With Andika (2)

Mata Lily berbinar saat melihat keramaian di depannya.

"Pasar malam?! " Desisnya.

"Kamu suka! " Tanya Andika sambil melirik gadis disamping nya.

"Ayo! serunya sambil menarik lengan Andika dengan setengah berlari masuk ke dalam area pasar malam.

"Aku mau itu!!" Tunjuk Lily pada boneka teddy bear.

"Mas, minta gelangnya dong! " ucap Lily pada penjaga stand, dan dengan cepat orang itu memberikan 5 buah gelang yang akan lily lempar pada botol-botol yang ada di hadapannya, Lily melirik nomor yang ada pada teddy bear, dan matanya mulai memindai botol dengan kode yang sama dengan si teddy bear.

"Yahh! meleset!! " Tembakan pertama gagal.

"iishh, malah melenceng jauh!! " keluhnya

"Arghhh dikit lagiii!! Kali ini harus masuk!! " Gumamnya.

"Yah, kok malah gak nyampe!" Sebalnya.

"Sini!! Gak bakalan masuk juga! " Andika meraih sisa gelang yang ada di tangan Lily. Matanya sedikit memicing untuk melihat posisi botol.

"Ting! " bunyi gelang pelastik dan botol beradu.

"Yesss! Thank you kak!!!" Sorak Lily sambil memeluk Andika tak sadar. Lalu segera mengambil Boneka yang berada di dalam rak stand. Andika terdiam sejenak. Jantungnya serasa berhenti berdetak saat Lily tanpa sadar memeluknya.

"Ayo kak! udah dapat teddy nya! Kita ke tempat lain!" Ajak Lily ruang, sebelah tangan nya memeluk teddy, dan tangan yang lain kembali menyeret Andika.

"Kak! " Panggil Lily sambil matanya menyorot ke salah satu wahana. Andika meringis.

"Ooh Noo!!! Jangan yang ini yaa, Plisss!! " Mohon Andika.

"Ayolah, coba, kali ini aja yaa.." Pinta Lily dengan ekspresi puppy eyes.

"Ly... Aah, ya udah deh, kali ini aja! " Pasrah Andika mengalah. Segera di tariknya lengan Lily menuju arena kora-kora. Gadis itu langsung tersenyum sumringah.

Ah, Andika sebenarnya ngeri-ngeri sedap melihat wahana yang bergoyang-goyang itu.

"Eh, kak bentar! " Lily menahan tangan Andika yang berusaha naik lebih dahulu ke wahana.

"Ayo, biar duduk di depan aja! " Buru Andika.

"Ih, gak seru! gak belakangan kak! " Seru Lily.

"Aihhs ni anak! " aargh dalam hati ingin Andika menolak menaiki wahana ini. Tapi kali ini dia menahan diri mengalah mengikuti keinginan Lily.

perlahan wahana mulai bergerak, berayun pelan lalu semakin kencang berayun naik, maju, turun, mundur seolah melawan gravitasi. Makin lama membuat isi perut seperti bergejolak dan naik sampai tenggorokan. Andika mulai merasa mual dan pusing. Dia hanya diam menahan rasa eneg dan badannya yang terasa melayang-layang. Andika mulai merasa lemas, dia tak mampu ikut berteriak seperti penumpang Kora-kora yang lain. Jangan tanya Lily, gadis itu justru kebalikannya. Dia berteriak lepas, tertawa-tawa menikmati setiap ayunan kora-kora.

"Ayo kak, tereak biar seru! pucet banget udah kaya lepas nyawa aja! " Teriaknya meledek Andika. Andika hanya diam, tidak ada kekuatan membalas ledekan gadis di samping nya.

Andika berjalan terhuyung, pandangannya terasa berputar-putar. Lily memegang erat lengan Andika membantu lelaki itu berjalan.

"Masih kuat gak kak?"

"Kenapa? masih mau main? "

"Hem eh! "

"Bentar, badan kakak masih oyong... Hemppp!" belum sempat Andika menyelesaikan kalimatnya dia merasa ingin munt*h dan berjalan cepat menuju ke tempat yang sepi di belakang wahana untuk mengeluarkan isi perutnya.

Lily segera menyusul, tak lupa ia membeli dua botol air mineral pada pedagang asongan yang kebetulan melintas di depannya. Lily membuka botol mineral menyerahkannya pada Andika sambil mengusap pelan punggung Andika.

"Aahh!! baru lega!" Gumam Andika.

"Maaf ya kak! " ucapnya sambil nyengir tanpa merasa bersalah karena membuat Andika muntah-muntah.

Tik!! Andika menjentik pelan kening Lily.

"Minta maafnya gak ikhlas! mana ada orang minta maaf sambil nyengir! keliatan banget sambil meledek!" Kesal Andika.

Lily mengusap pelan keningnya sambil tersenyum lebar memamerkan gigi putihnya.

