Terpuruk Dalam Cinta
"Sudah menikah saja denganku, tinggalkan saja pacarmu yang tak akan pernah sadar, mungkin sebentar lagi juga akan mati," ucap Diaz.
"Apa masih kurang istrimu yang cantik itu, hingga kamu terus mengejar ku Mas?" jawab Ani sambil menangis.
Diaz menghampiri Ani dan menatapnya dengan tajam. Tangan kasarnya mencengkram dagu Ani begitu kuat.
"Diam kamu.... ingat jika kamu menolak. Kembalikan seluruh uang dan biaya rumah sakit bapakmu kepadaku sekarang. Sekalian keluarlah kamu dari rumahmu ini."
Ani terdiam dan hanya mampu menangis, Memikirkan nasib keluarganya. Ayahnya saat ini terbaring lemah dirumah sakit dan membutuhkan biaya begitu banyak.
Rumah Ani memang sudah ditebus kembali oleh Diaz saat tergadaikan dan seluruh biaya rumah sakit ditanggung juga oleh Diaz.
Diaz dulu adalah seorang pria yang selalu mencintai Ani, namun Ani selalu menolak cintanya. Diaz akhirnya menikah dengan seorang wanita cantik karena hamil duluan.
Meskipun begitu Diaz masih menginginkan Ani untuk menjadi istrinya. Kini Ani akan dijadikan istri keduanya.
Minggu ini pernikahan Ani dan Diaz akan digelar secara sederhana. Hari ini Diaz mengajaknya membeli seserahan dan pergi kerumah sakit untuk melihat kondisi Ayah Ani.
Ani memasuki mobil Diaz dengan mukanya yang masam.
"Tersenyumlah, jangan menunjukan mukamu yang cemberut itu. Ingat sebentar lagi kamu akan jadi istriku," ucap Diaz.
"Aku nggak mau jadi istrimu Mas, Aku tidak pernah mencintai kamu," jawab Ani.
"Ha.... ha... ha.... Cinta itu bisa dibeli. Ingat Ayahmu akan sembuh itu berkat uangku. Dulu kamu bisa menolak ku tapi kini kamu sudah dalam gengamanku."
"Cintamu hanya obsesi semata karena ingin memiliki aku Mas."
"Bodoh amat, terserah apa katamu, Aku sudah tidak peduli lagi."
Ani terdiam....... Mas Agus kapan kamu sadar? tolong Aku, gumam Ani dalam hatinya.
Ani melamun memikirkan nasibnya saat ini.
"Hai, kenapa kamu melamun saja," ucap Diaz sambil mengancam.
"Kamu kenapa sih Mas, dulu kamu begitu baik denganku tapi kini kamu seperti macan yang bersiap akan menerkam ku," jawab Ani.
"Ha.... ha.... ha.... ini semua salah kamu yang dulu sudah menolak ku, hingga membuatku jadi seperti ini"
Dasar pria sinting, gumam Ani sambil mengerutkan wajahnya.
"Lalu bagaimana nasib mbak Lia istri pertamamu Mas, Dia pasti akan sakit hati denganku."
"Tenang saja uang bisa membeli hati istri pertamaku. Dia juga merestui jika aku menikah lagi."
"Sudah gila kamu Mas."
"Aku memang gila. itu semua karena kamu ha.... ha... ha....".
Astaga andai Mas Agus sudah sadar pasti dia akan menolongku lepas dari orang seperti ini, gumam Ani.
...****************...
Pagi ini akad nikah akan digelar dirumah Ani. Semua urusan penghulu dan yang lain Diaz yang mengurusnya.
Diaz sudah sampai dirumah Ani jam tujuh tiga puluh. Sementara itu akadnya dimulai jam delapan pagi.
Diaz terlihat begitu bahagia dengan pernikahan ini hingga dari tadi Diaz masih tersenyum sumringah.
Akhirnya aku bisa mendapatkan kamu Ani. Akan kubalas hinaanmu waktu itu, gumam Diaz.
Penghulu sudah memasuki ruang acara. Diaz sudah duduk didepan penghulu dan tinggal menunggu kedatangan Ani.
Tak lama Ani berjalan perlahan menuju ketempat acara, Diaz berdiri dan menatap kagum wajah cantik Ani.
Sungguh cantik sekali kamu Ani, tak salah jika Aku ingin sekali memilikimu, gumam Diaz.
Ani duduk disamping Diaz, matanya mulai berkaca-kaca. Ingin rasanya dia kabur dan menolak pernikahan ini.
Dengan suara lirih dan tubuh yang masih lemas, Ayah Ani menikahkan putrinya dengan Diaz.
Bagaimana sah.... sah....?.
sah.....
Semua mendoakan pernikahan mereka.
Air mata Ani mengalir dengan sendirinya. Hatinya meronta seakan tak terima dengan pernikahan ini.
Tidak.... tidak..... ini hanya mimpi, gumam Ani.
Setelah akad nikah selesai, Ani segera masuk kedalam kamar. Dia tak kuasa menahan air matanya.
Diaz berjalan menghampiri istrinya.
Krek.... (suara pintu terbuka).
Ani segera menghentikan tangisannya dan mengusap air matanya.
Diaz tersenyum kepadanya, dan berjalan mendekati Ani. Ani mengelak mencoba menghindarinya namun Diaz terus berusaha mendekati Ani.
