Bukan Ikatan Cinta Sedarah

Bukan Ikatan Cinta Sedarah

Dijual Mami

Olivia berdesa-desakan menghampiri papan pengumuman, setibanya di depan papan pengumuman Olivia mencari nama nya.

"Yey!" lulus teriaknya sambil berjingkrak-jingkrak.

"Asik lulus!"

"Gue juga lulus Liv, kamu mau kuliah di mana?" tanya Zeta.

Olivia menundukkan wajahnya. "Gue gak kuliah, sekolah saja sebernarnya mak gue ngak ngizinin. Gue mau kerja saja."

"Yang sabar ya LiV."

Olivia tersenyum kecut ." Iya gua dari dulu juga sudah sabar kok, dan sekarang waktunya gue tentuin hidup gue sendiri."

"Iya lah. Yuk, kita udah lama nggak ketemu, aku traktir kamu ke kantin deh. ngobrol di sana saja."

Olivia dan Zeta berjalan menghampiri kantin, sambil bercerita.

"Gue rencananya setelah lulus sekolah mau kuliah di London liv. Lo mau ke mana masih mau tinggal di tempat ...?"

Arzeta tidak melanjutkan kata-katanya .

"Aku rasanya mau kabur dari rumah ?nggak tahan lagi gue lihat kelakuan Mak gue. Mau merantau aja gue.

"Ya, lu kan nggak punya keluarga, Lu mau ke mana? lagi pula gadis cantik seperti lo, bahaya kalau pergi merantau sendirian."

"Ya kalau nggak merantau, bisa-bisa gue terjebak seperti emak gue."

"Ya udah deh, kita makan dulu sambil ngobrol ngobrol, lo ceritain apa rencana lo, siapa tahu gue bisa bantu."

Olivia mengangguk mereka memesan makanan ringan dan minuman rasa buah .

'Rencana lo apa?" tanya Arzeta sambil mengaduk-aduk minumannya

"Gue mau ke kota, cari bapak gue."

uhuk uhuk ..Arzeta seketika tersedak mendengar ucapan dari Olivia.

"loh serius? Emang lu tahu siapa nama bokap lu? Apa lu punya fotonya?"

lagi-lagi Olivia hanya menggelengkan kepalanya.

"Nggak tahu, setiap menanyakan nama dan keberadaan bokap gue, emak gue langsung aja emosi! entah kenapa dari dulu sampai sekarang gue rasa kalau gue itu nggak pernah diinginkan oleh mak gue."

" Dia selalu menganggap gue sebagai beban, sebagai pembawa sial. Hanya kata-kata penyesalan yang terus terlontar dari bibirnya."

Arzeta melihat kesedihan di wajah Olivia.

"Yang sabar ya Liv."

"Iya Zeta. Untuk sementara gue modal nekat aja Zet."

"Ya udah kalau begitu gue, berikan untuk saku untuk lo 10 juta untuk ongkos lo ke kota, bagaimana?"

Olivia mengganggukan kepalanya." Yah nanti suatu saat gue ganti deh. doain gua biar sukses, biar ketemu sama bokap gue."

"Iya, gue selalu berdoa untuk lo."

***

Mobil Arzeta berhenti di sebuah ruko tepi jalan.

"Thanks ya Zet, sampai bertemu lagi. hati-hati di jalan ya."

"Iya Liv, lo juga ya sampai berjumpa lagi, kabarin gue."

Mereka pun bercupika-cupiki sebelum berpisah.

Olivia pun turun dari mobil.

Arzeta melihat ke arah ruko yang berada di tepi jalan yang merupakan tempat tinggal Olivia tersebut.

Tiba pupil mata Arzeta terbuka lebar, membuat Olivia menoleh ke arah belakang di mana Arzeta memandang.

Pupil mata Olivia juga ikut melebar melihat pemandangan yang menjijikan itu.

"Dasar gak tau malu! Perempuan murahan!"cacar Olivia ketika melihat Revita berciuman dengan seorang pria paruh baya di depan rumahnya.

"Ya udah gue duluan." Arzeta melambaikan tangannya ke Olivia ketika mobil perlahan meninggalkannya.

Setelah kepergian Arzeta Olivia berjalan menghampiri pintu rumahnya.

"Nanti malam jangan lupa jemput aku ya Mas."

"Iya tenang saja, kita akan kencan selama dua hari dua malam di Bali."

Revita tersenyum sambil melambaikan tangannya ke arah pria berperut buncit itu."Bye!"

"Bye!"

Olivia melewati Revita sambil menatapnya dengan tatapan sinis.

Setelah kepergian teman kencannya, Revita menghampiri Olivia .

"Sudah lulus sekolah kan?' tanya Revita.

"Bukan urusan Mami!"

Mendengar jawaban ketus dari Olivia Revita langsung membelalakkan bola matanya, ia pun menghampiri Olivia dan menjambak rambutnya.

