Kriiiiiing...!!! kriiiiing...!!! kriiiing..!
Bel sekolah pun berbunyi, itu menandakan sudah berakhirnya jam pelajaran hari ini, Dio dan semua teman sekelasnya pun segera merapihkan peralatan sekolahnya dan memasukanya ke dalam tas, saat Dio hendak bangun untuk melangkahkan kakinya menuju ke pintu ruangan kelasnya, namun tiba2 seseorang memanggilnya,
"Dio,,! Hei Dio!" teriak Faraz yang sedang memanggil dio dengan langkah terburu untuk menghampiri Dio di depan pintu ruangan kelas.
"Apasih lu teriak2, berisik tau," ucap Dio sambil menghentikan langkahnya dan melihat ke arah Faraz.
"Iya maaf, sekarang kamu mau kemana Dio? kita ke warnet biasa yuk Dio" ucap faraz dengan muka dan nafas yang terengah2.
Dio dan Faraz segera melangkahkan kaki dari ruang kelasnya
Ismi yang melihat itu pun segera mengekor di belakangnya dan mendengarkan percapakan antata Dio dan Faraz
Ismi hanya bisa memandangi Dio dengan mencuri2 pandang dan hanya mendengarkan mereka.
"Huufth, kayanya aku pulang aja deh, soalnya aku juga tidak mempunya uang buat ke warnet, kamu tau sendiri kan, kalau aku itu di kasih uang jajan lebih sama ibuku itu cuma di hari sabtu saja" ucap Dio dengan sedikit parsah
Ismi yang kasihan kepada Dio yang tak memiliki uang lebih itu pun segera mengambil sesuatu dari sakunya.
"Nih pake aja punya ku Dio" ucap Ismi sambil menyodorkan lenganya yang sedang memegang uang.
Dio yang melihat itu pun enggan untuk menerima pemberian dari wanita.
"Apaan sih, maaf ya Ismi, aku ga mau terima apapun dari cewek, itu sudah jadi prinsipku" ucap Dio sambil tersenyum ke arah Ismi
Ismi yang mendengar jawaban dari Dio pun seketika wajahnya berubah memerah.
"Yaudah kalo kamu ga mau, aku juga cuma becanda kok wee, Aku masukin lagi ya uangnya" ucap ismi dengan raut wajah yang memerah dan salah tingkah sok jual mahal
padahal kata yang ia lontarkan itu berbeda dengan hati nuraninya
"Kenapa sih harus ngandelin prinsip, knapa gak kamu ambil aja uang ini, toh aku juga ihklas, malah aku senenh banget bisa bantu kamu Dio" ucap Ismi dalam hati
"Eits eiits kamu tenang aja Dio, Aku yang bayarin kok, kita kan sahabat Dio he..he..he" ucap Faraz dengan senyum dan memainkan alisnya yang melengkung naik turun.
"Sekalian aku juga mau berterima kasih, karna tadi pagi kamu sudah mengalihkan bella ke aku dio, akhirnya aku kan jadi seneng walaupun kena jitak si cewek jutek itu huft hehe" ucap faraz dengan muka senangnya.
Dio yang mendengar itupun sontak kaget dengan jawaban Faraz.
"Ini orang, dikasih masalah kok malah seneng ya dan yang tak habis pikir lagi itu malah berterima kasih, apa jangan2 dia juga suka ya ke bella? hmmn" gumam dio dalam hati.
Faraz yang melihat sahabatnya termenung itu segera melambaikan tanganya di depan wajahnya Dio sambil berkata
"Yo, Dioo oii Dioo, Haloo..! Dio..!, gimana? kamu mau gak kita ke warnet?" ucap faraz dengan ekspresi bingung dan masih masih melambaikan tanganya di depan wajah Dio
Diopun tersadar dari lamunanya secara reflek berkata
"Iya iya kenapa raz?"ucap dio sambil mengangkat alisnya
"Yeee kamu malah bengong, aku ngomong dari tadi malah gak di dengerin, terus gimana, jadi gak kita ke warnet? kamu tenang aja, aku yang bayarin ini kok" ucap Faraz sambil melangkahkan kakinya menuju kekuar gerbang sekolah.
Tanpa berpikir panjang Dio pun menjawabnya dengan cepat.
"Hmm yaudh deh kalo gitu ayok lets go" ucap Dio dengan semangat.
"Biip..!! biipp..! bipp..! suara klakson mobil
"Ehh Aku pulang duluan ya, lagian aku juga gak di ajak ke warnet" ucal Ismi karna sudah ada yang menjemputnya.
