POV Ismi
Akhirnya aku bisa merasakan kembali kehangatan dan kelengkapan keluargaku dengan kepulangan Papa, dan aku mulai duduk di sofa ruang tamuku bersebelahan dengan Papa yang sekarang benar benar ada di depanku.
Aku sangat senang ketika bertemu kembali dengan Papa yang sudah hampir tiga tahun tidak bisa pulang karena pandemi yang berkepanjangan, jadi kami hanya bisa berkomunikasi melalui telpon atau video call saja tapi hari ini Papa memberi kejutan besar untukku di saat aku sedang sangat sangat rindu peluk hangatnya seorang ayah, dan saat itu aku menceritakan semua perjalanan hidupku selama tiga tahun kemarin kepada Papa, Papa adalah pendengar yang baik buatku di banding Mamaku, karna Papa selalu bisa mengerti dengan apa yang aku mau dan apa yang aku rasakan
"Menurut Papa gimana? bolehkah aku menyukai seseorang yang tadi aku ceritakan" ucap Ismi dengan raut muka manja kepada Papanya
Papa hanya tersenyum bahagia melihatku anak kesayanganya sedang bercerita dengan bawel dan manja, karna saking lamanya Aku dan Papa tidak bertemu, aku sempat melihat Papa sedikit mengeluarkan air matanya sambi tersenyum mendengarkan curahan hati dari ku
"Sini sayang Papa peluk dulu" ucap Papa
kepadaku dengan menyodorkan kedua tangan terbukanya
Aku langsung memeluk Papa dengan erat , begitupun sebaliknya papa sangat erat memeluku sembari mengelus elus rambutku dengan belaian tangan papa dengan lembut aku merasa sangat nyaman ketika ada Papa di rumah
"Sayang, kamu sudah besar nak, kamu boleh suka dengan siapapun yang kamu mau, dan tidak akan ada larangan dari Papa, papa akan selalu suport kamu, asalkan anak Papa ini bahagia" ucap Papa sembari memeluk dan mengelus rambutku di atas sofa ruang tamu
Aku sangat senang dengan jawaban Papa yang selalu bisa mengerti dengan semua yang aku rasakan dan Papa adalah orang yang sangat dekat dengan ku sesudah Mama
"Ismi dengar ya, kamu boleh menyukai siapapun, Tapi ?" ucap Papa yang langsung aku potong peekataanya
"Kok ada tapinya sih Pah hemm" jawab Ismi dengan muka cemberut manjanya
"Dengerin dulu sayang, Papa belum selesai bicaranya udah kamu potonga aja" ucap Papa dengan nada lembut dan Ismi pun hanya mengangguk saja tanda dia akan mendengarkan perkataanya
"Tapi, kamu gak boleh pacar pacaran dulu selama kamu belum lulus SMA ya sayang" ucap Papa kepadaku
"Kok gitu sih pah, emangnya kenapa?" jawab Ismi dengan wajah heran
"Gimana sih Papa, tadi Papa seneng denger aku suka dengan satu laki laki, tapi sekarang kok malah gak boleh aku pacaran" gumam ismi dalam hati
"Pokoknya kamu dengerin ya apa kata papa sayang, Papa gak larang kok kamu suka cowok itu toh anak Papa sekarang sudah dewasa, cuman Papa tidak mau kalau kamu pacaran itu bisa mengganggu fokusmu dalam sekolah sayang, jadi Papa bakalan ijinin kamu Pacaran itu setelah kamu lulus SMA" ucap Papa yang masih memeluku
Aku mengerti apa yang papa sampaikan itu semua demi kebaikanku aku hanya menganggukan kepala saja tanda aku mengerti dengan apa yang Papa sampaikan.
"Oh iya kamu setelah lulus nanti mau kuliah dimana sayang? atau mau di luar negeri saja kuliahnya?" tanya Papa kepadaku
"gak ah Pah, aku ingin kuliah di sini saja Pah" jawab Ismi
Papa menganggukan kepalanya
"Hemmm yasudah terserah kamu aja sayang, yasudah sekarang kita makan yuk, itu mama sudah masakin masakan kesukaan kamu tuh" ucap papa sambil melepaskan pelukanya
Beberapa saat kemudian semuanya sudah berkumpul di meja makan dan siap untuk makan malam bersama setelah lama tidak seperti ini, dimeja makan kita sambil berbincang bincang pengalaman Papa di luar negeri
"Oh iya sayang siapa nama cowok yang tadi kamu taksir di sekolah" tanya Papa kepadaku
"Dio Pah, Namanya Dio" aku menjawab
"Emang ada yang kamu taksir di sekolah, kok gak kasih tau Mama sih" ucap Mama
"Bagai mana mau aku kasih tau, mama saja sibuk dan pulangnya malam terus, gak ada waktu buatku sama sekali" ucapku menjawab Mama
Papa yang saat itu masih tersenyum tiba tiba saja raut wajahnya berubah setelah mendengar jawabanku barusan dan langsung melirikan pandanganya kepada Mama
"Mama bukan gak ada waktu, Mamakan kerja, harus mengelola semua usaha Papa disini dan itu juga buat kamu nak" ucap Mama
"Terus tadi, Dio yang kamu maksudkan itu anak dari siapa dan orang tuanya punya perusahaan apa sih sampai bikin kamu naksir?" ucap Mama
Kemudian aku sekilas melirik ke wajah Papa dan berharap Papa bisa membatuku menjawab pertanyaan dari Mama.
"Dia anak orang biasa Mah, bukan anak dari seorang pengusaha seperti teman teman yang lainya" jawabku
Ketika Mama mendengar jawabanku Mama langsung menghentikan makan malamnya yang sedang memegang sendok plus garpu dan langsung menatapku dengan tajam tanpa ada sepatah kata yang keluar dari mulut mama.
Dengan ekspresi Mama yang seperti itu tentu aku tau bahwa ia tak suka dengan jawabanku barusan yang Dio hanyalah seorang rakyat biasa yang bisa masuk ke sekolah mahal karna kepintaranya dan berhasil mendapatkan beasiswa, aku takut Mama tak seperti Papa yang selalu mendukung apapun yang aku suka, seketika suasana menjadi hening
"Papa selesai makan, sayang kamu kalo sudah selesai ikut Papa ke kamar Papa ya, ada yang mau Papa beri buat kamu nak" ucap Papa mengajaku sekaligus mencairkan suasana keheningan barusan.
"Iya Pah, aku juga sudah selesai nih" ucapku sambil menaruh piringku ke wastafel
"Yasudah sini ikut Papa, ada yang mau Papa tunjukan" ucap Papa
Mama yang belum menyelesaikan makan malamnya itu hanya bisa memandangi mereka berdua di kursi tempat makan malamnya
"Masih kecil ko sudah taksir taksiran segala, apalagi yang di taksirnya hanya orang dari kalangan biasa saja" gumam Mama dalam hati
Setelah itu Aku dan Papa segera menuju ke ruangan kamar Papa.
"Apa sih Pah yang mau Papa tunjukin" ucapku
"Eitt itu rahasia dong, nanti juga kamu tau sendiri" ucap Papa
"Iya iya deh" ucapku sambil melanjutkan jalan ke ruangan kamar Papa
Sesampainya di depan kamar papa, Papa menghentikan langkahnya dan berbalik arah menghadapku.
"Bentar bentar Papa tutup Dulu mata kamu, Ini kan kejutan jadi papa tutup dulu ya" ucap papa sambil melingkarkan kain di kepalaku sampai menutup kedua mataku
Lalu kemudian Papa memegang bahuku dan berjalan perlahan menggiringku dari belakang menuju masuk ke ruangab kamar Papa, aku benar benar penasaran dengan apa yang ingin Papa tunjukan padaku ingin rasanya cepat mebuka penutup mata ini dan melihatnya.
"Nah sekarang sudah sampai, coba buka mata kamu" ucap Papa sambil membuka penutup mataku dan aku masih dalam keadaan mata yang masih terpejam.
Pada saatku membuka mata, betapa terkejutnya diriku dengan apa yang sudah papa tunjukan kepadaku sampai sampai aku tak bisa menahan air mataku sendiri saking senang dan terharu.
Aku sangat senang ketika mendapatkan kejutan sebuah Laptop yang sudah lama aku inginkan dari Papa dan sebuah foto aku dan seseorang sewaktu dulu aku masih kecil dan dia adalah cinta pertamaku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments