Lulu Mendapat Teman Baru

         Disaat Lulu sedang mencari jalan pulang, Lulu bertemu dengan beberapa anak kecil yang sebaya dengannya, anak-anak tersebut bernama Riski, Fitri, Santi, dan Dewi. Mereka berempat mendekati Lulu, Lulu pun merasa senang, karena bertemu dengan teman baru, Lulu mengikuti perjalanan mereka berempat. Sesampainya di sebuah rumah, Lulu melihat banyak anak kecil yang tinggal di rumah tersebut, ternyata itu adalah Panti Asuhan dan anak-anak tadi, baru saja di suruh untuk membeli bahan untuk masak, lalu Seorang Ibu muda bernama Citra, tiba-tiba mendekati Lulu yang sedang bingung.

"Nak, apa kamu sedang tersesat?"tanya Citra bersimpuh di depan Lulu, untuk menyeimbangi tubuh kecil Lulu.

"Iya Tante, aku tersesat dan tidak tau arah pulang. Kalau boleh aku tau, aku sedang dimana Tante?" tanya Lulu menatap wajah Citra.

"Sekarang kamu sedang berada di Kota Bandung, kamu sendiri rumahnya dimana nak?" tanya Citra mengelus pipi Lulu.

"Aku tinggal di Jakarta Tante, lalu aku diculik oleh Tante Nila, hingga sampai ke tempat ini." sahut Lulu meneteskan air mata.

"Ya sudah, sekarang kamu tinggal di sini dulu ya, besok Tante akan mengantar kamu pulang." ucap Citra mengandeng tangan Lulu, kemudian membawanya masuk ke dalam rumah.

       Tante Nila yang sedang dijaga oleh Om Yanto, berteriak kencang setelah melihat Om Yanto yang sedang tidur, berada di sampingnya.

"Aaaaaaa... " suara teriakan Tante Nila membangunkan Om Yanto.

"Ka-kamu siapa? jangan dekat-dekat denganku!" ucap Tante Nila ketakutan.

"Ini aku sayang, suamimu.. masak kamu tidak mengenaliku sama sekali.." sahut Om Yanto mendekati Tante Nila yang sedang meringkuk ketakutan, namun Tante Nila menepis tangan Om Yanto, lalu berteriak lagi, sehingga membuat dua perawat masuk ke dalam ruangan Tante Nila.

"Pak, mohon maaf, pasien sedang mengalami perubahan mental, sehingga membuatnya seperti ini. Bapak juga sudah tau kan, kalau pasien sedang hilang ingatan. Jadi tolong bapak menunggu di luar dulu, biar kami yang menanganinya." ucap salah satu perawat.

Om Yanto kemudian keluar dari ruangan tersebut, dan menunggu di depan.

"Sayang, kenapa kamu harus mengalami semua ini... kamu sedang mengandung anakku sayang, kalau kamu seperti ini terus, bagaimana kamu bisa merawat anak kita?" batin Om Yanto menundukkan kepalanya dan menopangnya dengan kedua tangannya.

          Sementara Lulu yang sudah berada di dalam Panti, tidur bersama dengan Fitri, Santi dan Dewi. Mereka berempat saling mengobrol dan bertukar pikiran.

"Hallo namaku Dewi, nama kamu siapa?" tanya Dewi mengulurkan tangannya.

"Namaku Lulu." sahut Lulu menyambut tangan Dewi.

"Lulu, aku Fitri dan ini Santi, kita senang bisa berkenalan denganmu.. apa kamu benar-benar tersesat Lulu?" tanya Fitri mendekati Lulu.

"Iya aku tidak tau tempat ini dan masih asing bagiku, karena sebelumnya aku belum pernah kesini." ucap Fitri melihat wajah Fitri.

"Ya sudah, semoga kamu bisa segera berkumpul dengan keluargamu lagi, pasti ibu dan ayahmu sangat menghawatirkanmu, dan mencarimu.." ucap Fitri menatap wajah Lulu yang sedih.

"Iya Lulu, sekarang kita tidur yuk, sudah malam ini." sahut Santi menyambung pembicaraan.

Mereka bertiga kemudian tidur bersama.

