Penghuni Rumah Lily

"Pagi kak Lily!" Sapa Adita, atau biasa dipanggil Adit. Gadis berusia 19 tahun itu menyapa Lily yang tampak sibuk di dapur bersama bibi Fatma dengan suara riangnya.

"Hai, Dit, pagi juga!" balas Lily sambil menoleh sekilas pada gadis itu. Tampak gadis itu sudah berpenampilan rapi dan segar.

"Mau ke mana Dit? tumben udah rapi pagi-pagi gini? bukannya sabtu gak ada jadwal kuliah? " Tanya Lily sambil tetap fokus menata hidangan di wadah saji.

"Harusnya sih gak, karena minggu lalu dosennya gak masuk, jadinya jadwalnya di ganti hari ini, mana di rapel ampe siang lagi! " Keluh gadis yang saat ini kuliah di semester empat.

Lily hanya tersenyum mendengar keluhan gadis itu. Dia mengangkat wadah saji yang telah di isi beragam isian soto untuk menu sarapan pagi ini ke meja makan.

"Wahhh, soto!! Segar banget ni! " Mata Adita langsung berbinar melihat sarapan pagi ini. Soto ayam adalah menu sarapan favorit nya saat masih bersama orang tuanya. Adita berasal dari Sumatera. Orang tuanya adalah pengusaha sawit.

"Mana isiannya komplit banget lagi!!" serunya saat memindai isi wadah saji, ada bihun rebus, ayam suwir, telur rebus, toge, irisan tomat, irisan kentang dan wortel yang di rebus, daun bawang dan seledri, irisan jeruk nipis, sambal, pergedel kentang daging dan toples-toples yang berisi kacang tanah goreng, teri goreng, serta bawang goreng. Tak membuang waktu lagi, Adita langsung mengambil sebuah mangkok dan mengisinya dengan dengan bahan-bahan soto.

"Nah, ini kuahnya ya, Non!" Kata Bi Fatma sambil meletakan mangkok kuah soto yang masih panas dengan asap yang mengepul.

"Hmm! Wangiiinyaa!! " Ucap Adita lagi, Tak sabar ia meracik semua isian soto di dalam mangkuk dan segera menikmati sotonya walaupun harus sambil meniup-niup dahulu sebelum di suap ke mulutnya.

"Pagi semua!! Sarapan apa ni? " Sapa Rey yang baru saja turun dari lantai dua sambil menarik salah satu kursi makan yang masih kosong. Aroma maskulin langsung tercium saat pria itu bergabung. Wajahnya tampak segar dengan rambut sedikit basah dan glossy. Rey Ezhard Elvano adalah seorang pemuda berusia 24 tahun, berkulit putih, tinggi, ganteng, hidung mancung, mata tajam. Dia memiliki sifat ramah dan mudah bergaul. Pekerjaan Rey?? Hmm, dia lebih senang disebut sebagai pembalap. Apakah dia pembalap nasional? No!!! Rey hanya sesorang yang hobi mengendarai motor. Balapan yang sering dia ikuti adalah balapan liar yang sudah sering kali di uber-uber polisi.

"Sho-tho kak!!! Eh-nyak ba-nget, Huh hah huh!!!" Jawab Adita dengan mulut yang mengunyah soto.

"Ya ampun Dit, tunggu dingin baru dimasukin ke mulut, entar meletup tu lidah baru tahu! " Nasihat Rey sambil mengambil mangkok dan mengisinya dengan ragam isian soto.

"Justru soto itu enaknya pas lagi panas, di kasih sambal yang banyak sama jeruk nipis! Uuuuhhh nikmattt!! " Ujarnya lebai. Rey hanya geleng-geleng kepala mendengarnya. Tak lama penghuni kamar yang lain pun satu persatu turun untuk sarapan. Dan yang terakhir datang adalah Abi.

"Wah enak banget ni pagi-pagi sarapan soto!" Ucap Abi sambil duduk di kursi yang tersisa. "Dari tampilan isiannya pasti kamu yang masakan kan, Ly? " tebak Abi yakin.

"Bi Fatma, aku cuma bantu doang! " Jawab Lily sambil mengambil sekotak susu UHT dari lemari.

"Non Lily yang buat sama nyiapin semua, bibi mah cuma bantu den! " Jawab Bi Fatma.

"Hebat ih kak Abi bisa benar nebaknya!" Sahut Adita yang memang tak bisa diam. Abi mengabaikan gadis pecicilan itu.

"Kamu udah sarapan Ly? sarapan bareng sini!" Ajak Abi.

"Aku udah kenyang, sambil masak sambil ngemil. Aku mau balik ke atas lagi. Bye semua! " Ucap Lily sambil melangkah meninggalkan dapur dengan membawa sekotak susu dan sepiring sandwich di kedua tangannya..

"Dit, itu kotak bekal biru di meja dapur buat kamu ya. kuliah kamu hari ini lama kan? " Ucap Lily lagi sebelum kakinya melangkah menaiki tangga. Adita menoleh ke meja dapur, segera dia mengambil kotak bekal tersebut, dan melihat isinya. Dua buah sandwich dengan isian selada, telor dadar, beef slice, tomat, kol ungu, dengan mayones pedas. Gadis itu tersenyum senang.

"Kak Lily makasih yaaa!!!! " Teriaknya pada Lily yang sudah menghilang di balik tangga dan segera mendapat pelototan dari penghuni lain yang menjadi pengang gara-gara teriakan gadis itu dan di balasnya dengan cengiran.

---___---

Sudah jam dua siang saat Lily baru saja mematikan laptopnya. Dia membuang nafas dengan pipi mengembung. Lily baru saja selesai mengirim rancangan desain interior salah seorang client dan memaparkan mengenai gambar rancangannya tersebut.

Lily memejamkan matanya sesaat lalu mengerjab-ngerjab untuk melemaskan otot matanya.

Lily merasakan perutnya yang sedikit perih karena tidak menyentuh nasi dari pagi. Tadi pagi, ia hanya memakan 1 pergedel kentang, 2 potong sandwich, dan sekotak susu. Lily berjalan keluar kamar, membuka pintu utama lantai 3 yang terdiri dari kaca embos. Sengaja dibuat seperti itu, untuk membatasi pandangan ke ruangan pribadinya saat ada anak kost yang melintasi lantai 3 untuk menuju rooftop. Lily yang tengah malas, memilih menggunakan lift yang berada tak jauh dari tangga untuk mengantar nya turun ke bawah.

Di Living room, tampak Naura, mahasiswi semester 6 yang tengah mengerjakan tugas di laptop di temani oleh Arkana. Pria berusia 27 tahun yang merupakan salah seorang karyawan di sebuah perusahaan Smart phone yang merknya menguasai pasar Indonesia. Sementara tak jauh dari sana, tampak vani dan Richi yang tengah bersantai pada Bean bag dengan ponsel di tangan masing-masing sambil sesekali mereka berdiskusi dan menunjukkan layar ponsel masing-masing. Richi merupakan salah seorang manager pemasaran di suatu anak cabang produsen makanan yang terkenal sekali, yang iklannya selalu wara-wiri di TV. Sementara Vani adalah seorang gadis berusia 24 tahun dan pekerjaannya sebagai seorang Teller di sebuah bank swasta.

Lily terus memasuki ruang makan yang menyatu dengan dapur bersih. Ada Nathan di meja makan tengah menyantap makan siang. Lily mengambil piring dan mengisinya dengan nasi yang berada di rice cooker. Kemudian duduk di salah satu sisi meja yang berhadapan dengan Nathan.

"Baru makan juga, Ly? " Basa basi Nathan.

"Iya, keasyikan kerja jadi gak lihat jam lagi! " Jawab Lily.

"Kamu sering telat makan Ly? Hati-hati, kalau udah kena maag itu sama sekali gak enak! " Ucap Nathan.

"Siap, Dok!!Tapi obat nya ada kan dok?" Ucapan Lily, membuat Nathan menghentikan makannya, dan fokus menatap Lily.

"Walaupun ada obatnya, tapi namanya sakit itu tetap gak enak, karena itu penting menjaga kesehatan sebelum sakit! " Terang Nathan.

"Selagi ada obat, masih aman lah dok. Yang ribet itu, sakit yang bener-bener sakit banget sampai gak kerasa lagi rasa sakitnya tapi gak tau obatnya ada apa gak! " Jawab Lily sambil menyendokkan nasi ke mulutnya. Nathan hanya geleng-geleng mendengar perkataan Lily.

Nathan adalah seorang dokter yang bekerja di rumah sakit swasta yang terkenal. Dokter muda yang cerdas dan tampan itu baru saja berumur 27 tahun. Terkadang, saat libur pun dia harus segera ke rumah sakit jika ada kondisi darurat. Nathan ini mirip banget sih penampakannya mirip kaya ceo-ceo yang di drakor. Wajah imut, calm, tak banyak omong. Saat kerja, biasa dia selalu menggunakan kaca mata, yang menambah ke gantengannya. Itu kata Adita tentang dokter Nathan.

"Dokter juga tumben baru makan jam segini? " Tanya Lily. Nathan tak langsung menjawab. Dia fokus mengunyah makanannya. Setelah tertelan, baru beliau kembali berbicara.

"Saya ketiduran, tengah malam dapat panggilan darurat, saya baru pulang setelah subuh! " Terang Nathan. Lily hanya mengangguk - angguk. Lalu mereka kembali makan tanpa ada yang berbicara lagi sampai keduanya beranjak dari ruang makan.

---___---

"Kak Lily!! Ikut ke kebun belakang yuk, kita mau rujakan nihh! " Terdengar suara Adita dari doorbell yang di pasang Lily di pintu lantai 3 saat Lily tengah malas-malasan di room nya.

"Iya, Dit! Duluan aja, nanti aku nyusul! " Sahut Lily.

"Di tunggu ya kak!! " Teriak gadis itu lagi.

Tak lama, Lily pun beranjak dari ruangannya, tak lupa dengan membawa ponsel di tangan. Ia turun ke lantai bawah dan keluar dari pintu samping menuju gazebo yang ada di kebun belakang. Tampak anak-anak kos sudah pada berkumpul.

Tampak Rey dan Rino yang tengah memanjat pohon Mangga, sementara Adita bersorak - sorak di bawah menunjuk-nunjuk lalu memungut buah yang jatuh. Sementara yang lain berada di gazebo tengah memotong buah atau hanya sekedar menumpang makan tau beres. Rino adalah free lancer desain grafis. Kebanyakan waktunya hanya di habiskan di kamar ketika pekerjaannya menggunung. Tapi ia akan membuat riuh saat free dari pekerjaan.

Di sudut lain, ada pula adelia, gadis cantik berwajah blesteran Indonesia-jerman, wajah blesteran ia dapat dari ibunya yang merupakan wanita campuran Indonesia-jerman, karena neneknya adelia menikah dengan bule asal jerman, yang tengah berpose ria dengan Aric sebagai fotografer nya. Aric pria gondrong itu memang berprofesi sebagai fotografer.

Lily mengambil posisi di gazebo, duduk tak jauh dari Nathan dan Abi.

"Gak ke cafe, Bi? " Sapa Lily. Abi merupakan pemilik Coffe Caffe yang tengah viral. Cabang dari cafenya sudah ada beberapa titik di kota ini.

"Gak, nanti malam. Lagi pula disana udah ada yang urus. Aku tinggal cek dan control doang! "

Lily hanya mengangguk.

"Yee!! Kak Kiran datang!!! Kak Kirannnn!!!! " Teriak Adita yang selalu heboh. Dia segera mengejar Kiran yang tengah menenteng kantong-kantong makanan dan mengambil alih kantong-kantong tersebut.

"Baru pulang kerja, Ran?" Sapa Lily.

"Iya, Ly, dari pagi nungguin konferensi pers kasus viral itu, eh gak taunya abis tengah hari baru mulai!". Kirania berprofesi sebagai reporter televisi swasta. Gadis manis berambut pendek itu harus selalu siap kapan pun saat ada kejadian atau berita terkini untuk di liput bersama rekannya yang lain. Lily baru akan membuka mulutnya kembali saat ponselnya bergetar memberi tahu kan sebuah pesan masuk. Lily tertegun sesaat setelah membaca pesan tersebut.

"Kak Kiran, makasih ya banyak banget ini makanannya, kita pesta kebun nih!" Seru Adita yang tengah menyusun gorengan dan jajanan lain yang tadi di bawa Kiran. Namun belum selesai di tata gorengan itu sudah hilang di raih oleh masing-masing tangan, sehingga Adita ngambek dan membiarkan makanan tersebut tetap di dalam kantong-kantongnya dan Lily tak mau ketinggalan turut serta meramaikan kehebohan makan-makan tersebut.

---___---

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!