Namaku sebenarnya cukup panjang. Tetapi orang-orang biasa menyapaku dengan nama Imron. Imron adalah nama depanku. Nama panjangku Imron Rosadi Padande.
Aku dipercaya seorang bos untuk menjadi manager sebuah perusahaan. Lumayan cukup bonafide.
Karena itu aku pun berhak menentukan karyawan dan karyawati sesuai seleraku. Tentu saja aku pilih calon-calon karyawan yang ganteng dan cantik-cantik. Juga harus pinter dan harus sarjana. Sesuai dengan bidang kerja yang kita geluti.
Dari sekian banyak pelamar perempuan. Ada satu gadis cantik yang menurutku sangat menarik. Selain cerdas terlihat saat kuwawancara dengan sangat tegas menjawab semua pertanyaanku.
Dia juga tipikal perempuan kreatif dan sedikit tomboy. Eren namanya. Lengkapnya bernama Eren Vinya Radistya. Tetapi cukup kupanggil Eren.
Kebetulan aku juga manager muda yang selisih usianya tidak jauh dengan para karyawan karyawatiku.
Dari sejumlah karyawan yang ada. Eren memiliki point tertinggi dari test yang kuberikan. Karena itu aku angkat dia jadi sekretarisku. Ya sekretaris perusahaan.
Hubungan aku dan Eren jadi semakin dekat. Tetapi kedekatan masih dalam batas-batas kewajaran. Meskipun aku sudah tertarik kepada Eren.
Aku tidak berani sembrono. Eren nampaknya cukup idealis. Sehingga aku pun musti membatasi hubungannya dengan dia. Aku harus menunjukan marwah sebagai seorang pemimpin.
Kedudukanku sebagai seorang pemimpin tetap saya jaga. Eren pun sepertinya belum memberi tanda atau peluang kepadaku untuk masuk lebih jauh.
Mengapa? Ya pertanyaan ini yang terus menggelayut di otakku. Apakah aku gak menarik? Aku kurang cakep? Atau Eren sudah punya pacar. Padahal aku baru saja putus dengan pacarku.
Aku terus terang sedang mencari gantinya. Ya Eren ini cocok untukku. Tetapi aku tidak terlalu berani berharap banyak. Aku musti nunggu peluang tepat untuk masuk kepadanya.
Namun begitu aku musti tahu dahulu tentang Eren lebih banyak. Untuk itu aku musti awasi Eren. Dia paling dekat bergaul dengan siapa di kantor. Dari situ aku bisa mengorek keterangan tentang Eren lebih lengkap.
Penantianku dan pengamatanku tidak mengecewakan. Aku sekarang tahu Eren bersahabat dengan Vina. Vina gadis hitam manis dan supel. Sehingga sangat enak dijadikan teman ngobrol. Bahkan dijadikan sahabat. Sehingga tidak heran jika Eren memilih Vina jadi sahabat.
Untuk ini aku harus cari kesempatan ngobrol sama Vina. Untuk mengorek keterangan Eren punya pacar belum.
Kesempatan itu pun datang. Pas jam makan siang Eren pamit pulang mau makan di rumah. Ya rumah Eren kebetulan tidak terlalu jauh dari kantor.
Nah kesempatan ini kugunakan mengajak Vina dan Tato makan siang bersama.
" Ayo...Vin...dan kamu To makan siang bareng aku. Jangan kuatir kutraktir..!" Ajakku kepada Vina dan Tato.
Semula Vina menolak. Demikian juga Tato. Setelah kubujuk sedemikian rupa. Akhirnya mereka mau makan siang bareng.
Warung langgananku adalah ayam dan bebek goreng kalasan. Gorengannya empuk dan gurih. Ditambah sayur asem dan lalap petai china. Rasanya betul ciamik sekali.
"Vin..dan kamu To mau pesen minuman apa?" aku nawari Vina dan Tato. Mereka berdua minta es jeruk dan es teh.