"Iya hati hati ya Ismi, sampe ketemu besok ya " ucap Dio sambil tersenyum tipis
"Yaudh, awas jangan kelamaan ya di warnetnya Dio" ucap Ismi dengan melangkah mundur menuju mobil jemputanya sekaligus melihat ke arah Dio
Dio hanya menganggukan kepalanya sambil tersenyum tipis ke Ismi
Singkat waktu sesampainya di warnet,
Dio dan Faraz pun memilih tempat yang kursinya bersebelahan dan mereka mulai memainkan game online yang mereka gemari, namun Faraz itu selalu saja kalah di game tersebut, tidak seperti Dio yang terlihat lihai dan jago dalam bermain game tersebut, setiap kali Dio mengeleminasi musuhnya di setiap babak, Dio akan langsung menerima yang namanya ZTCoin, namun, dimulai pada bulan ini juga pendapatan ZTCoin di seluruh dunia yang di edarkan itu mulai berkurang peredaranya, mungkin karna perusahaan game ini mulai mengurangi nominal peredaran ZTCoin perharinya dengan batasan 100 ZTC perhari untuk di edarkan, tidak seperti bulan2 kemarin yang masih tidak terbatas untuk mendapatkan ZTCoin dan mungkin dimasa depan itu ZTCoin akan mengalami kelangkaan.
ZetoCoin atau biasa di sebut dengan ZTC ini adalah mata uang digital yang baru saja di keluarkan 1 tahun yang lalu oleh sebuah depelover suatu perusahaan terkenal di dunia yang masih dalam tahap pengembangan dan pengedaran namun belum di legalkan di semua pemerintahan dunia dan sekarang hanya bisa di belanjakan atau di tukarkan hanya melalui online shop dan games saja, namun ZTCoin sekarang itu harganya masih terkisar murah bila ingin di tukar dengan uang rupiah ataupun dollar, sehingga banyak orang yang sudah mendapatkan puluhan ribu ZTCoin dan langsung mereka tukar dengan barang2,Skin atau Skill dari karakter game ataupun dengan sesuatu yang tidak penting, karna saking mudahnya untuk mendapatkan ZTC pada bulan2 lalu dan sekarang sudah banyak orang yang mendapatnya, namun disinilah awal kisah Dio akan di mulai.
Dio adalah pecinta game, dia tak pernah kalah dalam bermain suatu game, dan diapun tak pernah memakai nama aslinya di dalam game, nickname yang selali dia gunakan dari dulu sampai sekarang adalah MR.Bee, dan mungkin semua pecinta game ini di seluruh dunia ini sudah tak asing dan segan karna mereka sudah mengenal MR.Bee namun tidak mengenal sosok di belakang layarnya yang memainkan karakter MR.Bee tersebut, Hanya satu orang yang tau sosok di balik MR.Bee tersebut, dan dia adalah Faraz, ya cuma dia yang mengetahui jikalau sosok MR.Bee adalah Dio.
Dio yang sudah mempunyai ZTCoin sebesar 100.000 ZTC pun berniatan untuk menukar semua ZTCoin miliknya seperti semua orang yang langsung menukarnya dengan skin,skill atau keperluan rumah.
"Ahh mau di apakan ya ini ZTC, apa aku tukar saja ya semuanya, atau aku tukar perabotan rumah saja ya supaya ibu senang dengan hasilku dari bermain game, Hemmmp,, lebih baik aku lihat2 dulu saja deh, siapa tau ada yang bagus buat aku tukar nanti" ucap dio dalam hati sambil mengscroll mousenya untuk melihat lihat barang yang ingin dia tukar.
Tanpa Dio sadari kalau Faraz yang berada di sampingnya oun kini sengan dibbelakangnya dan memperhatikanya.
"Wuiih..! Dio...! ZTCoin kamu banyak banget, ZTC ku saja tinggal tersisa 100 ZTC lagi, bagi dong dio, ayok berbagilah denganku dio" ucap Faraz dengan muka melas dan berharap Dio mau memberinya.
Dio pun mulai meresponya.
"Iya nih punyaku banyak (sambil tersenyum menggaruk2 kepalanya), trus aku juga bingung Raz, mau aku peegunakan buat apa ya ini ZTCoin he..he.. Eehh emang kamu menginginkan ZTC ini Raz" ucap Dio kepada Faraz
"Perasaan kemarin dia punya 2500 ZTCoin deh, kok sekarang tinggal 100 ZTC aja sih, yasudah tidak apalah lah aku berbagi separuhnya untuk Faraz, toh dia juga sudah terlalu baik menurutku, eh eh tapi sebentar, ini kayanya barang bagus deh (MESIN CUCI TERNAMA), tapi harganya ini terbilang mahal dengan harga 95000 ZTC/ZetoCoin, kalau aku beli ini untuk ibu pasti, ibu juga pasti senang deh dan selebihnya aku kasih saja ke faraz, gpp lah habis juga, toh saat ini aku masih bisa untuk mendapatkan ZTCnya lagi nanti, yaudh deh aku beli ini saja buat ibu di rumah" ucap dio dalam hati
Namun, sesaat sebelum Dio sempat menekan OK dalam online shop tersebut tiba-tiba..?
