Sekarang aku bisa bernapas dengan lega dan tertawa puas. Eren sudah membuka peluang untuk aku masuk. Tetapi aku masih ragu. Apakah Eren mau menerimaku?
Aku kuatir dengan kebaikan dan keramahannya hanya sebatas aku bosnya dan dia karyawanku. Pikiran-pikiran semacam ini yang membuatku maju mundur.
Ya, pikiran jangan-jangan inilah yang benar-benar membelengguku. Membuat diriku seolah sulit bergerak. Bismillah. Akhirnya kuberanikan menanyakan lebih lanjut tentang love story Eren.
"Steven adalah teman kuliahku. Kami awalnya berhubungan sebagai teman biasa. Aku tak berani melangkah lebih jauh. Karena kami beda keyakinan..!" Tanpa kuminta Eren cerita tentang Steven.
Eren memang membatasi diri. Tetapi Steven menembaknya. Dengan menyatakan cinta kepada Eren.
"Tiga kali saya tolak. Tetapi dia nekad...dan sempat gak ketemu lama. Karena liburan semesteran. Dia mungkin pulang ke Kalasan. Dia orang sana memang." Ujar Eren.
"Entah mengapa ketemu lagi setelah liburan kok aku jadi simpati kepadanya. Aku terima cintanya. Dan kami pacaran. Tapi tetap aku menjaga diri. Karena tadi kita beda keyakinan..!" Papar Eren.
Aku tidak tahan untuk bertanya. Karena cerita Eren ada yang janggal.
"Maaf Eren aku motong ceritamu...sebab ada yang aneh...kok tiba-tiba kamu simpati kepada Steven ada apa.!?" Tanyaku.
Eren cuma angkat bahu. "Wah itu yang aku tidak tahu..!" Katanya.
Aku melanjutkan dugaanku. "Apakah kamu pernah konsultasi dengan orang pinter, ustadz atau Pak Kai tentang keanehan ini..!?" Tanyaku.
Eren menjawab dengan mengatakan tidak pernah menanyakan soal itu ke ahli supranatural.
"Maaf ya Eren...aku sedikit banyak pernah belajar ilmu terawangan di Banten. Menurut terawanganku kamu kena sihir Steven. Kamu diguna-guna Steven..!" Kataku meyakinkan.
Namun sungguh tidak kuduga Eren malah melotot kepadaku. Dia sepertinya marah. Dan mungkin tidak percaya kepadaku.
Mungkin pula sihir Steven terlalu kuat mencengkeram dan membelenggu Eren. Sehingga setiap diberitahu tentang kenyataan dia marah.
"Kamu naksir aku ya Pak Imron. Sehingga kamu tega mengarang cerita seperti itu..!" Ujar Eren ketus. Astaghfirullah. Ternyata Eren sudah begitu dalam kena sihir Steven. Sehingga dia tega menuduhku demikian.
"Demi Allah Eren aku tidak bakalan ngemis cinta kepadamu. Apalagi aku ngarang cerita hanya untuk berharap simpatimu. Tidak Eren. Aku masih waras, tetapi suatu saat akan kubuktikan omonganku..!" Kataku sewot.
Rasa lelaki terusik. Aku adalah laki-laki tulen. Aku sudah dididik berjiwa ksatria sejak kecil. Sehingga sangat tidak mungkin. Hanya gara-gara cewek. Aku bertindak pengecut.
Memang kuakui benih-benih cinta mulai tumbuh. Mulai mekar sejak pertama kali aku melihat Eren. Aku juga yakin jika Eren pun mulai menyukaiku.
Tetapi aku tahu di lubuk hatinya belum ada aku sepenuhnya. Karena itu aku bertekad mengorek siapa Steven. Jika perlu aku ke kalasan untuk melakukan investigasi terhadap Steven.
Sedikit banyak aku pernah belajar inteljen. Sehingga untuk mengungkap siapa Steven sebenarnya bukan hal yang sulit.
Setelah kudapatkan alamat kampung Steven di Kalasan itu. Aku ambil waktu malam Sabtu meluncur ke Jogya. Jadi Sabtu pagi dan hari Minggu aku bisa melakukan investigasi.
Aku tidak mau mengambil cuti. Cukup waktu liburan biasa untuk ke Jogya.
Jogya bagiku tidak asing karena saat mahasiswa dahulu. Aku kerap bolak-balik Jogya-Semarang.