"Kamu pake sayur asem ya Vin? Dan kamu To? " kataku lagi. Vina mengiakan tetapi Tato menggeleng kepala.
"Ayo silahkan makan Vin..!" Kataku lagi begitu nasi dan ayam goreng nyampe.
"Ah...Bapak dulu mana...kami nunggu Bapak..!" Ujar Vina malu-malu.
Begitu siap. Kami langsung makan. Disela-sela itulah dan kebetulan Tato duduk agak menjauh mulai kutanyai Vina soal Eren.
"Vin kamu dengan Eren kulihat akrab sekali. Emang sudah lama kalian?" Ujarku memancing reaksi Vina.
"Eren waktu SMP bareng satu sekolahan. Saat SMA kami pisah. Dia SMA Negeri satu saya SMA Negeri tiga..!" Jawab Vina.
"Oh jadi kenal lama ya Vin....kalau pribadinya bagaimana Vin?" Tanyaku.
"Cukup baik Pak...ada apa sih Pak!? Maaf...!" Ujar Vina balik nanya.
Terus terang pertanyaannya itu membuatku gelagapan. Grogi malu bercampur baur.
"Ohw...tidak hanya ingin tahu saja Vin...kan dia anak buahku. Jadi aku pengen lebih mengenal kepribadiannya dong..!" Jawabku untuk menutupi rasa grogiku.
Vina menimpali dengan "ehem !"
"Maksudmu apa Vin dengan ehem...!?" Tanyaku kepada Vina.
"Iya Pak...Eren cantik ya..!?" Tanya Vina memancing.
"Ya cewek pasti cantik. Kamu juga cantik kok Vin..!" Aku sengaja memuji Vina agar tidak kentara jika aku naksir Eren.
"Apa kamu sudah punya pacar Vin..? " tanyaku untuk mengalihkan perhatian.
"Saya sudah dilamar Pak. Sama saudara sendiri..!" Jawab Vina.
"Ohw...kalau Eren bagaimana Vin?" Tanyaku menyelidik.
"Eren kayaknya sudah punya pacar Pak...tetapi entah bagaimana hubungannya...!?" Jawab Vina yang membuat hatiku sedikit pedih. Ohw orang yang kutaksir kok ternyata sudah ada yang punya.
Tetapi tak apalah. Maju terus pantang mundur. Thoh baru pacaran, kataku menghibur diri. Namun begitu aku perlu crosscheck kepada Eren tentang kebenaran informasi tersebut. Ntar jika ada kesempatan kutanyakan langsung kepada Eren.
Jam makan usai. Kita harus segera kembali ke kantor. " Dah Bu..tolong diitung semua berapa!?" Kataku kepada penjual warung.
"Ayam dan bebek tiga potong. Sayur asem tiga. Nasi putih tiga. Petai satu. Minum jeruk panas es jeruk dan esteh..cuma Rp250 ribu Mas..!" Ujar penjual warung.
Kuambil lembar ratusan tiga. "kembaliannya ambil aja bu," kataku.
"Terima kasih ya Bu..!" Kataku.
"Sama-sama Mas!" Jawab penjual ayam goreng. Aku segera ambil mobil katanaku. Aku nyetir. Sebelahku Vina dan Tato duduk di belakang.
Sampe kantor Eren juga baru datang. Dia parkirkan motor NMaxnya. Lantas menyapa Vina.
"Darimana Vin...gak ngajak-ngajak ya..ha..ha...ha..!" Ujar Eren renyah. Vina tidak langsung menjawab. Dia melirikku dulu baru bicara.
"Abis ditraktir makan sama Bos..!" Ujar Vina sembari menunjukku lewat gerakan bahu.
"Wah asyiik ya....kok Pak Imron nggak ngajak aku sih..!?" Ujar Eren kepadaku. Mendengar ucapan Eren terus terang dadaku berdesir.