PlakK...! Bruukk..!!
Kepala dio di pukul seseorang menggunakan buku pelajaran dari belakang dan langsung terjatuh ke lantai.
"Keluar, keluar kamu Dio" ucap rian datang bersama teman2nya yang kala itu sambil menarik kerah bajunya Dio dan Faraz menuju keluar dari ruangan warnet.
Mereka terjatuh dari kursi, dan menyeret Dio dan Faraz keluar ruangan warnet, setibanya di luar, dio langsung berdiri dengan penuh emosi dan bertanya sambil menahan emosinya
"apa apan sih kaya gini? kampungan banget" ucap dio dengan muka kaget, marah, malu dengan orang2 yang melihat kejadian barusan itu.
"yang ada aku kali yang tanya ke kalian berdua, ngapain kalian gangguin pacarku tadi pagi" ucap Rian dengan membusungkan dada dan menarik kerah seragam sekolahnya Dio sambil melirik Dio dan juga Faraz di sebelahnya.
Dio terdiam sejenak mendengar pernyataan bahwa Rian adalah pacarnya Bella.
"Kenapa, apa ini, kenapa ketika aku sakit mendengar Bella sudah mempunyai pacar, kenapa hatiku merasa sakit,, tapi itu tidak mungkin, tidak mungkin Bella sudah mempunyai pacar, karna setahuku dia belum mempunyai pacar, jika benar dia sudah mempunyai pacar, tidak mungkin juga kabarnya tidak akan terdengar olehku ataupun satu sekolah" gumam Dio dalam hati dengan penuh tanya.
Dio pun segera menenangkan dirinya dengan menundukkan kepalanya dan menarik nafas panjang agar emosinya segera reda.
"Huuuuuwhh, owh karna itu kamu jadi kaya orang kesetanan ya (sambil tersenyum memiringkan bibirnya), kamu itu sudah salah faham, kamu tenang aja, aku tidak ada niatan buat menggangu bella kok, kejadian tadi pagi itu hanya sekedar salah paham saja kok," ucap Dio dengan gaya dan muka yang santai sambil mengangkat tanganya untuk menarik dan melepaskan genggaman tangan Rian yang sedari tadi masih meraup kerah baju seragamnya.
Rian yang mendengar penjelasan dari Dio pun agak sedikit malu, karna yang rian harapkan itu Dio terpancing emosi dan balik memukulnya, tapi kenapa yang terjadi malah hal sebaliknya yang dia lihat, Dio masih bisa tenang menghadapi mereka semua dan dengan santainya dia berbicara tanpa ada rasa gugup atau gemetar bertemu dengan rian.
"Orang ini kenapa dia masih bisa sesantai itu setelah aku pukul dan aku seret" ucap rian dalam hati.
"Kenapa bengong? apa perlu aku perjelas lagi yang tadi, kalau kamu tidak percaya, ayo kita ke bella untuk menanyakan apa yang sebenarnya terjadi tadi pagi?" ucap Dio kepada Rian
"Wah bisa gawat kalau si dio itu mau b langsung bertanya ke bella, sedangkan aku saja cuma asal bicara mengaku2 menjadi pacarnya bella, lagian ngapain juga sih aku pake asal bicara segala" ucap Rian dalam hati menyalahkan dirinya dengan rasa takut Bella mengetahuinya.
"Yaudh, aku percaya, dan satu lagi, kamu gak usah pake ngomong ke bella kalau hari ini aku datengin kamu bilang ini itu(dengan nada mengancam), awas aja kalo sampai ngadu ke Bella" ucap Rian dengan nada bicara yang begitu pelan pelan dan dengan mendekatkan wajahnya ke arah telinga Dio.
Dio yang merasa sedang dipermainkan seperti itu, hanya diam dan santai sambil menatap mata rian dengan jantan.
"ayok cabut" ucap Rian mengajak teman2nya untuk meninggalkan Dio dan juga Faraz
"Tapi Yan, dia belum aku tanya" ucap Heru menunjuk ke arah Faraz yang sedari tadi gemetar ketakutan berdiri di pojokan warnet
"Sudah cepat cabut dari sini, biarkan saja itu si cupu" ucap Rian dengan nada memerintah semua temanya.
Kembali ke Dio
"Rasanya ada yang aneh deh, kenapa Rian gak mau kalau aku bertanya langsung ke bella tentang apa yg sebenernya terjadi ya, padahal, kalau aku betul2 bertanya ke bella pun tentu disini aku yang salah, Hmmm bingung juga jadinya,, entahlah apa yang terjadi" ucap dio dalam hatinya dengan kebingungan sambil menolehkan kepalanya ke arah Faraz.
Dan Dio pun segera menghampiri sahabatnya itu yang sedari tadi masih gugup dan gemetar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments