Guna-guna Sang Mantan

Guna-guna Sang Mantan

1. PERKENALAN DENGAN ISTRIKU

Namaku sebenarnya cukup panjang. Tetapi orang-orang biasa menyapaku dengan nama Imron. Imron adalah nama depanku. Nama panjangku Imron Rosadi Padande.

Aku dipercaya seorang bos untuk menjadi manager sebuah perusahaan. Lumayan cukup bonafide.

Karena itu aku pun berhak menentukan karyawan dan karyawati sesuai seleraku. Tentu saja aku pilih calon-calon karyawan yang ganteng dan cantik-cantik. Juga harus pinter dan harus sarjana. Sesuai dengan bidang kerja yang kita geluti.

Dari sekian banyak pelamar perempuan. Ada satu gadis cantik yang menurutku sangat menarik. Selain cerdas terlihat saat kuwawancara dengan sangat tegas menjawab semua pertanyaanku.

Dia juga tipikal perempuan kreatif dan sedikit tomboy. Eren namanya. Lengkapnya bernama Eren Vinya Radistya. Tetapi cukup kupanggil Eren.

Kebetulan aku juga manager muda yang selisih usianya tidak jauh dengan para karyawan karyawatiku.

Dari sejumlah karyawan yang ada. Eren memiliki point tertinggi dari test yang kuberikan. Karena itu aku angkat dia jadi sekretarisku. Ya sekretaris perusahaan.

Hubungan aku dan Eren jadi semakin dekat. Tetapi kedekatan masih dalam batas-batas kewajaran. Meskipun aku sudah tertarik kepada Eren.

Aku tidak berani sembrono. Eren nampaknya cukup idealis. Sehingga aku pun musti membatasi hubungannya dengan dia. Aku harus menunjukan marwah sebagai seorang pemimpin.

Kedudukanku sebagai seorang pemimpin tetap saya jaga. Eren pun sepertinya belum memberi tanda atau peluang kepadaku untuk masuk lebih jauh.

Mengapa? Ya pertanyaan ini yang terus menggelayut di otakku. Apakah aku gak menarik? Aku kurang cakep? Atau Eren sudah punya pacar. Padahal aku baru saja putus dengan pacarku.

Aku terus terang sedang mencari gantinya. Ya Eren ini cocok untukku. Tetapi aku tidak terlalu berani berharap banyak. Aku musti nunggu peluang tepat untuk masuk kepadanya.

Namun begitu aku musti tahu dahulu tentang Eren lebih banyak. Untuk itu aku musti awasi Eren. Dia paling dekat bergaul dengan siapa di kantor. Dari situ aku bisa mengorek keterangan tentang Eren lebih lengkap.

Penantianku dan pengamatanku tidak mengecewakan. Aku sekarang tahu Eren bersahabat dengan Vina. Vina gadis hitam manis dan supel. Sehingga sangat enak dijadikan teman ngobrol. Bahkan dijadikan sahabat. Sehingga tidak heran jika Eren memilih Vina jadi sahabat.

Untuk ini aku harus cari kesempatan ngobrol sama Vina. Untuk mengorek keterangan Eren punya pacar belum.

Kesempatan itu pun datang. Pas jam makan siang Eren pamit pulang mau makan di rumah. Ya rumah Eren kebetulan tidak terlalu jauh dari kantor.

Nah kesempatan ini kugunakan mengajak Vina dan Tato makan siang bersama.

" Ayo...Vin...dan kamu To makan siang bareng aku. Jangan kuatir kutraktir..!" Ajakku kepada Vina dan Tato.

Semula Vina menolak. Demikian juga Tato. Setelah kubujuk sedemikian rupa. Akhirnya mereka mau makan siang bareng.

Warung langgananku adalah ayam dan bebek goreng kalasan. Gorengannya empuk dan gurih. Ditambah sayur asem dan lalap petai china. Rasanya betul ciamik sekali.

"Vin..dan kamu To mau pesen minuman apa?" aku nawari Vina dan Tato. Mereka berdua minta es jeruk dan es teh.

"Kamu pake sayur asem ya Vin? Dan kamu To? " kataku lagi. Vina mengiakan tetapi Tato menggeleng kepala.

"Ayo silahkan makan Vin..!" Kataku lagi begitu nasi dan ayam goreng nyampe.

"Ah...Bapak dulu mana...kami nunggu Bapak..!" Ujar Vina malu-malu.

Begitu siap. Kami langsung makan. Disela-sela itulah dan kebetulan Tato duduk agak menjauh mulai kutanyai Vina soal Eren.

"Vin kamu dengan Eren kulihat akrab sekali. Emang sudah lama kalian?" Ujarku memancing reaksi Vina.

"Eren waktu SMP bareng satu sekolahan. Saat SMA kami pisah. Dia SMA Negeri satu saya SMA Negeri tiga..!" Jawab Vina.

"Oh jadi kenal lama ya Vin....kalau pribadinya bagaimana Vin?" Tanyaku.

"Cukup baik Pak...ada apa sih Pak!? Maaf...!" Ujar Vina balik nanya.

Terus terang pertanyaannya itu membuatku gelagapan. Grogi malu bercampur baur.

"Ohw...tidak hanya ingin tahu saja Vin...kan dia anak buahku. Jadi aku pengen lebih mengenal kepribadiannya dong..!" Jawabku untuk menutupi rasa grogiku.

Vina menimpali dengan "ehem !"

"Maksudmu apa Vin dengan ehem...!?" Tanyaku kepada Vina.

"Iya Pak...Eren cantik ya..!?" Tanya Vina memancing.

"Ya cewek pasti cantik. Kamu juga cantik kok Vin..!" Aku sengaja memuji Vina agar tidak kentara jika aku naksir Eren.

"Apa kamu sudah punya pacar Vin..? " tanyaku untuk mengalihkan perhatian.

"Saya sudah dilamar Pak. Sama saudara sendiri..!" Jawab Vina.

"Ohw...kalau Eren bagaimana Vin?" Tanyaku menyelidik.

"Eren kayaknya sudah punya pacar Pak...tetapi entah bagaimana hubungannya...!?" Jawab Vina yang membuat hatiku sedikit pedih. Ohw orang yang kutaksir kok ternyata sudah ada yang punya.

Tetapi tak apalah. Maju terus pantang mundur. Thoh baru pacaran, kataku menghibur diri. Namun begitu aku perlu crosscheck kepada Eren tentang kebenaran informasi tersebut. Ntar jika ada kesempatan kutanyakan langsung kepada Eren.

Jam makan usai. Kita harus segera kembali ke kantor. " Dah Bu..tolong diitung semua berapa!?" Kataku kepada penjual warung.

"Ayam dan bebek tiga potong. Sayur asem tiga. Nasi putih tiga. Petai satu. Minum jeruk panas es jeruk dan esteh..cuma Rp250 ribu Mas..!" Ujar penjual warung.

Kuambil lembar ratusan tiga. "kembaliannya ambil aja bu," kataku.

"Terima kasih ya Bu..!" Kataku.

"Sama-sama Mas!" Jawab penjual ayam goreng. Aku segera ambil mobil katanaku. Aku nyetir. Sebelahku Vina dan Tato duduk di belakang.

Sampe kantor Eren juga baru datang. Dia parkirkan motor NMaxnya. Lantas menyapa Vina.

"Darimana Vin...gak ngajak-ngajak ya..ha..ha...ha..!" Ujar Eren renyah. Vina tidak langsung menjawab. Dia melirikku dulu baru bicara.

"Abis ditraktir makan sama Bos..!" Ujar Vina sembari menunjukku lewat gerakan bahu.

"Wah asyiik ya....kok Pak Imron nggak ngajak aku sih..!?" Ujar Eren kepadaku. Mendengar ucapan Eren terus terang dadaku berdesir.

"Aku gak berani ngajak kamu Eren Pertama belum tentu kamu mau. Kedua aku kuatir yang punya bisa marah...kan aku jadi gak enak..!" Aku sengaja melontarkan pernyataan begitu. Untuk melihat bagaimana reaksi Eren.

Kuperhatikan ternyata mimik Eren biasa saja. Tidak menunjukan reaksi cukup berarti. Artinya aku jadi meragukan cerita Vina. Mungkin benar tetapi sekarang sudah putus.

"Apa maksud Pak Imron..!?" Tiba-tiba Eren bertanya dengan pertanyaan yang sangat mengagetkanku. Sehingga aku nyaris tidak bisa menjawab.

"Eng...eng anu..!" Kataku terbata. Eren tersenyum manis menggodaku.

"Ngomong yang jelas Pak..!" Tegas Eren.

Aku menenangkan diri sebentar. Baru setelah kukuasai keadaan aku berkata.

"Aku takut pacarmu marah...kalau kamu kutraktir makan Eren..!" Akhirnya ucapan yang memang ingin kusampaikan keluar juga.

"Pacar...." ujar Eren seperti berbicara kepada dirinya.

"Ohw...maksudnya Steven...dia memang teman dekatku. Tetapi kami sudah tidak punya hubungan lagi dengannya ..!" Ujar Eren.

Eren tidak tahu. Kalau aku sangat senang mendengarnya. Karena itu aku semakin pengin tahu bagaimana hubungan Eren dan Steven.

 *

*

*

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!