"Aku gak berani ngajak kamu Eren Pertama belum tentu kamu mau. Kedua aku kuatir yang punya bisa marah...kan aku jadi gak enak..!" Aku sengaja melontarkan pernyataan begitu. Untuk melihat bagaimana reaksi Eren.
Kuperhatikan ternyata mimik Eren biasa saja. Tidak menunjukan reaksi cukup berarti. Artinya aku jadi meragukan cerita Vina. Mungkin benar tetapi sekarang sudah putus.
"Apa maksud Pak Imron..!?" Tiba-tiba Eren bertanya dengan pertanyaan yang sangat mengagetkanku. Sehingga aku nyaris tidak bisa menjawab.
"Eng...eng anu..!" Kataku terbata. Eren tersenyum manis menggodaku.
"Ngomong yang jelas Pak..!" Tegas Eren.
Aku menenangkan diri sebentar. Baru setelah kukuasai keadaan aku berkata.
"Aku takut pacarmu marah...kalau kamu kutraktir makan Eren..!" Akhirnya ucapan yang memang ingin kusampaikan keluar juga.
"Pacar...." ujar Eren seperti berbicara kepada dirinya.
"Ohw...maksudnya Steven...dia memang teman dekatku. Tetapi kami sudah tidak punya hubungan lagi dengannya ..!" Ujar Eren.
Eren tidak tahu. Kalau aku sangat senang mendengarnya. Karena itu aku semakin pengin tahu bagaimana hubungan Eren dan Steven.
*
*
*
Sekarang aku bisa bernapas dengan lega dan tertawa puas. Eren sudah membuka peluang untuk aku masuk. Tetapi aku masih ragu. Apakah Eren mau menerimaku?
Aku kuatir dengan kebaikan dan keramahannya hanya sebatas aku bosnya dan dia karyawanku. Pikiran-pikiran semacam ini yang membuatku maju mundur.
Ya, pikiran jangan-jangan inilah yang benar-benar membelengguku. Membuat diriku seolah sulit bergerak. Bismillah. Akhirnya kuberanikan menanyakan lebih lanjut tentang love story Eren.
"Steven adalah teman kuliahku. Kami awalnya berhubungan sebagai teman biasa. Aku tak berani melangkah lebih jauh. Karena kami beda keyakinan..!" Tanpa kuminta Eren cerita tentang Steven.
Eren memang membatasi diri. Tetapi Steven menembaknya. Dengan menyatakan cinta kepada Eren.
"Tiga kali saya tolak. Tetapi dia nekad...dan sempat gak ketemu lama. Karena liburan semesteran. Dia mungkin pulang ke Kalasan. Dia orang sana memang." Ujar Eren.
"Entah mengapa ketemu lagi setelah liburan kok aku jadi simpati kepadanya. Aku terima cintanya. Dan kami pacaran. Tapi tetap aku menjaga diri. Karena tadi kita beda keyakinan..!" Papar Eren.
Aku tidak tahan untuk bertanya. Karena cerita Eren ada yang janggal.
"Maaf Eren aku motong ceritamu...sebab ada yang aneh...kok tiba-tiba kamu simpati kepada Steven ada apa.!?" Tanyaku.
Eren cuma angkat bahu. "Wah itu yang aku tidak tahu..!" Katanya.
Aku melanjutkan dugaanku. "Apakah kamu pernah konsultasi dengan orang pinter, ustadz atau Pak Kai tentang keanehan ini..!?" Tanyaku.
Eren menjawab dengan mengatakan tidak pernah menanyakan soal itu ke ahli supranatural.
"Maaf ya Eren...aku sedikit banyak pernah belajar ilmu terawangan di Banten. Menurut terawanganku kamu kena sihir Steven. Kamu diguna-guna Steven..!" Kataku meyakinkan.
Namun sungguh tidak kuduga Eren malah melotot kepadaku. Dia sepertinya marah. Dan mungkin tidak percaya kepadaku.
Mungkin pula sihir Steven terlalu kuat mencengkeram dan membelenggu Eren. Sehingga setiap diberitahu tentang kenyataan dia marah.