"Kamu bilang apa tadi?" tanyanya dengan bola mata yang melotot.

"Lepasin gue!" Olivia berusaha melepaskan cengkraman tangan Revita.

"Lo gak berhak ikut campur urusan gue!'teriak Olivia sambil memberontak.

"Eh dengar ya anak pembawa sial! lo dari kecil itu sampai sebesar ini, itu karena gue tahu! jadi sudah sepatutnya lo harus balas Budi ke gue! umur loh juga sudah depan belas tahun kan, waktunya lo dapat pelanggan pertama!"

Revita semakin kuat menjambak rambut Olivia membuat gadis itu menangis menahan sakit.

"Ngak mau! hiks, gue gak mau jadi seperti Lo!' dasar perempuan murahan!"

Mendengar hinaan itu Revita semakin emosi, ia pun menarik rambut Olivia dengan sangat keras, kemudian mendorong tubuhnya hingga Olivia tersungkur membentur pintu.

Akh! teriak Olivia, seketika itu dia menangis sambil menatap wanita yang telah membuatnya terlahir di dunia.

Olivia masih kesulitan untuk bergerak karena benturan yang mengenai bagian pinggang dan punggungnya.

"Lo harus ikut kemauan gue! lo harus layani salah seorang pelanggan gue malam ini! Percayalah, jika satu kali kau merasakan sentuhan laki-laki, kau akan ketagihan dan kau bisa menghasil uang lebih banyak. haha!'

Olivia memandang Revita dengan rahang dan gigi yang bergerak karena bergetar.

Dia dendam! dia membenci ibunya. Olivia memperlebar pupilnya ketika Revita berjalan menghampirinya.

Kring ...dering telepon tiba-tiba menghentikan langkah Revita.

"Halo madam," sapa suara di seberang telepon

"Iya joko? bagaimana kau sudah dapat pelanggan yang bisa membayar mahal anak gadis ku?''

"Oh tentu Nyonya, silahkan anda bicara sendiri dengan tuan Daniel. Sebentar saya berikan handphone ini padanya.

Revita tersenyum, sambil menunggu seseorang di sambungan telepon, Revita menyala korek api untuk membakar rokoknya.

Beberapa saat kemudian sambungan telepon terhubung lagi.

"Halo Nyonya Revita."

Revita tersenyum sambil menghembuskan asap rokoknya.

"Iya Tuan Daniel."

"Berapa harga yang Anda tawarkan ?"

"Haha, Saya senang dengan pelanggan yang langsung to the point seperti Anda tuan Daniel."

Haha

Tawa renyah juga terdengar di seberang sambungan telepon.

"Saya memang tidak suka berbasa-basi Nyonya Revita, jadi katakan saja berapa harganya untuk bisa membuka segel putri cantik mu?"

"Anda frontal sekali, tapi saya suka.Baiklah untuk malam pertama dan unboxing seratus lima puluh juta, Setelah itu, anda hanya anda perlu membayar 30 juta per malam."

"Waw! harga yang fantastis, tapi jika tawaran Anda sesuai dengan kriteria saya, berapapun akan saya bayar."

"Sip! tenang saja anda akan lihat sendiri malam ini, saya bukan menjual kucing dalam karung, jadi begitu anda setuju transaksi baru akan dimulai."

''Baiklah. jam 08.00 malam saya akan menemui anda di tempat biasa."

"Setuju." Revita mengulas senyum puas. diliriknya Olivia yang baru saja bangkit setelah tubuhnya terhempas ke lantai akibat perbuatan kasarnya.

"Beristirahatlah, nanti malam kau harus ikut aku! dan kali ini jika kau berani melawanku, maka aku akan merusak wajah cantikmu itu! Percuma punya wajah cantik, tapi tidak bisa menghasilkan uang untukku!"

Olivia berjalan sempoyongan, tak memperdulikan ucapan Revita, ia menghampiri pintu kamarnya, kepalanya terasa begitu berat. Namun, ia harus tetap berpikir keras, bagaimana bisa pergi dari rumah ini, tanpa sepengetahuan Revita.

Olivia mendaratkan bokongnya di atas tempat tidur, kemudian ia menarik lututnya dan membenamkan wajahnya seraya menangis tergugu.

"Hiks, jika saja aku tahu malam ini aku akan di jual oleh Mami, maka aku tak akan pernah pulang," tangis Olivia meringkuk menahan sakit kepala akibat dijambak terlalu kuat oleh Revita.

Terpopuler

Comments

Ibnu Muhammad

Ibnu Muhammad

bagus juga ini, kak minta saran juga dong komen di novelku

2024-01-24

0

Dwisya12Aurizra

Dwisya12Aurizra

Hai aku mampir di karya mu 🤗

2023-10-27

1

Eva Karmita

Eva Karmita

baru mampir di cerita mu yang ini Thor 🙏😊

2023-10-25

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!