"Jangan takut sayang, aku ini kan sudah sah jadi suami kamu. Sudahlah jangan menangisi kekasihmu yang sebentar lagi akan mati," ucap Diaz dengan bibir yang bersentuhan dengan bibir Ani.
Ani mencoba mendorong Diaz yang terus membuat Ani terpojok hingga ke tembok.
Diaz mencoba Mencium bibir Ani namun Ani terus meronta. Tak kuasa menahan diri, Diaz meremas gunung kembar milik Ani, sambil terus mencium bibirnya hingga membuat Ani menggeliat tak karuan.
"Sungguh Ini yang selama ini ingin kurasakan darimu sayang," ucap Diaz
Ani masih berusaha menghindari suaminya itu. Ani mengangkat Kakinya dan menginjak dengan keras kaki kiri suaminya.
"Auh...... berani sekali kamu menginjakku," ucap Diaz dengan keras.
Diaz mencengkram leher Ani dengan begitu keras. Ani merasa mulai kesakitan dan memukul tubuh Diaz.
"Lepas Mas, sakit..... Auhhhh sakit Mas," ucap Ani.
Tok.... tok.... tok.... (suara ketukan pintu).
"Ani.... Diaz ada tamu untuk kalian", ucap Ibu.
"Iyah Bu sebentar," sahut Ani.
"Ingat yah, kita lanjutkan nanti malam. Bersiaplah Aku akan menikmati keperawananmu," ucap Diaz.
Diaz dan Ani kembali keluar menghampiri teman-temannya yang datang.
Banyak teman-temannya yang tidak menyangka dengan pernikahan mereka. Diaz dulu memang terkenal pria yang sangat menggilai Ani.
Hingga sore hari acara akad nikah mereka telah selesai. Diaz mengajak Ani untuk pulang kerumah yang sudah dia persiapkan.
Ani sempat menolak untuk tinggal serumah dengan Istri pertamanya namun akhirnya dia menyerah juga ketika Diaz menjelaskan bahwa Ani akan tinggal dirumah yang baru dia beli tanpa Mbak Lia.
Ani terperangah ketika melihat isi didalam rumah suaminya itu. Sungguh indah dengan hiasan bunga.
"Kenapa kamu tersenyum, indah bukan rumahku. Ini akan jadi rumahmu selama kamu tidak melawanku. cepat sana masuk ke kamar dan ganti baju yang sudah ku siapkan diatas kasur," ucap Diaz.
Ani segera masuk ke kamar, setelah selesai mandi dia membuka kotak hadiah yang berada diatas kasur.
Astaga apa aku harus benar-benar memakai baju ini, gumam Ani.
Tiba-tiba Diaz masuk kedalam kamar Ani dan hanya mengenakan celana pendek.
"Kamu mau apa Mas?", ucap Ani sambil ketakutan.
"Cepat pakai baju har"m itu", jawab Diaz.
"Tapi Mas, Aku sungguh capek hari ini. lain kali saja."
"Berani sekali kamu menolak ku. cepat pakai sekarang atau Aku yang akan memakaikannya untukmu."
Ani meneteskan air matanya dan menuju ke kamar mandi. Setelah keluar Ani sudah menggunakan baju har*m itu.
Diaz terpana melihat tubuh m"lek Ani yang sedari dulu ingin sekali dia memilikinya. Diaz langsung berdiri dan mendekati Ani.
Ani mundur beberapa langkah kebelakang hingga dia terpojok.
"Kamu sungguh cantik Ani." ucap Diaz sambil mer"mas puncak gunung kembar milik Ani.
Diaz mulai mengusap wajah Ani dan mencium aroma tubuhnya. Saat ini Ani benar-benar merasa terpojok. Sikap Diaz membuat Ani benar-benar takut.
"Mas, jangan sekarang Aku belum siap," ucap Ani.
Diaz tak memperdulikan apapun perkataan Ani malam ini. Gair**nya sudah berada dipuncak.
Diaz mem*luk Ani dan menjatuhkannya diatas kasur. Diaz mulai mer**ah dan menc**m seluruh tubuhnya.
Ani mulai mengg*liat seakan tak kuat menahan ha***nya. Ani sudah tak kuasa menolak suaminya. Malam pertama inilah yang diharapkan Diaz selama ini.
Diaz tersenyum melihat wajah Ani yang malu-malu dan terus mencoba melawan meskipun sebenarnya Ani yang mulai tertarik dengannya.
Ani mulai mengg*liat bahkan sempat menci** bibir Diaz secara spontan.
Saat mencapai puncak kenikmatan, Diaz dengan keras melepaskan miliknya.
Ani menarik selimut dan menangis setelah suaminya melakukan itu. Sementara itu Diaz merebahkan dirinya disofa sambil tersenyum melihat Ani yang sedang menangis.
Astaga ini Mas Diaz bukan Mas Agus. kenapa Aku bisa melakukan ini lagi, gumam Ani.
"Ha.... ha.... Akhirnya hal yang kutunggu sudah bisa ku nikmati," ucap Diaz sambil mencengkram dagu istrinya dengan kencang.
Dasar pria sinting, gumam Ani sambil menatap suaminya dengan tajam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
Bunda A
Jadi penasaran
2023-09-15
0