Kegelisahan Tante Nila

Tante Nila menjadi gelisah, karena tidak bisa mengambil Lulu lagi. Walaupun dia sudah hamil, tapi semenjak adanya Lulu, pekerjaan rumah dia menjadi terbantu. Tante Nila merasa itu adalah keberuntungan baginya, sehingga dia tidak perlu repot membayar pembantu lagi. Jadi Tante Nila merasa keberatan, jika Lulu kembali lagi pada ayah ibunya. Dia mencoba untuk membawa kembali Lulu, bagaimana pun caranya. Om Yanto yang melihat Tante Nila gelisah, menanyakan penyebabnya.

"Sayang kamu dari mana? sepertinya kamu sedang memikirkan sesuatu?" tanya Om Yanto yang baru keluar dari kamar.

"Aku baru saja menengok Lulu dirumah sakit, tapi Lulu sudah tidak ada disana, karena sudah dibawa pulang oleh orang tuanya." sahut Tante Nila sembari mondar-mandir kesana kemari.

"Ya bagus dong, jadi kita tidak perlu repot mengantarkan Lulu pulang." ucap Om Yanto menarik lengan Tante Nila supaya berhenti.

"Tapi, aku tidak mau itu terjadi." ucap Tante Nila menatap wajah Om Yanto.

"Kenapa tidak mau? tujuan awal kita mengadopsi Lulu kan agar kita bisa cepat dapat momongan. Dan sekarang sudah terkabul, jadi apa yang membuatmu merasa keberatan?" tanya Om Yanto melihat Tante Nila.

" Disini Lulu sudah aku anggap sebagai pembantu gratis yang bisa aku manfaatkan kapan saja. Daripada kita harus mencari pembantu, biayanya juga cukup mahal mas."ucap Tante Nila mulai duduk.

"Jadi kamu beneran, masih membutuhkan Lulu berada di sini?" tanya Om Yanto tegas.

"Iya mas, kita harus cari cara supaya kita bisa cepat mendapatkan Lulu kembali kepada kita." ucap Tante Nila menggenggam tangan Om Yanto agar mendapat dukungan.

Om Yanto kemudian berfikir sejenak, dia melihat langit atap rumah sebagai tempat menemukan ide. Setelah beberapa menit kemudian, Om Yanto yang memiliki ide, membisikkan sesuatu kepada Tante Nila. Tante Nila mengangguk setuju.

Di rumah, Lulu membatu ibunya memasak, ibu Rani kemudian menanyakan kemampuan Lulu yang tiba-tiba bisa memasak. Lulu hanya tersenyum, lalu melihat wajah ibunya. Lulu memandang wajah ibunya dengan penuh rasa kasih sayang.

"Nak sejak kapan kamu menjadi pintar masak?" tanya ibu Rani membelai rambut Lulu yang lembut.

Lulu hanya terdiam sambil menatap wajah ibunya dengan rasa kasih sayang. Ibu Rani kemudian meresponnya dengan memeluk tubuh Lulu. Dia yakin, kemampuan Lulu dalam memasak ada kaitannya dengan perlakuan Tante Nila kepada Lulu.

"Kenapa anak sekecilmu harus mengalami ini semua nak, maafkan atas kecerobohan yang sudah ibu lakukan kepadamu, ibu tau ibu sudah salah, memberikanmu kepada orang yang tidak tepat." batin ibu Rani mengalirkan air mata. Lulu yang mendengar suara tangisan ibunya, kemudian melepaskan pelukannya dan mengusap air mata ibunya sambil tersenyum. Ibu Rani semakin terharu dan memeluk kembali tubuh Lulu.

Ketika malam telah tiba, dengan cara mengendap-endap dan diam-diam, Tante Nila dan Om Yanto membuka jendela kamar Lulu. Dengan perlahan mereka berdua mencongkel jendela tersebut supaya tidak ada suara. Setelah jendela terbuka, mereka berdua masuk dan membius Lulu yang sedang tertidur pulas. Mereka pun berhasil membawa Lulu dan merebahkannya di tempat tidur Lulu.

"Kamu pintar juga mas, dengan cara seperti ini, kita jadi tidak ketahuan oleh orang tua Lulu." ucap Tante Nila tersenyum lebar.

"Siapa dulu dong... aku si Yanto yang banyak ide." sahut Om Yanto besar kepala.

"iya iya, sudah ayo kita tinggalkan dia, dan kunci pintu kamarnya." ucap Tante Nila menarik lengan om Yanto supaya cepat keluar dari kamar Lulu.

