Akhza menarik handuk yang membelit pinggangnya dan menarik selimut untuk menutupi tubuh keduanya. Mata Airin membelalak saat melihat milik Akhza yang berdiri tegak menjulang. Ia seketika menutup matanya. Jantungnya berdetak hebat.
" Wait, gue nggak nyangka itu segede dan sebesar itu. Kira-kira muat nggak. Terus sakit nggak ya."
Airin sibuk dengan pikirannya sendiri sambil menggelengkan kepalanya. Akhza yang melihat ulah istrinya hanya gemas. Ia pun kembali mencium bibir Airin. Akhza tahu Airin saat ini sedang merasa tegang.
" Santai saja, kita nggak harus buru-buru ke menu utama. Masih banyak menu pembuka yang bis akita nikmati."
Akhza menurunkan bibirnya menuju bagian lain dari tubuh sang istri. Lambat laun, Airin terlihat lebih rileks. Akhza tersenyum lebar. Kini dia bisa menuju ke menu utama.
" Aku mulai ya sayang. Jika sakit tahan sedikit."
" Oke gasss."
Akhza terkekeh geli mendengar jawaban Airin. Dengan berhati-hati Akhza mengarahkan miliknya. Ia mencoba menerobos milik sang istri. Ketika sudah sampai di pintu gerbang sesuatu yang tidak terduga terjadi. Milik Akhza tiba-tiba lemas tak bertenaga seperti tadi di awal.
Akhza tentu terkejut melihat miliknya yang tiba-tiba tertidur. Sedangkan Airin yang sudah memejamkan mata lambat laun membuka matanya saat tidak ada pergerakan dari sang suami. Ia jelas merasa aneh hingga ia melihat ke bawah.
" Laaah kak kok nggak berdiri kayak tadi. Kok jadi lemes gitu?" tanya Airin kepada sang suami.
" Ya mana aku tahu dia jadi lemes gitu. Pas udah otw mau masuk baru ketuk pintu dia langsung tidur," jawab Akhza bingung. Ya ia sendiri juga bingung. Hasratnya sungguh sudah membuncah tadi tapi saat berdekatan dengan pintu tiba-tiba pentungannya itu jadi tidak memiliki tenaga.
Airin bangkit dan melihat lebih dekat dan benar saja, pentungan milik sang suami tidak sebesar dan sepanjang yang ia lihat tapi di awal. Airin mencoba memberanikan diri untuk menyentuhnya. Akhza awalnya terkejut dengan tindakan Airin tapi detik selanjutnya ia membiarkan Airin melakukan apa yang ingin dilakukan. Siapa tahu peruntungannya itu berhasil bangun lagi.
Airin mencoba mengusap dan memijatnya pelan. Tapi tidak ada reaksi yang timbul. Akhza oun meminta Airin untuk stop melakukannya. Pria itu bangkit dari atas ranjang mengambil handuk dan baju yang tadi disiapkan sang istri dan berlalu ke kamar mandi.
Brakk
Akhza menutup pintu kamar mandi dengan sedikit lebih keras. Di dalam sana ia kembali mengguyur tubuhnya dengan shower. Kali ini bukan air hangat tapi air dingin yang ia biarkan menyentuh tubuhnya.
" Kenapa begini. Bukannya tadi masih oke. Terus kenapa tiba-tiba jadi lemes gitu. Aku nggak pernah ada masalah dengan reproduksi. Nggak pernah minum miras, ngerokok, ataupun konsumsi obat-obatan. Tapi mengapa dia tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Argghhh!!"
Akhza berteriak frustasi. Sungguh rasanya ia ingin menenggelamkan dirinya di lautan dalam saat ini. Ia merasa malu kepada Airin. Ia sungguh tidak punya muka untuk menatap wajah gadis yang baru saja ia nikahi itu.
Di luar Airin mengganti lingerie nya dengan baju biasa. Ia kemudian mengambil ponsel dan mencoba mencari tahu apa yang terjadi dengan sang suami.
Sekitar 5 menit Airin menjelajah di dunia maya dan ia mendapat beberapa informasi. Airin tentu terkejut, tapi dari banyaknya artikel yang ia baca sepertinya Akhza bukan tipe seperti itu. Perokok, pemabuk, dan hal-hal serupa tentu Airin tahu bahwa Akhza tidak pernah melakukannya.
" Disfungsi ereksi? Tidak! Suamiku impoten! Tidak mungkin. Kak Akhza tidak mungkin impoten."