Dikediaman rumah Lulu, Ayah Lulu mencoba untuk kembali mendatangi rumah Tante Nila. Namun disana, tidak ada siapapun dan rumahnya terkunci rapat. Ayah Lulu kemudian kembali pulang, dan berencana untuk melaporkan kasus ini ke Kantor Polisi. Ibu Rani, Kak, Sari dan Ayah Lulu pergi ke kantor polisi. Sesampainya di sana, polisi menerima laporan dari Ayah Lulu dan akan segera ditindaklanjuti. Ibu Rani pun sedikit merasa lega, mereka bertiga lalu pulang ke rumah. Di perjalanan pulang.

"Semoga anak kita Lulu baik-baik saja ya." ucap Ibu Rani pada Ayah Lulu.

" Iya ma, kamu yang tenang, jangan terlalu banyak pikiran ya." sahut Ayah Lulu memegang pundak Ibu Rani.

"Kenapa Tante Nila bisa sejahat itu pada Lulu? memangnya Lulu salah apa?" tanya Kak Sari melihat Ayah Lulu.

"Aku juga tidak begitu tau Sayang, yang penting kita doakan saja, semoga adikkmu dalam keadaan baik-baik saja." sahut Ayah Lulu menatap wajah Kak Sari.

Mereka bertiga kemudian sampai di rumah, dan beristirahat di kamar masing-masing.

Keesokan harinya, Lulu dan Ibu Citra bersiap-siap untuk melakukan perjalanan ke rumah Lulu. Lulu yang baru mengenal Fitri, Dewi dan Santi, memeluk mereka bertiga dan berterimakasih kepada mereka semua.

"Terimakasih ya teman-teman. Berkat bantuan kalian semua, aku bisa berada di sini dan menemukan orang-orang baik seperti kalian." ucap Lulu memeluk satu persatu temannya.

Lulu kemudian menaiki mobil yang disewa oleh ibu Citra dan melambaikan tangannya. Ketiga temannya pun melambaikan tangannya, dan sedikit bersedih.

Di perjalanan, mobil yang ditumpangi oleh Ibu Citra dan Lulu mampir ke pom bensin untuk mengisi bensin. Kemudian ada seorang polisi mengedarai motor, sedang mengantri membeli bensin juga, dia melihat wajah Lulu, dan mengenalinya, Lulu yang sedang menunggu diluar mobil dengan Ibu Citra, lalu didekatinya.

"Maaf, kalau boleh saya tau, apa anak ini bernama Lulu?" tanya Pak Polisi mendekati mereka berdua.

"Iya Pak, ada apa ya Pak?" sahut Ibu Citra yang takut bila ada kesalahan.

"Saya, dari pihak kepolisian, diperintahkan untuk mencari anak yang bernama Lulu, akhirnya saya menemukannya disini. Sekarang ayo ikut saya nak, Paman akan mengantarkanmu pulang ke rumah." ucap Pak Polisi menawarkan tumpangan.

Lulu yang masih sedikit ragu, enggan untuk ikut dengannya, tapi Ibu Citra memberikan keyakinan untuk Lulu supaya tidak takut.

"Lulu Paman Polisi tidak jahat, dia benar-benar akan membantu Lulu pulang ke rumah, jadi Lulu jangan takut lagi ya.." ucap Ibu Citra menatap wajah Lulu, Lulu akhirnya mau diajak oleh Pak Polisi.

"Terimakasih ya pak, tolong bawa hati-hati nak Lulu, jangan sampai terjadi apa-apa kepadanya." ucap Ibu Citra menasehati pak polisi dan melepaskan Lulu darinya.

Lulu kemudian membonceng Pak Polisi, dan pulang bersamanya. Sesampainya di rumah, Lulu disambut hangat oleh keluarganya, kemudian Pak Polisi pamit pulang, namun sebelum pamit, Ayah Lulu mencegah langkahnya untuk memberikan uang tips pada Pak Polisi tersebut. Pak Polisi pun berterimakasih dan berlalu pergi.

Tante Nila yang masih hilang ingatan, tidak mau didekati oleh Om Yanto, sehingga para perawat lah yang menjaga dan merawat Tante Nila, Om Yanto sangat terpukul dengan kejadian itu, dia berencana untuk tidak akan lagi membawa Lulu ke dalam rumahnya.

"Pergi kamu! aku tidak mau ada di dekatmu lagi. " ucap Tante Nila mengusir Om Yanto. Perawat yang melihatnya, kemudian meminta Om Yanto untuk keluar dari ruangan.

"Ini semua karenamu Lulu! mulai sekarang, aku tidak akan pernah mau melihat wajahmu dihadapanku! aku membencimu." batin Om Yanto meremas jemari tangannya yang mengepal.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!