Dio Itu Namaku

Dio Itu Namaku

Keluarga

Saat Dio masih tertidur di pagi hari jam 07.00,Kala itu langit cerah dan udara segar berhembus masuk dari sela sela pentilasi jendela rumahnya, Dio yang kini menganggur di rumahnya, tiba tiba saja terdengar dering telpon dari samping bantalnya.

"Kring! Kring! Kring!" dering ponsel berbunyi.

"Halo Dio!" Sapa Faraz dengan nada sedikit berteriak.

"Oy, Iya halo." ucap Dio dengan kondisinya yang terbangun dari tidurnya.

"Yo bangun yo, cepat lihat berita pagi ini di E-TV," ujar Faraz dengan nada terengah engah.

"Gak ah, malas Raz, aku mau tidur lagi." jawab Dio

"Cepatan lihat, kalau tidak kamu akan menyesal?" teriak Faraz pada Dio,"Ini tentang ZTcoin, Ztcoin sekarang harganya sangatlah tinggi sekitar empat puluh ribu dollar amerika yo." sambung Faraz

"Hah, yang benar kamu Raz?" teriak Dio kaget karna perkataan Faraz dan dengan raut wajah yang seperti tidak percaya.

"Eh sudah aku bilang, cepetan kamu lihat beritanya sekarang." ucap Faraz

Lalu Dio beranjak dari tempat tidurnya tanpa membalas Faraz di telpon.

Beberapa tahun sebelumnya,Pagi hari senin jam 06.15, seorang pria yang bernama Dio dari keluarga sederhana berumur 17 thn siswa sekolah SMA terbangun dari tidurnya di karenakan ada suara seseorang yang sudah memanggilnya.

Tok..!! tok..!! tok..!! "Dio...! Diooo..! bangun nak, ini sudah pagi, nanti kamu telat loh kesekolahnya" ucap seorang perempuan di balik pintu kamarnya itu bernama Ibu Nuruk, Ibu Nurul adalah Ibu dari Dio.

Dio dengan keadaan yang masih belum tersadar dari tidurnyapun perlahan membuka kedua matanya dengan memaksakan dirinya untuk bangun

"Hoooaaaammm, iya iya bu dio sudah bangun" ucap dio dengan nada malas. "aaah ibu, baru juga jam segini" dio bergumam dalam hati.

"Cepat sana mandi, Ibu sudah buatkan sarapan dan bekal buat kamu di sekolah" ucap Ibu Dio yang bernama Nurul.

"Iya,iya Bu" Dio menjawab Ibunya dengan nada loyo di karenakan masih stengah sadar dan masih dengan rasa malas yang belum sepenuhnya sadar Dio mulai beranjak dari tempat tidurnya memaksakan dirinya untuk bangun dan lekas mandi.

**Sedangkan di ruang tamu yang sekaligus menjadi ruang tempat makan di karenakan rumah nya yang kecil, hanya dua kamar, satu ruang tamu, dan satu kamar mandi yabg bersebelahan dengan dapur. Kini Ibu Dio yang sedang menyiapkan sarapan untuk Dio dan suaminya itu sedang sibuk dengan aktivitas paginya, oh iya suami dari Ibu Dio bernama Pak Nando, dan dia adalah seorang kurir dan ojol, sedangkan Ibu Nurul adalah seorang ART dekat rumahnya, di karnakan jaraknya hanya 100 meter dari rumahnya tentu bisa pulang ke rumah kapanpun dia mau.

"Bu, ibu sudah bangunkan Dio?" ucap Pak Nando sembari menyeruput segelas kopi dan bersiap-siap untuk mencari nafkah.

"Sudah yah, Dio juga sudah bangun" ucap Ibu Nurul.

"Ayah juga sarapan dulu, nanti Ayah sakit loh kalo gak sarapan dulu" ucap Ibu Nurul.

"Iya Bu, sebentar lagi Ayah sarapan"Ucap Pak Nando.

Namun tiba2 celetuk Pak Nando berkata

"Bu, mudah-mudahan Dio bisa menjadi orang sukses ya Bu dan bisa angkat derajat kita ya Bu

di hari nanti" ucap Pak Nando dengan harap.

Ibu Nurul yang mendengar suaminya berbicara seperti itupun langsung menghentikan sejenak aktifitasnya dan menjawab perkataan suaminya.

"Iya yah, Ibu juga berharap Dio gak seperti kita ya Yah" ucap Ibu Nurul.

Kembali ke Dio yang sudah selesai mandi, Dio yang mulai memakai seragam sekolahnya dan mulai menyiapkan perlengkapan sekolahnya itu langsung menuju ke ruang tamu untuk sarapan dan bersiap-siap untuk berangkat ke sekolahnya.

sambil melangkahkan kakinya, Dio bergumam dalam hatinya sambil senyum-senyum sendiri

"Bella, hmmm ternyata cewek itu namanya Bella, pantas saja tidak ada yang berani denganya, udah galak, cerewet, dan selain itu dia juga anak dari pengusaha terkenal dan seorang donatur utama di  sekolahku, tapi di pikir2, kalo dia lagi marah knapa malah terlihat cantik ya, hmmm " ucap Dio sambil senyum2 sendiri.

Tak lama kemudian Ibunya datang menghampiri Dio sambil membawakan bekal sarapan, melihat anaknya sedang senyum-senyun sendiri, Ibu Nurulpun merasa aneh dan khawatir melihat anaknya yang sedang senyum2 sendiri dan bergegas menghampirinya.

"Dio? kamu ini kenapa nak?, Kok senyum-senyum sendiri? Hayoo, ada yang kamu sembunyiin  dari Ibu ya" ucap Ibu Nurul kepada Dio.

Dio menyadari ibunya melirik dan bertanya kepadanya sontak menjawab

"Aah enggak kok Bu, Apa yang harus aku sembunyikan dari Ibu sih he..he, Ibu ini bikin kaget aku aja" Ucap dio dengan raut wajah memerah malu dan salah tingkah.

"Lagian kamu senyum-senyum sendiri, ibu kan jadi aneh dan khawatir liatnya" ucap Ibu Nurul ke Dio

"Ibu ga usah khawatir, bukan apa-apa kok Bu, lagian kan aku juga sudah dewasa bu He..he..he, dan aku bukan anak cengeng dan manjanya Ibu lagi yang selalu ibu khawatirkan bu" ucap dio meyakinkan ibunya sambil tersenyum.

Ibu Nurul yang mendengar perkataan anaknya itu langsung tersenyum dan menghampiri dio sambil mencubit pipi dio dan berkata.

"Iyadeh anak Ibu udah Dewasa, jagoan Ibu udah enggak manja dan cengeng lagi, udah cepet kamu sarapan terus langung berangkat sana supaya gak kesiangan, kasian Ayah mu sudah nunggu tuh di teras depan" ucap Ibu Nurul

"iya buk" ucap Dio menyahut

Ibu Nurul yang masih berdiri dan tersenyum melihat dio yang sudah tidak mau di anggap anak kecil lagi itupun berkata dalam hatinya.

"Kamu memang sudah dewasa nak, tapi tetap, di mata Ibu dan Ayah itu kamu adalah seorang anak kecil yang masih membutuhkan kasih sayang dan dukungan Ibu dan Ayah nak" ucap Ibu Nurul dalam hati sambil melirik ke wajah putra kesayanganya itu.

"Yasudah cepat sarapanya, Ayahmu sudah nunggu tuh di depan" ucap ibu nurul ke dio sambil berjalan melanjutkan aktifitasnya sebelum dia berangkat bekerja sebagai ART.

Singkat cerita, Dio sudah selesai sarapan, dan beranjak ke dapur untuk meletakan piring kotornya dan berjalan ke teras depan mengambil sepatunya bergegas berangkat sekolah bareng ayahnya,

"Bu, Ibu..! Dio brangkat ya" ucap dio kepada ibunya dengan sedikit berteriak ke dalam rumah

Ibu Nurul pun menghampiri anaknya ke teras depannrumanya.

"iya nak, kalian hati-hati ya di jalanya, bilangin ke ayah jangan ngebut bawa notornya" ucap Ibu Nurul

"Yaudh Dio brangkat ya Bu" ucap dio sambil menundukkan kepalanya mencium tangan Ibunya dan segera menghampiri Ayahnya yang sedari tadi sudah menunggu di atas motor kesayanganya dan bergegas segera berangkat

.

"Ayok Dio, takutnya nanti kamu terlambat ke sekolahnya" ucap Pak Nano kepada Dio

"Iya yah" ucap Dio melangkah naik ke kendaraan Ayahnya

Sesampainya di setengah perjalanan, aku melihat semua orang yang sedang sibuk dengan aktifitas paginya, ada yang sibuk berangkat sekolah, berangkat kerja dan ada juga yang berlari mengejar angkutan umum dengan langkah yang tergesa-gesa.

Namun tiba-tiba Ayahku berkata.

"dio" ucap ayah

"iya apa yah" ucap Dio menyahut

"kamu lihat orang berdasi dan menaiki mobil mewah itu, dan kamu lihat orang berdasi yang sedang marah-marah kepada bawahanya itu" ucap pak nando  yang bertanya kepada Dio dengan sedikit mengeraskan nada bicaranya karna sedang di atas sepeda motor.

"Iya lihat Yah, memangnya kenapa Yah?" ucap Dio menjawab Ayahnya dengan raut muka yang heran.

Terpopuler

Comments

SUKARDI HULU

SUKARDI HULU

Nih sudah mampir kk, jangan lupa mampir juga ya thor❣️❣️🙏

2023-09-13

1

marmota_FEBB

marmota_FEBB

Gila, cerita ini kualitasnya pernahan deh! 👌🏻

2023-09-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!