Kesepakatan

Olivia bersama Jefry sedang nikmati makan siang mereka di restoran cepat saji.

"Mas Jefri, kalau mau kuliah, kira-kira uang pendaftarannya berapa ya?"

"Siapkan saja dulu puluh juta," jawab Jefri sambil mengunyah makanannya.

"Hah 20 juta ?!

"Iya, itu hanya untuk pendaftaran sih, belum yang lainnya."

Olivia meneguk salivanya.

"Kenapa kamu mau kuliah ?"tanya Jefri balik

"Nggak jadi deh uang aku mana cukup untuk daftar kuliah, ini aja sisa 2 juta."

"Ya minta lagi saja sama orang tua kamu."

"Aku ngak punya orang tua, Mas."

"Oh gitu, terus yang kemarin nganterin kamu ke kos an siapa?"

"Oh itu Om Oliver."

"Paman kamu?"

"Aku baru kenal semalam kok."

Jefri tersenyum sambil menatap Olivia .

"Eh kamu tahu gak, sekarang ini untuk cewek-cewek cantik gampang cari duit, apalagi tinggal di daerah perkotaan seperti saat ini, sangat gampang sekali itu."

Olivia mengkerucutkan bibirnya.

"Maksud mas Jefry apa?"

"Kamu jadi sugar baby saja Liv, biar bisa kuliah dan hidup senang tanpa harus kerja."

"Sugar baby itu apa?"

"Ya itu, gadis-gadis muda yang menumpang hidup pada pria dewasa, agar mereka bisa hidup enak dan kuliah dengan tenang tanpa harus memikirkan biaya hidup di kota besar seperti ini."

"Ehm, maksudnya jadi simpanan gitu?"

"Ya gitulah."

"Ah gak maulah. mending aku gak usah kuliah dari pada simpan Om-om."

'Ya terserah kamu saja," kata Jefri.

***

Setelah berbelanja mencari kebutuhan nya Olivia merasa Lelah.

Ia langsung berbaring di atas tempat tidur.

"Uang aku tinggal dua juta lagi, itu tandanya aku harus segera cari kerja. Tapi mau kerja dimana ya?"Livia bermonolog.

Sepertinya impiannya, untuk memiliki jenjang pendidikan yang tinggi, kandas karena biaya

Livia kembali menghempaskan tubuhnya di atas tempat tidur. Sambil mengkotak-katik handphone yang baru saja ia beli

Olivia kembali bangkit, Ia memutuskan untuk mencari lowongan pekerjaan yang ada di website .

Setelah mendapatkan beberapa lowongan pekerjaan yang sesuai dengannya, ia menulis alamatnya. Setelah itu Olivia tertidur dengan sendirinya karena kelelahan.

***

Tok tok suara gedoran pintu membuat Olivia terbangun.

"Duh Siapa sih yang mengetuk-ngetuk pintu?"

Dengan mata yang masih terpejam Olivia bangkit dari tempat tidurnya, kemudian berjalan sempoyongan. sambil membuka pintu.

Meski pintu terbuka, kelopak mata Olivia belum juga terbuka, bahkan ia tertidur lagi di depan pintu depan suara dengkuran lirihnya.

"Woy bangun!"suara bariton seorang pria, mengagetkan Olivia, seketika Ia membuka matanya.

"Om!'Olivia begitu kaget ketika mendapati Oliver berada di hadapannya.

Bruk pintu di tutup Olivia kembali karena ia tak ingin Oliver melihat kondisinya yang berantakan itu.

"Olivia !' panggil Oliver dari luar pintu.

"Maaf om! Om tunggu di luar dulu. Aku mau cuci muka dulu ya, nanti aku samperin Om di depan pintu!"

Oliver hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya kemudian, ia duduk di ruang tamu, kosan itu, menunggu Olivia.

Setelah mencuci wajahnya dan merapikan penampilannya, Olivia berjalan menghampiri Oliver yang duduk di ruang tamu.

"Ada apa Om? sepertinya Om ada perlu sesuatu?"

"Iya saya ada perlu sama kamu, tapi kayaknya bicaranya jangan di sini ya."

"Mau bicara di mana?"

"Terserah di mana saja yang kamu mau, asal nggak di sini."

"Ih kenapa nggak bilang dari tadi sih kalau mau ngajak Olivia keluar , kan Olivia langsung siap-siap!"

"Gimana mau bilang, baru lihat aku saja kamu sudah nutup pintu itu," dengus Oliver .

"Hehe Aku kaget Om, ya sudah Om tunggu di sini ya."

"Iya tapi jangan lama-lama."

***

Setelah bersiap-siap Olivia keluar menemui Oliver.

Mereka langsung masuk ke dalam mobilnya.

"Kita mau bicara di mana?' tanya Oliver.

"Disini juga boleh Om. Om mau bicara apa?"

"Baiklah sebelum berbicara. Om mau tanya sesuatu sama kamu."

"Apa Om?"

"Katanya kamu mau kuliah?"

"Mau, tapi aku gak punya duit."

"Mau om bayarin?"

Olivia langsung menoleh ke arah Oliver

"Mau tapi aku nggak mau jadi simpanan Om!"tukasnya dengan ketus.

Haha, seketika Oliver tertawa mendengar ucapan Olivia itu.

"Iya kan, sekarang kan musimnya gitu Om. Anak kuliahan di biayai oleh Om-om, tapi syaratnya harus jadi simpanannya."

Oliver mengulum senyumnya, seraya meletakkan satu tangan di bawah hidungnya.

"Di dunia ini memang nggak ada yang gratis. Tapi om membiayai kuliah kamu bukan berarti kamu harus jadi simpanan Om."

"Kalau aku nggak jadi simpanan om, jangan-jangan om mau nikahin aku lagi? "

Haha Oliver mengusap kepala Olivia .

"Maunya sih gitu, tapi bukan itu maksud saya."

"Terus?!"

"Kamu bakalan Om kuliahkan, asal kanu mau bantu Om, bagaimana?"

"Bantu apa?"

"Pura-pura jadi calon istri Om."

Hah? Olivia begitu kaget hingga mulut nya ternganga

"Kenapa, cuma pura-pura kok."

"Ehm, tapi om gak macem-macem kan sama aku, Om."

"Gak lah, kalau saya mau macem-macem saya gak ngomong baik-baik sama kamu. Saya culik kamu, terus saya bawa kamu ke suatu tempat dan saya apa-apa in kamu."

Olivia bergidik ngeri membayangkan hal tersebut. Dia apa-apain sama seorang laki-laki yang usianya dua kali lipat darinya, ya walaupun Oliver masih terlihat muda dan tampan.

"Ehm oke deh."

"Oke ,klau gitu kita bikin perjanjian dulu."

"Perjanjian apa?" tanya Oliver .

"Om mau kontrak aku berapa tahun?" tanya Olivia.

Haha Oliver kembali tertawa kecil mendengar celetukan Olivia .

"Gak lama, paling enam bulan sampai setahun, sampai Om dapat calon istri."

"Hah cuma enam bulan sampai setahun aja?!"

"Iya kenapa?" kali ini Oliver yang kaget mendengar reaksi Olivia .

"Kenapa gak lima tahun aja om kontraknya. Kalau cuma setahun Om bayarin kuliah aku, terus selanjutnya aku mau bayar kuliah pakai apa?"dengusnya

Haha, lagi-lagi Oliver tertawa mendengar celetukan lucu dari Olivia.Bicara dengan Olivia membuat ia seperti anak muda. Mungkin karena kepolosan Olivia, Oliver gak mau memanfaatkan gadis itu.

"Kalau lima tahun kamu jadi istri om beneran saja, jadi Om gak perlu cari calon istri. Kamu bebas kuliah dari S2, s2 sampai Es teller. Haha."

"Ih Om bercanda saja," dengus Olivia.

"Serius, kamu mau gak jadi istri Om?"

"Mau, tapi gak mau di apa-apain ya."

"Ih kamu ini bagaimana sih? kalau sudah jadi istri, ya terserah saya mau diapain, haha." Oliver tertawa sambil menahan hasratnya karena berbicara tentang hal-hal yang sensitif itu.

"Kalau begitu gak jadi deh. Enam bulan juga gak apa-apa. Livia cari kerja aja biar bisa bayar kuliah. lagi pula kuliah itukan yang mahal biaya pendaftarannya."

"Jadi kamu setuju. Om langsung transfer lima puluh juta saat ini juga untuk kamu daftar kuliah, bagaimana?"

"Ehm tapi gak ada adegan mesra kan Om?"

Oliver tersenyum kembali.

"Gak lah, paling cuma cium pipi, cium kening dan pelukan saja, ya kayak orang pacaran."

Olivia nyengir. "Hehe kan aku gak pernah pacaran Om."

Oliver tersenyum. Semakin mengenal Olivia, ia semakin tertarik pada gadis itu.

"Bagaimana deal?"

"Deal Om."

Mereka pun berjabat tangan, tanda kesepakatan. Setelah kesepakatan itu, Oliver langsung meminta Olivia untuk membuat rekening tabungan secara Online.

Setelah itu ia mentransfer uang sebesar lima puluh juta ke rekening Olivia.

Terpopuler

Comments

auliasiamatir

auliasiamatir

ah gak kebayahg gimana hancurnya oliver saat sia tau olivia putrinya

2023-09-08

0

Hanum Anindya

Hanum Anindya

itu nggak ada ikatan batin ya antara anak dan bapak biologis? 🤦‍♀️🤦‍♀️🤦‍♀️semangat kak.

2023-09-08

1

Lia_Sriwijaya

Lia_Sriwijaya

Olivia lucu ya... hhhhhh ... bikin ngakakkkk ...

2023-09-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!