"Kamu naksir aku ya Pak Imron. Sehingga kamu tega mengarang cerita seperti itu..!" Ujar Eren ketus. Astaghfirullah. Ternyata Eren sudah begitu dalam kena sihir Steven. Sehingga dia tega menuduhku demikian.
"Demi Allah Eren aku tidak bakalan ngemis cinta kepadamu. Apalagi aku ngarang cerita hanya untuk berharap simpatimu. Tidak Eren. Aku masih waras, tetapi suatu saat akan kubuktikan omonganku..!" Kataku sewot.
Rasa lelaki terusik. Aku adalah laki-laki tulen. Aku sudah dididik berjiwa ksatria sejak kecil. Sehingga sangat tidak mungkin. Hanya gara-gara cewek. Aku bertindak pengecut.
Memang kuakui benih-benih cinta mulai tumbuh. Mulai mekar sejak pertama kali aku melihat Eren. Aku juga yakin jika Eren pun mulai menyukaiku.
Tetapi aku tahu di lubuk hatinya belum ada aku sepenuhnya. Karena itu aku bertekad mengorek siapa Steven. Jika perlu aku ke kalasan untuk melakukan investigasi terhadap Steven.
Sedikit banyak aku pernah belajar inteljen. Sehingga untuk mengungkap siapa Steven sebenarnya bukan hal yang sulit.
Setelah kudapatkan alamat kampung Steven di Kalasan itu. Aku ambil waktu malam Sabtu meluncur ke Jogya. Jadi Sabtu pagi dan hari Minggu aku bisa melakukan investigasi.
Aku tidak mau mengambil cuti. Cukup waktu liburan biasa untuk ke Jogya.
Jogya bagiku tidak asing karena saat mahasiswa dahulu. Aku kerap bolak-balik Jogya-Semarang.
Daerah Kalasan bagiku ya seperti kampung halaman. Sehingga untuk mencari tempat tinggal Steven pun tidak sulit.
Awal investigasi kudatangi warung tengkleng. Minta seporsi tengkleng dan nasi putih. Tengkleng sebenarnya masakan mirip gule. Kuwahnya kuning kunyit. Bedanya tengkleng tidak pake santan. Dan tengkleng umumnya bahannya tulang. Enak bagi yang suka.
Warung tengkleng Pak Sujito atau Kang Jito setiap hari selalu ramai. Secara iseng aku tanya Kang Jito.
"Kang...sampean kenal sama Steven..!?" Tanyaku.
"Tentu kenal. Itu kan anaknya Kopral Mulajin. Emang ada apa Mas..!?" Kang Jito balik tanya.
"Tidak apa-apa. Cuma lama aku gak ketenu Kang..!" Jawabku.
"Ohw begitu ya.. Tetapi sudah beberapa hari ini, saya tidak lihat Steven lagi, Mas.
Biasanya dia suka main catur atau kerambol di rumah depan gardu ronda itu lho..!" Ungkap Kang Jito sembari menunjuk rumah di seberang jalan agak ke Timur. Gardu ronda atau gardu pos milik salah satu partai politik.
"Kira-kira kemana ya Kang dia perginya. Mungkin nyari kerjaan. Apa ke Kalimantan ya...!? Ya ntar kutanyakan kepada temannya anak Mas. Apa perlu sekali ya sama dia..!?" Tanya Kang Jito lagi.
"Tidak usah lah Kang. Nggak perlu banget. Cuma aku pengin tahu saja aktivitasnya selama ini..!" Ujarku.
"Steven itu orang yang taat beragama ... tetapi agamanya lain dengan kebanyakan penduduk sini..!" Ujar Kang Jito. Inilah informasi yang kutunggu.
"Maksudnya Kang!?" Telisikku.
"Dia itu amat fanatik dengan agamanya. Dia mendalami agama tersebut lewat Pak Frans pendeta yang kerap ngobati orang-orang sakit disini...!" Papar Kang Jito.
