisnya, ia tidka paham dengan apa yang diinginkan oleh istrinya.
" Ai, mau apa?"
" Mari kita coba lagi. Oke?"
Akhza awalnya enggan. Tapi mungkin benar semalam dia kelelahan. Akhza pun mengangguk dan Airin sudah melepaskan pakaiannya sendiri hingga menyisakan pakaian dalam nya saja.
Bermulai dari ciuman dan sentuhan. Semuanya mulai dari awal seperti pasangan yang hendak bercinta.
Foreplay dilakukan dengan sangat baik. Baik Akhza maupun Airin tersenyum saat melihat pentungan itu berdiri tegak dan panjang.
" Tuh kan hubby, bisa kok pasti."
" Bismillaah, aku mulai ya Ai.
Airin mengangguk, ia sudah mempersiapkan dirinya untuk pengalaman pertama mereka itu.
Di bawah sana Akhza memejamkan matanya sejenak dan bersiap melancarkan aksinya.
Ia menempelkan terlebih dulu pentungan kerasnya ke benda lembut sang istri.
Airin bisa merasakan benda keras itu. Ia mengambil nafasnya dalam-dalam dan membuangnya perlahan," Aku yakin Kak Akhza tidak impoten." Airin meyakini itu dalam hatinya dan berdoa dengan tulus.
Akhza mulai mengambil ancang-ancang. Bersiap melakukan misi utama. Saat hendak mencoba menerobos masuk pentungan Akhza kehilangan kekuatannya. Itu kembali lemas dan tidak berdaya kembali ke ukuran semula.
Akhza bangkit dari atas ranjang dan terduduk lesu. Airin jelas terkejut, pasalnya tadi semuanya masih oke dan ia yakin bahwa mereka akan bisa melakukannya.
" Kak," panggil Airin lirih. Ia mendekat ke arah sang suami dengan selimut yang membelit tubuhnya.
" Aku sakit, jelas itu Ai aku tidak mampu melakukan tugasku sebagai suami. Aku tidak mampu untuk memuaskan mu. Jangankan memuaskan, melakukannya saja aku tidak bisa. Ai aku tidak akan bisa membahagiakanmu. Aku yakin kamu pasti nyesel nikah sama aku."
Airin membulatkan matanya saat Akhza mengatakan hal tersebut. Menyesal menikah? Tentu tidak. Menikah dengan Akhza adalah hal yang paling membahagiakan dalam hidupnya. Salah satu cita-cita yang akhirnya terwujud, sebuah penantian yang lumayan panjang yang akhirnya sampai juga di penghujung waktu.
" kak Akhza cintanya aku. Sungguh tidak ada terbesit sedikitpun dalam hati dan pikiranku menyesal karena menikah dengan kakak. Mencintaimu dari lama dan akhirnya menikah denganmu, sungguh hal yang sangat membahagiakan untukku."
Akhza menitikkan air matanya mendengar ungkapan cinta dari sang istri. Dadanya berkecamuk. Antara bahagia dan sedih. Bahagia karena dia tahu bahwa istrinya begitu mencintainya tapi sedih karena ia tidak bisa memberikan hak nafkah batin kepadanya.
" Tapi aku seperti ini Ai. Aku bukan suami yang sempurna. Aku suami yang gagal."
" By, lihat aku. Ini mungkin ujian dalam rumah tangga kita. mari kita hadapi ini sama-sama. Aku yakin kita akan bisa menghadapi ini. Mari kita cari solusi untuk masalah ini ya."
Akhza tidak tahu bagaimana harus bereaksi atas apa yang istrinya katakan. Namun pelukan Airin membuat dirinya nyaman dan tenang.
***
Setelah menjalankan kewajiban 4 rakaat siang itu AKhza memutuskan untuk check out dari hotel. Ia merasa tidak ada gunanya juga berlama-lama di sana. Toh dia dan Airin tidak bisa menikmati apapun. Mereka hanya pindah tidur saja.
Awalnya Airin tidak setuju saat suaminya ingin pulang siang itu. tapi melihat wajah lesu Akhza, Airin pun menyetujui keinginan suaminya tersebut. Padahal Airin masih ingin mencobanya nanti malam. Siapa tahu akan ada perubahan nanti.
" Kita coba lagi nanti malam di rumah ya. Siapa tahu beda suasana maka akan ada pengaruh."
" Ku rasa stop dulu Ai, aku tidak ingin membuatmu kecewa. Maaf, aku belum bisa menunaikan kewajibanku."
Akhza melenggang lebih dulu keluar kamar dengan menarik satu koper yang berisi pakaian mereka berdua. Airin hanya bisa menatap punggung sang suami dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.
Banyak rasa yang berkecamuk dalam hati dan pikirannya. Akan tetapi yang paling utama adalah rasa iba. Ia sungguh merasa iba kepada Akhza. Pria yang selama ini tampil begitu berwibawa saat menjadi seorang pemimpin perusahaan, kini terlihat tidak berdaya karena ketidakmampuan dalam melakukan aktivitas ranjang.
" Kenapa ini terjadi padamu kak. Aku bukannya kecewa padamu, aku lebih merasa kasihan dengan apa yang sekarang kamu alami."
Airin berkata lirih. Ia kemudian berjalan pelan menyusul suaminya yang sudah hampir sampai di lift.
" By, tunggu."
Akhza tersenyum simpul. melihat sang istri yang berlari kecil ke arah dirinya dan lalu memeluk tubuhnya dari samping.
" By, aku mencintaimu sungguh."
Akhza tersenyum kecil ia mengecup pucuk kepala sang istri.
Aku juga mencintaimu Ai. Tapi jika cintaku hanya sebuah penjara bagimu maka aku akan melepaskanmu. kamu wanita yang baik Ai, dan kamu harus mendapatkan kebahagian. Aku akan berusaha untuk ikhlas melepaskanmu jika memang aku memiliki disfungsi ereksi itu.
Akhza bermonolog dalam hati. Sepertinya ia sudah membuat keputusan. Tapi sebelum itu, seperti yang istrinya katakan, Akhza akan berusaha mencari jalan keluarnya. Dan dari itu semua ia akan benar-benar mengambil keputusan, apakah akan melepaskan Airin atau tidak.
***
Sekitar satu setengah jam perjalanan akhirnya Akhza dan Airin sampai juga di kediaman Airin. Ya, Akha dan Airin sepakat akan tinggal bersama Teo. Mengingat bahwa Teo memang hidup sendiri maka Akhza dengan bijak memilih tinggal bersama Ayah mertuanya tersebut.
" Assalamualaikum."
" Waalaikum salam. Lho kok sudah pulang."
" Iya pa. Ada pekerjaan yang harus Kak Akhza segera kerjakan jadi kami memutuskan untuk pulang lebih cepat dari rencana sebelumnya."
Akhza tersenyum kecil, ia mencium punggung tangan Teo sambil mengiyakan apa yang Airin katakan.
" Oalah gitu, ya udah istirahat gih."
" Makasih pa, Akhza ke kamar dulu ya."
Teo mengangguk sembari tersenyum. Meskipun ia sedikit heran dengan kepulangan Anak dan menantunya tapi alasan yang disampaikan oleh sang putri jelas masuk akal.
Teo tentu tahu bagaimana sibuknya seorang Akhza. Meskipun JD Coal dikelola oleh Akhza dan Abra tapi tetap merek sangat sibuk.
" Papa sudah makan," tanya Airin setelah keluar dari kamar dan sudah mengganti pakaiannya.
" Sudah tadi papa masak sayur sop sama ayam goreng. Kalian nggak ada masalah apapun kan?"
" Haish papa kelewat parno. kami nggak ada masalah apapun kok."
Teo bernafas lega. Sepertinya memang tidak terjadi apapun terhadap anak dan menantunya.
maaf pa, Airin jelas tidak bisa mengatakan ini kepada papa. Bagaimanapun Airin harus menjaga aib suami Airin, doakan saja semoga kami bisa melewati ini semua, gumam Airin dalam hati.
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments
Nanik Kusno
Lanjuuut Kak Othor...
2024-12-12
0
komalia komalia
awal tegang udah mau masuk langsung bobo,berarti pemalu barang nya abang azhka mau di kasih yanh enak takut muntah mungkin
2024-09-27
0
Tuxepos Jasmine
meski kasus ky gini jarang terjadi...tp klo kt sendiri yg ngalamin gmn rasanya yahh???bingung pasti antara bertahan krn cinta atau melepas krn sbg manusia normal pasti mau pernikahan yg normal jg
2023-09-06
3