Daerah Kalasan bagiku ya seperti kampung halaman. Sehingga untuk mencari tempat tinggal Steven pun tidak sulit.
Awal investigasi kudatangi warung tengkleng. Minta seporsi tengkleng dan nasi putih. Tengkleng sebenarnya masakan mirip gule. Kuwahnya kuning kunyit. Bedanya tengkleng tidak pake santan. Dan tengkleng umumnya bahannya tulang. Enak bagi yang suka.
Warung tengkleng Pak Sujito atau Kang Jito setiap hari selalu ramai. Secara iseng aku tanya Kang Jito.
"Kang...sampean kenal sama Steven..!?" Tanyaku.
"Tentu kenal. Itu kan anaknya Kopral Mulajin. Emang ada apa Mas..!?" Kang Jito balik tanya.
"Tidak apa-apa. Cuma lama aku gak ketenu Kang..!" Jawabku.
"Ohw begitu ya.. Tetapi sudah beberapa hari ini, saya tidak lihat Steven lagi, Mas.
Biasanya dia suka main catur atau kerambol di rumah depan gardu ronda itu lho..!" Ungkap Kang Jito sembari menunjuk rumah di seberang jalan agak ke Timur. Gardu ronda atau gardu pos milik salah satu partai politik.
"Kira-kira kemana ya Kang dia perginya. Mungkin nyari kerjaan. Apa ke Kalimantan ya...!? Ya ntar kutanyakan kepada temannya anak Mas. Apa perlu sekali ya sama dia..!?" Tanya Kang Jito lagi.
"Tidak usah lah Kang. Nggak perlu banget. Cuma aku pengin tahu saja aktivitasnya selama ini..!" Ujarku.
"Steven itu orang yang taat beragama ... tetapi agamanya lain dengan kebanyakan penduduk sini..!" Ujar Kang Jito. Inilah informasi yang kutunggu.
"Maksudnya Kang!?" Telisikku.
"Dia itu amat fanatik dengan agamanya. Dia mendalami agama tersebut lewat Pak Frans pendeta yang kerap ngobati orang-orang sakit disini...!" Papar Kang Jito.
"Tetapi pengobatan itu akhirnya ditentang Mas Ustadz Faiz. Karenà dianggap melanggar aturan kebebasan beragama..!" Jelas Kang Jito.
Dari sini aku lantas bisa merangkai kemungkinan. "Jadi bukan mustahil Eren disihir Steven berkat bantuan Frans itu..!" Kataku dalam hati.
"Apakah juga mereka bisa melet atau guna-guna cewek Kang !?" Tanyaku iseng.
Kang Jito kontan menjawab, "sangat bisa. Banyak para pemuda yang ikut belajar kepada Frans berhasil memikat gadis-gadis sini. Terutama mereka yang imannya rendah..!" Tegas Kang Jito.
Terus terang aku senang sekali. Tidak sia-sia aku lakukan investigasi ini. Tinggal ntar kucari sumber lain agar lebih meyakinkan.
Setelah mendapat keterangan Kang Jito cukup banyak aku makin bersemangat melakukan investigasi terhadap Steven. Sebab benang merahnya mulai terkuak.
Tinggal kita cari Rudi. Menurut Kang Jito Rudi adalah sahabat Steven yang paling dekat.
Untuk mendekati Rudi kita harus tahu kebiasaannya dia. Hobinya. Dengan cara itu pasti dia mau bicara.
Menurut orang-orang Rudi suka main karambol. Juga billiar. Ya billiar kebetulan aku bisa. Tinggal nyari tempat billiar biasa Rudi main. Tidak sulit karena di daerah Kalasan tidak banyak tempat billiar.
Sehingga aku mudah menemukannya Ya di billiar Janoko inilah Rudi biasa main billiar.
Setelah kutanya waitress atau mbak-mbak yang biasa menuliskan point saat kita main. Aku tahu kapan Rudi biasa main billiar.
"Mas Rudi biasa main di sini sekitar jam lima sore. Biasanya sampe malam paling cepat jam sepuluh baru usai..!" Ujar Noni salah satu waitress yang biasa menemani Rudi main.
Setelah kutahu dimana Rudi main. Jam berapa saja. Teman-temannya siapa. Segera kususun rencana. Nampaknya investigasi ini perlu kulanjutkan minggu depan. Tidak mengapa. Asal diniatkan karena Allah. Bukan sekedar cinta.
*
*
*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 21 Episodes
Comments