HAMIL TANPA DISENTUH

HAMIL TANPA DISENTUH

Bab 1

HAMIL TANPA DI SENTUH

"Ada apa dengan namira? apa yang sedang dia lihat?" aku mendekati namira.

Terlihat orang-orang wara wiri karna aku sedang berada di pesta pernikahan teman ku, dion. Awal nya namira menolak tapi aku memaksa, bukan tanpa alasan, semenjak menikah namira tidak pernah keluar rumah, dia seperti ketakutan setiap kali bertemu dengan laki-laki, entah apa alasan nya sampai sekarang namira tidak pernah memberitahu ku.

Setelah berada di belakang nya, tangan ku hendak menyentuk bahu namira tapi ku hentikan ketika mendengar gumaman dari namira,

"Dia..dia..?" Ucap Namira pelan.

namira terlihat menggelengkan kepala, aku penasaran apa sebenar nya yang sedang namira lihat. ku ikuti kearah mana pandangann namira, dapat ku lihat seorang laki-laki tampan dengan setelan jas berwarna navi dengan kaos putih di bagian dalam nya.

"Kalung itu?" Terdengar kembali namira bergumam kecil hampir tidak terdengar.

"Kalung?" Ucap ku pelan.

Ku perhatikan lagi laki-laki itu, benar dia memakai kalung titanium, dapat terlihat jelas dari penampilan nya jika laki-laki itu adalah orang kaya. Dapat di lihat dari pakaiam dan jam tangan yang melingkar di tangan nya.

"Tapi kenapa namira seperti tertarik dengan kalung laki-laki itu?" Gumam ku, tentu saja hanya dalam hati, karna jarak ku hanya satu langkah di belakang namira.

Dapat ku lihat tubuh namira bergetar, bahu nya naik turun, dapat ku pastikan jika namira sedang menangis saat ini. Baru saja aku ingin menyentuh bahu nya tapi namira lebih dulu berbalik dan dia terlihat sangat terkejut melihat ku, dengan cepat namira menghapus bulir yang membasahi pipih nya.

"Maaf gus." namira mengucapkan itu sambil menunduk.

Aku diam sejenak dilema harus bagaimana, ingin bertanya tapi seperti nya tidak tepat, tapi jika diam saja aku tidak akan tenang, bagaimana pun namira sekarang adalah istri ku, walapun kami menikah karna di jodohkan, lebih tepat nya abah dan umi ku yang mengingin kan perjodohan ini.

"Apa kamu mau pulang sekarang?" Tanya ku sambil terus memperhatikan wajah istri ku yang masih tertunduk.

Namira hanya menganggukan kepala. aku pun langsung mengajak nya meninggalkan gedung tempat perhelatan pernikahan dion, sebelum nya aku berpamitan pada teman ku itu.

Terlihat namira bediri di samping pintu depan mobil, aku langsung membukakan pintu untuk nya dan meletakan telapak tangan di atas kepala nya agar tidak terbentur. Hanya ada keheningan dalam perjalanan menuju rumah, aku bingung harus bicara apa. Namira terlihat lebih pendiam, dia seperti sibuk dengan pikiran nya sendiri.

Setelah sampai di rumah, namira langsung masuk ke kamar nya dan aku masih merasa bingung, ada apa dengan namira?. Sebelum menikah namira pernah memberika syarat pada ku, karna awal nya namira menolak perjodohan ini, aku pun sebetul nya ragu, bahkan sampai saat ini aku tidak tau seperti apa wajah istri ku, karna itu pun salah satu syarat dari namira,

Hari itu...

"Aku duduk di bangku halaman belakang rumah namira, tentu dengan jarak satu meter dan tidak berdua ada sepupu namira di antara kami,

Wanita dengan gamis, kerudung dan cadar serba hitam, duduk tertuduk melihat bumi, aku pun melakukan hal sama menatap ke arah lain.