"Tetapi pengobatan itu akhirnya ditentang Mas Ustadz Faiz. Karenà dianggap melanggar aturan kebebasan beragama..!" Jelas Kang Jito.
Dari sini aku lantas bisa merangkai kemungkinan. "Jadi bukan mustahil Eren disihir Steven berkat bantuan Frans itu..!" Kataku dalam hati.
"Apakah juga mereka bisa melet atau guna-guna cewek Kang !?" Tanyaku iseng.
Kang Jito kontan menjawab, "sangat bisa. Banyak para pemuda yang ikut belajar kepada Frans berhasil memikat gadis-gadis sini. Terutama mereka yang imannya rendah..!" Tegas Kang Jito.
Terus terang aku senang sekali. Tidak sia-sia aku lakukan investigasi ini. Tinggal ntar kucari sumber lain agar lebih meyakinkan.
Setelah mendapat keterangan Kang Jito cukup banyak aku makin bersemangat melakukan investigasi terhadap Steven. Sebab benang merahnya mulai terkuak.
Tinggal kita cari Rudi. Menurut Kang Jito Rudi adalah sahabat Steven yang paling dekat.
Untuk mendekati Rudi kita harus tahu kebiasaannya dia. Hobinya. Dengan cara itu pasti dia mau bicara.
Menurut orang-orang Rudi suka main karambol. Juga billiar. Ya billiar kebetulan aku bisa. Tinggal nyari tempat billiar biasa Rudi main. Tidak sulit karena di daerah Kalasan tidak banyak tempat billiar.
Sehingga aku mudah menemukannya Ya di billiar Janoko inilah Rudi biasa main billiar.
Setelah kutanya waitress atau mbak-mbak yang biasa menuliskan point saat kita main. Aku tahu kapan Rudi biasa main billiar.
"Mas Rudi biasa main di sini sekitar jam lima sore. Biasanya sampe malam paling cepat jam sepuluh baru usai..!" Ujar Noni salah satu waitress yang biasa menemani Rudi main.
Setelah kutahu dimana Rudi main. Jam berapa saja. Teman-temannya siapa. Segera kususun rencana. Nampaknya investigasi ini perlu kulanjutkan minggu depan. Tidak mengapa. Asal diniatkan karena Allah. Bukan sekedar cinta.
*
*
*
Pekan kedua aku melakukan investigasi ke Kalasan. Sasaranku adalah Rudi sahabat baik Steven. Tujuan utamaku menuju ke billyard Janoko. Disini Rudi biasa main billyard.
Tepat pukul 17.00 aku sudah tiba di billyard Janoko. Aku mencari waitress yang bernama Noni. Oh, dia kebetulan sedang duduk makan bakso.
"Hallo...!" Sapaku kepada Noni. Dia menjawab dengan mengangguk.
"Maaf apa Rudi sudah datang Mbak..!?" Tanyaku kepada Noni. Noni melihat sebentar ke dalam arena billiar. Dan dia mengangguk.
"Sudah ada Mas....itu yang pakai kaos hitam bertuliskan Nevada dan celana jeans sepatu kets putih..!" Jelas Noni.
Kulihat ke dalam ke arena billiard. Ya benar ada pemuda berkaos hitam berperawakan sedang rambut keriting.
"Itu yang rambut keriting ya Mbak..!?" Tanyaku kepada Noni untuk lebih meyakinkanku. Kembali Noni mengangguk.
Setelah yakin tentang Rudi aku pamit kepada Noni untuk masuk ke dalam.
Kebetulan Rudi sedang menikmati greensand di cafe billiar. Jadi aku ada kesempatan mendekatinya.
"Permisi Mas...boleh saya numpang duduk !?" Sapaku basa-basi. Dan Rudi mempersilahkanku duduk di sebelahnya.
