"Suatu hari nanti Ayah berharap kamu bisa menjadi orang sukses melebih orang-orang yang Ayah bilang tadi, dan satu hal lagi, tetaplah rendah hati ke siapapun, apalagi ke orang-orang di bawahmu nanti, walaupun ayah tau, perjalanan menuju sukses itu sangatlah susah, jadi jangan berhenti berharap dan jangan putus asa" ucap pak nando memberi semangat dengan penuh harap kepada anaknya.
"Iya yah, Apakah mungkin Dio bisa ya yah jadi orang sukses" ucap Dio menjawab Ayahnya.
"Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini selama kamu berusaha keras untuk mendapatkanya, dan Ayah yakin kamu pasti bisa, Ayah tidak mau kamu seperti Ayah yang hanya bisa mengojek dan menjadi kuli bangunan saja, Ayah dan Ibu berharap kamu bisa jadi orang sukses yang bisa Ayah dan Ibu banggakan kelak" ucap pak nando kepada dio sambil meninggikan nada bicaranya di atas laju sepeda motornya.
"iya yah, Dio mengerti" ucap Dio sambil menganggukan kepalanya
Sesudah itu tidak ada obrolan lagi di antara kami.
Di sisi lain didepan gerbang sekolah ada dua orang temanya Dio sudah menunggu kedatangannya di sekolah, dan dia adalah Faraz dan Ismi.
Faraz adalah anak laki-laki dari seorang pengusaha tekstil garmen terbesar di daerah sini dan mempunyai 5 cabang tersebar di jawabarat, dan sedangkan Ismi adalah anak perempuan yang manis imut dari pengusaha yang mempunyai 2 cafe di daerah sini.
"Mana sih si dio, kok belum datang juga ya udah jam segini?" ucap Ismi sambil memperhatikan sekitar menunggu kehadiran Dio.
"Udah sabar aja bentar lagi juga paling dia nongol" ucap Faraz dengan santai
Tak berselang lama Dio oun sampai di depan sekolahnya.
"Nah itu dia baru sampai" ucap Ismi sambil melambaikan tanganya dengan melemparkan senyum.
Sesampainya di gerbang sekolah, dio melihat teman-temanya sudah menunggu di depan gerbang sekolah, Dio langsung turun dari motor Ayahnya.
"Yaudh aku masuk dulu ya yah, itu aku sudah di tunggu teman-teman yah" ucap dio sambil mengulurkan tanganya mencium tangan ayahnya.
"yaudh belajar yang rajin ya, supaya jadi kebanggaan Ayah dan Ibu kelak" ucap Pak Nando sambil mengulurkan tanganya kepada Dio
"Yasudah klo gitu Ayah berangkat ya nak" ucap Pak Nando sambil memarkirkan sepeda motornya.
"Iya yah, Ayah hati-hati ya di jalanya" ucap Dio
pak nando pun langsung bergegas pergi menjauh dari Dio dengan sepeda motornya, Dio segera berjalan menghampiri kedua temanya itu.
"Huuwh dasar, si tukang telat" ucap faraz kepada dio
"Iya maaf maaf deh, kalian kangen ya hayoo baru aja libur sehari gak ketemu aku aja kalian udh kangen" ucap dio tersenyun lebar sambil merangkul pundak kedua sahabatnya itu.
"Yeee GR kamu dio, mana ada yang kangen ke kamu" ucap ismi sambil mencubit pinggang dio, tapi hatinya berkata lain "Iya, aku emang kangen kamu Dio, andai saja kamu tau perasaan aku ini"
Ternyata Ismi memendam rasa kepada Dio tapi dia memilih membungkam semua perasaanya itu dari pada harus merusak persahabatan mereka.
Sesaat mereka masuk masuk ke pintu gerbang sekolah, tiba-tiba saja Dio mendengar suara seseorang yang tadi pagi membuatnya senyum-senyun sendiri di rumah, langkah dio terhenti dan menoleh ke arah belakang, dan benar saja itu adalah Bella primadona sekolah yang Dio taksir baru saja sampai dan turun dari mobil mewah keluarganya, tapi anehnya dia terlihat sedang bertengkar dengan seseorang di dalam mobil.
"Ma..! aku udah bilang, aku udah dewasa ma, aku bisa pulang sendiri dan gak usah di jemput segala pulangnya" ucap andin dengan nada kesal sambil menutup pintu mobilnya dan berjalan ke arah dio yang sedang berdiri di gerbang sekolah.
"Apa sih kamu liatin aku kaya gitu, awas minggir" ucap bela dengan berjalan tergesa2 menghentakan kakinya dengan nada marah.
Dio pun segera menggeser badanya kesamping dan berkata dengan suara lirih.
"Cantik sih, tapi sayangnya galak dan jutek banget ya," dio tak sadar kalau ucapanya itu terdengar oleh bella, seolah2 kata itu keluar begitu saja dengan sendirinya.
Bella yang mendengar perkataan yang baru saja Dio lontarkan seketika menghentikan langkahnya dan berbalik arah menghampiri Dio
Dio yang kala itu kaget setelah melihat Bella berhenti dan berbalik ke arahnyapun bergumam dalam hatinya,
"Waduh bahaya, apa dia mendengar apa yang baru saja aku katakan, padahal suaraku aja cukup pelan mengatakanya, aku harus cari alasan apa nih kalau dia kesini" ucap dio dalam hati sambil memasang muka cemas
"Apa! tadi kamu ngomong apa, coba sekali lagi aku pengen dengar" ucap Bella dengan raut marah dan sedikit meninggikan nada bicaranya.
"Enggak, aku gak ngomong apa-apa kok, lagian tadi itu bukan aku yang ngomong" ucap dio dengan muka pura-pura tidak bersalahnya sambil menggaruk kepalanya.
"Terus tadi siapa yang ngomong aku galak dan jutek barusan?" ucap bella dengan tangan melingkar di pinggang dengan muka jutek
Diopun memiliki ide dan sambil tersenyum licik dio pun berkata "Noh, noh si Faraz tadi tuh yang ngomong kamu galak dan jutek"
Faras yang mendengar itu tidak tahu apa-apa seketika tercengang dengan tingkah sahabatnya itu yang malah menyalahkan dirinya.
Melihat Bella yang segera menghampirinya, Dio yang sekarang berada di belakang Bellapun tersenyum lebar menyeringai ke arah Faraz sambil memainkan alisnya naik turun dan langsung bergegas pergi meninggalkan mereka.
Sedangkan ismi yang melihat tingkah konyol pria yang ia suka itu hanya tersenyum sambil menutup senyumanya itu dengan sebelah tangannya.
Namun tanpa mereka sadari bahwa sedari tadi ada 3 pasang bola mata yang sedang memperhatikan mereka, dan 3 pasang bola mata itu adalah sekumpulan bocah nakal yang mempunyai kuasa di sekolah ini di karenakan salah satu orang tua dari mereka adalah pemilik sekolah tempat mereka sekolah sekarang, 3 bocah nakal ini bernama Heru,Faisal dan terakhir adalah Rian, Rian adalah anak pemilik sekolah tadi sekaligus pemimpin dari Heru dan Faisal.
"Waduh Yan, gimana nih gebetanmu di gangguin orang tuh," ucap Heru memanas manasi Rian
"Iya Yan apa kita sikat aja tuh mereka" ucap Faisal
Rian yang sedari tadi melihat dan mengawasi gebetanya tersebut sontak terpancing dengan perkataan dua temanya itu dan hendak memberi pelajaran kepada Dio dan juga Faraz.
Rian yang sudah terpancing dengan perkataan kedua temanya itu langsung mengepalkan tanganya dengan erat sambil menatap tajam ke arah dimana Dio dan Faraz berada.
"Udah sikat aja Yan, mumpung guru guru belum pada datang" ucap heru memanasi Rian
"iya Yan bener tuh kata Heru, lagian udah lama juga kita ga beraksi" ucap Faisal
Namun Rian berkata lain, walaupun dia sedang terpancing emosinya karna perkataan temanya barusan, Rian tidak mau membuat gaduh di sekolah, tidak seperti kedua temanya yang ingin cari masalah di lingkungan sekolah. kedua temanya itu hanya memanfaatkan gelar yang Ayahnya Rian punya saat ini.
"Tidak usah, Tidak sekarang kita kasih pelajaran buat mereka berdua" ucap Rian
"Terus kapan dong Yan, apa jangan2 kamu takut ya Yan" ucap Heru
"Iya ayok Yan, udh gatel ni tanganku Yan ingin menghajar mereka berdua" ucap Faisal
"Kalian gak denger apa yang udah gw bilang tadi..!?udah gw bilang gak sekarang kita kasih pelajaranya ke merekanya, tapi...(Rian sambil tersenyum licik seperti memikirkan rencana busuk)" ucap Rian yang masih mengepalkan tanganya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments