Janji Lily

Janji Lily

Lily

"Bulan depan bang Dika akan bertunangan!" Ucap Abi setelah hanya tinggal dirinya dan Lily yang berada di living room.

"Sampai kapan, Ly? Sampai kapan kamu harus bertahan dengan janji itu? " Tanya Abi untuk yang kesekian kalinya. Sementara Lily hanya diam dengan pandangan lurus ke layar televisi yang ada di hadapannya, meskipun pikirannya sama sekali tidak berada di sana.

"Berhentilah Ly! Jangan memaksakan diri jika kamu tidak sanggup lagi memegangnya! apa kamu tidak lelah? " Tanya Abi lagi dan lagi-lagi tidak ada jawaban yang keluar dari bibir mungil gadis itu. Abi menghela nafas. Beberapa menit berlalu. Tapi tak ada suara lain lagi selain suara dari televisi yang menyala.

"Aku mau tidur, kamu juga tidurlah, sudah larut malam! " Ucap Abi sambil bangkit dari sofa tempatnya duduk, di raihnya remote TV yang ada di ujung meja, menekan salah satu tombolnya, dan layar TV pun menjadi gelap, lalu melangkahkan kaki menuju kamarnya.

"Aku tidak akan berhenti, sampai pada titik di mana takdir menentukan, untuk tidak pernah berakhir, atau memang dipaksa berhenti!" Ucap Lily perlahan, membuat langkah Abi terhenti, dan menoleh ke arah Lily. Ia menghela nafas, sebelum akhirnya kembali melanjutkan langkah kakinya kembali.

---___---

Lily Xaviera Permana, 23 Tahun, Putri tunggal pasangan dari Irvan Permana seorang pengusaha ternama yang sukses di mana bisnisnya bergerak di bidang properti dan Sintia Bella, seorang model dan selebritis yang wajahnya sering menghiasi layar kaca. Sejak kelas 2 SMP, Lily hidup terpisah dari kedua orang tuanya. Dia memutuskan untuk hidup sendiri di rumah yang menjadi tempat tinggal mereka dulu ketika keluarganya masih hidup bersama sebagai keluarga yang harmonis. Lily ditemani oleh bibi Fatma, seorang janda yang bekerja sebagai pengasuh yang setia merawatnya selama 23 Tahun hidupnya.

Orang tua Lily berpisah karena issue orang ketiga. Pekerjaan ibunya sebagai seorang entertain tentu tak luput dari gosip-gosip yang entah dari mana datangnya, dan sering tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. Semuanya di mulai saat Sintia terlibat kerjasama dalam sebuah film layar lebar. Lalu entah dari mana asalnya, berhembuslah issue jika Sintia terlibat skandal dengan salah seorang lawan mainnya, Pria pendatang baru di dunia entertain yang saat itu terpaut usia lebih muda 6 tahun darinya. Sintia mati-matian menyangkal hal itu, tapi sayang lawan mainnya memanfaatkan rumor tersebut untuk mendongkrak pamornya. Dan dari situ lah pertengkaran dalam rumah tangga orang tua Lily di mulai. Walau Sintia sudah berusaha menjelaskan dan bersumpah dia tidak melakukan hal kotor seperti itu, Permana tetap tidak percaya dan menuduh Sintia selingkuh. Hingga suatu hari Sintia yang berniat mengantar makan siang untuk Irvan di kantornya malah mendapat kejutan dengan melihat Irvan yang tengah bergumul dengan sekretaris nya di ruang kerjanya. Sintia hancur melihat hal tersebut, kesetiaannya di balas oleh perselingkuhan oleh suami yang ia cintai. Ia yang di sangka suaminya berselingkuh, justru menyaksikan sendiri bagaimana penghianatan suaminya. Walaupun pada saat itu Permana meminta maaf dan mengaku khilaf karena ia tengah stress dengan permasalahan yang terjadi dalam biduk rumah tangga mereka. Dan akhirnya karena kejadian itu, Sintia berpikir bahwa rumah tangga mereka sudah tidak bisa di selamat kan lagi, sudah tidak ada lagi kepercayaan pada pasangan hingga Sintia akhirnya mengajukan gugatan perceraian. Dan sejak itu, rumah tangga orang tuanya benar-benar sudah tidak dapat terselamatkan.

Setelah perceraian terjadi, Lily yang diminta memilih untuk tinggal bersama ibu atau ayahnya justru memilih untuk hidup sendiri di rumah yang meninggalkan kenangan antara ia dan kedua orang tua nya. Bagi Lily, sama saja sakitnya bila ia harus memilih salah satu dari orang tuanya, dia merasa jauh lebih baik untuk tinggal sendiri. Dan kedua orang tuanya sepakat untuk tidak menjual atau membagi rumah yang dulu mereka bangun berdua dan menyerahkan rumah itu sepenuhnya untuk Lily. Dan ayah atau ibunya pun tak pernah berhenti untuk memberikan nafkah kepada Lily hingga saat ini. Bersyukur, mereka masih mengingat Lily. Bagaimana pun, Lily tetaplah anak mereka berdua walau pernikahan mereka telah usai, dan tetap menjadi tanggung jawab mereka berdua.

Di rumah yang mewah dan besar berlantai tiga tersebut, sering kali Lily merasa kesepian. Hingga tercetus ide untuk membuat kos kosan di lantai dua rumah itu saat ia mulai memasuki bangku kuliah.

Awalnya, hanya beberapa teman-teman kuliahnya saja yang menumpang ngekos, karena di lantai dua itu hanya ada 4 kamar, Tapi saat ini sudah ada 12 kamar yang yang tersedia, karena Lily merombak beberapa ruangan menjadi kamar kos.

Dan saat ini, bukan hanya anak kuliah saja yang tinggal di sana, bahkan mereka yang sudah bekerja pun ngekos di rumah Lily. Lily juga cukup selektif dalam memilih siapa yang bisa mengekost di tempat nya. Tidak semua orang ia terima ngekost di sana, karena ini juga demi kenyamanan dirinya dan orang-orang yang tinggal di tempatnya.

Lily memfasilitasi sarapan pagi, makan siang dan malam untuk penghuni kost. Bahkan mengizinkan para penghuni untuk menggunakan fasilitas yang ada di rumah itu, ruang karaoke dan home theatre, ruang gym, dapur dan living room yang ada di lantai 1, kolam renang dan roof top, sementara 1 kamar utama yang ada di lantai 1 Lily biarkan kosong, dan setiap hari bibi Fatma selalu membersihkan kamar itu. Sementara 1 kamar untuk tamu yang akan menginap, dan 3 kamar di belakang untuk ART yang bekerja dengannya.

Sementara Lily sendiri tinggal di lantai tiga, Hanya ada kamarnya di sana, tempat paling privasi untuk Lily, juga di sana lah Lily bertemu papa dan mama nya saat mereka berkunjung.

Rumahnya yang berdiri di tanah yang luas memiliki lahan kosong di bagian belakang. Lily memanfaatkan lahan tersebut dengan menanam pohon buah-buahan. Beberapa jenis pohon mangga, jambu, jeruk ada di sana, tak ketinggalan pohon kelapa varietas batang rendah ada di sana.

Berbagai jenis tanaman lili yang berwarna warni tumbuh subur di halaman rumah. Lily memang sangat menyukai bunga Lili.

Lily menyelesaikan kuliahnya di usia 21 tahun. Saat ini dia memilih bekerja dari rumah sebagai interior design free lancer. Sebenarnya, Permana sering kali meminta Lily untuk bekerja di kantornya, sekaligus belajar bagaimana menjalankan perusahaan properti milik ayahnya itu, karena bagaimanapun Lily seorang ahli waris yang nantinya turut mengemban tanggung jawab untuk melanjutkan memimpin serta menjalankan bisnis ayahnya itu. Sejauh ini, Permana sangat yakin dengan kemampuan Lily. Beberapa ide rancangan Lily sudah ia pasarkan, dan costumer nya cukup antusias dengan hasilnya. Lily hanya perlu sedikit belajar dan berkerja keras serta meningkatkan keseriusannya lagi, maka Permana yakin, Lily bisa membantunya di perusahaan agar semakin berkembang.

---____---

Terpopuler

Comments

Alfan

Alfan

nggak nyangka sebagus ini 👍

2023-09-27

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!