Airin mengusap wajahnya kasar. Baru beberapa jam mereka bahagia karena sudah menikah, masa iya harus langsung merana.
" Ya Allaah, apa secepat ini ujian yang Kau berikan kepada kami. Belum juga ada sehari lho ini."
Airin mencoba terus berselancar di dunia maya. Mencoba mencari penyebab yang membuat Akhza tidak mampu melakukan itu. Ia sungguh berharap bahwa ini hanya faktor kecapekan semata atau mungkin stres. Ia sungguh tidak ingin kesimpulan bahwa Akhza impoten adalah benar adanya. Ini pasti akan sangat mengguncang jiwa sang suami.
Sudah sekitar satu jam Akhza tak kunjung keluar dari kamar mandi. Airin jelas khawatir. Ia pun berjalan cepat ke arah kamar mandi lalu mengetuk pintu dengan sedikit lebih keras.
" Kak ... Kak Akhza. Kakak ngapain, ini udah lama lho. Sejam kakak di dalam. Kak!!!"
Tidak ada sahutan dari dalam. Airin semakin panik dan khawatir. Ia pun kembali menggedor pintu kamar mandi dna meneriakkan nama sang suami.
Cekleek
Pintu kamar mandi di buka. Akhza keluar dari sana sudah memakai pakaian yang lengkap. Bisa Airin lihat wajah Akhza sangat lesu. Mata pria itu memerah. Mungkin kebanyakan terkena air.
" Kak ... "
" Maafkan aku Ai. Aku nggak becus melaksanakan tugasku. Sepertinya ada yang salah dalam tubuhku."
Airin memeluk tubuh Akhza dengan erat. Ia bisa merasakan bahwa saat ini Akhza begitu sangat sedih dan kecewa pada dirinya sendiri.
Airin kemudian membawa Akhza untuk duduk di sofa yang ada di dalam kamar. Airin meminta suaminya itu untuk duduk di sana, dan dia mengambilkan minuman hangat untuk Akhza.
" Kak diminum. Kakak kedinginan. Minumlah biar sedikit lebih hangat."
" Ai, maafkan aku. Kamu pasti sangat kecewa."
" Kak, ini baru pertama. Masih banyak waktu untuk kita melakukan itu. Kak, bisa jadi kakak kecapekan. Kakak stress karena banyak pekerjaan saat kita mempersiapkan pernikahan. Sudah jangan dipikirkan ya. Kita bisa coba besok. Lagian 3 hari kuta di sini. Malam ini mari kita istirahat saja dulu."
Akhza mengangguk patuh. Ia kembali memeluk erat sang istri. Akhza menghirup aroma Airin dalam-dalam. Ada ketenangan di sana.
Keduanya pun menuju ke tempat tidur setelah menjalankan kewajiban 4 rakaat yang lumayan tertunda. Jam menunjukkan pukul 10.00 malam. Akhza dan Airin tidur saling memeluk satu sama lain. Hanya dalam hitungan menit Airin sudah tertidur tapi tidak dengan Akhza. Pria itu dengan hati-hati melepaskan pelukan sang istri lalu turun dari ranjang lalu duduk di sofa. Ia mengambil ponselnya dan berselancar di internet mencari apa yang terjadi pada dirinya.
" Apa mungkin aku impoten. Tapi tidak mungkin. Aku menerapkan gaya hidup sehat, lalu mengapa ini bisa terjadi padaku. Bagaimana jika benar aku impoten. Kasihan Airin. Apa aku harus melepaskan Airin. Mumpung masih baru kami menikah. Bagaimana dia harus mendapatkan nafkah batin dariku. Jika aku tidak bisa memberikan, bukankah lebih baik jika dia tidak bersamaku?"
Akhza menatap nanar ke arah Airin tidur. Matanya berkaca. Sungguh ia mencintai istrinya. Melepaskan Airin adalah sebuah kata yang menyakitkan. Tapi dalam pikiran Akhza, dia juga tidak boleh menjadi egois. Ia tidak bisa menahan Airin jika benar ia tidak mampu memberi kebahagian berumah tangga.
" Ai, apa yang harus ku lakukan padamu?"
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments
Nanik Kusno
Akhza.....kok bisa gini.... segera cari tahu dan berobat.... semangat 💪💪💪💪💪
2024-12-12
0
komalia komalia
kasihan mas azhka
2024-09-27
0
IKA UMY
wah Teo besanan sm Rama....
2024-08-25
0