"Jika gus ingin aku menyetujui perjodohan ini, boleh kah aku mengajukan syarat pada mu?"' Tanya namira dengan suara nyari tak dapat ku dengar, aku sampai menajamkan pendengaran.

"Aku tidak ingin kamu terpaksa menerima jika tidak ingin aku akan membantu mu mengatakan nya pada orang tua mu".

Aku berkata demikian agar namira tidak terbebani dengan keinginan para orang tua kami. "Tapi aku berharap kamu tidak setuju dengan usulan ku". Gumam ku dalam hati dengan penuh harapan.

Namira ardila putri, gadis yang sebenar nya sudah ku kenal setahun sebelum pertemuan kami ini. Sudah sejak setahun lalu abah dan umi memberitahukan tentang perjodohan ini, awal nya aku menolak tetapi abah memohon karna abah mengatakan jika ayah namira sakit parah, dan merasa kasihan dengan namira yang akan sebatang kara.

Aku pun mengajukan syarat jika abah harus memberi ku waktu satu tahun untuk mengenal calon ku yang ku tahu bernama namira secara diam-diam, dan abah setuju.

Dalam pengenalan secara diam-diam itu aku jatuh cinta dengan seorang gadis soleha yang selalu menjaga pergaulan nya.

"Bukan seperti itu gus, aku hanya memohon gus mau menerima syarat ku". Namira berkata dengen suara yang bergetar seperti menahan tangis.

"Baik lah, selagi syarat mu tidak memberatkan dan tidak menyalahi aturan, Insa Allah aku terima". namira terdiam, terdengar helaan nafas nya.

"Guss!" ada jeda seolah apa yang ingin di sampai kan nya sangat berat.

"Jangan lihat wajah ku, aku tau di hari ini seharus nya kamu dapat melihat wajah ku".

Namira melihat ke arah ku sebentar lalu kembali menunduk. Aku sengaja diam, memberi waktu untuk namira melanjutkan kalimat nya.

"Setelah menikah langsung bawa aku pindah tapi ke rumah kita sendiri".

'Yang terakhir..." aku mengernyitkan dahi karna namira cukup lama menggantung klimat nya.

"Yang terakhir?" Aku mengulang kalimat namira. Namira lebih dalam lagi menunduk. Terdengar helaan nafas panjang dari mulut nya.

"Tolong jangan meminta hak sebagai suami sebelum aku siap". Suara namira sangat pelan, sampai rasanya aku ingin mengorek telinga ku, takut salah dengan apa yang aku dengar barusan.

"Gak boleh minta hak sebagai suami?" Kata ku dalam hati.

Setelah mengatakan itu namira kembali diam, begitu pun dengan diri ku , hanya ada keheningan. Aku menarik nafas berat.

"Baik lah aku terima semua syarat mu". Namira sebentar melihat ku dengan sorot mata terkejut, mungkin dia tidak peraya aku menerima syarat nya tanpa bertanya alasan nya.

"Aku bukan tidak ingin bertanya, tapi bukan kah hal yang wajar untuk seorang gadis yang baru akan berumah tangga merasakan gugup atau pun gelisa. namira ingin pisah rumah, pasti dia ingin belajar mandiri, namira tidak mengijinkan ku meminta hak ku sebagai suami, pasti karna namira takut dan gugup, aku pun pasti akan gugup. tapi untuk tidak boleh melihat wajah nya? kenapa? bukan kah nanti kita akan menikah, untuk hari ini aku bisa terima, tapi jika sudah menikah aku tetap tidak di ijinkan?"

Terpopuler

Comments

Ika Riesky Asyarofah

Ika Riesky Asyarofah

semangaatt say.. 😊

2023-11-16

1

Santi Hasan

Santi Hasan

dah mampir ya kak,udah aku kasih hadiah biar lewat iklan 😂udah aku lie and subscribe juga,jgn lupa mampir juga di karya aku

2023-09-21

1

humaira agustine

humaira agustine

hai kk Jasmine..saya hadir kk..semangat terus ya kk

2023-09-21

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!