"Jangan nyengir mulu, Lama-lama kering tuh gigi! Ayo mau main apa lagi? " Tanya Andika.

"Masih boleh? Eh, kakak gak pusing lagi? " Lily malah balik nanya dengan mata bulatnya yang berbinar.

"Iyaa, udah lega begitu keluar semua isi perut. pokoknya malam ini kakak puas-puasin deh nemanin kamu main di sini! "

"Kalo gitu, Ayooo Kak!!" Dengan semangat 45 Lily kembali menarik lengan Andika.

---___---

"Kak..!!! Ayoooo!!! " Lily menarik Andika yang tiba-tiba mematung.

"Ly... kamu yakin mau masuk? " Tanya Andika tak yakin.

"Isshhh!! ya iyalah!! makanya ayoo!! " Tarik Lily tak sabar.

"Tapi Ly..! "

"Kenapa? Kak Dika takut? " Tanya Lily. Dika melotot, Disentilnya kening gadis itu.

"Aww!! Sakit kak!" Ringis Lily.

"Ya udah cepat masuk! Tapi kalo Kenapa-kenapa tanggung sendiri! " Andika segera menggandeng tangan Lily.

"Sini bonekanya, biar aku yang pegang! " Andika meraih boneka yang ada di tangan Lily sambil melangkah masuk ke dalam rumah hantu. Suasana tampak gelap, hanya ada lampu temaram yang menyala untuk mendramatisir suasana di dalam ruangan.

"Kreek!" Lily menoleh ke belakang saat tersengar suara seperti benda yang terinjak. Tapi tidak ada apapun di belakangnya. Dieratkannya genggamannya di tangan Andika.

"Masih mau lanjut? kita keluar aja ya? " Pujuk Andika.

"Gak kak! Aku penasaran! Ayo!!" Andika menghela nafas. Gadis ini memang keras kepala.

"Aaa!" Lily menjerit, dan beberapa pengunjung berteriak. Tiba-tiba semua penerangan di dalam rumah hantu padam. Terdengar suara orang menangis. Lily panik, pegangan nya pada tangan Andika entah sejak kapan terlepas.

"Ly.. " Terdengar suara Andika.

"Kak, Keluar, aku takut!" Lily menggenggam jemari yang tengah menyentuh nya berjalan cepat ke arah yang memancarkan bias lampu dari luar. Tiba-tiba lampu kembali menyala, Lily melirik ke sampingnya, dia melihat sepotong tangan yang dia genggam.

"Aaaa!!! " Lily melempar benda itu ke sembarang arah,hingga menimbulkan bunyi gemeletuk dan bergegas menuju pintu keluar, wajahnya sudah pias.

Andika menoleh ke kiri dan ke kanan, mencari keberadaan Lily sambil mengusap pelipisnya. Dia maju beberapa langkah sambil meraih ponsel di balik jaketnya mencoba menghubungi nomer Lily. Andika segera menoleh ke samping saat suara ponsel terdengar tak jauh di belakangnya.

Andika terdiam sesaat melihat Lily yang berjongkok memeluk lutut dengan kepala menunduk bertopang di atas lutut. Perlahan, Andika menghampiri dan turut berjongkok di hadapan gadis itu.

"Ly.. " Panggil Andika pelan. Gadis itu tak bergeming.

"Lily.. " Panggil Andika lagi. Gadis itu mendongak. Tampak mata yang basah dan wajah pucat dan bahu sedikit bergetar. Andika serta merta memeluk dan mengusap punggung Lily pelan.

"Hei, Sttt!! udah, gak pa-pa! cari minum yuk!" Lily mengangguk. Usapan di punggung membuatnya merasa lebih baik. Andika membantu gadis itu berdiri. Menggenggam erat tangannya dan membawanya ke stan yang menjual minuman.

---___---

Andika menahan tawa melihat Lily yang terus menekuk wajahnya sejak tadi. Sesekali ia membuang muka dan tersenyum lebar. Lily mengangkat wajahnya dan melirik Andika. Dia mendengus sebal.

"Mo ketawa ya tawa aja, gak perlu di tahan! " Ucap Lily ketus. Andika menyeringai lebar. Dia berusaha untuk bersikap normal.

"Udah ah!! bosen!! mau pulang!!" Lily segera bangkit dari duduknya tanpa mau menatap Andika. Buru-buru Andika membayar minuman mereka tadi, tak lupa di rasanya teddy bear yang tadi dia letakkan di seberang kursi yang didudukinya.

---___---

"Selamat malam princess. Mimpi Indah ya. Jangan lupa berdoa sebelum bobo, takut setannya ngikut! " Teriak Andika dari jendela mobilnya.

Lily mendelik kesal, ia menghentakkan kakinya masuk ke dalam rumah tanpa mempedulikan Andika lagi. Sementara Andika tertawa senang karena puas meledek Lily malam ini.

---___---

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!