"kamu gak apa2 kan?" ucap Dio dengan khawatir
"i,,iya aku gak apa2 kok Dio" ucap Faraz menyahut.
"Trus, skrg kalau udah kaya gini mau lanjut main lagi atau enggak raz" ucap dio
"Kayanya aku langsung pulang deh yo, soalnya aku takut mereka kembali lagi untuk menemui kita yo" ucap Faraz yang masih dengan ketakutanya.
"Iya juga sih, lagian aku juga sudah gak mood untuk main Raz,, yaudh kita pulang saja, tapi sebelum itu kita bayar dulu warnetnya Raz" ucap dio
"i iya, yaudh ayo yo" ucap faraz mengajak dio masuk kedalam untuk bayar warnet sekaligus mengambil tas mereka yang masih berada di dalam.
Setelah kejadian itu merekapun pulang kerumah masing2 dengan berjalan berlawanan arah di karnakan arah pulang mereka berbeda.
Di tempat kediaman Ismi, Ismi yang baru saja turun dari mobilnya itu tiba2 terkejut dengan kehadiran Papahnya yang baru saja pulang dari luar negeri karna urusan bisnis.
"Supprise..!!! buat anak papah tercinta" ucap Pak Gatot ayah kandung dari ismi yang sangat menyayangi putri semata wayangnya.
Sedangkan Mamanya Ismi bernama Asri, Mamanya lah yang sampai sekarang ini mengelola semua perusahaan Papanya disaat suaminya itu sedang di luar negeri.
Kembali ke Ismi,
Ismi masih terdiam dan hampir tidak percaya bahwa yang sekarang ada di hadapanya itu adalah Ayahnya yang sudah 3 Tahun di luar negeri tidak bisa pulang karena Pandemi,
Pak gatot yang melihat anaknya yang masih diam tak bergerak melihat kehadiran dirinyapun sontak melebarkan bahu dan menjulurkan tanganya
"Sini sayang peluk Papa" ucap Pakk Gatot dengan raut muka senang karna akhirnya mereka bertemu lagi.
Ismipun merespon Papanya dan langsung berlari memeluk Papanya
"Papa jahat, Papa kenapa ga pulang pulang, Papa ga sayang sama Ismi" ucap Ismi sambil memeluk erat Papanya dan mengeluarkan semua uneg uneg yang selama ini ingin dia utarakan.
Pak Gatot yang melihat Ismi Yang masih seperti Anak kecilpun Langsung memeluk erat putrinya tanpa mengeluarkan sepatah kata apapun.
Mamanya, yang melihat mereka bertemu kembali hanya bisa tersenyum bahagia sambil meneteskan air mata bahagia melihat kedua penyemangat hidupnya saling bertemu.
Tak berselang lama, merekapun masuk ke dalam rumahnya dan Ismi pun menceritakan semua yang dia lalui di rumah atau pun di sekolahnya,
singkat cerita Dio yang sudah hampir sampai di depan rumahnya tiba2 berhenti karna mendengar suara seseorang yang sedang berteriak seperti sedang membentak bentak seseorang, Dio yang mendengar hal itu, sontak mengikuti arah suara orang yang sedang berteriak tersebut dengan raut wajah yang penasaran.
Tak berselang lama, Dio sangat terkejut ketika Dio melihat kedua orang tua yang sangat dia cintai itu sedang di marahi oleh dua orang pria tak di kenal, dua orang pria dewasa dengan perawakan kekar yang sedang memarahi kedua orang tuanya sambil menunjuk-nunjuk ke arah wajah kedua orang tuanya.
"Apa aku harus kesana untuk tahu apa persoalanya, tapi aku takut malah memperburuk suasana" ucap Dio dalam hati.
Situasi di dalam rumah
"pokoknya pak nando harus bayar sekarang juga, kalau tidak saya akan ambil semua barang2 yang kalian punya, kalau tidak saya akan ambil certifikat rumah ini sebagai jaminannya untuk saya berikan kepada Pak Han" ucap satu orang pria berbadan kekar
"Maaf Pak, saya belum mempunyai uang untuk melunasi semuanya itu, karna orderan saya bulan2 ini sepi" ucap Pak Nando dengan merapatkan kedua telapak tanganya di depan mukanya yang sedang memohon.
Ibu Nurul yang melas melihat suaminya yang sedang di bentak2 kedua orang itu pun ikut membatunya berbicara.
"Iya Pak, kasih kami kelonggaran satu minggu lagi untuk melunasi semuanya pak, kami janji akan melunasinya Pak" ucap Ibu Nurul sambil memegang kedua bahu suaminya.
"Tidak bisa, pokonya harus bayar sekarang juga titik" ucap seseorang pria bertubuh kekar dengan raut wajah seramnya.
Baru saja Pak Nando mau menjawab orang itu tiba2 terhenti sejenak dikarenakan mendengar suara dering handphone berbunyi dari salah satu pria berbadan kekar tersebut.
Kriing..!! Kriiiiing..!
Suara panggilan telephone.
Ketika itu suasana menjadi hening dan salah satu orang dari mereka segera menjawab panggilan telephone tersebut.
"Hallo Boss,kenapa dan ada apa Boss" ucap satu orang pria kekar menyapa seseorang dalam panggilan telephone.
"owh gitu,baik Boss, apa harus sekarang Boss?, terus bagaimana yang disini?(Diam dan mendengarkan), baiklah Boss, saya akan segera kesana sekarang" ucapa pria kekar tersebut. Tuuutt..! Tuuutt..! suara panggilan berakhir.
