3. BENANG MERAH MAKIN NYATA

Pekan kedua aku melakukan investigasi ke Kalasan. Sasaranku adalah Rudi sahabat baik Steven. Tujuan utamaku menuju ke billyard Janoko. Disini Rudi biasa main billyard.

Tepat pukul 17.00 aku sudah tiba di billyard Janoko. Aku mencari waitress yang bernama Noni. Oh, dia kebetulan sedang duduk makan bakso.

"Hallo...!" Sapaku kepada Noni. Dia menjawab dengan mengangguk.

"Maaf apa Rudi sudah datang Mbak..!?" Tanyaku kepada Noni. Noni melihat sebentar ke dalam arena billiar. Dan dia mengangguk.

"Sudah ada Mas....itu yang pakai kaos hitam bertuliskan Nevada dan celana jeans sepatu kets putih..!" Jelas Noni.

Kulihat ke dalam ke arena billiard. Ya benar ada pemuda berkaos hitam berperawakan sedang rambut keriting.

"Itu yang rambut keriting ya Mbak..!?" Tanyaku kepada Noni untuk lebih meyakinkanku. Kembali Noni mengangguk.

Setelah yakin tentang Rudi aku pamit kepada Noni untuk masuk ke dalam.

Kebetulan Rudi sedang menikmati greensand di cafe billiar. Jadi aku ada kesempatan mendekatinya.

"Permisi Mas...boleh saya numpang duduk !?" Sapaku basa-basi. Dan Rudi mempersilahkanku duduk di sebelahnya.

"Mbak tolong minta Coca Cola ya...yang nggak dingin ya..!?" Kataku kepada waitress cafe. Tak lama kemudian waitress itu menyodorkanku Coca Cola. Aku segera meminumnya.

Begitu duduk agak enak. Aku langsung menyalami Rudi sembari memperkenalkan nama.

"Mas, Mas nama saya Imron...boleh tahu nama Mas siapa..!?" sapaku. Rudi memandangku sejenak. Pandangannya menyelidik. Baru dia menjawab.

"Saya Rudi..sepertinya Mas bukan orang sini ya..!?" Tanya Rudi.

"Ya saya dari Semarang. Saya punya teman disini. Namanya Steven...saya mampir ke rumahnya sepi. Jadi kesini kebetulan saya suka billyard..!" Kataku sengaja berbohong kepada Rudi.

Dan aku sedapat mungkin bisa tenang. Agar kebohonganku tidak nampak. "Maksud Mas Steven yang rumahnya dekat warung tengkleng Kang Jito ya..!?" Tanya Rudi sembari matanya mengawasi mimikku.

Dan aku mengangguk. "Teman kuliah sekolah atau teman kerja..!?" Tanya Rudi menyelidik.

"Teman kuliah. Saya mustinya kakak angkatan. Tetapi kami sering bareng. Karena saya memang agak telat..ha..ha...ha..!" Kataku.

"Tidak ada kata telat sama saja Mas...!" Jawab Rudi dan dia melanjutkan.

"Tetapi namanya kuliah ya sudah biasa kayak gitu...namun nampaknya Steven memang tidak ada di Kalasan. Dia saya dengar kerja di Kalimantan..!" Terang Rudi.

Aku pura-pura kecewa. Padahal hal ini sudah kudengar dari Kang Jito.

"Terus pulangnya ke Kalasan kapan ya..!?" Tanyaku.

"Belum tahu Mas...mungkin nunggu dua tahun. Soalnya kerja di Kalimantan kan sistemnya kontrak dua tahun. Jadi setelah dua tahun dia boleh memperpanjang kontrak atau pulang kampung!" Jelas Rudi.

Menurut Rudi, Steven sudah enam bulan di Kalimantan. "Kalau dia di rumah pasti main billiard sama saya disini..!" Ujar Rudi.

Rudi juga bercerita bahwa Steven sudah punya pacar di Semarang. Tetapi karena berbeda keyakinan jadi dia mau nikah di Singapura yang memperbolehkan orang nikah beda keyakinan.

Karena itu Steven kerja di Kalimantan untuk mengumpulkan uang guna nikah di Singapura.

"Jalan ceritanya bagaimana sih Mas Rudi sehingga Steven dapat cewek beda keyakinan..!?" Tanyaku menyelidik.

Rudi diam sebentar, kemudian dia melanjutkan ceritanya. Ceweknya Steven semula menolak menjadi teman dekat apalagi pacarnya. Tiga kali Steven nembak, tetapi selalu ditolak.

"Namun berkat doa-doa yang diajarkan guru spiritualnya Pak Fransiscus atau biasa disebut Pak Frans. Akhirnya Steven berhasil memacarinya. Namun untuk meningkat ke jenjang yang lebih tinggi sulit akibat berbeda keyakinan.