Pagi hari, Lulu terbangun dari tidurnya, tapi dia merasa tidak asing dengan tempat tersebut. Lulu melihat sekeliling, dan teringat bahwa itu bukanlah kamar tidur Lulu yang dirumahnya sendiri, melainkan kamar Lulu di tempat Tante Nila. Lulu kemudian turun dari tempat tidur, dan menggedor-gedor pintu kamarnya, namun diluar tidak terdengar suara aktifitas seseorang. Lulu lalu sadar, kalau dia ditinggal sendirian di dalam rumah. Lulu kemudian mencari akal, supaya bisa keluar dari kamar tersebut, dia melihat jendela kamarnya dan mulai mendekatinya. Tapi sayang, jendela tersebut sudah terhalang oleh besi pelindung, sehingga Lulu tidak mungkin bisa memotong besi tersebut. Lulu kemudian kembali ke tempat tidurnya dan pasrah. Selang beberapa menit kemudian, Lulu mendengar suara langkah kaki membuka pintu depan, kemudian menuju ke arah kamarnya, Lulu lalu pura-pura tidur saat Tante Nila masuk ke dalam kamarnya.

"Ternyata masih tidur. Lulu, cepat bangun ! aku sudah membawakan sarapan untukmu. dimakan cepat ! jangan ada yang tersisa." ucap Tante Nila menarik kasar selimut Lulu.

Lulu kemudian terbangun sembari mengucek-ucek kedua matanya. Setelah kedua matanya terbuka, dia terkejut dengan hidangan yang ada didepannya. Tumben sekali, Tante Nila memberikan Ayam krispi dan Pizza untuknya. Lulu kemudian mengucapkan terimakasih kepada Tante Nila, tapi Tante Nila tidak menjawab perkataan Lulu, dia malah langsung pergi keluar meninggalkan Lulu untuk segera memakan makanan yang sudah dia berikan pada Lulu.

"Sebenarnya apa tujuan Tante Nila membawaku kembali kesini lagi?" batin Lulu melihat kepergian Tante Nila.

Di rumah, Ibu Rani yang sudah membuat sarapan pagi untuk semua keluarganya, mendekati kamar Lulu dan mengetuk pintunya, tapi tidak ada jawaban dari dalam kamar, Ibu Rani yang belum menyadari Lulu hilang, kembali lagi untuk menambah hidangan ke atas meja makan. Kemudian dia kembali mengetuk pintu kamar Lulu, karena tidak ada jawaban terus dari dalam kamar, Ibu Rani memberanikan diri untuk membuka pintu kamar Lulu. Setelah pintu terbuka, Ibu Rani menjadi syok, karena Lalu sudah tidak ada di dalam kamarnya. Ibu Rani kemudian memanggil Ayah Lulu untuk memeriksa sekeliling kamar Lulu, setelah ditelusuri, ternyata jendela kamar Lulu ada bekas congkelan obeng. Ayah Lulu mencurigai bahwa Lulu sudah diculik.

"Tapi siapa yang sudah berani menculik Lulu Yah?" tanya Ibu Rani cemas.

"Aku juga belum tau Bu. Pastinya dia adalah orang yang sudah dekat dengan Lulu, sehingga tau persis lokasi kamar tidur Lulu." ucap Ayah Lulu berfikir sembari mengotak atik jendela Lulu yang rusak.

"Aku sangat menghawatirkan Lulu Ayah, semoga tidak terjadi apa-apa pada Lulu." sahut Ibu Rani menatap wajah Ayah Joko.

Kakek dan Nenek yang juga mendengar kabar hilangnya Lulu menjadi sedih dan hawatir.

"Lulu ! selesai makan, cepat bantu aku untuk membersihkan aquarium ikan milik Om Yanto. Sudah bau sekali, membuat kepalaku semakin pusing." perintah Tante Nila yang sedang berdiri di depan aquarium.

"baik Tante." sahut Lulu mempercepat makannya.

Setelah selesai makan, Lulu kemudian menghampiri Tante Nila dan membantunya membersihkan aquarium. Setelah selesai, Lulu diminta tolong untuk membeli ikan baru di toko sebelah, Lulu pun mengikuti perintah Tante Nila. kemudian keluar dan membeli ikan pesanan Tante Nila.

Terpopuler

Comments

Naa.

Naa.

kasian lulu

2023-11-13

1

Alan

Alan

😍😍😍😍😍

2023-09-06

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!