Kemudian salah satu pria berbadan kekar itu menatap Pak Nando dengan dengan tatapan tajam.
"Kali ini kamu beruntung Nando, karna ada hal yang lebih penting dan saya terpaksa memberimu kelonggaran waktu sampai minggu depan, jika minggu depan kamu tidak bisa melunasinya atau membayar setengahnya, maka jangan salahkan aku jika nanti aku bertindak kasar dan menyita rumah ini beserta isinya, ingat itu baik2" ucap pria berbadan kekar terserbut dengan menunjuk nunjuk wajah Pak Nando dan juga Ibu Nurul
Pak nando yang ketakutan pun hanya bisa menganggukan kepalanya dan menjawab
"Iya mas, kami akan berusaha sebisa kami untuk melunasinya di minggu depan mass" ucap Pak Nando yang menundukan kepalanya karena takut
Sedangkan Ibu nurul hanya bisa diam tanpa sepatah katapun sambil mengusap usap dada dan pundak suaminya.
Setelah itu kedua pria berbadan kekar itu pun segera bangkit dan mulai melangkahkan kakinya untuk segera pergi dengan raut wajah yang masih melirik ke arah Pak Nando dan juga Bu Nurul.
Dio yang belum tau apa permasalahan yang sebenarnya dan melihat kejadian itu di depan matanya hanya bisa diam dan mendengarkan sampai kedua pria itu pergi, namun saat itu, Dio sempat berpapasan dengan kedua pria kekar itu lalu di hempaskanlah tubuh Dio
"Duukk" suara pundak saling beradu.
Dengan pundak pria kekar yang melewatinya dan lalu pergi menjauhi kediaman Pak Nando
Diopun melanjutkan langkahnya untuk masuk ke dalam rumah menemui Ibu dan Ayahnya dan ingin menanyakan apa yang sebenarnya sedang terjadi.
"IBu,! Ayah! Dio pulang" ucap Dio sambil melepaskan sepatunya.
Pak Nando yang saat itu sedang menangis karna tidak bisa berbuat apa pun langsung mengusap air matanya sampai tak berbekas dan merapihkan posisinya karna mendengar suara anak kesayanganya sudah pulang dari sekolahnya, sedangkan ibu nurul yang melihat suaminya menangis itupun ikut menangis, namun tidak seperti suaminya, saat mendengar suara dio Ibu nurulpun langsung membersihkan air matanya tapi meninggalkan bekas lebam merah di bawah matanya.
Sesampainya di pintu rumah, Dio kaget melihat Ayahnya dan Ibunya menangis, namun Dio berusaha untuk tetap kuat dan pura2 untuk tidak mengetahui kejadian tadi, Dio memilih untuk bersikap seperti biasanya.
"Eh anak kesayangan Ibu sudah pulang, langsung ganti baju seragamu ya nak, dan jangan lupa juga langsung makan gih, tuh ibu udah masak dari siang" ucap Ibu Nurul yang sekarang sedang berusaha menurupi apa yang baru saja terjadi. begitu juga dengan Ayahnya
"Iya kamu ganti seragam gih sana" ucap Ayah yang terlihat tersenyum melihat anaknya ada di hadapanya.
"Ibu,, Ayah,, Kenapa ko kalian masih bisa tersenyum dengan apa yang sudah terjadi, seakan2 tidak terjadi apapun sebelumnya, mungkin mereka ingin merahasiakan ini dariku" ucap Dio dalam hati.
"Iya Yah,, Iya Bu,, Dio pengen istirahat dulu di sini sebentar" ucap Dio sambil melangkah mendekati mereka berdua.
Baru saja mau mendekat dan duduk tiba2 saja ayah menyuruhku dengan candaan mereka.
"Sana!! sana! sana! kamu ganti baju dulu, badanmu tuh masih bau keringet" ucap Pak Nando sambil mengangkat tubuh dio yang saat itu baru saja mau duduk di sebelahnya.
"Aah,, Ayah kenapa sih, Dio kan pengen istirahat di sini sebentar yah" ucap Dio sambil merengek.
Ibu Nurul yang melihat itupun hanya bisa tersenyum melihat anaknya yang sedang merengek, seakan2 dia lupa akan kejadian barusan
"Ga,, gabisa,, kamu itu masih bau asem, udah sana ganti pakaian mu" ucap Pakn Nando sambil mengankat dio untuk berdiri.
Dio yang senang melihat mereka kembali tersenyum pun mengalah dan lekas mengganti pakaiannya.
Singkat Cerita ke esokan harinya, Dio di dalam kamarnya yang sedang bersiap2 untuk berangkat sekalian menyeleksi buku yang akan dia bawa ke sekolah tak sengaja mendengar obrolan ibu dan ayah yang sedang di ruang tamu
"Bu gimana caranya kita untuk melunasi hutang2 itu ya bu?" ucap Pakn Nando bertanya kepada istrinya
"Ibu juga bingung Yah, Ibu mau pinjam ke majikan Ibu tapi yang kemarin saja masih belum di bayar, tapi untung saja majikan Ibu baik tak mempermasalahkan itu Yah" ucap Ibu Nurul
"Trus gimana ya bu baiknya?" ucap Pak nando
"Gak tau Yah, Ibu juga bingung" ucap Ibu Nurul
Keadaan menjadi hening ketika mereka mencari cara untuk melunasi hutang2 tersebut, namun tiba2 pak nando memiliki ide.
"Bu, gimana kalo kita jual saja sepeda motor ayah untuk melunasi hutang hutang kita " ucap Pak Nando dengan raut wajah putus asa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments