Sejak omonganku kepada Eren tiga hari telah berlalu. Dan pada hari ketiga Eren nelpon ke HP ku. Dia memberitahu jika Steven ke rumah.
"Seperti yang kukatakan kepadamu. Benarkan Steven datang ke rumahmu..!?" Eren diseberang telpon membenarkan omonganku. "Lantas aku harus bagaimana Pak..!?" Eren minta pendapatku*.
Aku katakan, agar ia..Eren jangan sampe melihat mukanya. Apalagi memandangnya.
"Juga jangan kamu terima pemberiannya. Dan tataplah jempol kakinya. Dia pasti akan gelisah. Dan kamu tinggal saja berangkat ke kantor..! " ujarku kepada Eren.
Dan Eren meninggalkan Steven di teras rumah. Dia langsung pergi ke Kantor.
Kepadaku Eren mengatakan heran. Steven rela balik dari Kalimantan hanya ingin menemui. Ini jelas diluar nalar. Berarti kata Pak Imron bahwa Steven bermaksud mau menyihir kembali dirinya. Begitu kata Eren dalam hati.
Semakin dipikir Eren semakin buru-buru ketemu aku. "Pak Imron gak keluar kan? Tolong Pak, jika Steven ke kantor usir saja..!" Pinta Eren dengan nada bergetar panik.
"Kebetulan aku gak keluar. Kamu tenang saja Eren. Biar nanti Steven aku hadapi..!" Ujarku memberi semangat Eren sekaligus menenangkannya.
"Terima kasih Pak..!" Ujar Eren senang.
Sejam kemudian sebuah kijang warna coklat tahun delapan puluhan berhenti depan kantor. Dari mobil itu keluar cowok tiga puluhtahunan. Ini mungkin yang namanya Steven, pikirku.
"Permisi Mas...mohon maaf apa benar Eren bekerja disini..!?" Tanya Steven kepadaku. Dan langsung kujawab.
"Eren siapa ya..!?" Jawabku dengan balik tanya kepada Steven.
"Ya Eren Zahra Widyastuti..!" Jelas Steven.
"Ohw..ya ada tetapi dia ada sedang mengerjakan tugas kantor..!" Kataku singkat.
"Bisakah saya ketemu sebentar. Saya ingin bicara penting..!" Ujar Steven setengah memaksa.
"Emang situ siapanya Eren sih? Eren tadi pesan tidak ingin diganggu. Dan lagi pula dia lagi ngerjain tugas yang tidak mungkin diganggu..!" Ujarku agak keras.
"Saya Steven..pacarnya Eren..!: ujar Steven penuh yakin.
"Pacar..? Steven..? Menurut Eren dulu emang pernah dekat dengan Anda. Tetapi karena beda keyakinan. Dia sudah ambil sikap. Dia putus sama Anda..!" Kataku.
Namun Steven tetap keukeuh. Dia ngomong perlu ketemu dan bicara dengan Eren.
"Untuk inilah saya perlu bicara dengan Eren..!" Ujar Steven agak marah kepadaku.
"Tidak bisa Mas. Eren sudah mewakilkan kepada saya..!" Aku juga marah.
"Emangnya Anda siapa..!?" Ujar Steven dengan nada membentak membuatku terpancing.
"Aku adalah pimpinan disini. Di kantor ini. Dan perlu Anda ketahui Eren adalah calon isteriku. Sudah kulamar. Tinggal ijabnya. Jadi saya peringatkan Anda mulai detik ini tidak usah berhubungan lagi dengan Eren. Atau terpaksa kuusir. Jika Anda tidak terima hadapi saya calon suami Eren..!" Kataku sekalian menantangnya.
"Saya ingatkan...Anda harus segera pergi dan jangan pernah kemari lagi. Bagiku mendapatkan Eren dan menghadapimu adalah jihad. Jadi kamu harus angkat kaki sekarang juga..!" Kataku sembari ngepalkan tangan.
Rupanya gertakanku manjur. Steven segera ngeloyor pergi.
"Awas kalau kemari lagi maka aku tidak sungkan-sungkan mempermakmu..!" Aku masih mengancam Steven dengan kepalan tangan.
Setelah Steven pergi. Barulah Eren keluar menemuiku.
"Tadi kamu apakan Steven? Ngomong apa Pak Imron kepadanya..!?" Eren tiba-tiba bertanya suatu pertanyaan yang aku takut mengatakannya.
"Kenapa Pak Imron ragu-ragu mengatakannya? Ada apa Pak sebenarnya..!?" Desak Eren.
"Tid..tidak...tetapi..!" Kataku terbata-bata.
"Kok grogi Pak..!?" Goda Eren. Aku semakin grogi. Tidak bisa menjawab.
"Katakan saja..ayoh dong jangan kayak cewek..!" Ujar Eren.
Mendengar kata terakhir Eren. Aku tergugah semangatku. Aku harus berani berkata apa adanya.
"Begini Eren...sebelumnya aku mohon maaf kepadamu. Bahwa aku terpaksa bohong tanpa minta ijin kepadamu terlebih dahulu..!" Ujarku sembari melihat muka Eren.
Kulihat wajah Eren sumringah. Dia terlihat gembira.
"Untuk mengusir Steven aku terpaksa berbohong..aku mengaku calon suamimu....maaf ya Eren barangkali kamu tersinggung..dan anggap aku lancang..!" Kataku sembari tertunduk.
Aku pikir Eren akan marah. Eh ternyata tidak marah. Malah dia tertawa senang.
"Kamu tidak marah kepadaku ya Eren..!?" Kataku meyakinkan.
"Kenapa harus marah..!? Pak Imron sudah berkata benar lugas dan berani..! Saya malah berterima kasih kepada Pak Imron kok..!?" Ujar Eren yang membuat hatiku berbunga-bunga.
Perubahan saya jadi aku dan membahasakan aku dengan kamu saja aku sudah cukup senang. Ini adalah sinyal bahwa diam-diam Eren menerimaku.
Sejak peristiwa pengusiran Steven, Eren mulai percaya kepada omonganku. Apalagi setelah Eren sering nonton Youtube terutama chanel-chanel dakwah baik harakah Islam. Maupun mualaf centre.
Eren semakin paham. Memang banyak cewek-cewek korban sihir jadi. Karena itu diam-diam Eren berterima kasih kepadaku. Dan juga hubungan kami semakin dekat.
"Pengalamanku bisa kuceriterakan kepada semua orang agar tidak ada korban lagi oleh manusia-manusia licik semacam Steven..!" Ujar Eren kepadaku. Aku mengiyakan sembari memberi suport kepada Eren.
"Ya itu bagus..apa yang kuajarkan kepadamu. Silahkan tularkan kepada orang lain..!" Kataku.
Ya amalan-amalan rukyah mandiri memang perlu dimiliki gadis-gadis muslimah. Agar mereka tidak menjadi korban pemurtadan.
Sementara hubunganku dengan Eren kian dekat. Sampai Eren ngomong kepadaku bahwa dia berniat menjadi TKI dan kerja keluar negeri. Aku nanya.
"Kenapa kamu pengin jadi TKI kenapa..!?" Tanyaku kepada Eren.
"Sekarang saya kan sudah gak ada pacar. Gak ada lagi yang peduli kepadaku. Sedang kamu pernah mengaku sebagai calon suamiku tetapi tidak ada tindak lanjutnya..!" Ujar Eren sembari matanya melirik ke arahku.
"Maksudmu...!?" Tanyaku mempertegas.
"Lha iya...bukankah kamu mengaku sebagai calon suamiku...terusnya bagaimana..!?" Ujar Eren.
"Jika kamu mau tentu aku tidak keberatan jadi suamimu. Aku hanya takut mengatakannya. Sebab kamu sangat cantik. Apakah mau sama aku...!?" Ujarku apa adanya.
"Sebagai cowok mustinya kamu berani mengatakan seperti itu. Jangan kayak banci..!" Kilah Eren.
"Yah aku sekarang berani dan jujur. Aku sangat mencintai sejak awal ketemu kamu. Bersediakah kamu menjadi isteriku..!?" Kataku tegas dan jelas.
Eren tersenyum manis sekali. Dia mengangguk setuju. Wah aku sangat senang sekali. Ini luar biasa. Ini rahmat Allah yang luar biasa.
Sementara Aku dan Eren tengah bahagia. Sebab ternyata aku tidak bertepuk sebelah. Eren menyambut kasihku dengan mesra.
Disisi lain Steven yang kuusir dengan tidak hormat di kantor, benar-benar jengkel. Dia dendam sama aku. Terlebih Eren. Dan hal itu memang sudah kuduga orang selicik Steven tak kan menyerah begitu saja.
Mungkin tarung secara fisik denganku tidak berani. Namun dia pasti menggunakan tarung cara lain.
Tarung cara yang kumaksud adalah perang ghaib. Dia pasti menggunakan jin-jin kafir untuk menakut-nakutiku. Juga menteror Eren.
"Eren ..meskipun Steven berhasil kuusir pergi dan tidak menghubungimu lagi. Tapi kamu jangan senang dahulu..!" Kataku kepada Eren.
Jumat pagi saat kuajak dia bareng sarapan nasi uduk di kantin sebelah kantor.
"Maksudmu...bagaimana? Aku masih kurang jelas..!?" Tanya Eren kepadaku.
*
*
*
Vote dan komentar ya guys..🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 21 Episodes
Comments