"Mbak tolong minta Coca Cola ya...yang nggak dingin ya..!?" Kataku kepada waitress cafe. Tak lama kemudian waitress itu menyodorkanku Coca Cola. Aku segera meminumnya.
Begitu duduk agak enak. Aku langsung menyalami Rudi sembari memperkenalkan nama.
"Mas, Mas nama saya Imron...boleh tahu nama Mas siapa..!?" sapaku. Rudi memandangku sejenak. Pandangannya menyelidik. Baru dia menjawab.
"Saya Rudi..sepertinya Mas bukan orang sini ya..!?" Tanya Rudi.
"Ya saya dari Semarang. Saya punya teman disini. Namanya Steven...saya mampir ke rumahnya sepi. Jadi kesini kebetulan saya suka billyard..!" Kataku sengaja berbohong kepada Rudi.
Dan aku sedapat mungkin bisa tenang. Agar kebohonganku tidak nampak. "Maksud Mas Steven yang rumahnya dekat warung tengkleng Kang Jito ya..!?" Tanya Rudi sembari matanya mengawasi mimikku.
Dan aku mengangguk. "Teman kuliah sekolah atau teman kerja..!?" Tanya Rudi menyelidik.
"Teman kuliah. Saya mustinya kakak angkatan. Tetapi kami sering bareng. Karena saya memang agak telat..ha..ha...ha..!" Kataku.
"Tidak ada kata telat sama saja Mas...!" Jawab Rudi dan dia melanjutkan.
"Tetapi namanya kuliah ya sudah biasa kayak gitu...namun nampaknya Steven memang tidak ada di Kalasan. Dia saya dengar kerja di Kalimantan..!" Terang Rudi.
Aku pura-pura kecewa. Padahal hal ini sudah kudengar dari Kang Jito.
"Terus pulangnya ke Kalasan kapan ya..!?" Tanyaku.
"Belum tahu Mas...mungkin nunggu dua tahun. Soalnya kerja di Kalimantan kan sistemnya kontrak dua tahun. Jadi setelah dua tahun dia boleh memperpanjang kontrak atau pulang kampung!" Jelas Rudi.
Menurut Rudi, Steven sudah enam bulan di Kalimantan. "Kalau dia di rumah pasti main billiard sama saya disini..!" Ujar Rudi.
Rudi juga bercerita bahwa Steven sudah punya pacar di Semarang. Tetapi karena berbeda keyakinan jadi dia mau nikah di Singapura yang memperbolehkan orang nikah beda keyakinan.
Karena itu Steven kerja di Kalimantan untuk mengumpulkan uang guna nikah di Singapura.
"Jalan ceritanya bagaimana sih Mas Rudi sehingga Steven dapat cewek beda keyakinan..!?" Tanyaku menyelidik.
Rudi diam sebentar, kemudian dia melanjutkan ceritanya. Ceweknya Steven semula menolak menjadi teman dekat apalagi pacarnya. Tiga kali Steven nembak, tetapi selalu ditolak.
"Namun berkat doa-doa yang diajarkan guru spiritualnya Pak Fransiscus atau biasa disebut Pak Frans. Akhirnya Steven berhasil memacarinya. Namun untuk meningkat ke jenjang yang lebih tinggi sulit akibat berbeda keyakinan.
Sampean musti paham kan pernikahan beda keyakinan tidak diperkenankan. Karena Steven ke Kalimantan. Ngumpulin duit buat nikah di Singapura. Di negara tersebut nikah beda keyakinan diperbolehkan..!" Jelas panjang lebar Rudi.
Aku manggut-manggut bukan karena setuju nikah beda keyakinan. Aku senang karena benang merah yang kuuber sudah makin terang benderang.
Temuan ini bisa untuk memperjelas alasanku kepada Eren tentang Steven yang menyihir dirinya.
"Entar kalau ketemu Eren kutawari dia agar mau di rukyah..!" Ujarku dalam hati. Alhamdulillah. Segala puji untuk Allah. Tidak sia-sia aku melakukan investigasi ini.