Sampean musti paham kan pernikahan beda keyakinan tidak diperkenankan. Karena Steven ke Kalimantan. Ngumpulin duit buat nikah di Singapura. Di negara tersebut nikah beda keyakinan diperbolehkan..!" Jelas panjang lebar Rudi.

Aku manggut-manggut bukan karena setuju nikah beda keyakinan. Aku senang karena benang merah yang kuuber sudah makin terang benderang.

Temuan ini bisa untuk memperjelas alasanku kepada Eren tentang Steven yang menyihir dirinya.

"Entar kalau ketemu Eren kutawari dia agar mau di rukyah..!" Ujarku dalam hati. Alhamdulillah. Segala puji untuk Allah. Tidak sia-sia aku melakukan investigasi ini.

Semua temuan ini sungguh sangat berharga. Paling tidak untuk melindungi Eren dari niat jahat terselubung Steven.

Jadi aku semakin yakin dengan apa yang disampaikan Ustadz ismail Hadid juga Ustadzah Hajah Dewi Purnamawati di acara Harokah Islam di You tube.

Seperti dikatakan Ustadz Ismail Hadid. Bahwa musuh-musuh Islam tidak segan-segan menggunakan akal licik. Termasuk sihir guna menjadikan seorang murtad.

Semula aku anggap tidak mungkin, sebab setahuķu hanya di Islam saja ada doa-doa untuk memikat lawan jenis. Ternyata setelah aku mengalami sendiri dalam kasus Eren aku jadi yakin.

Guna-guna atau sihir memang itu ada dan dimiliki oleh berbagai keyakinan. Temasuk seperti apa yang dilakukan Steven terhadap Eren.

Setelah cukup informasi yang kudapat. Kuajak Rudi main billiard enam set. Tidak terasa sudah Maghrib.

Aku pamit kepada Rudi setelah sebelumnya kubayar semua minuman yang kita minum berikut bayar coint billiard.

"Okey Mas Rudi saya mohon pamit sampe jumpa lagi..!" Kataku. Rudì menyambutnya dengan ucapan yang sama.

"Terima kàsih Mas. Sampe jumpa..!" Sambut Rudi.

Dua minggu waktu yang kulewati benar-benar bermanfaat. Tidak sia-sia. Karena telah berhasil dengan gemilang. Dari semula saya anggap mustahil faktanya Allah menolong sehingga semua lancar.

Tinggal aku harus meyakinkan Eren bahwa niat Steven itu busuk. Dan harus dicegah dengan cara apapun. Harus dipisahkan Steven dengan Eren.

Keberhasilanku melakukan investigasi terhadap Steven. Belum tentu bisa meyakinan Eren.

Eren adalah orang modern. Eren seorang sarjana yang selalu berpikir dan bertindak dengan logika. Jadi untuk meyakinkan Eren juga harus dengan permainan.

Artinya, meskipun menurutku investigasi ke Kalasan berhasil dengan sempurna. Tetapi itu semua belum tentu meyakinkan Eren. Bahkan bukan mustahil Eren akan menuduhku melakukan rekayasa. Caranya ya aku harus mampu merukyah Eren.

Merukyah Eren tidak mudah. Dia sudah terlalu lama meninggalkan ritual-ritual. Pergaulannya dengan anak-anak milineal. Menyebabkan dia kurang percaya kepada hal-hal yang ghoib.

Meskipun begitu aku perlu ngomong.

Aku masuk kantor agak pagi. Aku chat Eren agar masuk pagi. Maksudku agar aku punya kesempatan ngobrol sama Eren.

Pukul 07.00 aku masuk kantor. Eren baru datang pukul 07.15. Tak apa cukup waktu.

"Saya dengar Bapak baru keluar Kota ya..!?" Tanya Eren begitu ketemu aku. Aku mengangguk.

"Iya Eren aku pengin ngomong banyak sebelum yang lain datang..!" Kataku singkat.

"Silahkan ngomong Pak...masalah apa ya..!?" Ujar Eren ingin tahu.

"Aku dua minggu kemarin berturut-turut ke Kalasan. Ke rumah Steven..!" Aku sengaja berhenti sejenak untuk melihat reaksi Eren. Setelah kulihat tidak ada perubahan yang cukup berarti. Aku lanjutkan.

"Kebetulan saat aku ke rumahnya dia tidak ada. Katanya kerja di Kalimantan. Steven mencari uang yang banyak untuk mengajakmu nikah di Singapura.

Benarkah!?" Kembali aku berhenti untuk melihat reaksi Eren.

*

*

*

Thx ya udah mau mampir di ceritaku ini..

Jangan lupa vote, like dan komentar ya..🙏🙏🙏

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!