Semua temuan ini sungguh sangat berharga. Paling tidak untuk melindungi Eren dari niat jahat terselubung Steven.
Jadi aku semakin yakin dengan apa yang disampaikan Ustadz ismail Hadid juga Ustadzah Hajah Dewi Purnamawati di acara Harokah Islam di You tube.
Seperti dikatakan Ustadz Ismail Hadid. Bahwa musuh-musuh Islam tidak segan-segan menggunakan akal licik. Termasuk sihir guna menjadikan seorang murtad.
Semula aku anggap tidak mungkin, sebab setahuķu hanya di Islam saja ada doa-doa untuk memikat lawan jenis. Ternyata setelah aku mengalami sendiri dalam kasus Eren aku jadi yakin.
Guna-guna atau sihir memang itu ada dan dimiliki oleh berbagai keyakinan. Temasuk seperti apa yang dilakukan Steven terhadap Eren.
Setelah cukup informasi yang kudapat. Kuajak Rudi main billiard enam set. Tidak terasa sudah Maghrib.
Aku pamit kepada Rudi setelah sebelumnya kubayar semua minuman yang kita minum berikut bayar coint billiard.
"Okey Mas Rudi saya mohon pamit sampe jumpa lagi..!" Kataku. Rudì menyambutnya dengan ucapan yang sama.
"Terima kàsih Mas. Sampe jumpa..!" Sambut Rudi.
Dua minggu waktu yang kulewati benar-benar bermanfaat. Tidak sia-sia. Karena telah berhasil dengan gemilang. Dari semula saya anggap mustahil faktanya Allah menolong sehingga semua lancar.
Tinggal aku harus meyakinkan Eren bahwa niat Steven itu busuk. Dan harus dicegah dengan cara apapun. Harus dipisahkan Steven dengan Eren.
Keberhasilanku melakukan investigasi terhadap Steven. Belum tentu bisa meyakinan Eren.
Eren adalah orang modern. Eren seorang sarjana yang selalu berpikir dan bertindak dengan logika. Jadi untuk meyakinkan Eren juga harus dengan permainan.
Artinya, meskipun menurutku investigasi ke Kalasan berhasil dengan sempurna. Tetapi itu semua belum tentu meyakinkan Eren. Bahkan bukan mustahil Eren akan menuduhku melakukan rekayasa. Caranya ya aku harus mampu merukyah Eren.
Merukyah Eren tidak mudah. Dia sudah terlalu lama meninggalkan ritual-ritual. Pergaulannya dengan anak-anak milineal. Menyebabkan dia kurang percaya kepada hal-hal yang ghoib.
Meskipun begitu aku perlu ngomong.
Aku masuk kantor agak pagi. Aku chat Eren agar masuk pagi. Maksudku agar aku punya kesempatan ngobrol sama Eren.
Pukul 07.00 aku masuk kantor. Eren baru datang pukul 07.15. Tak apa cukup waktu.
"Saya dengar Bapak baru keluar Kota ya..!?" Tanya Eren begitu ketemu aku. Aku mengangguk.
"Iya Eren aku pengin ngomong banyak sebelum yang lain datang..!" Kataku singkat.
"Silahkan ngomong Pak...masalah apa ya..!?" Ujar Eren ingin tahu.
"Aku dua minggu kemarin berturut-turut ke Kalasan. Ke rumah Steven..!" Aku sengaja berhenti sejenak untuk melihat reaksi Eren. Setelah kulihat tidak ada perubahan yang cukup berarti. Aku lanjutkan.
"Kebetulan saat aku ke rumahnya dia tidak ada. Katanya kerja di Kalimantan. Steven mencari uang yang banyak untuk mengajakmu nikah di Singapura.
Benarkah!?" Kembali aku berhenti untuk melihat reaksi Eren.
*
*
*
Thx ya udah mau mampir di ceritaku ini..
Jangan lupa vote, like dan komentar ya..🙏🙏🙏
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!